Disusun Oleh ASTRID J

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya

PENGARUH INTERVENSI GLUKOSA ORAL 30% TERHADAP RESPON NYERI BAYI DENGAN IMUNISASI DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO

PENGARUH PEMBERIAN GLUKOSA ORAL 40% TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN IMUNISASI PENTAVALEN DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

PENGARUH KOMPRES ES TERHADAP TINGKAT NYERI SAAT IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9 BULAN DI DESA SANGGUNG SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

ABSTRAK PERBANDINGAN WAKTU TOLERANSI NYERI PADA MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

CHARISA CHAQ ( S) RIZKA YUNI FARCHATI ( S)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

ABSTRAK PENGARUH MUSIK YANG DISUKAI DAN MUSIK RELAKSASI TERHADAP PERSEPSI NYERI

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

PENGARUH BREASTFEEDING TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN IMUNISASI DI PUSKESMAS KASIHAN 2 YOGYAKARTA

ABSTRAK PENGARUH MENDENGARKAN MUSIK KLASIK DAN JAZZ TERHADAP READING COMPREHENSION PADA WANITA DEWASA MUDA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

Abstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

Yecy Anggreny, Armansyah, Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Respon Fisiologis pada Pasien yang Mengalami Kecemasan Praoperatif Ortopedi

PENGARUH MENDENGARKAN AYAT SUCI AL QURAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN SEBELUM TINDAKAN EKSTRAKSI GIGI

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BAYI DI KELURAHAN JATIREJO GUNUNG PATI DAN DI KELURAHAN KRAPYAK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

Dio Angga Dewa, 2012, Pembimbing 1 : Jo Suherman,dr.,MS.,AIF. Pembimbing 2 : Jeanny Ervie Ladi, dr., M.Kes.

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPRETASI ELECTROCARDIOGRAM (ECG) PERAWAT DENGAN PEMBELAJARAN PELATIHAN DAN MULTIMEDIA DI RSUD DR.

PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

PENGARUH TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL DAN AROMATHERAPY LAVENDER EYEMASK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA MAHASISWA FISIOTERAPI D3 ANGKATAN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

Clinical Science Session Pain

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol IX No 1, Maret 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK GENDHING SUBOSITI TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN IMUNISASI PENTAVALEN DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjanaa Keperawatan Disusun Oleh : ASTRID AYU ALAIKA J210131025 PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

UNI11ERSTTAS MUHAMMADTYAII SURAKARTA FAI(IL'TAS ILMU KESEIIATAN Jl' A' Yaf Trurst Pm l-?sekr, Krtsura Telp' (t}z7ll?t7417 Fax : 715448 Surakarta 57102 Snrst Persettiril Artikcl PEbliligsi trmiah }'ang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas,akhir : Pembimbing I Nama : Abi Muhlisin" SKlv{., NLKep. Pembimbingll Nama : Endang Zulaicba S- SJ(p- MKcP. Telatr membaca dan mencerm*i nadrah artikel Pblikasi ilmiah' yang merupakan ringkasan skripsiltugas akhir &ri mahasiswa : Nama NIM Fakultas Program Studi Judul esridayualaika I 2r0 t1t v)5 Ilmu Kesehrtm KeperawaAn PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK GENDHING SI]BOSM TERHADAP RESPON }.IYERI PADA BAYT YANG DILAKUKA}I IMUNISASI PENTAVALEN DI PUSKESMAS BAKI SUKO}IARIO Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergtmakan seperlunya. surakarla 21 Mci 2015 Pembimbing II (Abi Muhlisin, M.Kep.) (Endang Zulaicha S, S.Kp.' M.Kep)

1 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK GENDHING SUBOSITI TERHADAP RESPON NYERI PADA BAYI YANG DILAKUKAN IMUNISASI PENTAVALEN DI PUSKESMAS BAKI SUKOHARJO 1 Astrid Ayu Alaika, 2 Abi Muhlisin, 3 Endang Zulaicha S Abstrak Imunisasi pada bayi merupakan tindakan yang dapat menimbulkan trauma, karena hal tersebut menyebabkan nyeri.salah satu teknik manajemen nyeri non-farmakologi adalah dengan terapi musik.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi musik Gendhing Subositi terhadap respon nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi.metode penelitian yang digunakan, yaitu quasi experiment, dan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling.sampel berjumlah 30 responden yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu 15 orang sebagai kelompok intervensi dan 15 orang sebagai kelompok kontrol. Intervensi diberikan mulai dari 10 menit sebelum injeksi, sampai dengan 5 menit setelah injeksi. Pengukuran respon nyeri dilakukan dengan menggunakan skala perilaku FLACC (Face, Leg, Activity, Cry, and Consolability), pada saat injeksi, tiga menit (tiga menit setelah injeksi), dan lima menit (lima menit setelah injeksi). Analisis perbedaan respon nyeri menggunakan uji Mann- Whitney. Hasil uji statistik dengan tingkat kepercayaan 95%, didapatkan nilai p = 0,116 (p > 0,05) pada saat injeksi, pada menit ketiga dan kelima terdapat perbedaan respon nyeri yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dengan nilai p = 0,002 (p < 0,05) pada menit ketiga dan nilai p = 0,002 (p < 0,05) pada menit kelima. Kesimpulan terdapat pengaruh pemberian terapi musik Gendhing Subositi terhadap respon nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi. Kata Kunci :nyeri, bayi, imunisasi pentavalen, terapi musik gendhing subositi.

2 THE EFFECT OF GENDHING SUBOSITI MUSIC THERAPY ON PAIN RESPONSE IN INFANTS PERFORM PENTAVALEN IMMUNIZATION IN BAKI HEALTH CENTER OF SUKOHARJO 1 Astrid Ayu Alaika, 2 Abi Muhlisin, 3 Endang Zulaicha S Abstract Immunization in infants is an action that can lead to trauma, because it can cause pain. One of non-pharmacological pain control technique is by music therapy. The purpose of this study was to determine the effect of Gendhing Subositi music therapy on pain response in infants perform immunization. This study was a quasi experiment with accidental samplingmethod. 30 respondents are studied in this research, which was divided into two groups, 15 respondents as intervention group and 15 respondents as control group. Gendhing Subositi music therapy was given at 10 minutes before injection until 5 minutes after injection. The response of pain were measured by FLACC behavior scale (Face, Leg, Activity, Cry, and Consolability) when injection, third minutes (three minutes after injection), and fifth minutes (five minutes after injection). The pain response were analysed by using Mann-Whitney test. The results of statistical tests with 95% level of confidence, showed p value = 0,116 (p > 0,05) when injection, on third minutes and fifth there was significance difference in pain response between intervention group and control with p value = 0,002 (p < 0,05) on third minutes and p value = 0,002 (p < 0,05) on fifth minutes. This study shows that Gendhing Subositi music therapy has positive effect on pain response in infants perform immunization. Keywords:pain, infants, pentavalen immunization, gendhing subositi music therapy.

3 PENDAHULUAN Imunisasi adalah cara untuk mencegah seseorang dari menderita suatu penyakit dengan meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap penyakit tersebut (Depkes RI, 2009). Program imunisasi pada anak untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-HB, empat kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak. Metode menyuntikkan vaksin ke dalam tubuh anak, baik dengan cara intrakutan, subkutan, maupun intra muskuler, dilakukan saat pemberian sebagian besar dari imunisasi dasar, seperti BCG, hepatitis B, DPT, dan campak. Hal ini berarti anak mendapatkan ± 5 kali suntikan dalam satu tahun kehidupan pertamanya.tindakan tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri pada anak (Astuti, 2011). Dalam penelitiannya mengenai respon stres pada bayi yang dilakukan tindakan yang menimbulkan nyeri, Grunau, Weinberg, & Whitfied(2004) menyebutkan bahwa sebelum dan sesudah tindakan terjadi perbedaan respon kortisol.respon kortisol meningkat setelah dilakukan tindakan menyakitkan pada bayi, sehingga mengindikasikan bayi mengalami stres yang diakibatkan oleh tindakan tersebut.hal ini menjelaskan bahwa rasa sakit yang diakibatkan karena imunisasi dapat menyebabkan stres pada bayi dan dapat berakibat jangka pendek maupun jangka panjang.menurut Hidayat (2005), peristiwa yang dapat menimbulkan trauma pada anak, seperti cemas, marah, nyeri, dan lain-lain merupakan beberapa kasus yang sering dijumpai di masyarakat. Apabila hal tersebut tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak dan tentunya akan menganggu perkembangan anak. Dengan demikian, untuk mengurangi dampak psikologis dari tindakan keperawatan yang diberikan, atraumatic care sebagai bentuk perawatan terapeutik, dapat diberikan kepada anak dan keluarga. Pedak (2009) menyebutkan bahwa melalui penelitian, musik dikenal sebagai fasilitas perangsang relaksasi nonfarmasi yang aman, murah, dan efektif.musik tidak seperti obat karena musik tidak memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan.perasaan tenang dan rileks, serta berkurangnya rasa nyeri, dapat ditimbulkan dengan adanya musik.musik dapat menenangkan bayi dan anak-anak. Persepsi dan pengalaman nyeri dapat dikurangi dengan musik, serta musik mampu meningkatkan toleransi terhadap nyeri akut dan kronis, Dengan pelepasan endorfin, musik dapat mengalihkan perhatian dari rasa nyeri, memecah siklus kecemasan dan ketakutan yang meningkatkan reaksi nyeri dan memindahkan perhatian pada sensasi yang menyenangkan. Musik gamelan Jawa memiliki kekuatan membuat orang menjadi mengantuk dan tertidur, sehingga dapat digunakan untuk terapi (Astono, dkk, 2006). Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Purwanto (2008), musik gamelan Jawa terbukti dapat mengurangi intensitas nyeri pada pasien post operasi ruang bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Menurut Djohan (2006), musik stimulatif memiliki efek meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, sedangkan musik sedatif atau relaksasi memiliki efek sebaliknya, yaitu menenangkan, menurunkan detak jantung dan tekanan darah, serta tingkat rangsang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh pemberian terapi musik Gendhing Subositi terhadap respon nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi Pentavalen di Puskesmas Baki Sukoharjo.

4 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan, yaitu quasi experiment, rancangan penelitian yang digunakan, yaitu nonequivalent control group, after only design.pada rancangan ini, kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dipilih secara non random.rancangan ini menggunakan pos tes pada kedua kelompok tanpa dilakukan pre tes terlebih dahulu.populasi dari penelitian ini adalah bayi yang mendapatkan imunisasi Pentavalen III di Puskesmas Baki Sukoharjo.Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, jumlah sampel 30 responden.waktu penelitian pada tanggal 8 Januari - 25 Februari 2015. Variabel independen adalah terapi musik Gendhing Subositi,pemberian intervensi musik dilakukan dengan menggunakan rekaman musik gamelan Jawa Gendhing Subositi, yang diperdengarkan pada bayi melalui MP3 dari handphone, yang diletakkan di dekat bayi, dilakukan 10 menit sebelum injeksi sampai 5 menit setelah injeksi. Terapi musik Gendhing Subositi dilakukan di ruangan yang telah dimodifikasi sehingga tidak terdengar suara dari luar ruangan, sehingga bayi mendengarkan suara rekaman musik gamelan dalam ruangan yang tenang dan hening. Variabel dependen adalah respon nyeri bayi, yang diukur dengan skala perilaku FLACC (Face, Legs, Activity, Cry, Consolability) merupakan skala pengukuran dengan indikator yang digunakan, yaitu ekspresi muka (0-2), gerakan kaki (0-2), aktivitas (0-2), menangis (0-2), kemampuan dihibur (0-2). Kisaran skor, yaitu 0 = rileks dan nyaman, 1-3 = nyeri ringan/ ketidaknyamanan ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-10 = nyeri berat/ ketidaknyamanan berat (Merkel, et al., 1997cit Glasper & Richardson, 2006). Analisa data dengan menggunakan metode analisis Mann-Whitney dengan derajat kepercayaan 95% (alpha = 0,05), bermakna bila p < 0,05 (Teguh, 2004). Uji Mann-Whitney digunakan untuk mengukur hasil respon nyeri bayi yang diukur dengan skala perilaku FLACC, karena distribusi data tidak normal. HASIL Berikut data hasil penelitian yang meliputi karakteristik responden diantaranya umur, jenis kelamin, dan respon nyeri. Tabel 1. Distribusi Umur Responden Kelompok N Mean Min-Maks Perlakuan 15 4,80 4-6 Kontrol 15 4,67 4-6 Dari Tabel 1, memperlihatkan ratarata umur responden kelompok perlakuan sebanyak 15 responden, yaitu 4,80, dengan usia termuda 4 bulan dan usia tertua 6 bulan.mayoritas responden berumur 51-65 tahun. Rata-rata umur responden kelompok kontrol sebanyak 15 responden, yaitu 4,67, dengan usia termuda 4 bulan dan usia tertua 6 bulan. Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin Jenis Frekuensi Persentase Kelamin Laki-laki Perlakuan 9 30% Laki-laki Kontrol 6 20% Perempuan Perlakuan 6 20% Perempuan Kontrol 9 30% Total 30 100 % Dari Tabel 2, memperlihatkandistribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada kelompok perlakuan, terbesar adalah responden laki-laki sebanyak 9 orang (30%), sedangkan pada kelompok kontrol, menunjukkan bahwa distribusi responden terbesar adalah responden perempuan sebanyak 9 orang (30%).

5 Tabel 3. Distribusi rerata respon nyeri responden setelah injeksi Kelompok Waktu N Mean Median SD Min- 95% CI Maks Lower Upper Saat injeksi 9,33 9,00 0,724 8-10 8,93 9,73 Perlakuan 3 menit 15 3,20 3,00 2,957 0-8 1,56 4,84 5 menit 1,40 0,00 1,920 0-5 0,34 2,46 Saat injeksi 8,53 9,00 1,457 5-10 7,73 9,34 Kontrol 3 menit 15 6,87 8,00 3,044 0-10 5,18 8,55 5 menit 5,60 5,00 3,621 0-10 3,59 7,61 Berdasarkan hasil analisis Tabel 3, pada kelompok perlakuan, didapatkan rata-rata respon nyeri responden yang diukur dengan skala perilaku FLACC pada saat injeksi adalah 9,33 (95% CI : 8,93-9,73), dengan standar deviasi 0,724. Respon nyeri terendah adalah 8 dan respon nyeri tertinggi adalah 10. Dari hasil estimasi interval, disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata nyeri responden adalah 8,93 9,73. Hasil analisis untuk rata-rata respon nyeri responden yang diukur dengan skala perilaku FLACC pada menit ketiga adalah 3,20 (95% CI : 1,56-4,84), dengan standar deviasi 2,957. Respon nyeri terendah adalah 0 dan respon nyeri tertinggi adalah 8. Dari hasil estimasi interval, disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata nyeri responden adalah 1,56 4,84. Adapun hasil analisis untuk rata-rata respon nyeri responden yang diukur dengan skala perilaku FLACC pada menit kelima adalah 1,40 (95% CI : 0,34-2,46), dengan standar deviasi 1,920. Respon nyeri terendah adalah 0 dan respon nyeri tertinggi adalah 5. Dari hasil estimasi interval, disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata nyeri responden adalah 0,34 2,46. Berdasarkan hasil analisis Tabel 3, pada kelompok kontrol, didapatkan ratarata respon nyeri responden yang diukur dengan skala perilaku FLACC pada saat injeksi adalah 8,53 (95% CI : 7,73-9,34), dengan standar deviasi 1,457. Respon nyeri terendah adalah 5 dan respon nyeri tertinggi adalah 10. Dari hasil estimasi interval, disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata nyeri responden adalah 7,73 9,34. Hasil analisis untuk rata-rata respon nyeri responden yang diukur dengan skala perilaku FLACC pada menit ketiga adalah 6,87 (95% CI : 5,18-8,55), dengan standar deviasi 3,044. Respon nyeri terendah adalah 0 dan respon nyeri tertinggi adalah 10. Dari hasil estimasi interval, disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata nyeri responden adalah 5,18 8,55. Adapun hasil analisis untuk rata-rata respon nyeri responden yang diukur dengan skala perilaku FLACC pada menit kelima adalah 5,60 (95% CI : 3,59-7,61), dengan standar deviasi 3,621. Respon nyeri terendah adalah 0 dan respon nyeri tertinggi adalah 10. Dari hasil estimasi interval, disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata nyeri responden adalah 3,59 7,61.

6 Tabel 4. Distribusi Rerata Respon Nyeri Responden pada Menit Ke Nol, Tiga, dan Lima ResponNyeri Kelompok N p value Mean Rank Saat injeksi Perlakuan 15 17,90 0,116 Kontrol 15 13,10 3menit Perlakuan 15 10,63 0,002 Kontrol 15 20,37 5menit Perlakuan 15 10,70 0,002 Kontrol 15 20,30 Berdasarkan hasil analisa Tabel 4. Pada saat injeksi, didapatkan nilai p = 0,116 (p value> 0,05) dan mean rank kelompok perlakuan lebih besar daripada kelompok kontrol (17,90 > 13,10), sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan respon nyeri yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, serta tidak terdapat pengaruh terapi musik Gendhing Subositi terhadap respon nyeri bayi pada saat injeksi. Pada menit ketiga, nilai p = 0,002 (p value< 0,05) dan mean rank kelompok perlakuan lebih kecil daripada kelompok kontrol (10,63 < 20,37), dapat disimpulkan ada perbedaan respon nyeri yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dan terdapat pengaruh terapi musik Gendhing Subositi terhadap respon nyeri bayi pada menit ketiga setelah injeksi. Pada menit kelima, nilai p = 0,002 (p value< 0,05) dan mean rank kelompok perlakuan lebih kecil daripada kelompok kontrol (10,70 < 20,30), berarti terdapat perbedaan respon nyeri yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, serta terdapat pengaruh pemberian terapi musik Gendhing Subositi terhadap respon nyeri bayi yang dilakukan imunisasi pada menit kelima setelah injeksi. PEMBAHASAN Perbedaan Respon Nyeri Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Pada Saat Injeksi Hasil analisa penelitian distribusi rerata respon nyeri bayi yang dilakukan imunisasi Pentavalen di Puskesmas Baki Sukoharjo, menunjukkan bahwa pada awalnya respon nyeri bayi saat injeksi tidak memiliki perbedaan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Hal ini terlihat pada tabel 4., dimana diperoleh p value sebesar 0,116 (p value> 0,05), dapat disimpulkan tidak ada perbedaan respon nyeri yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Terapi musik Gendhing Subositi tidak berpengaruh terhadap respon nyeri bayi saat injeksi, hal ini dibuktikan dengan nilai mean rank kelompok perlakuan saat injeksi lebih besar daripada kelompok kontrol (17,90> 13,10). Dalam penelitiannya mengenai respon stres pada bayi yang dilakukan tindakan yang menimbulkan nyeri, Grunau, Weinberg, & Whitfied(2004) menyebutkan bahwa sebelum dan sesudah tindakan terjadi perbedaan respon kortisol.respon kortisol meningkat setelah dilakukan tindakan menyakitkan pada bayi, sehingga mengindikasikan bayi mengalami stres yang diakibatkan oleh tindakan tersebut. Ketika diberikan terapi musik Gendhing Subositi, responden kelompok perlakuan juga mendapatkan tindakan invasif yang menimbulkan nyeri, sehingga perhatian responden terhadap rasa nyerinya tidak dapat didistraksikan sepenuhnya oleh terapi musik, oleh karena itu respon nyeri kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sama saat injeksi.

7 Perbedaan Respon Nyeri Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Pada Menit Ketiga (Tiga Menit Setelah Injeksi) Berdasarkan tabel 4.hasil analisis menggunakan uji statistik Mann- Whitney dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), diperoleh p value pada menit ketiga setelah injeksi adalah 0,002, dengan demikian p value< α (0,002 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan respon nyeri yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Terapi musik Gendhing Subositi memiliki pengaruh terhadap respon nyeri bayi saat menit ketiga (tiga menit setelah injeksi), hal ini dibuktikan dengan nilai mean rank kelompok perlakuan saat menit ketiga lebih kecil daripada kelompok kontrol (10,63< 20,37). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Farida (2010), dimana tingkat nyeri pada kelompok perlakuan terapi musik secara statistik signifikan lebih rendah pada post testsetelah diberikan terapi musik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Studi eksperimental menyelidiki efek fisiologis dan psikologis musik pada anak usia sekolah yang telah menjalani operasi dan ditemukan adanya penurunan tingkat nyeri yang signifikan pada kelompok perlakuan terapi musik. Gelombang suara dari musik diterima oleh daun telinga, kemudian diteruskan ke dalam meatus akustikus eksternus sampai ke membran timpani.oleh telinga, gelombang suara diubah menjadi gerakan-gerakan berosilasi membrana basilaris yang dapat membengkokkan pergerakan maju mundur rambut-rambut di sel reseptor.perubahan bentuk mekanis rambut-rambut tersebut menyebabkan pembukaan dan penutupan secara bergantian saluran di sel reseptor, sehingga menyebabkan perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yang merambat ke otak.hal ini menyebabkan gelombang suara diterjemahkan oleh otak sebagai sensasi suara (Sherwood, 2001). Dengan musik yang memiliki tempo teratur, menenangkan, dan sederhana, seperti Gendhing Subositi, rasa nyeri dapat berkurang dan otot-otot yang menegang akibat nyeri dapat mengendur. Campbell (2001), menjelaskan bayi dapat mempersepsi musik sama seperti orang dewasa, otak bayi mampu mengenali bagian-bagian musik, seperti titinada (pitch), tempo, dan kunci nada (key). Bayi menjadi lebih tenang dan fokusnya membaik ketika mendengarkan musik dengan nada-nada yang selaras. Djaafar (2002), dalam penelitiannya mengenai pengaruh musik gamelan terhadap respon kecemasan bayi pada saat imunisasi, menjelaskan pemberian musik gamelan pada bayi yang diimunisasi berpengaruh terhadap penurunan cemas.kecemasan dapat meningkatkan respon nyeri pada bayi dan anak.melzak & Wall (1988) cit Smeltzer & Bare (2007) menyatakan dalam teorinya, bahwa respon perilaku dan emosional dapat mempengaruhi persepsi nyeri.mekanisme gate control, selain terjadi di spinal cord, juga terjadi di beberapa tempat sistem saraf pusat, yaitu cortect cerebri dan serabut saraf decending dari thalamus. Mekanisme gate control dimulai dengan adanya rangsang nyeri yang menimbulkan impuls nyeri pada perifer tubuh, impuls tersebut kemudian ditransmisikan oleh serabut saraf A delta dan serabut C. Impuls nyeri kemudian diteruskan ke spinal cord dan dorsal horn, yang keduanya berada di daerah substansia gelatinosa. Substansia gelatinosa memiliki kemampuan untuk menghambat atau membuka pengiriman nyeri ke trigger cell. Apabila dihambat, maka gerbang trigger cell akan menutup, dan impuls nyeri akan berkurang atau sedikit dikirimkan ke otak. Namun, apabila

8 gerbang trigger cell dibuka, maka nyeri akan dikirimkan ke otak. Sistem saraf pusat memiliki fungsi mengatur pikiran, nilai, dan emosi, sehingga apabila nyeri terjadi, maka pikiran dan emosi dapat mempengaruhi apakah impuls nyeri dapat mencapai batasnya. Adapun mekanisme pengendalian nyeri berdasarkan teori tersebut, yaitu sel-sel jaringan otak memproduksi endorphin, lalu apabila endorphin tersebut dilepaskan di ujung sel presynaptic interneuronpada kornu posterior, maka terjadi synaptic inhibition, yang berakibat rangsang nyeri tidak diteruskan. Perbedaan Respon Nyeri Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Pada Menit Kelima (Lima Menit Setelah Injeksi) Pada menit kelima setelah injeksi, berdasarkan tabel 4.diketahui bahwa hasil analisis dari uji statistik Mann-Whitney diperoleh p value sebesar 0,002 dengan α = 0,05. Karena p value< 0,05 (0,002 < 0,05), berarti terdapat perbedaan respon nyeri yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Nilai mean rank menit kelima setelah injeksi pada kelompok perlakuan lebih kecil daripada kelompok kontrol (10,70< 20,30), sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh pemberian terapi musik Gendhing Subositi terhadap respon nyeri bayi yang dilakukan imunisasi pada menit kelima setelah injeksi. Perbedaan respon nyeri pada menit kelima setelah injeksi pada kedua kelompok dapat terjadi karena adanya pengaruh durasi pemberian terapi musik yang lebih lama, yaitu 10 menit sebelum injeksi sampai 5 menit setelah injeksi.pada menit kelima setelah injeksi, ada responden yang tertidur saat diberikan terapi, tetapi pada menit ketiga setelah injeksi tidak ada responden yang tertidur.hal ini sejalan bahwa musik mampu membuat bayi dan anak-anak menjadi lebih rileks.hal ini disebabkan musik mampu mempengaruhi pusat pengatur emosi, yaitu sistem limbik. Kemudian, sistem limbik meneruskan jaraspendengaran ke hipokampus, tempat salah satu ujung hipokampus berbatasan dengan nuclei amigdala, yang merupakan daerah perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar.dari amigdala, sinyal diteruskan ke hipotalamus.lalu, hipotalamus meneruskan sinyal jaras pendengaran ke formatio retikularis, yang berfungsi sebagai penyalur impuls menuju serat saraf otonom.serat saraf tersebut memiliki dua sistem saraf, yaitu sistem saraf parasimpatis dan simpatis.kontraksi dan relaksasi organorgan tubuh dipengaruhi oleh kedua sistem saraf ini.musik mampu mempengaruhi sistem saraf otonom memerintahkan tubuh untuk melakukan relaksasi sehingga tubuh menjadi lebih rileks dan timbullah ketenangan.musik mengalihkan perhatian dari rasa nyeri, mengurangi kecemasan dan ketakutan yang mampu meningkatkan reaksi nyeri, serta memindahkan perhatian pada sensasi yang menyenangkan, hal ini didukung oleh pelepasan endorfin (Pedak, 2009).Musik gamelan Jawa memiliki kekuatan membuat orang menjadi mengantuk dan tertidur, sehingga dapat digunakan untuk terapi, oleh karena itu banyak diperdengarkan pada pasien raat inap di rumah sakit Jepang (Astono, dkk, 2006). Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Purwanto (2008), musik gamelan Jawa terbukti dapat mengurangi intensitas nyeri pada pasien post operasi ruang bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Respon nyeri bayi pada saat injeksi, tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

9 2. Respon nyeri bayi pada menit ketiga (tiga menit setelah injeksi) memiliki perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dengan kata lain antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol memiliki respon nyeri yang berbeda setelah diberikan terapi musik Gendhing Subositi pada menit ketiga setelah injeksi. 3. Respon nyeri bayi pada menit kelima (lima menit setelah injeksi) memiliki perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. 4. Terdapat pengaruh pemberian terapi musik Gendhing Subositi terhadap respon nyeri bayi yang dilakukan imunisasi Pentavalen di Puskesmas Baki Sukoharjo. Saran 1. Bagi Pelayanan Keperawatan Diharapkan perawat dapat memperhatikan nyeri dan meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh nyeri tersebut, dengan modifikasi penatalaksanaan nyeri, salah satunya dengan menerapkan terapi musik Gendhing Subositi, sehingga dapat meningkatkan rasa nyaman dan meminimalkan trauma pada bayi. 2. Bagi Pendidikan Diharapkan modifikasi penatalaksanaan nyeri pada bayi dapat menjadi bagian dalam bidang keperawatan anak khususnya dalam penatalaksanaan manajemen nyeri pada anak, sehingga peserta didik dapat mengetahui dan menerapkan penatalaksanaan nyeri pada bayi, agar dampak negatif dari nyeri dapat diminimalkan. 3. Bagi Penelitian Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya dan memberi informasi bagi pengembangan penelitian serupa yang lebih luas di masa yang akan datang, yaitu dengan melakukan penelitian secara mendalam tentang perbandingan keefektifan pemberian terapi musik gamelan Gendhing Subositi dalam durasi waktu tertentu. DAFTAR PUSTAKA Astono, S., Margono, Sumardi, & Murtono, S. (2006). Apresiasi seni seni tari & seni musik.yogyakarta : Yudhistira. Astuti, I.T. (2011). Studi komparasi pemberian ASI dan larutan gula terhadap respons nyeri saat imunisasi pada bayi.4 Juli 2011. Universitas Indonesia, Program Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Anak. Campbell, D. (2001). Efek mozart memanfaatkan kekuatan musik untuk mempertajam pikiran, meningkatkan kreativitas, dan menyehatkan tubuh (Hermaya, Penerjemah.). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Ditjen PP & PL Depkes RI. (2009). Petunjuk teknis pelaksanaan imunisasi di daerah bencana. Djaafar.(2002). Pengaruh musik gamelan terhadap respon kecemasan bayi pada saat imunisasi di klinik tumbang anak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Skripsi Sarjana, Fakultas Kedokteran UGM. Djohan. (2006). Terapi musik : teori dan aplikasi. Yogyakarta : Galangpress. Farida. (2010). Efektivitas terapi musik terhadap penurunan nyeri post operasi pada anak usia sekolah di RSUP H. Adam Malik

10 Medan. Universitas Sumatera Utara, Fakultas Keperawatan. Glasper, A., & Richardson, J. (2006).A textbook of children s andyoung people s nursing. Philadelpia : Elsevier. Grunau, E. R., Weinberg, J. & Whitfied, M. F. (2004).Neonatal prosedural pain and preterm infant cortisol response to novelty at 8 months.pediatrics Official Journal of American Academy of Pediatrics, 114, 77-84. 28 Maret 2014.http://www.pediatrics.org. 1 Mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 2 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 3 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Hidayat, A. A. (2005). Pengantar ilmu keperawatan anak.jakarta : Salemba Medika. Pedak, M. (2009).Metode supernol menaklukkan stres.jakarta : Hikmah. Purwanto, E. (2008). Efek musik terhadap perubahan intensitas nyeri pada pasien post operasi di ruang bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Jurnal Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang, 123-127. Sherwood, L. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem (Edisi 2).Jakarta : EGC. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2007).Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth (Agung, Penerjemah).Jakarta : EGC. Teguh, W. (2004).Cara mudah melakukan analisa statistik dengan SPSS.Yogyakarta : Penerbit Gava Media.