BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. (Hani, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI, 2007), angka nasional untuk AKI sebesar 228 per

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

HUBUNGAN UMUR DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. negara lainnya di dunia hampir sama yaitu akibat. pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).

Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. dari pertemuan sperma dan ovum sebagai rangkaian kejadian dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010), Anemia pada ibu hamil disebut Potensial danger of mother and child (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada hari terdepan. Anemia dalam kehamilan dapat memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu dalam hal kehamilan, persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai penyakit dapat timbul akibat anemia hingga dapat menyebabkan keguguran atau abortus. Tujuan dari MDGs (Millennium Developmen Goals, cetakkan 2008) adalah menurunkan angka kematian anak di bawah lima tahun dan menurunkan angka kematian ibu pada saat persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Menurut WHO (2007), 40% kematian Ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut. Frekuensi ibu hamil di 1

2 Indonesia yang mengalami anemia cukup tinggi sekitar 10% dan 20% dibandingkan di Amerika hanya 6%. Survey demografi dan kesehatan Indonesia (2008) menyebutkan bahwa angka kematian Ibu (AKI) tahun 2008 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini turun dibandingkan tahun 2002 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2008). Sedangkan anemia defisiensi besi dapat dicegah dengan pemberian suplemen zat besi, suplementasi zat besi selama hamil terbukti membantu mencegah defisiensi zat besi. Dari survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2005 didapatkan anemia defisiensi besi 25-30 % dari populasi (50-70 Juta Jiwa ) dengan 40 % dialami oleh wanita hamil. (Sunririnah. 2008). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi dan penyebab kematian ibu ada 2, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penyebab utama kematian maternal antara lain perdarahan pasca postpartum, eklampsi, penyakit infeksi, dan plasenta previa yang semua bersumber pada anemia defisiensi besi. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang menstimulasi atau merangsang terhadap terwujudnya sebuah perilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan memahami akibat anemia dan cara mencegah anemia maka akan mempunyai perilaku kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar dari berbagai akibat atau risiko dari terjadinya anemia kehamilan. Perilaku kesehatan yang demikian berpengaruh terhadap penurunan terjadinya anemia pada ibu hamil ( SDKI, 2007).

3 Menurut Depkes RI (2009), Kebutuhan zat besi pada saat kehamilan meningkat. Beberapa literatur mengatakan kebutuhan zat besi meningkat dua kali lipat dari kebutuhan sebelum hamil. Hal ini terjadi karena selama hamil, volume darah meningkat 50%, sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk membentuk hemoglobin. Selain itu, pertumbuhan janin dan plasenta yang sangat pesat juga memerlukan banyak zat besi. Dalam keadaan tidak hamil, kebutuhan zat besi biasanya dapat dipenuhi dari menu makanan sehat dan seimbang. Tetapi dalam keadaan hamil, suplai zat besi dari makanan masih belum mencukupi sehingga dibutuhkan suplemen berupa tablet besi. Di Indonesia prevalensi anemia pada ibu hamil menurut SKRT tahun 2001 masih cukup tinggi yaitu 40,1%. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan 80,7% perempuan usia 10-59 tahun telah mendapatkan tablet tambah darah yang mengandung besi-asam folat tetapi anemia ibu hamil mencapai 40-50%, artinya 5 dari 10 ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Risiko anemia akan meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Menurut Prawirohardjo (2010), Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan absorbs atau terlampau banyaknya besi keluar dari badan,, misalnya mengalami perdarahan. Anemia pada ibu hamil juga akan meningkatkan resiko kelahiran premature atau berat badan lahir rendah (BBLR), serta resiko perdarahan sebelum dan saat

4 persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya bila ibu hamil tersebut mengalami anemia berat. Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI, 2006) untuk mendeteksi anemia pada kehamilan maka pemeriksaan kadar Hb ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. Bila kadar Hb kurang dari 11 gram % pada kehamilan dinyatakan termasuk anemia dan harus diberikan suplemen tablet Fe, di minum secara teratur 1 tablet per hari selama 90 hari berturut-turut. Bila kadar Hb masih kurang dari 11 gram % disebut menderita anemia dalam kehamilan. Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah anemia gizi besi, hal ini disebabkan kurangnya asupan gizi dalam makanan karena gangguan resobsi, gangguan penggunaan atau pendarahan. (Breymann. 2005). Dampak yang dapat timbul akibat anemia adalah : keguguran (abortus), kelahiran prematur, persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin, serta anemia yang berat (<4 gr%) dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan (Wiknjosastro, 2005; Saifudin, 2006 ). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bowles (2010) menyatakan bahwa dalam penelitiannya yang dilakukan terhadap 61 wanita hamil, 50% menyatakan tidak patuh mengonsumsi suplemen besi. Menurut penelitian lain

5 di Perancis adalah 87% dikatakan bahwa tingkat kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi suplementasi besi (Adhikari et al,2011). Berdasarkan penelitian Mulyati (2007) menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh ibu hamil tentang kesehatan dalam kehamilan dapat membantu merawat kesehatan ibu hamil sendiri dan kandungannya secara baik sesuai pada pemilihan jenis makanan yang dikonsumsi selama kehamilan sehingga dapat dihindarkan resiko yang dapat mengakibatkan dampak buruk bagi ibu dan bayi. Seperti mengonsumsi tablet besi untuk ibu hamil merupakan penanggulangan anemia selama kehamilan. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan memahami akibat anemia dan cara mencegah anemia maka akan mempunyai perilaku kesehatan yang baik sehingga diharapkan dapat terhindar dari berbagai akibat atau resiko terjadinya anemia kehamilan. Perilaku kesehatan yang demikian dapat berpengaruh terhadap penurunan anemia pada ibu hamil. Kepatuhan dalam mengonsumsi tablet besi adalah ketaatan ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengonsumsi tablet zat besi. Kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi ini dapat di ukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang dapat mencegah anemia

6 karena kekurangan asam folat. Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena anemia. Berdasarkan data yang diperoleh dari RSB Asih Jakarta Selatan, pada bulan Januari-September 2014 tercatat jumlah kunjungan ibu hamil dengan kehamilan normal sebanyak 243 ibu hamil dengan 70 ibu hamil mengalami anemia. Jika dilihat dari data tersebut masih ada ibu hamil yang mengalami anemia disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang anemia sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi ibu dalam hal mengonsumsi zat besi setiap harinya. Kurang patuhnya ibu hamil dalam mengonsumsi zat besi dikarenakan rasa yang kurang nyaman pada saat mengonsumsi zat besi, seperti mual dan muntah. Semakin tinggi pengetahuan ibu hamil tentang anemia semakin patuh pula dalam hal mengonsumsi zat besi. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Dalam Mengonsumsi Zat Besi di RSB Asih Jakarta Selatan. 1.2. Identifikasi Masalah Dalam identifikasi masalah dijelaskan bahwa penyebab penyakit anemia tidak hanya disebabkan oleh perilaku ibu hamil dalam mengonsumsi zat besi melainkan dapat juga disebabkan oleh aktivitas ibu selama masa kehamilannya, kurangnya pengetahuan ibu tentang zat besi, kurang memakan makanan yang bergizi, kurangnya berolahraga atau senam hamil, dll.

7 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan teori yang ada bahwa banyak faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan anemia pada ibu hamil seperti aktivitas ibu selama kehamilan, kurangnya makanan bergizi, kurangnya berolahraga, dan lain-lain. Penelitian dibatasi hanya mengambil faktor dari kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi zat besi saja. 1.4. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah adalah sebagai berikut : Adakah Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Dalam Mengonsumsi Zat Besi di RSB Asih Jakarta Selatan?. 1.5. Tujuan Penelitian 1.5.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Dalam Mengonsumsi Zat Besi di RSB Asih Jakarta Selatan. 1.5.2. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik umur, pekerjaan dan pendidikan ibu hamil di RSB Asih Jakarta Selatan. 2. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang anemia di RSB Asih Jakarta Selatan.

8 3. Mengidentifikasi kepatuhan dalam mengonsumsi zat besi di RSB Asih Jakarta Selatan. 4. Menganalisa Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Dalam Mengonsumsi Zat Besi di RSB Asih Jakarta Selatan. 1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Bagi Peneliti Merupakan pengalaman berharga dan tempat latihan untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama menjalankan pendidikan di Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. 1.6.2. Bagi Masyarakat anemia. Masyarakat dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang 1.6.3. Bagi FIKES Dapat menambah dan melengkapi kepustakaan khususnya mengenai hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan kepatuhan dalam mengonsumsi zat besi di RSB Asih Jakarta Selatan.