MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

Fajar Jefri Irawan 1) Ningrum 2) Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Nora Hawari Daulay dan Usler Simarmata Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Unnes Physics Education Journal

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

Oleh. Laelasari dan Ira Ratnasari Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

PENGARUH PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMP

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

PENGARUH PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FLUIDA STATIS SISWA KELAS XI MAN 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 78 82

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

JURNAL. Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN PROBLEM POSING DAN PROBLEM SOLVING MEMPERHATIKAN EQ

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 BATANGHARI

Penerapan Scaffolding Untuk Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

BAB III METODE PENELITIAN O X O

Keywords: Kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar, Menerapkan Material Finishing Bangunan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA. Fitria Silviana

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

ABSTRAK PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS. Oleh. Dewi Utari *) Suwarjo**) Alben Ambarita***)

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS Neilna Yuli E 1, Budi Handoyo 2, Hendri Purwito 3 Prodi Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail: neilna_yuli@yahoo.co.id 1 Abstraks: tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran GI terhadap kemampuan berpikir analisis. Jenis penelitian yaitu quasi eksperimental dengan disain Pre-test-Post-test Control Group. Subjek penelitian adalah kelas X, XF sebagai kelas eksperimen dan XE sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yaitu soal objektif berjumlah 10 soal dan 2 soal esai. Analisis data menggunakan uji independent samples t-test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan model pembelajaran GI terhadap kemampuan berpikir analisis. Rata-rata gain skore kelas eksperimen 16,97 dan kelas kontrol 6,52. Hasil analisis dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan 0,006 < 0,05 sehingga Ho ditolak. Kata Kunci: model pembelajaran group investigation, kemampuan berpikir analisis Abstract: The purpose of research is to explain the effect of GI toward analytical thinking skills in geography lesson X grade senior high school 1 Srengat. This type of research is quasi experimental design. Subjects in this research were X grade, XF as experimental class and XE as control class. The research instrument is 10 terms question multiple choise and 2 essay questions. Data were analyzed by independent samples t-test. The results of research indicate there is significant the effect of GI toward analytical thinking skills. The average gain score of experimental is 16.97 and control is 6.52. The results of analysis indicates 0.006 <0.05. Thus it could be concluded that Ho is rejected. Keywords: group investigation, analytical thinking skills Pada era globalisasi seperti sekarang ini kemampuan berpikir analisis sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir analisis sangat diperlukan sebab ketika menghadapi perkembangan jaman, manusia diharapkan mampu berpikir analisis untuk menyelesaikan permasalahan yang ada baik dalam dirinya, lingkungan sekitar, dan khususnya lingkungan sekolah. Kemampuan berpikir analisis pada sebagian besar siswa di Indonesia sangat kurang. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa kemampuan analisis siswa di Indonesia rendah (Djiwandono, 2013). Selain itu terdapat pula pendapat dari 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia 2 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia 3 Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia 1

2 Fitriana (2011) menyatakan bahwa kebanyakan dari siswa belum mampu secara mandiri untuk memerinci suatu hal. Pengajaran guru geografi di sekolah pada umumnya hanya meliputi ranah kognitif C1, C2, dan yang paling tinggi hanya pada ranah C3. Hal ini menyebabkan tidak tercapainya kemampuan berpikir analisis pada siswa. Sejalan dengan pendapat Purwanto (2010:32) penyebab problematika pembelajaran geografi yang sering muncul yaitu kelemahan guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang akan digunakan sebagai tolok ukur pencapaian. Kelemahan pertama, para guru belum memahami hakekat kognitif, afektif, dan psikomotor. Kelemahan berikutnya, karena geografi dominan kognitif, mereka kurang memahami hakekat C1, C2, C3, C4, C5, dan C6. Akibatnya, ketika mereka menyusun soal hanya pada tingkat C1 dan C2, sehingga terkesan soal hafalan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran GI terhadap kemampuan berpikir analisis. dengan demikian untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan upaya mengatasi kurangnya kemampuan berpikir analisis. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang tepat digunakan untuk mengasah kemampuan berpikir analisis yakni GI. Hal tersebut dikarenakan dalam pelaksanaan model GI pola pemikiran siswa lebih terintegrasi dan kemampuan berpikirnya lebih tinggi. Sejalan dengan pendapat ahli yang menyatakan bahwa belajar kooperatif dengan teknik GI sangat cocok dengan bidang kajian yang memerlukan kegiatan studi proyek yang terintegrasi (Slavin, 1995a dalam Rusman, 2010:221). Rusman (2010:221) menyatakan bahwa studi proyek terintregasi mengarah pada kegiatan perolehan, analisis, dan sintesis informasi dalam upaya untuk memecahkan suatu masalah. Kemampuan berpikir analisis merupakan suatu proses pengoperasian dalam otak yang menghasilkan pengetahuan berupa mampu mengasah data, membedakan fenomena, membuat kesimpulan, meramalkan peristiwa, memerinci, menguraikan, mencari hubungan, dan mengevaluasi kesimpulan umum berdasarkan penyelidikan. Sejalan dengan pendapat Bloom dalam Herdian (2010); Ruseefendi (1988:222); Porter, B & Hernacki dalam Mike (2002:298) mengungkapkan bahwa berpikir analisis merupakan suatu proses memecahkan masalah atau gagasan menjadi bagian-bagian, menguji setiap bagian untuk

melihat bagaimana bagian tersebut saling cocok satu sama lain, atau terkait satu sama lain, bagaimana komponen-komponen itu berhubungan dan terorganisasikan, membedakan fakta dari hayalan, dan mengeksplorasi bagaimana bagian-bagian ini dapat dikombinasikan kembali dengan cara-cara baru. Untuk mengukur kemampuan analisis siswa diperlukan indikator sebagai acuannya. Menurut Krathwohl (2002) dalam Lewy (2009) dan Ruseffendi (1988:222) mengungkapkan beberapa indikator kemampuan analisis, antara lain: (1) Memberikan alasan mengapa sebuah jawaban atau pendekatan suatu masalah adalah masuk akal, (2) Membuat dan mengevaluasi kesimpulan umum berdasarkan atas penyelidikan atau penelitian, (3) Meramalkan atau menggambarkan kesimpulan atau putusan dari informasi yang sesuai, (4) Mempertimbangkan validitas dari argumen dengan menggunakan berpikir deduktif dan induktif, (5) Menggunakan data yang mendukung untuk menjelaskan mengapa cara yang digunakan dalam jawaban adalah benar, (6) menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, (7) mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari semua skenario yang rumit, dan (8) mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan. Teknik kooperatif GI yaitu kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian menghasilkan laporan kelompok (Shlomo dan Sharan dalam Rusman, 2010:220; Trianto, 2007:59). Selain itu ada pendapat dari Sumarmi (2012:123); Suprijono (2011:93) mengemukakan GI adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Model pembelajaran GI memiliki beberapa manfaat, antara lain memperbaiki cara pengajaran guru dari yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Investigasi yang dilaksanakan secara berkelompok memungkinkan siswa melakukan berbagai pengalaman belajar seperti, mengemukakan dan menjelaskan segala hal yang bersumber dari pikiran mereka sendiri, membuka diri terhadap hal yang dipikirkan oleh teman, meningkatkan tanggung jawab siswa dalam belajar, serta meningkatkan prestasi. 3

4 METODE Penelitian merupakan penelitian eksperimen, bentuk desain yang digunakan yaitu quasi eksperimental. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah Pre-test-Post-test Control Group Design dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir analisis pada siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran GI dengan siswa yang diberi perlakuan konvensional. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Srengat, Kabupaten Blitar pada materi Pedosfer. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Subjek penelitian adalah siswa kelas X, XE sebagai kontrol dan XF sebagai eksperimen. Pemilihan kedua kelas didasari oleh kemampuan akademik dan jumlah siswa yang relatif sama. Kemampuan akademik dilihat dari rata-rata nilai semester 1 pada kedua kelas sampel. Instrumen penelitian menggunakan 10 soal objektif dan 2 soal esai yang mencakup indikator kemampuan analisis meliputi, siswa mampu mengasah data, membedakan fenomena, membuat kesimpulan, meramalkan peristiwa, merinci, menguraikan, mencari hubungan, dan mengevaluasi kesimpulan umum berdasarkan penyelidikan. Jenis data yang diambil adalah data primer dari hasil pretes dan postes kedua kelas sampel. Untuk melihat pengaruh model GI terhadap kemampuan berpikir analisis siswa dari kedua kelas dapat dilihat dari gain score. Gain score dihitung dengan hasil nilai postes dikurangi dengan pretes. Analisis data yang digunakan yaitu dengan uji t (independent simple t- test). Sebelum melakukan uji t terlebih dahulu melakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan homogenitas. H 0 = Model pembelajaran GI tidak berpengaruh terhadap kemampuan berpikir analisis siswa pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Srengat, H 1 = Model pembelajaran GI berpengaruh terhadap kemampuan berpikir analisis siswa pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Srengat. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: H 0 diterima: jika sig. (2-tailed) > 0,05 dan H 0 ditolak : jika sig. (2-tailed) 0,05.

5 HASIL Tabel 1.1 Rata-Rata Hasil Pretes, Postes, dan Gain skore pada Kelas Eksperimen dan Kontrol Pretes Postes Gain skore Kelas Eksperimen 58,18 75,15 16,97 Kelas Kontrol 57,58 64,09 6,52 R a t a - R a t a 80 70 60 50 40 30 20 10 0 75.15 58.1857.58 64.09 16.97 6.52 Pretes Postes Gain Skore Eksperimen Kontrol Grafik 1.1 Rata-Rata Hasil Pretes, Postes, dan Gain skore pada Kelas Eksperimen dan Kontrol Nilai rata-rata pretes kelas eksperimen dan kontrol hampir sama yaitu 58,18 dan 57,58. Hasil tersebut menunjukkan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kontrol tidak ada perbedaan. Hasil postes kelas eksperimen sebesar 75,15 sedangkan kelas kontrol sebesar 64,09. Hasil postes kedua kelas sampel menunjukkan ada perbedaan kemampuan akhir siswa atau kemampuan akhir siswa lebih tinggi di kelas eksperimen setelah diberi perbedaan perlakuan dalam pembelajaran. Hasil gain skore kelas eksperimen sebesar 16,57 sedangkan kelas kontrol hanya sebesar 6,52 sehingga peningkatan kemampuan berpikir analisis lebih tinggi pada kelas eksperimen. Dengan demikian penggunaan model GI pada kelas eksperimen hasilnya lebih baik dari pada menggunakan konvensional pada kelas kontrol. PEMBAHASAN Model pembelajaran GI berpengaruh terhadap kemampuan berpikir analisis Hasil uji t memperoleh 0,006 0,05 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian eksperimen mengenai pengaruh model pembelajaran GI terhadap kemampuan berpikir analisis pada mata pelajaran

6 geografi siswa kelas X SMA Negeri 1 Srengat berhasil. Meskipun demikian, hasil uji analisis 0,006 menunjukkan belum terlalu tinggi signifikannya namun tingkat kepercayaan pada penelitian ini sudah tinggi. Tujuan penelitian ini telah tercapai yakni model GI berpengaruh terhadap kemampuan berpikir analisis siswa dikarenakan pada model GI terdapat tiga kekuatan utama supaya siswa dapat lebih mengasah kemampuan berpikir analisis. Tiga kekuatan yang dapat mengasah kemampuan berpikir analisis antara lain pada orientasi topik, perencanaan kelompok, dan pelaksanaan investigasi. Pada orientasi topik, siswa memerinci bersama anggota untuk berdiskusi mengenai topik yang mereka bahas. Guru mempresentasikan permasalahan seperti erosi di dekat Cangar, Bumiaji, Batu kemudian siswa menganalisis fakta dan data guna menentukan topik investigasi mereka. Guru selesai menyampaikan orientasi topik kemudian siswa bertanya kepada guru mengapa erosi di Batu tersebut dapat terjadi, bagaimana pengaruh erosi tersebut terhadap lingkungan sekitar. Berdasarkan pertanyaan dari siswa, guru bisa mengambil kesimpulan pertanyaan dari siswa tersebut sudah dapat mengasah mereka berpikir analisis. Hal tersebut dikarenakan proses berpikir siswa yang kompleks setelah mengetahui erosi di Batu. Guru tidak menjawab secara langsung pertanyaan dari siswa, namun guru mengajak siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan mereka dengan cara menghubungkan atau mengkaitkan gambar dan informasi dari guru. Dengan demikian siswa dapat menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan mereka. Siswa menentukan topik sendiri setelah mendapatkan gambaran dari orientasi topik okeh guru. Guru membantu siswa untuk memutuskan topik yang akan mereka investigasi. Siswa sangat antusias dalam pemilihan topik, mereka mencari informasi melalui internet dan informasi dari guru, selanjutnya menganalisis data dan fakta yang ada dilapangan guna menentukan topik permasalahan. Pada saat perencanaan kelompok, siswa juga mengasah kemampuan berpikir analisis yakni siswa mampu merinci tugas setiap anggota kelompok supaya tidak ada anggota yang tidak bekerja seperti, membuat proposal, merinci tugas apa yang akan mereka kerjakan pada proses investigasi, dan siapa yang mencari apa. Pada tahap ini berpikir analisis siswa sangat jelas terlihat. Mereka

7 bekerjasama dengan kelompok untuk membuat proposal investigasi yang di dalamnya berisi pendahuluan, kajian pustaka, dan metode penelitian. Mereka harus memerinci dengan seksama untuk menghasilkan proposal yang baik. Pembagian tugas kerja kelompok juga memerlukan kemampuan berpikir analisis yakni dengan cara ketua kelompok berpikir anggota mana yang pantas untuk ditugaskan mencari referensi terkait topik. Pada saat pelaksanaan investigasi, siswa juga mengasah kemampuan berpikir analisis. Investigasi dilakukan dengan library research sehingga siswa harus mencari referensi terkait topik permasalahan melalui perpustakaan, internet, majalan, dan koran. Hasil pencarian informasi oleh para anggota selanjutnya dijadikan satu dan didiskusikan agar semua anggota memahami penemuan mereka masing-masing. Data dari semua anggota telah terkumpul, kemudian semua anggota ikut menganalisis data tersebut, memilah data yang dipakai dalam laporan atau tidak, mencari jawaban dari rumusan masalah mereka berdasarkan data yang diperoleh, serta mengkaitkan antar data sehingga menghasilkan laporan yang saling terkait tentang topik permasalahan mereka. Selain itu, kemampuan berpikir analisis siswa lebih tinggi dengan model pembelajaran GI dikarenakan pada saat proses pembelajaran berpusat pada siswa sehingga siswa menggali sendiri pengetahuannya serta mencari jawaban atas apa yang mereka investigasi. Sejalan dengan pendapat (Gintings, 2008:30; Bettencourt, 1989 dan Matthews, 1994, Von Glaserslfeld, 1989 dalam Pannen dkk, 2001:3) menyatakan bahwa teori konstruktivistik yang dikembangkan oleh J. Piaget memandang bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dengan jalan berinteraksi secara terusmenerus dengan lingkungannya. Dengan demikian siswa lebih memahami materi pelajaran lebih baik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sumarmi (2012:17) mengemukakan bahwa pembelajaran inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu dengan sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Peneliti menemukan sendiri penyebab kurang begitu tinggi hasil penelitian antara lain: kekurangan dari peneliti yaitu pada pelaksanaan investigasi, peneliti

8 tidak terjun langsung ke lapangan karena tahap tersebut dikerjakan di luar jam sekolah. Dengan demikian peneliti tidak dapat mengawasi siswa yang sedang mengerjakan investigasi topik. Padahal menurut Slavin (2010:222) menyatakan bahwa guru harus mengupayakan berbagai cara untuk memungkinkan sebuah proyek kelompok berjalan tanpa terganggu sampai investigasinya selesai, atau paling tidak sampai sebagian besar dari pekerjaan tersebuit selesai. Penyebab yang kedua yaitu proses diskusi di dalam kelas hanya mengenai pembentukan kelompok, pemilihan topik, dan perencanaan kelompok sehingga peneliti tidak dapat memperhatikan diskusi hasil investigasi siswa. Peneliti hanya mengetahui proses dan hasil investigasi dari pertanyaan yang diberikan kepada siswa serta menggunakan alat komunikasi guna menjawab kesulitan yang dialami siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran GI (Group Investigation) terhadap kemampuan berpikir analisis siswa kelas X SMA Negeri 1 Srengat. Saran pada penelitian ini antara lain: (1) kepada sekolah agar model pembelajaran Group Investigation (GI) perlu dikembangkan di sekolah guna meningkatkan kualitas pendidikan serta dapat memvariasikan model pembelajaran di sekolah tersebut; (2) kepada Guru harus lebih memperhatikan alokasi waktu pada saat menggunakan GI supaya semua sintak GI dapat terlaksana dengan baik; (3) kepada peneliti selanjutnya harap memperhatikan kerja kelompok dalam GI sebab group dalam GI belum sistemik masih terpisah-pisah yakni setiap anggota mengerjakan sesuai dengan bagiannya dan tidak sesuai dengan teori kooperatif sehingga permasalahan kelompok pada penelitian ini dapat terpecahkan; dan (4) bagi pembaca, laporan hasil investigasi dapat digunakan sebagai bahan pustaka guru maupun siswa, karena laporan kelompok dari siswa masing-masing berbeda topik permasalahan erosi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai referensi yang mempelajari materi erosi.

DAFTAR RUJUKAN Djiwandono, P. Istiarto. 2013. Kemampuan Analisis Sebagai Bekal Bernalar Kritis. Malang: Malang Pos. Fitriana, Laila. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation (GI) dan STAD terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. FMIPA UNY. Gintings, Abdorrakhman. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora. Herdian. 2010. Kemampuan Berpikir Analitis, (Online), (http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berpikir-analitis/, diakses 12 Desember 2012) Lewy. 2009. Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tingi Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX Akselerasi SMP XA Verius Maria Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3 No. 2, Desember 2009. Mike, dkk. 2002. Quantum Learning: Membiasakan Membaca Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Khaifa. Pannen, dkk. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka. Purwanto, Edy. 2010. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Disajikan dalam rapat senat terbuka di Universitas Negeri Malang pada 6 Mei 2010 Ruseffendi, E.T. 1988. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Slavin, Robert. E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Malang: Aditya Media Publising. Suprijono. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. 9