II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

I. PENDAHULUAN. baku industri, pakan ternak, dan sebagai bahan baku obat-obatan. Di Indonesia,

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil pangan utama di Asia. Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BOCORAN KALIUM SEBAGAI INDIKATOR VIGOR BENIH JAGUNG. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedikit glukosa, fruktosa, dan maltosa. Komponen terbesar pati endosperm adalah

I PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu tanaman pangan yang menghasilkan makanan pokok

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

(1981) adalah menurunnya potensi tumbuh rnaksimum, daya berkecambah dan vigor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Batang kedelai berasal dari poros janin sedangkan bagian atas poros berakhir

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

MUTU BENIH JAGUNG PADA BERBAGAI CARA PENGERINGAN. Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter penelitian di. normal di akhir pengamatan (Fridayanti, 2015).

VIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) VARIETAS DERING-1 PASCASIMPAN LIMA BULAN ASAL PEMUPUKAN SUSULAN PADA DOSIS NPK MAJEMUK BERBEDA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Subekti (2010), biji jagung memiliki bentuk teratur, bergaris pada

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tebu Botani dan Syarat Tumbuh Tebu

MUTU FISIOLOGI BENIH JAGUNG (Zea mayzs L.) PADA BEBERAPA PERIODE SIMPAN

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan suatu komoditas hortikultura yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

VIABILITAS LIMA LOT BENIH KEDELAI (Glycine max L. Merill) PASCASIMPAN EMPAT BULAN DARI PEMUPUKAN NPK MAJEMUK SUSULAN SAAT R 3. Skripsi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(g/ kg gambut) D0(0) DI (10) D2 (20) D3 (30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merr.) memiliki nilai ekonomi yang cukup

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu ( Saccharum officinarum L.)

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. dan akar udara. Akar seminal merupakan akar-akar radikal atau akar primer

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih

TINJAUAN PUSTAKA Viabilitas Benih

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

1. PENDAHULUAN. Jagung manis merupakan tanaman hortikultura yang banyak disukai masyarakat,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

PENGARUH WAKTU PELEMBABAN PADA VIGOR BENIH KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) PASCASIMPAN TUJUH BULAN ASAL PEMUPUKAN NPK SUSULAN SAAT R 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

PENDAHULUAN. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai. Vigor Benih, Kemunduran dan Daya Simpan Benih

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGISIAN DAN PEMASAKAN BIJI

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh tingginya vigor awal yang merupakan hasil dari faktor innate (genetik) dan induced (lingkungan). Salah satu faktor lingkungan dalam produksi benih yaitu melalui teknik pemupukan. Menurut Dahlan (1992), pemupukan tanaman perlu diberikan perhatian yang tinggi. Takaran pupuk harus cukup untuk memperoleh hasil yang maksimum. Pupuk NPK majemuk mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium yang berperan dalam pembentukan kualitas benih (mutu benih). Dalam tubuh tumbuhan, nitrogen berperan sebagai bagian dari asam amino, protein, asam nukleat, dan koenzim. Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion NO - 3 dan NH + 4. Di dalam sitosol, ion NO - 3 dikonversi ke dalam bentuk NH + 4 yang selanjutnya digunakan dalam sintesis asam amino (Lakitan, 1995). Salisbury dan Ross (1995) mengungkapkan bahwa nitrogen akan disimpan pada sel-sel biji/benih pada struktur ikatan membran yang disebut badan protein (protein body). Nitrogen sangat berperan dalam pembentukan protein, makin tinggi kadar protein dalam benih makin tinggi vigor benih di lapang dan

11 berkorelasi sangat nyata dengan vigor tanaman dan hasil yang diperoleh (Lowe et al. 1972). Kadar N yang cukup dalam benih menyebabkan benih lebih tahan disimpan (Mugnisjah dan Nakamura, 1984). Menurut Syafruddin et al. (1996) dalam akil (2009), makin berat bobot benih makin tinggi cadangan energi dalam biji sehingga makin tahan disimpan. Fosfor dapat tersedia dalam tanaman sebagai ion H 2 PO - 4. Ion fosfat berperan penting dalam metabolisme energi yang tergabung dalam ATP yang merupakan bagian dari sekumpulan potensial energi kehidupan sel mahluk hidup. Fosfat terdapat dalam membran, gula fosfat, nukleotida, dan koenzim sebagai fosfolipid. Fosfor merupakan penyusun sel hidup, selain itu penyusun fosfolipid, nukleoprotein, dan fitin yang selanjutnya akan menjadi banyak tersimpan dalam biji (benih). Benih tersebut mampu meningkatkan ukurannya yang berkaitan dengan penimbunan cadangan makanan dalam benih (Timotiwu dan Nurmauli, 1996). Menurut Bewley dan Black (1986), senyawa fitin merupakan persenyawaan garam kalsium, magnesium dan kalium dari mioinositol heksafosfat. Mioinositol heksafosfat (asam fitat) adalah cadangan fosfat utama dan sumber hara makro di dalam benih. Senyawa fitin berfungsi sebagai sumber energi yang dipergunakan selama perkecambahan. Unsur P meningkatkan bobot biji yang selanjutnya dapat meningkatkan vigor dan ketahanan simpan benih (Mugnisjah dan Nakamura, 1984). Kadar P dalam tanah berkorelasi positif dengan kandungan P-total dalam biji, makin tinggi kadar P dalam biji vigor benih semakin tinggi. Kandungan P total dalam biji yang tinggi dapat meningkatkan fitin. Fitin merupakan bentuk simpanan P dalam benih yang

12 berperan dalam pemeliharaan energi. Unsur P apabila bergabung dengan ADP akan menjadi ATP yang berenergi tinggi (Copeland dan McDonald, 1976). Kandungan ATP dalam benih berkaitan dengan vigor benih, apabila kandungan ATP menurun, maka vigor juga semakin menurun. Pemberian P menurunkan kadar asam lemak bebas dalam biji, menurunnya kadar asam lemak bebas menyebabkan daya simpan benih meningkat (Syafruddin et al. 1996). Unsur kalium pada tanaman terdapat di dalam cairan sel berbentuk ion K +. Kalium mempunyai peran sebagai aktivator enzim (Epstein, 1972). Unsur K sangat penting dalam proses pembentukan dan pengisian polong/biji, selain itu berperan pula dalam proses metabolisme bersama unsur P seperti fotosintesis, metabolisme karbohidrat, dan transportasi asimilat dari daun ke seluruh jaringan tanaman (Supadma, 2007). Menurut Silahooy (2008), unsur K berfungsi sebagai media transportasi yang membawa hara-hara dari akar termasuk hara P ke daun. Kurangnya hara K dalam tanaman dapat menghambat proses transportasi dalam tanaman. Oleh karena itu, agar proses transportasi unsur hara maupun asimilat dalam tanaman dapat berlangsung optimal maka unsur hara K dalam tanaman harus optimal. Serapan hara K termasuk hara P dari tanah oleh tanaman dapat berlangsung optimal bila tersedia energi ATP yang cukup karena hara K dan P diserap tanaman melalui proses difusi yang memerlukan banyak energi dari ATP (Fitter dan Hay, 1991) Hasil penelitian Wardhana (2009) menyimpulkan bahwa benih yang diberi pupuk NPK majemuk secara bertingkat tidak berbeda untuk hasil daya berkecambah, keserempakan perkecambahan, bobot kering kecambah, dan uji daya hantar

13 listrik. Hasil perkecambahan berbeda pada kecepatan berkecambah benih dengan pemupukan bertingkat yaitu sebesar 20,14 % per etmal pada dosis tinggi dibandingkan dengan dosis rendah yang kecepatannya sebesar 19,04 % per etmal. Hasil penelitian Rusdi (2008) menyimpulkan bahwa benih yang diberi pupuk NPK susulan sampai dosis 100 kg/ha menghasilkan nilai daya hantar listrik yang semakin menurun. Artinya, diduga benih tersebut memiliki daya simpan yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan dosis NPK susulan yang diberikan. Hasil penelitian Setiawan (2003) dalam Wardhana (2009) menunjukkan bahwa dosis pupuk urea, SP-36 dan KCl dengan dosis 300 kg/ha menunjukkan daya berkecambah dan kecepatan tumbuh yang lebih besar dibandingkan dengan dosis di bawah 300 kg/ha. 2.2 Viabilitas dan Vigor Benih Kualitas benih dapat dilihat dari viabilitas dan vigornya. Menurut Copeland dan McDonald (1995), sebagian besar ahli teknologi benih dari kalangan perdagangan mengartikan viabilitas sebagai kemampuan benih untuk berkecambah dan menghasilkan kecambah secara normal. Menurut Sadjad (1993), vigor adalah suatu kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman yang berproduksi normal dalam keadaan yang sub optimum. Konsep viabilitas menurut Steinbauer-Sadjad, periode hidup benih berada pada tiga periode. Periode satu yang merupakan periode pembangunan benih yaitu saat fase antesis hingga benih masak fisiologis. Pada periode dua merupakan periode simpan, dan pada periode tiga merupakan periode kritikal benih.

14 Benih mencapai kematangan fisiologis sewaktu terikat dengan tanaman induknya. Pada saat kematangan fisiologis itu benih memiliki viabilitas dan vigor benih yang maksimal, demikian pula dengan berat keringnya. Pertumbuhan tanaman induk yang baik merupakan syarat yang mantap sewaktu kematangan benihnya. Hal inilah yang menjamin tingginya viabilitas dan vigor benih tersebut. (Kartasapoetra, 2003). Uji vigor benih bertujuan untuk menilai kemampuan benih untuk tumbuh di lingkungan beragamv(optimum-suboptimum). Pengujian ini amat penting karena pada pengujian viabilitas di laboratorium kondisi lingkungannya telah dibuat seoptimal mungkin sehingga peluang benih untuk berkecambah menjadi lebih besar. Menurut Mugnisjah dan Setiawan (1994), pengujian viabilitas benih berdasarkan pada kondisi lingkungan dapat dikelompokkan ke dalam viabilitas benih dalam kondisi lingkungan sesuai (favourable) dan viabilitas benih dalam kondisi lingkungan tidak sesuai (unfavourable). Pengujian viabilitas benih dalam kondisi lingkungan tidak sesuai termasuk ke dalam pengujian vigor benih. Perlakuan dengan kondisi lingkungan sesuai sebelum benih dikecambahkan tergolong untuk menduga parameter vigor daya simpan benih, sedangkan jika kondisi lingkungan tidak sesuai diberikan selama pengecambahan benih maka tergolong dalam pengujian untuk menduga parameter vigor kekuatan tumbuh benih.

15 Pengujian vigor dapat dilakukan dengan menggunakan uji kecepatan perkecambahan, keserempakan perkecambahan, dan uji daya berkecambah, serta uji Daya Hantar Listrik (DHL). Menurut sadjad (1993), variabel kecepatan perkecambahan mengindikasikan vigor suatu benih. Benih yang cepat tumbuh lebih mampu menghadapi kondisi lapang yang suboptimum. Semakin tinggi nilai kecepatan perkecambahan maka semakin tinggi pula vigor lot benih tersebut. Uji daya hantar listrik pada benih merupakan salah satu pengujian secara fisik untuk melihat tingkat kebocoran sel yang tinggi dan erat hubungannya dengan benih yang rendah vigornya. Semakin banyak elektrolit seperti asam amino, asam organik, dan ion lainnya yang dikeluarkan oleh benih ke air rendaman maka akan semakin tinggi pengukuran daya hantar listriknya. Prinsip pengujian konduktivitas listrik adalah mengukur jumlah larutan elektrolit atau ion yang keluar dari benih sdbagai akibat kebocoran membran sel menggunakan alat yang disebut konduktometer. Jumlah larutan elektrolit yang tinggi menunjukkan kebocoran yang tinggi yang menandakan membran sel mengalami kerusakan sehingga digolongkan lot benih bervigor rendah. Menurut Copeland dan McDonald (1995), benih bervigor rendah sebagai akibat dari deteorasi selama penyimpanan dan yang disebabkan oleh adanya luka mekanis. Vigor suatu benih dapat dideteksi secara dini dari integritas membran sel yang dapat diukur melalui konduktivitas bocoran benih.

16 Menurut Miguel dan Filho (2002) dalam Arief (2009) menyatakan bahwa pengujian daya hantar listrik benih dapat pula menggunakan indicator kebocoran kalium. Semakin tinggi bocoran kalium dan daya hantar listrik air rendaman benih, maka kecepatan perkecambahan, kecambah yang tumbuh, dan bobot kering kecambah juga akan semakin menurun.