BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lukisan, dan mimik muka. (Syamsu Yusuf, 2000:118)

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara anak TK. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). Ada beberapa pengertian penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Barat. Subjek penelitian tindakan adalah anak Taman Kanak-kanak kelompok B

BAB III METODE PENELITIAN. Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Secara geografis TK Pembina terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Dalam Wina Sanjaya (20011: 26) PTK adalah proses pengkajian

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, secara khusus

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Purwakarta. Adapun subjek penelitian ini adalah anak Kelompok B

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah TK Kemala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang sebelas topik utama, jenis penelitian, tempat dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Raudhatul Athfal. Raudhatul Athfal ini berada di Kecamatan Parongpong

BAB III METODE PENELITIAN DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di TK Daya Nusa yang beralamat di Jalan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Swadaya yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pertimbangan karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Taggart

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan berbatasan dengan Kecamatan Sagalaherang. orang siswa yang terdiri 106 siswa laki laki dan 107 siswa perempuan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan dan pemberdayaan.(david, Hopkins.2011)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi/ tempat penelitian adalah Taman Kanak-kanak Satu Atap

BAB III METODE PENELITIAN. Kanak Puspita Asih (TK) yang beralamat di Jln Pagarsih, Gg Siti Mariah IV, Kel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i. KATA PENGANTAR.. ii. UCAPAN TERIMA KASIH...iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...viii. DAFTAR DIAGRAM..ix. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

Oleh: Dibimbing oleh : 1. Dema Yulianto, M.Psi 2. Anik Lestariningrum, M.Pd

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. action research) karena ruang lingkup penelitiannya adalah kelas, yang berusaha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi (2002: 12)

BAB III METODE PENELITIAN. 001 Sawah Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar yang berjumlah 22

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Profil Murid Kelompok B TK Kerta Teruna. Jenis Kelamin

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA ANAK. Abstrak

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bahasa Inggris, Penelitian Tindakan Kelas disebut Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian ini menggabungkan penelitian kualitatif dan metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas menurut Kemmis (1983, dalam Rochiati Wiraatmadja, 2009 :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2. Subjek Penelitian adalah pendidik dan peserta didik kelas IV SDN. 11 laki-laki dan 7 perempuan.

Transkripsi:

40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Metode yang akan dikembangkan pada penelitian di TK Tresna Bhakti Mulia Al Mabrur adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun tekhnik di dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan praktek langsung, observasi dan dokumentasi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang terkumpul bisa berupa kuantitatif. Menurut Hidayah (2013:6) diungkapkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas dikenal dengan istilah Classroom Research (CAR). Kemmis (1983) dalam Hidayah (2013:6) juga mengungkapkan bahwa PTK adalah sebuah bentuk penelitian inkuiri reflektif yang dilakukan untuk meneliti masalah sosial termasuk pembelajaran. Sedangkan menurut Hasley (1972) dalam Sanjaya (2009:24) mengungkapkan penelitian tindakan kelas adalah intervensi dalam dunia nyata serta pemeriksaan terhadap pengaruh yang ditimbulkan dari intervensi tersebut. Kemudian Burns (1999) yang dikutip oleh Sanjaya (2009: 25) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan adalah penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti dan praktisi. Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan intervensi dalam dunia nyata dengan berbagai perlakuan tertentu dan fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial/kelas.

41 2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) PTK sangat berbeda dengan penelitian umumnya yang bertujuan menguji hipotesis dan membangun teori secara umum (general). PTK lebih menekankan pada perbaikan kinerja, bersifat kontekstual dan hasilnya tidak bisa digenaralisir. Menurut Sanjaya (2009:33) tujuan utama PTK adalah peningkatan kualitas proses hasil belajar, meningkatkan kualitas pembelajaran secara praktis, sehingga kadang-kadang pelaksanaannya sangat situasional dan kondisional yang kadangkadang kurang memerhatikan kaidah-kaidah ilmiah. Sedangkan menurut Ardiana dan Kisyani-Laksono (2006) yang dikutip oleh Hidayah (2013:7) mengungkapkan bahwa tujuan dari PTK adalah untuk menemukan masalah yang dihadapi oleh guru di kelas. Sehingga dengan melakukan PTK maka guru dapat memperoleh model-model pembelajaran yang tepat, menarik dan menyenangkan, kreatif dan efektif. Dari beberapa tujuan penelitian tindakan kelas di atas, maka dapat diketahui bahwa dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) maka guru dapat menemukan pemecahan masalah yang sedang dihadapi didalam kelas dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara praktis dengan model pembelajaran yang tepat, menarik dan menyenangkan, kreatif dan efektif. 3. Alasan Penulis Menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Sanjaya (2009: 32) diungkapkan bahwa PTK adalah salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk menguji dan sekaligus memanfaatkan berbagai rekayasa teknologi untuk meningkatkan kualitas mengajar. Dari paparan diatas, maka hal itu menjadikan inspirasi bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Karena dengan alasan sebagai berikut: a) Untuk mengembangkan keterampilan mengajar penulis di dalam kelas b) Untuk mengetahui berbagai permasalahan yang ada didalam kelas c) Untuk menyelesaikan masalah secara praktis yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Karena dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas, secara langsung penulis dapat mengetahui metode pembelajaran yang tepat untuk

42 meningkatkan perkembangan anak usia dini. Terutaman untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini, yang merupakan bahan penelitian penulis. 4. Langkah-Langkah Tindakan Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) ada langkahlangkah yang harus dilakukan oleh peneliti, ada beberapa pendapat, namun penulis menggunakan tahapan penelitian menurut Hidayah (2013:18), tahapantahapan penelitian tindakan kelas diantara lain: a) Tahap 1 adalah perencanaan b) Tahap 2 adalah pelaksanaan tindakan c) Tahap 3 adalah pengamatan d) Tahap 4 adalah refleksi Senada dengan tahapan-tahapan atau siklus menurut pendapat Kemmis, Mc. Taggart (1988), sebagai berikut: PELAKSANAAN PERENCANAAN SIKLUS -I PENGAMATAN REFLEKSI PELAKSANAAN PERENCANAAN SIKLUS -II REFLEKSI PENGAMATAN? Gambar 3.1 Tahapan Siklus PTK Hidayah (2013:19)

43 Dari tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Studi Pendahuluan Melakukan tindakan persiapan awal sebagai langkah untuk melakukan wawancara dan observasi dan sebagai dasar untuk mengembangkan pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I selanjutnya siklus II. b. Rencana Tindakan Rencan tindakan ini diharapkan anak dapat menceritakan kembali cerita yang telah diceritakan oleh gurunya di depan kelas. Dengan metode ini guru dapat mengukur sejauhmana kemampuan anak-anak setelah mendengar cerita. Menurut Hidayah (2013:21) kegiatan didalam rencana tindakan diantaranya: menyusun RKH, merancang pengorganisasian kelas, menyusun dan mempersiapkan instrument, dan membuat kesepakatan terhadap persepsi tindakan yang akan dilakukan dalam tindakan. 2. Pelaksanaan Tindakan Menurut Sanjaya (2009:79) mengungkapkan bahwa pelaksanaan tindakan merupakan perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Kegiatan pokoknya diantaranya: melaksanakan sesuai dengan rencana, selama berlangsung peneliti melakukan observasi, merekam proses pembelajaran berlangsung dan melakukan analisis data dan evaluasi (hidayah, 2013:21). Maka, kegiatan pelaksanaan tindakan ini diharapkan guru dapat melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana, tentunya dibarengi dengan kegiatan observasi sehingga pelaksanaan tindakan ini dapat dianalisis dan dievaluasi. 3. Pengamatan Kegiatan pengamatan atau dikenal dengan kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data /informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah disusun. (Sonjaya, 2009: 79).

44 Dengan adanya kegiatan pengamatan ini, secara langsung dapat membantu guru untuk merekam semua proses pembelajaran yang berlangsung. 4. Refleksi Hidayah (2013:22) mengungkapkan bahwa kegiatan refleksi adalah kegiatan analisis interpretasi, penjelasan informasi dari selama proses kegiatan pembelajaran. Hal ini senada dengan pendapat dari Sonjaya (2009:80) mengungkapkan bahwa refleksi merupakan aktifitas melihat berbagai kekurangan yang dilakukan guru selama tindakan. Maka dari itu, dengan adanya kegiatan refleksi maka guru dapat menemukan berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki didalam melaksanakan rencana kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, kekurangan-kekurangan yang terjadi dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyususnan rencana /siklus ulang sehingga peneliti (dalam hal ini guru sebagai peneliti) dapat melakukan kegiatan pembelajaran/siklus II dengan lebih baik lagi. B. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di TK Tresna Bhakti Mulia Al-Mabrur yang beralamat di Jln. Patrol II No 14 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Adapun subjek dari penelitian ini adalah anak-anak Kelompok B TK Tresna Bhakti Mulia Al-Mabrur Bandung Tahun Ajaran 2013-2014. C. Penjelasan Istilah dalam Judul 1. Bahasa Bahasa merupakan kemampuan untuk mengekspresikan apa yang dialami dan dipikirkan anak untuk menangkap pesan dari lawan bicara. Dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan anak lainnya dan mampu berkreativitas melalui kegiatan bercerita, menceritakan kembali cerita yang telah diperdengarkan, berbagi pengalaman ataupun bersajak/puisi. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain, dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau symbol untuk

45 mengungkapkan pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka. (Syamsu Yusuf, 2000:118) Maka dapat diketahui bahwa bahasa merupakan hal yang penting bagi anak, karena dengan bahasa anak dapat mengekspresikan keinginannya dan mampu berkomunikasi dengan orang lain sehingga kesalahpahaman diantara teman sebayanya dapat diminimalisir. 2. Berbicara Berbicara merupakan bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Bicara juga merupakan keterampilan mental- motorik yang tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan. Ada dua criteria yang dapat digunakan untuk memutuskan apakah anak berbicara dengan artian yang benar atau hanya membeo. Pertama anak harus mengetahui arti kata yang digunakannya dan mengaitkannya dengan objek yang diwakilinya. Sebagai contoh, kata bola harus mengacu pada bola, bukan pada mainan umumnya. Kedua anak harus melafalkan kata-katanya sehingga orang memahaminya dengan mudah. Berbicara merupakan sarana berkomunikasi dengan individu lainnya yang dapat dilakukan dalam setiap bentuk bahasa-tulis, lisan, isyarat tangan, ungkapan musik dan artistik. Namun, bahasa lisan merupakan bahasa yang paling efektif dan efisien karena kemungkinan terjadinya salah paham sangat kecil. (Rochmah, 128:2005). Berangkat dari pengertian berbicara diatas, maka dengan berbicara anak akan mampu mengeluarkan pendapat dengan mudah, efektif dan efisien. 3. Metode Bercerita Metode bercerita merupakan cara untuk meneruskan warisan dari satu generasi berikutnya (Isjoni 2011). Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Bercerita mempunyai makna penting bagi perkembangan anak usia dini karena melalui cerita anak dapat

46 berkomunikasi, mengembangkan fantasi anak, sebagai dimensi kognitif dan bahasa anak usia dini. D. Instrument Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Menurut Nasution (1987) mengungkapkan bahwa metode observasi merupakan metode yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Sedangkan menurut Sanjaya (2009:86) diungkapkan bahwa observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung. Dalam observasi ini hal yang akan diamati adalah: 1) Kondisi obyektif kemampuan berbicara anak kelompok B di TK Tresna Bhakti Mulia Al Mabrur 2) Proses pembelajaran di TK Tresna Bhakti Mulia Al Mabrur 3) Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita (storytelling) di kelompok B 4) Proses peningkatan kemampuan berbicara anak kelompok B di TK Tresna Bhakti Mulia Al Mabrur setelah menggunakan metode bercerita (storytelling). Maka dengan observasi maka penulis dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kemampuan anak usia dini di dalam berbicara. (Adapun Kisi-Kisi Instrument Observasi lebih jelas lihat lampiran 3.1) b. Metode Wawancara Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. (Nasution 1987). Sedangkan menurut Sanjaya (2009:96) diungkapkan bahwa wawancara atau interviu dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu.

47 Dalam hal ini wawancara yang dilakukan termasuk kedalam wawancara bebas, yakni pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi mengingat data apa yang akan dikumpulkan. Pihak yang diwawancara adalah guru kelompok B di TK Tresna Bhakti Mulia Al Mabrur. Dengan demikian, teknik wawancara ini diharapkan peneliti dapat mengetahui sejauhmana kemampuan anak usia dini didalam kemampuan berbicara. (Adapun Kisi-Kisi Instrument Wawancara lihat pada lampiran 3.2) c. Study Dokumentasi Menurut Arikunto (1998:149) diungkapkan bahwa dokumentasi, dari asal katanya dokumentasi, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti bukubuku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notula rapat, catatan harian dan sebagainya. Dalam hal ini yang dilakukan oleh penulis adalah memotret seluruh keadaan dan proses pembelajaran pada kelompok B di TK Tresna Bhakti Mulia Al Mabrur. Kegiatan studi dokumentasi ini dilakukan untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan pembelajaran, mulai dari perencanaan sampai kepada kegiatan refleksi. Sehingga kegiatan ini menjadi bukti fisik didalam melakukan kegiatan penelitian. (Untuk lebih jelas Dokumentasi Kegiatan Penelitian lihat lampiran 3.3) d. Catatan Anekdot Catatan anekdot adalah suatu tekhnik pengumpulan data yang bersifat pengamatan (observasi), karena guru sebagai pengamat hanya mencatat berbagai peristiwa yang terjadi selama proses kegiatan belajar berlangsung. (Agustin, 2010:54) Catatan anekdot akan menjadi bukti fisik kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini yang dilakukan oleh penulis adalah mencatat kejadian yang terjadi didalam kelas mulai dari perencanaan sampai

48 kepada kegiatan refleksi. Dengan demikian, catatan anekdot didalam penelitian tindakan kelas penting dilakukan sebagai bahan evaluasi peneliti. e. Alat Tes Kemampuan Berbicara Di dalam proses pengumpulan data peneliti membuat alat tes kemampuan berbicara atau sering disebut dengan instrument penelitian. Dibawah ini merupakan bagan kisi-kisi instrument penelitian kemampuan berbicara anak usia dini yang diambil dari Kurikulum 2004, Program Kegiatan Belajar (PKB) Taman Kanak-Kanak dan Kurikulum Permen Diknas No 58 Tahun 2009.

49 Table 3.1 Kisi-Kisi Instrument Penelitian Kemampuan Berbicara Anak Variable Sub Variable Deskripsi Indicator Item Kemampuan Mengucapkan Menggambarkan Menyebutkan 1. Anak dapat menyebutkan suara atau bunyi dalam berbicara kata Kemampuan berbagai cerita anak didalam bunyi/suara 2. Anak dapat menirukan kembali 4-5 urutan kata. mengujarkan bunyi-bunyi tertentu Menggunakan dan 3. Anak dapat menjawab pertanyaan yang diawali kata bahasa yang dapat menjawab apa diungkap kan pertanyaan apa, 4. Anak dapat menjawab pertanyaan yang diawali kata secara tepat mengapa,dimana,b mengapa. erapa, kenapa dan 5. Anak dapat menjawab pertanyaan yang diawali kata bagaimana dimana 6. Anak dapat menjawab pertanyaan yang diawali kata berapa 7. Anak dapat menjawab pertanyaan yang diawali kata kenapa 8. Anak dapat menjawab pertanyaan yang diawali kata bagaimana

50 Kosakata Menggambar Mau 9. Anak dapat mengungkapkan pendapat secara sederhana kan tingkat mengungkapkan penguasaan pendapat secara kosakata yang sederhana sudah anak dimiliki Menyebutkan sebanyakbanyaknya nama 10. Anak mampu menyebutkan sebanyak-banyaknya nama tokoh dalam cerita yang sudah diceritakan guru tokoh dalam cerita yang sudah diceritakan guru Menyebutkan 11. Anak mampu menyebutkan sebanyak-banyaknya sebanyak- nama benda banyaknya nama benda Menyebutkan 12. Anak dapat menyebutkan kata-kata sifat yang sebanyak- berhubungan dengan warna. banyaknya kata sifat

51 Menyebutkan 13. Anak dapat menyebutkan kata-kata sifat yang sebanyak- berhubungan dengan ukuran banyaknya kata 14. Anak dapat menyebutkan kata-kata sifat yang kerja berhubungan dengan rasa 15. Anak dapat menyebutkan kata-kata kerja yang misalnya memanjat, mengatur, menangkap. Membentuk Menggambarkan Memberi 16. Anak dapat Bercerita menggunakan kata ganti aku, kalimat kemampuan keterangan saya, kamu, dia dan mereka anak dalam tentang suatu hal 17. Anak dapat memberi keterangan tentang suatu hal menyusun 18. Anak mau mengungkapkan pendapat secara sederhana kalimat Mengikuti 19. Anak dapat mengikuti perintah secara berurutan kalimat perintah dengan benar. secara berurutan dengan benar Melengkapi 20. Anak dapat Mendengarkan dan menceritakan kembali kalimat sederhana cerita secara utuh. yang sudah 21. Anak mampu melanjutkan cerita yang telah didengar dimulai dengan sebelumnya.

52 guru.. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri 22. Anak dapat mengulang kalimat yang telah didengarnya 23. Anak dapat menceritakan gambar yang dibuat sendiri (untuk lebih jelas lihat lampiran 3.4)

53 2. Analisis Data Menurut Sanjaya (2009:106) mengungkapkan bahwa menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis data didalam PTK dapat dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru, maksudnya peneliti sebagai instrument penelitian, peneliti mengadakan penelitian sendiri dengan teknik yang sudah dijelaskan sebelumnya yaitu wawancara, observasi dan lainnya. Sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru. Data penelitian kuantitatif ini dianalisis dengan tekhnik persentase. Maksudnya untuk mengetahui tingkat perkembangan berbicarara anak setelah mendengarkan cerita dan menceritakan kembali cerita yang telah didengar. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase adalah: P, dimana : P = persentase F = jumlah anak yang mencapai tingkat perkembangan tertentu n = jumlah anak yang di jadikan sampel penelitian 100 = konstanta Analisis data menurut Sanjaya dalam bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas merumuskan tiga tahapan analisis data, sebagai berikut:

54 a. Reduksi Data Yakni kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dikumpulkan berdasarkan focus masalah. b. Mendeskripsikan Data Maksudnya agar data yang telah terorganisir menjadi bermakna. Mendeskripsikan data bisa dilakukan dalam bentuk naratif, membuat grafik atau table. c. Kesimpulan Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci dan pada tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, kontras-kontras/perbedaan dan kesamaan antar kategori serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori lain.