I. PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5 0 C. Pola konsumsi energi dan

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Iklim Perubahan iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. A. Kesimpulan. 1. Pada daerah sentra produksi utama di Indonesia, perkembangan luas panen,

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono

BAB I PENDAHULUAN. iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun mampu menyerap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura,dan 12,77 juta rumah tangga dalam perkebunan. Indonesia

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka

BAB I PENGANTAR. pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara serta peningkatan

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Materi 04 Pertimbangan dalam Pemilihan Komoditas. Benyamin Lakitan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang di dunia masih mengandalkan sektor pertanian dalam

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungan dengan proses. infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bencana banjir dan longsor (Fadli, 2009). Indonesia yang berada di

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam ekonomi Indonesia. Potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

ADAPTASI DAN MITIGASI FENOMENA EL NIÑO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGY DAN INOVASI IPTEK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DAN LINGKUNGAN SEKTOR PERTANIAN BADAN LITBANG PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Provinsi Daerah Tingkat (dati) I Sumatera Utara, terletak antara 1-4 Lintang

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

PENYESUAIAN SISTEM PENATAAN RUANG TERHADAP PERUBAHAN IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. Tanaman nanas (Ananas comosus) adalah buah tropis ketiga yang paling penting

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pola Tanam. yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanaman, lahan dan kurun waktu tertentu

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

I. PENDAHULUAN. tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering merusak

A. Usaha pertanian dipengaruhi oleh kondisi lingkungan:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cahaya matahari secara tetap setiap tahunnya hanya memiliki dua tipe musim

ATMOSFER I. A. Pengertian, Kandungan Gas, Fungsi, dan Manfaat Penyelidikan Atmosfer 1. Pengertian Atmosfer. Tabel Kandungan Gas dalam Atmosfer

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan yang pada akhirnya menimbulkan dampak dampak negatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

SMP kelas 9 - GEOGRAFI BAB 1. Lokasi Strategis Indonesia Berkait Dengan Kegiatan PendudukLATIHAN SOAL

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Dimana Iklim secara langsung dapat mempengaruhi mahluk hidup baik manusia, tumbuhan dan hewan di dalamnya bahkan iklim dapat melakukan perubahan yang ekstrem terhadap bentuk muka alam. Seiring waktu, iklim telah membantu membentuk pegunungan, membentuk tanah, menentukan sifat sungai, dan membangun dataran. Setidaknya sampai munculnya irigasi dan industrialisasi, iklim merupakan faktor kunci dalam persediaan makanan dan menentukan di mana saja manusia bisa hidup. Sepanjang sejarahnya manusia memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam perubahan iklim bahkan sebelum revolusi industri terjadi, dimana kegiatan pembukaan hutan untuk kegiatan pertanian sudah terjadi baik pembuatan jalan, irigasi, dan perluasan lahan pertanian. Seharusnya perubahan orbit bumi telah menurunkan kadar karbon dioksida dan konsentrasi metana dari 8000 tahun yang lalu. Sebaliknya terjadi kenaikan konsentrasi metana, dan karbon dioksida pada masa awal era industrialisasi hingga terjadi kenaikan rata-rata suhu bumi sebesar 0.8 C dari sebelum masa revolusi industri (Pittock, 2009). Dampak perubahan iklim pada peningkatan temperatur sebenarnya sudah ditengarai sejak tahun 1990-an. Department for International Development (DFID), badan dari pemerintah Inggris yang mengurusi bantuan pembangunan untuk negaranegara lain) dan World Bank (2007) melaporkan rata-rata kenaikan suhu per tahun sebesar 0,3 derajat celsius. Pada tahun 1998 terjadi kenaikan suhu yang luar biasa mencapai 1 derajat celsius. Indonesia diprediksi akan mengalami lebih banyak hujan dengan perubahan 2-3 persen pertahun. Intensitas hujan akan meningkat, namun jumlah hari hujan akan semakin pendek, dan meningkatkan risiko banjir, tanah longsor, dan bencana alam lainnya. Secara umum, perubahan cuaca akan memicu kemarau panjang dan penurunan kesuburan tanah. Hal ini akan mempengaruhi kelangsungan produksi pangan secara nasional. Pemanasan global juga mengandung resiko yang besar akan kegagalan panen dan kematian hewan ternak. 1

Pertanian merupakan kegiatan produksi yang sangat tergantung pada input alamiah yang sudah tersedia di alam, baik lahan dan unsur hara di dalamnya, serta faktor klimatologis (suhu, sinar matahari, kelembaban udara, dan curah hujan) yang bernterakasi dalam proses tumbuh kembang tanaman untuk menghasilkan output berupa bahan pangan. Pertanian dalam makna sempit adalah usaha tani yang dikelola oleh rumah tangga petani dimana dapat di usahakan di tanah sawah dan ladang, dimana hasil dari usaha tersebut di gunakan untuk konsumsi keluarga dan jika terdapat sisa hasil biasanya akan dijual. Jadi kegiatan usaha pertanian terdapat pemenuhan kebutuhan makanan keluarga dan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Menurut Arbangiyah (2013) pola pertanian di desa Patak Banteng saat ini yang beroirientasi pada produksi pertanian sesuai permintaan pasar memberikan dampak meningkatnya kesejahteraan para petani. Salah satu indikator petani telah hidup sejahtera ialah tidak lagi mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokoknya tetapi menggantinya dengan nasi. Selain dampak perbaikan ekonomi tersebut terdapat pula perubahan ciri-ciri lokal dalam kehidupan penduduk seperti hilangnya gotong royong yang digantikan ketenagakerjaan sistem upah. Dimana pemilik lahan harus menyediakan makanan untukpara pekerja dan menggantu setiap hari kerja dari pekerja itu dengan tenaga kerja mereka sendiri. Dan untuk para petani yang memiliki lahan luas terjadi tukar menukar tenaga kerja yang tentunya diperlukan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan sistem tenaga kerja harian. Dampak perubahan iklim terhadap kegiatan pertanian mulai tampak dari meningkatnya permintaan terhadap bahan makanan namun tidak diimbangi dengan peningkatan produksi hasil pertanian. Dibeberapa wilayah, perubahan iklim (bertambahnya suhu dan intensitas matahari) dapat meningkatkan hasil usaha pertanian seperti di wilayah-wilayah eropa dan amerika bagian utara. Namun, di hampir wilayah lainnya, perubahan suhu dan sulitnya ketersediaan air memberikan dampak penurunan hasil pertanian terutama di daerah tropis yang sebelumnya telah memiliki suhu yang mendukung untuk kegiatan pertanian. Sektor pertanian, selain merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca, tetapi pertanian juga merupakan sektor yang paling terkena dampak akibat perubahan iklim, terutama tanaman pangan. Perubahan iklim telah menyebabkan penurunan 2

produktivitas dan produksi tanaman pangan akibat peningkatan suhu udara, banjir, kekeringan, intensitas serangan hama dan penyakit, serta penurunan kualitas hasil pertanian. Lebih lanjut Putra dan Indradewa (2011) menjelaskan bahwa peningkatan suhu udara di atmosfer sebesar 5 C akan diikuti oleh penurunan produksi jagung sebesar 40% dan kedelai sebesar 10-30%. Sementara itu, peningkatan suhu 1-3 C dari kondisi saat ini menurunkan hasil padi sebesar 6,1-40,2%. Pengaruh ini juga terlihat pada tanaman kacang-kacangan yang mengindikasikan kaitan antara penurunan curah hujan sebesar 10-40% dari kondisi normal dengan penurunan produksi sebesar 2,5-15%. Data lainnya terkait dengan cekaman kekeringan memberikan informasi bahwa El Ninoyang terjadi pada tahun 1997 dan 2003 menyebabkan menurunnya hasil padi sebesar 2-3%. Penurunan tersebut dapat menjadi lebih ekstrem apabila El Nino dibarengi dengan peningkatan suhu udara (Nurdin, 2012). Seorang ahli geografi Jan Palte cit Arbangiyah (2012) mengungkapkan Praktik pertanian di pegunungan memiliki variasi yang dramatis, sesuai dengan ketinggian, suhu udara, ketebalan kabut, keadaan tanah, curah hujan, keadaan air tanah, topografi, serta sumber daya yang dimiliki penduduk. Sekalipun demikian ada juga satu sifat yang hampir umum dimiliki pertanian di pegunungan: kerentanan terhadap erosi dan turunnya tingkat kesuburan. Tanah tegal di pegunungan tidak memiliki daya tahan ekologis seperti sawah beririgasi. Bila diusahakan dengan intensif, ia kehilangan kesuburan. Diterpa angin dan hujan ia mengalami erosi. Bila diusahakan secara terus-menerus ia menjadi tempat berkembangnya jamur dan berbagai hama. Saat ini, perubahan iklim bukan lagi menjadi perdebatan tentang keberadaannya tetapi sudah menjadi permasalahan bersama antar komunitas, antar instansi, bahkan hingga tingkat Negara untuk mendapat penanganan serius karena begitu banyak aspek kehidupan yang terkena dampaknya, apalagi sektor pertanian. Guna mempertahankan sekaligus meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan yang berhubungan erat dengan perubahan dan anomali iklim, maka diperlukan upaya strategis yang salah satu diantaranya melalui adaptasi dan modifikasi pengelolaan lingkungan pertanaman (Nurdin, 2012). 3

Saat ini, dengan teknologi modern, manusia bisa hidup di tempat-tempat yang sulit dihuni sebelumnya. Hal ini dapat dicapai dengan adanya akses transportasi dan ketersediaan bahan bangunan untuk pembangunan infrastruktur yang disesuaikan dengan iklim yang ada. Namun jika perubahan iklim terjadi secara ekstrem, masyarakat harus beradaptasi dengan mengubah kebiasaan yang sudah ada, aturan, dan infrastruktur, tentunya dengan biaya yang tentunya tidak sedikit. Melihat dari kondisi tersebut peneliti ingin mengetahui respons petani, terutama petani di daerah dataran tinggi tepatnya di Desa Patak Banteng terhadap isu dan dampak perubahan iklim serta faktor apa saja yang mempengaruhi respons petani terhadap isu dan dampak perubahan iklim di Desa Patak Banteng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. 2. Perumusan Masalah Saat ini, perubahan iklim merupakan fakta. Iklim telah tampak berubah, konkret, dan dapat diukur. Peningkatan dalam suhu udara rata-rata, kelembapan udara, curah hujan, dan intensitas cahaya matahari tidak hanya mungkin, tapi sudah dapat diamati. Seperti di ketahui juga, bahwa pertanian di dataran tingi sangat labil dan rumit, tidak seperti di dataran rendah yang cenderung stabil. Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan pertanian di dataran tinggi, para petani perlu mengamati perubahan yang ada dan harus siap untuk mengantisipasi dan beradaptasi baik dalam bentuk menciptakan inovasi baru ataupun mempersiapkan infrastruktur dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut.dengan adanya dampak perubahan iklim yang dimungkinkan akan mempengaruhi kegiatan pertanian petani di Desa Patak Banteng, maka saya akan mencoba mengambil perumusan masalah yaitu: a. Bagaimana respons petani terhadap isu dan dampak perubahan iklim di Desa Patak Banteng, Kabupaten Wonosobo? b. Faktor apa saja yang mempengaruhi respons petani terhadap isu dan dampak perubahan iklim di Desa Patak Banteng, Kabupaten Wonosobo? 4

3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Mengetahui respons petani terhadap isu dan dampak perubahan iklim di Desa Patak Banteng, Kabupaten Wonosobo. b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respons petani terhadap isu dan dampak perubahan iklim di Desa Patak Banteng, Kabupaten Wonosobo. 4. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Bagi pemerintah dan instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. b. Bagi masyarakat dan pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk menggali permasalahan dan pemecahan masalah yang terkait dengan hasil penelitian ini. c. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai wahana untuk mengembangkan pola pikir sekaligus menyumbangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. 5