PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran SEKTOR PERTANIAN

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BERITA RESMI STATISTIK

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I-2011

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2014 SEBESAR -2,98 PERSEN

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2014 SEBESAR 3,41 PERSEN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2009 SEBESAR 3,88 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Potensi Kerentanan Ekonomi DKI Jakarta Menghadapi Krisis Keuangan Global 1

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 SEBESAR 6,30 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan III-2013 Naik 2,91 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008 SEBESAR -3,94 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KINERJA PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN II 2014

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013 SEBESAR 2,93 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 SEBESAR 4,89 PERSEN

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2013

Laporan Finalisasi PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA TANGERANG. Triwulan IV Kategori

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Banten Triwulan III-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

Transkripsi:

TON PERSEN BAB 1 Sementara itu tumbuhnya kegiatan impor luar negeri sedikit diredam oleh melambatnya kinerja impor antar pulau. Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar di beberapa pelabuhan di Gorontalo. Impor barang konsumsi masih berada pada level stabil sementara penurunan terjadi pada impor barang konstruksi relatif menurun. Menurunnya impor barang konstruksi lebih didorong oleh melambatnya kegiatan ekonomi sektor konstruksi di Gorontalo selama triwulan III-2010. Impor semen melambat 18% (y.o,y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 57,03 % (y.o.y) 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2008 2009 2010 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00-20.00-40.00 VOLUME IMPOR gvolume IMPOR (yoy) Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang 1.2 SISI PENAWARAN Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan IV-2010 menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor sektor yang berkontribusi dalam memberikan dorongan perekonomian antara lain : pertanian, industri pengolahan, listrik-gas-air bersih, perdagangan-hotel-restoran, dan pengangkutan-komunikasi. Sementara kinerja sektor pertambangan, konstruksi, keuangan dan jasa-jasa cenderung melambat. Tumbuhnya kinerja sektor pertanian memberikan stimulan positif bagi pertumbuhan ekonomi Gorontalo triwulan IV-2010 mengingat pertanian memberikan kontribusi hampir 27% terhadap total keseluruhan PDRB. Sementara itu momen liburan akhir tahun, kegiatan haji dan Natal turut menggerakan kinerja sektoral yaitu di sisi perdagangan-hotel-restoran serta pengangkutan-komunikasi. Namun di sisi lain, kinerja sektor utama bangunan cenderung melambat yang diikuti oleh melambatnya kinerja sektor pertambangan dan jasa-jasa. Perlu diketahui bahwa kedua sektor dimaksud terkait erat dengan kinerja sektor konstruksi mengingat sektor pertambangan lebih didominasi oleh pertambangan galian C sementara sektor jasa-jasa lebih didominasi oleh jasa pemerintahan umum termasuk jasa konstruksi didalamnya.. 8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 BANK INDONESIA

*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo 1.2.1 SEKTOR PERTANIAN. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan IV-2010 memberikan efek positif dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi regional secara umum. Sektor pertanian tumbuh 14,10% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya (1,22% y.o.y). Pertumbuhan sektor ini didukung oleh cuaca yang kondusif dengan curah hujan merata sepanjang triwulan IV-2010. Apabila dilihat dari agregat harga berlaku, produksi pertanian pada triwulan IV-2010 sebenarnya masih di bawah produksi pertanian di triwulan III-2010. Namun secara statistik meningkat signifikan mengingat produksi pertanian Gorontalo pada triwulan yang sama tahun sebelumnya merosot akibat terjadi kegagalan satu kali musim panen karena pengaruh kekeringan. SEKTOR 2009 2010 2009 I II III IV I II III IV 2010P 1. PERTANIAN 7.74 5.42 (2.89) 5.18 3.49 1.52 1.35 1.22 14.10 4.10 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 9.23 12.91 20.17 14.82 14.44 20.65 13.07 7.52 3.20 10.58 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6.38 2.32 4.76 1.48 3.66 11.05 10.33 6.96 7.23 8.81 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.51 6.53 7.85 4.30 6.51 7.72 9.15 5.63 8.79 7.81 5. BANGUNAN 9.78 12.86 18.91 15.87 14.51 19.25 12.84 8.86 7.26 11.69 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7.60 8.20 10.35 8.46 8.67 9.02 9.79 10.59 11.35 10.22 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8.56 9.82 11.01 7.29 9.16 11.81 9.17 9.10 9.52 9.86 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 6.92 7.23 10.95 11.00 9.06 8.36 9.50 9.08 8.88 8.96 9. JASA-JASA 7.00 7.49 11.82 13.60 10.02 10.92 9.34 4.18 3.84 6.93 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 7.66 7.22 6.60 8.78 7.54 8.38 7.33 5.71 9.26 7.63. Grafik 1.22 Grafik 1.23 Perkembangan Produksi Pertanian Komposisi Produksi Pertanian Gorontalo Apabila diperhatikan produksinya, pertanian tanaman bahan makanan masih memberikan kontribusi yang sangat besar (43%) dengan komoditas utama padi dan jagung. Produksi jagung Gorontalo selama triwulan IV-2010 mencapai 127.055 ton yang dipanen pada lahan seluas 25.678 hektar. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, produksi jagung pada saat itu hanya mencapai 35.471 hektar dengan luas panen 7.568 hektar. Nampak secara tahunan, produksi triwulan IV-2010 tumbuh sebesar BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 9

258,19% (y.o.y) terhadap tahun 2009. Daya dukung cuaca yang ditandai curah hujan yang merata sepanjang triwulan IV-2010 mendorong produktivitas pertanian jagung lebih baik. Dilihat dari tingkat produktivitasnya, pertanian Jagung triwulan IV-2010 sebesar 4,94 ton/ha lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 4,61 ton/ha maupun tahun sebelumnya sebesar 4,68 ton/ha. Grafik 1.24 Grafik 1.25 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama Sementara itu perkembangan pertanian padi pada triwulan IV-2010 menunjukkan kontraksi (-26,67% y.o.y). Produksi padi hanya mencapai 17.852 ton yang dipanen pada lahan seluas 3.630 hektar atau menurun cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 118.874 ton maupun produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 24.344 ton. Menurunnya produksi padi triwulan IV-2010 karena pada triwulan III-2010, pertanian padi baru saja melaksanakan panen raya sepanjang tahun 2010 sehingga menyebabkan luas pertanaman padi pada triwulan III-2010 tersebut menurun. Dilihat dari produktivitasnya, pertanian padi selama triwulan IV-2010 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV-2010 produktivitas mencapai 4,92 ton/ha sementara pada triwulan sebelumnya mencapai 5,43 ton/ha. Sampai dengan akhir tahun 2010, secara kumulatif tahunan perkembangan pertanian jagung diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2009 sementara produksi padi diperkirakan sedikit lebih rendah. Dinas Pertanian dan BPS dalam ARAM III- 2010 memperkirakan bahwa produksi padi tahun 2010 sebesar 255.343 ton sedikit lebih rendah dibandingkan produksi padi tahun 2009 sebesar 256.934 ton sementara produksi jagung tahun 2010 mencapai 580.870 ton lebih tinggi dibandingkan produksi jagung tahun 2009 sebesar 569.110 ton. Semakin terbatasnya luas lahan menjadi hal yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan produksi pertanian di Gorontalo. 10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 BANK INDONESIA

Tabel 1.3 ARAM III Pertanian Jagung Tabel 1.4 ARAM III Pertanian Padi Berdasarkan angka ramalan III-2010 menunjukkan bahwa poduksi jagung hingga akhir tahun 2010 mencapai 580.000 ton, hal tersebut jauh lebih rendah dibandingkan kuota ekspor luar negeri yang harus dipenuhi oleh Gorontalo kepada negara mitra dagang. Kuota ekspor yang diperjanjikan antara Gorontalo dengan Malaysia (1 juta ton) dan Gorontalo dengan Korea (1,5 juta ton). Ekstensifikasi lahan sudah sangat terbatas untuk dilakukan. Pemikiran KADIN Sulsel untuk melakukan kerjasama perdagangan dengan Sulawesi Selatan dalam pemenuhan kuota ekspor layak dikaji oleh pemerintah daerah untuk mampu memenuhi kuota ekspor yang telah disepakati antara Pemda dengan Pemerintah Malaysia dan Korea. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 11

1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Perkembangan sektor pengangkutan pada triwulan IV-2010 menunjukkan kondisi yang meningkat. Pada triwulan IV-2010 sektor ini tumbuh 9,52% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2010 sebesar 9,10% (y.o.y). Kinerja sektor pengangkutan menunjukkan peningkatan terkait liburan sekolah, pemberangkatan jemaah haji, natal dan tahun baru. Peningkatan sektor angkutan secara keseluruhan disumbang oleh meningkatnya sub sektor angkutan darat dan udara sementara sub sektor angkutan laut diperkirakan menurun. Grafik1.26 Perkembangan Penumpang Pesawat Tumbuhnya sub sektor pengangkutan udara tercermin dalam peningkatan jumlah penumpang angkutan udara. Tercatat selama triwulan IV-2010 jumlah penumpang angkutan udara yang terlayani tumbuh sebesar 18,67% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan III- 2010 (17,90%). Jumlah penerbangan yang tiba dan berangkat dari Gorontalo juga meningkat dari 662 penerbangan menjadi 677 penerbangan Meningkatnya kinerja sub sektor angkutan darat dikonfirmasi oleh tumbuhnya tingkat konsumsi BBM dan tingkat penghimpunan pajak kendaraan bermotor. Tingkat konsumsi bahan bakar transportasi darat selama triwulan IV-2010 tumbuh sebesar 13,97% (y.o.y) untuk premium dan 10,90% (y.o.y) untuk solar, lebih baik dibandingkan pertumbuhan selama triwulan III-2010 yang mencapai -5,59% (y.o.y) untuk premium dan 2,73% (y.o.y) untuk solar. Sementara itu prompt indikator penghimpunan pajak kendaraan bermotor masih menunjukkan arah yang stabil. Penghimpunan pajak kendaraan bermotor tumbuh 35,35% (y.o.y) hampir sama dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 34,14% (y.o.y) Grafik 1.27 Grafik 1.28 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor Realisasi Penjualan BBM Transportasi 12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 BANK INDONESIA

Sementara itu kinerja sub sektor angkutan laut dan ferry pada triwulan IV-2010 menunjukkan penurunan. Selama triwulan laporan, jumlah penumpang ferry tercatat sebesar 24.400 orang dengan laju 24,21% (y.o.y) sementara pada triwulan III-2010 melayani 28.953 penumpang dengan laju 55,79 (y.o.y). Sementara arus barang melalui laut juga mengalami penurunan, jumlah kargo laut mencapai 165.947 ton atau terkontraksi 6,87% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2010 sebesar 13,08% (y.o.y). Grafik 1.29 Grafik 1.30 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut 1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN Perkembangan sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) di Gorontalo menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor PHR pada triwulan IV-2010 tumbuh 11,35% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2010 sebesar 10,59% (y.o.y) Momen liburan sekolah, perayaan Idul Adha, Natal dan Tahun Baru diperkirakan memberikan dorongan signifikan pada kinerja sektor ini Sub sektor perdagangan tumbuh dari 11,55% (y.o.y) pada triwulan III-2010 menjadi 12,48% (y.o.y) pada triwulan laporan. Tumbuhnya kinerja sektor perdagangan dikonfirmasi oleh meningkatnya pertumbuhan kredit perdagangan. Sampai dengan triwulan IV-2010 kredit perdagangan tumbuh 16,67% (y.o.y) lebih baik dibandingkan kondisi September 2010 yang tumbuh 12,89% (y.o.y). Demikian juga untuk volume bongkar yang tumbuh cukup baik hingga menjelang akhir tahun 2010. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 13

Grafik 1.31 Grafik 1.32 Kredit Perdagangan Volume Muat Pelabuhan Sementara itu sub sektor perhotelan diperkirakan mengalami penurunan, hal tersebut dikonfimasi oleh data tingkat penghunian hotel (TPK) yang menunjukkan penurunan selama triwulan IV-2010. TPK bulan Desember mencapai 34,00% lebih rendah dibandingkan kondisi September sebesar 35,63% Grafik 1.33 Tingkat Hunian Hotel 1.2.4 SEKTOR BANGUNAN Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan perlambatan, pada triwulan IV-2010 kinerja sektor ini diperkirakan tumbuh sebesar 7,26% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,86 % (y.o.y) Pemerintah Daerah mengeluhkan bahwa pelaksanaan proyek-proyek fisik infrastruktur banyak yang tertunda. Walaupun secara nominal pengeluaran belanja modal pada triwulan IV-2010 menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya, namun realisasi tersebut masih dibawah target anggaran. Realisasi belanja modal Pemprov hanya mencapai 78% selama tahun 2010. Wakil Gubernur memberikan penekanan terhadap penyelesaian beberapa proyek utama antara lain proyek penyelesaian jalan by-pass bandara Jalaluddin, pengembangan pelabuhan Tilamuta dan Pohuwato serta pembangunan bendungan Paguyaman. 14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 BANK INDONESIA

Grafik 1.34 Grafik 1.35 Belanja Modal APBD Penjualan Semen Menurunnya kegiatan konstruksi tersebut dikonfirmasi oleh prompt indikator angka penjualan semen dan pertumbuhan kredit konstruksi di Gorontalo. Angka penjualan semen pada Desember 2010 tumbuh 152,14% (y.o.y), lebih baik dibandingkan kondisi September yang tumbuh 14,74% (y.o.y), sementara pertumbuhan kredit konstruksi sampai dengan triwulan IV-2010 mencapai 19,34% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 37,44% (y.o.y) 1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Kinerja sektor keuangan diperkirakan tumbuh 8,88% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2010 sebesar 9,08% (y.o.y). Kondisi ini lebih didorong oleh melambatnya sub sektor keuangan sementara sub sektor lainnya relatif tumbuh stabil. Net Interet Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang menurun. Sampai dengan bulan Desember 2010, NIM perbankan mencapai Rp 457 Miliar atau tumbuh 42,61% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan NIM periode September 2010 yang tumbuh 50,31% (y.o.y). Menurunnya NIM perbankan didorong oleh menurunnya pertumbuhan pendapatan bunga. Grafik 1.36 Grafik 1.37 NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 15

1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Perkembangan sektor industri di Gorontalo diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor industri pada triwulan IV-2010 tumbuh 7,23% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 6,96% (y.o.y). Pertumbuhan kinerja disektor ini ditunjukkan oleh beberapa prompt indikator yaitu realisasi kredit industri pengolahan, penjualan BBM industri, penjualan listrik industri, ekspor luar negeri komoditas gula dan survei industri pengolahan besar-sedang. Berdasarkan survei industri pengolahan besar-sedang, meningkatnya kinerja industri tampak pada industri pakaian jadi, serta industri barang-barang dari kayu. Meningkatnya permintaan masyarakat menjelang akhir tahun untuk komoditas pakaian diperkirakan mendorong produksi pakaian jadi di Gorontalo. Sementara itu kinerja industri gula diperkirakan juga mengalami peningkatan. Ekspor luar negeri gula dari Gorontalo pada triwulan IV-2010 mencapai USD 2,06 juta lebih baik dibandingkan nilai ekspor triwulan III- 2010 sebesar USD 1,63 juta. Meningkatnya kinerja industri pengolahan ditunjukkan oleh perkembangan kredit industri yang masih tumbuh 30,30% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan III-2010 yang terkontraksi 34,71%(y.o.y). Angka penjualan listrik dan BBM turut mengkonfirmasi peningkatan kinerja sektor industri di Gorontalo. Konsumsi listrik industri tumbuh 37 % (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,84% (y.o.y), sementara itu konsumsi BBM tumbuh stabil 6,80% (y.o.y). Grafik 1.38 Tabel 1.39 Konsumsi Listrik Industri Perkembangan Kredit Perdagangan Grafik 1.40 Tabel 1.5 Konsumsi BBM Industri Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang 16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 BANK INDONESIA

1.2.7 SEKTOR LAINNYA Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan IV-2010 tumbuh 8,79% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 5,63% (y.o.y), khususnya pada sub sektor listrik. Daya tersambung sampai dengan Desember 2010 mencapai 106.191 KVA atau meningkat dibandingkan posisi September 2010 yang mencapai 101.521 KVA. Sementara itu pembangunan PLTU Anggrek sampai dengan Desember 2010 terus dipercepat penyelesaiannya, dalam bulan September dan November telah didatangkan mesin-mesin pembangkit yang diimpor dari luar negeri untuk mengejar target operasional pada 2011. Grafik 1.41 Grafik 1.42 Realisasi Penjualan Listrik PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa. Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2010 menurun dibandingkan triwulan III-2010. Sektor ini tumbuh 3,2% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 7,52% (y.o.y). Hal ini seiring dengan perkembangan kinerja sektor bangunan di Gorontalo yang menunjukkan perlambatan, karena pertambangan di Gorontalo sampai dengan saat ini masih didominasi oleh bahan galian C. Sementara itu Pemerintah Provinsi telah memberikan izin kepada PT Gorontalo Mineral untuk melakukan eksplorasi emas di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Menurut Pemerintah Daerah, diperkirakan melalui hasil pertambangan emas dimaksud mampu memberikan kontribusi pada PDRB hingga mencapai Rp 10 Triliun/tahun. Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2010 tumbuh 3,84% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2010 yang tercatat sebesar 4,18% (y.o.y). Melambatnya kinerja jasa-jasa terutama didorong oleh menurunnya jasa pemerintahan umum. Jasa Pemerintahan umum ini erat kaitannya dengan pembiayaan APBD Pemda. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 17

BOX 1 : BIAYA ANGKUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP DAYA SAING KOMODITAS DAERAH Pengembangan jaringan transportasi darat, laut dan udara merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung sistem logistik pemindahan barang. Penelitian dan survey Global Competitiveness Index (GCI) yang dilakukan oleh World Economic Forum pada tahun 2007-2008 menempatkan Indonesia pada urutan ke 54 dari 131 negara yang disurvey, berada dibawah Thailand (28), Malaysia (21), dan Singapura (7). Dalam laporan survey Logistics Performance Index (LPI) tahun 2007, Bank Dunia menempatkan Indonesia pada posisi ke 43, dari 150 negara yang di survey, berada dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Khusus untuk salah satu dari 7 (tujuh) tolok ukur yang ada dalam LPI diatas, indikator biaya logistik domestik Indonesia berada di peringkat 92 dari total 150 negara yang disurvey. Porsi biaya logistik terhadap harga barang adalah sekitar 20% lebih. Biaya logistik negara di dunia memiliki besaran sekitar 10%-20% untuk negara maju dan berkembang. 1 Menyimak kondisi pengiriman logistik di timur, beban angkut merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang daya saing komoditas daerah untuk dapat mencapai pasar yang lebih luas mengingat mengandalkan pasar lokal di timur saja akan sangat terbatas. Namun hal tersebut menjadi terkendala ketika beban angkut yang ditimbulkan selama proses tranportasi barang menjadi sangat mahal. Gambar 1.1 Tarif biaya angkut domestik dan Internasional di Wilayah Timur Indonesia 1 PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SEKTOR LOGISTIK INDONESIA, Kemenko, 2008 18 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 BANK INDONESIA

Dapat diperbandingkan ketika suatu komoditas dari wilayah timur diperdagangkan untuk mencapai pasar ekspor antar pulau di Jawa maupun diluar negeri, maka komoditas tersebut umumnya tidak dikirimkan dari pelabuhan laut setempat secara langsung ke daerah pasar, melainkan harus transit terlebih dahulu melalui pelabuhan laut internasional di Makassar, Surabaya dan Jakarta. Kondisi ini mendorong beban yang harus ditanggung pengusaha tersebut akan sangat mahal. Dibawah ini adalah ilustrasi pengiriman barang ekspor dari Gorontalo ke Malaysia melalui pelabuhan Makassar atau Surabaya. Diketahui bahwa untuk pengiriman logistik dari Gorontalo ke Malaysia memerlukan biaya sebesar US$ 1500 dimana 80%nya adalah biaya angkut domestik yang jaraknya hanya 53% dari keseluruhan jarak tempuh pengiriman barang. Dengan komoditas sejenis yang dipasarkan dari Jawa ke Malaysia tentu saja komoditas dari Gorontalo akan kalah bersaing di sisi harga perolehan. Kondisi inilah yang mengakibatkan sektor industri pengolahan di Gorontalo kurang berkembang karena hanya terbatas pada pasar lokal sementara apabila merambah pasar nasional maupun luar negeri akan sulit bersaing dengan komoditas sejenis yang diproduksi dari Jawa. Gambar 1.2 Ilustrasi Jarak Tempuh vs Biaya Angkut Beberapa hal melatarbelakangi mahalnya biaya angkut yaitu : - Jumlah perusahaan pelayaran barang masih sangat terbatas, sehingga dimungkinkan terjadi praktik kartel. - Jumlah komoditas ekspor luar negeri/antar pulau masih kurang sehingga biaya angkut keseluruhan dibebankan pada jumlah tonase yang sedikit. - Infrastruktur pelabuhan dan bongkar muat masih terbatas sehingga waktu antrian kapal cukup lama, kondisi ini menimpulkan biaya tunggu yang cukup mahal bagi perusahaan pelayaran. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 19

Halaman ini sengaja dikosongkan 20 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 BANK INDONESIA