BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Fraser, 2009 h. 635). Pada umumnya kehamilan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan merupakan suatu proses penting yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 32/1.000 kelahiran hidup pada Tahun 2015 (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi (fertilisasi) sampai lahirnya janin.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seseorang yang pernah

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. atau pembuahan yaitu meleburnya sel telur dan sel sperma yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maternal (maternal mortality). Menurut definisi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GI P0000 TRIMESTER III DENGAN LETAK SUNGSANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan dan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia memperkirakan diseluruh dunia setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) terendah pada tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. menurut WHO merupakan kematian selama kehamilan atau setelah 42 hari

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses alamiah oleh setiap wanita. Pada

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. neonatal hingga 17 per kelahiran hidup. Kementrian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung antara minggu (hamil aterm) dan ini merupakan periode

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. dari pertemuan sperma dan ovum sebagai rangkaian kejadian dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO tahun 2013, terdapat sekitar kasus kematian ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hasil konsepsi pada ibu. Proses ini juga akan diawali dengan kontraksi yang

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator pembangunan. kesehatan dasar. Di negara-negara ASEAN, Indonesia menempati posisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi perubahan meliputi perubahan fisik, emosional ibu dan status

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan total ke kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumit

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GIII P2002 TRIMESTER III DENGAN LETAK LINTANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB I PENDAHULUAN. hamil sehingga dapat membahayakan ibu dan janin jika mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontrasepsi.proses tersebut akan menentukan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB IV PEMBAHASAN. yang ada di lahan praktek di RSUD Sunan Kalijaga Demak. Dalam pembahasan ini penulis

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Kematian ibu atau kematian. kehamilan. (Prawirohardjo,2010; h.53-54).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

PENATALAKSANAAN LETAK SUNGSANG. Oleh : Emi Sutrisminah Staf Pengajar Prodi D III Kebidanan FK Unissula Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran hasil konsepsi, plasenta dan selaput ketuban oleh ibu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang asuhan yang ia terima.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai minggu ke-12, trimester kedua dari minggu ke- 13 sampai minggu ke-27, dan trimester ketiga dari minggu ke-28 sampai minggu ke-40 (Prawirohardjo, 2014; h. 89) Menurut Varney (2007; h. 503), trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan, pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur (Prawirohardjo, 2014; h. 281). Hasil penelitian dengan menggunakan analisis multivariat 1

2 menunjukkan bahwa ibu yang mengalami komplikasi kehamilan memiliki risiko untuk mengalami kematian maternal 147,1 kali lebih besar bila dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami komplikasi kehamilan (Fibriana, 2007; h. 8). Kehamilan dengan risiko tinggi dapat dikatakan sebagai masalah kesehatan yang merupakan suatu mata rantai dalam proses yang merugikan, sehingga dapat mengakibatkan kematian/kesakitan/kecacatan/ ketidaknyamanan/ketidakpuasan pada ibu/janin (Prawirohardjo, 2014; h. 29). Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila dilakukan tatalaksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal dan berdasarkan waktu, keadaan risiko tinggi ditetapkan pada saat menjelang kehamilan, kehamilan trimester III, dan saat persalinan/pascapartus (Manuaba, 2007; h. 43). Berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan, dan sifat risikonya, faktor risiko dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu kelompok faktor risiko I: Ada-Potensi-Gawat-Obstetrik/APGO dengan 7 Terlalu dan 3 Pernah. Tujuh terlalu adalah primi muda, primi tua, primi tua sekunder, umur 35 tahun, grande multi, anak terkecil umur < 2 tahun, tinggi badan rendah 145 cm dan 3 pernah adalah riwayat obstetrik jelek, persalinan lalu mengalami perdarahan pascapersalinan dengan infus/transfusi, tindakan pervaginam, dan bekas operasi sesar. Kelompok faktor risiko II: Ada-Gawat- Obstetrik/AGO yang meliputi penyakit ibu, preeklamsia ringan, hamil kembar, hidramnion, hamil serotinus, IUFD, letak sungsang, dan letak lintang. Kelompok faktor risiko III: Ada-Gawat-Darurat-Obstetrik/ AGDO yakni perdarahan antepartum dan preeklamsia berat/eklamsia (Prawirohardjo, 2014; h. 29-30).

3 Hasil survey di Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dari tahun 2014 sampai tahun 2015 mengalami kenaikan setiap faktor risiko yaitu pada tahun 2014 dengan ibu hamil sejumlah 18.565 orang dan pada tahun 2015 sebanyak 21.919 ibu hamil. Tabel 1. 1 Distribusi Kejadian Kehamilan dengan Faktor Risiko di Kabupaten Demak Tahun Faktor risiko I Faktor risiko II Faktor risiko III 2014 8,88% 3,23% 0.52% 2015 9,13% 4,01% 0,72% Kenaikan 0,25% 0,78% 0,2% Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Demak 2015 Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa kejadian ibu hamil dengan faktor risiko II di Kabupaten Demak lebih banyak dari faktor risiko I maupun III. Dapat disimpulkan bahwa angka kejadian ibu hamil dengan faktor risiko II di Kabupaten Demak terjadi kenaikan dari tahun 2014 ke tahun 2015 yaitu sebesar 0.78%. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Demak pada tahun 2015 mencatat bahwa di Kabupaten Demak terdapat 27 kecamatan dengan Kecamatan Bonang yang mempunyai pusat kesehatan masyarakat yakni Bonang I yang merupakan puskesmas yang banyak mendeteksi ibu hamil dengan faktor risiko yakni sebesar 24,21% sedangkan Puskesmas Bonang II sebesar 24,07%. Tabel 1. 2 Distribusi Kejadian Kehamilan dengan Faktor Risiko II di Kabupaten Demak Puskesmas Penyakit Preeklamsia Hamil Kelainan Hidramnion Serotinus IUFD ibu ringan kembar letak Bonang I 4,3% 5,0% 1,8% 0,3% 5,0% 0,6% 5,3% Bonang II 4,0% 3,7% 2,1% 0,6% 4,3% 0,3% 4,7% Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Demak 2015

4 Berdasarkan tabel 1.2 mengenai kejadian ibu hamil dengan faktor risiko II, kasus kelainan letak merupakan kasus yang terbanyak dibandingkan dengan kasus-kasus lainnya. Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dari tahun 2014 sampai tahun 2015 kasus kelainan letak mengalami kenaikan sebesar 0,3% yakni pada tahun 2014 dengan 18.565 ibu hamil yang angka kejadian kelainan letak sebanyak 190 kasus (1,03%) sedangkan di tahun 2015 dari 21.919 ibu hamil, angka kejadian kehamilan dengan kelainan letak sejumlah 310 kasus (1,41%). Salah satu kelainan letak adalah letak sungsang yaitu ketika bokong janin memasuki pelvis lebih dulu sebelum kepalanya, presentasi ini disebut breech (sungsang). Istilah tersebut berasal dari kata yang sama yaitu britches, yang menunjukkan sebuah celana yang menutupi pinggang dan paha (Cunningham, dkk, 2013; h. 550). Kehamilan dengan presentasi bokong (letak sungsang) adalah janin letak memanjang dengan bagian terendah bokong dan kaki atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada kehamilan cukup bulan ( 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25 30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor risiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas struktural uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya (Prawirohardjo, 2014; h. 588).

5 Posisi janin sungsang tentunya dapat mempengaruhi proses persalinan. Proses persalinan yang salah jelas menimbulkan risiko, seperti pada ibu mengalami perdarahan, trauma persalinan dan infeksi, sedangkan pada bayi terjadi perdarahan, infeksi alat vital, trauma ekstremitas dan trauma alat vesera seperti lever ruptur dan lien ruptur (Manuaba, 2008; h. 116). Tindakan bidan menghadapi letak sungsang dengan melakukan versi luar sudah ditinggalkan sehingga masih dapat dicoba untuk melakukan versi luar alami dengan jalan menganjurkan ibu untuk melakukan posisi lutut-dada (knee-chest) selama 10-15 menit setiap hari sebanyak 2-3 kali sampai terjadi perubahan posisi janin dalam rahim. Anjuran tersebut hanya berlaku karena longgarnya ruangan intrauterin dengan masa kehamilan sekitar 6,5-7,5 bulan, usia kehamilan lebih dari ini sulit dilakukan karena ruangan semakin sempit (Manuaba, 2010; h. 381). Setiap menit di suatu tempat di dunia satu orang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi persalinan kebanyakan kematian ibu tersebut merupakan tragedi yang dapat dicegah, dihindari dan membutuhkan perhatian masyarakat internasional. Pertemuan di Nairobi Kenya 1987 di rancangkan program Safe Motherhood Intiative dengan 4 pilarnya: Keluarga Berencana, asuhan antenatal, persalinan yang aman/bersih, Pelayanan Obstetrik Esensial. WHO 1997 pada Hari Kesehatan Sedunia menyatakan Safe Motherhood merupakan upaya global untuk mencegah/menurunkan kematian ibu (Prawirohardjo, 2014; h. 24). Salah satu pilar Safe Motherhood adalah pelayanan antenatal, yang bertujuan untuk mencegah komplikasi dan menjamin bahwa komplikasi dalam persalinan dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara benar (Prawirohardjo, 2014; h. 24).

6 Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan. Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi tetap mempunyai risiko untuk terjadinya komplikasi. Oleh karenanya deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor risiko dan komplikasi, serta penanganan adekuat sedini mungkin, merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkan (Kemenkes RI, 2010; h. 23). Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya (Prawirohardjo, 2014; h. 281). Hasil survey di Dinas Kesehatan Kabupaten Demak dari tahun 2014 sampai tahun 2015 mengalami kenaikan 0,6%. Tahun 2014 dari 18.565 ibu hamil, angka kejadian ibu hamil dengan letak sungsang sebanyak 127 kasus (66,8%) sedangkan di tahun 2015 sebanyak 21.919 ibu hamil dengan angka kejadian kehamilan letak sungsang sejumlah 209 kasus (67,4%). Pada wilayah kerja Kecamatan Bonang I terdapat beberapa Bidan Praktik Mandiri (BPM) yang mempunyai jumlah kunjungan Antenatal Care (ANC) terbanyak pada tahun 2015, dengan jumlah ibu hamil risiko tinggi di BPM Ny.I sebesar 16,1%, BPM Ny. S sebesar 30,2% kemudian BPM Ny. W sebanyak 37,2%. Kejadian ibu hamil dengan letak sungsang di BPM Ny. W dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,7% yaitu pada tahun 2014 dari 175 ibu hamil terdapat 5 kasus (2,85%) dengan letak sungsang.

7 Pada tahun 2015 bulan Januari sampai Oktober dari 169 ibu hamil, angka kejadian ibu hamil dengan letak sungsang sebanyak 7 kasus (4,14 %). Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan, pengawasan neonatus serta pengawasan pada persalinan ibu postpartum (Manuaba, 2010; h. 43). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan, manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Penatalaksanaan letak sungsang di BPM Ny. W Kecamatan Bonang Kabupaten Demak yaitu dengan kegiatan pelayanan Antenatal Care (ANC) minimal 2 minggu sekali pada trimester 3, dengan mengajarkan posisi knee chest pada kehamilan sekitar 7-7,5 bulan yang dilakukan 3 kali sehari selama 10 menit, penyuluhan materi pada buku Kesehatan Ibu dan Anak. Sebagai rujukan pertama puskesmas Bonang I melayani rawat inap dengan pelayanan kebidanan PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar). Penanganan ibu hamil dengan letak sungsang juga dilakukan dengan berkolaborasi dengan dr spesialis kandungan yang berada di rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah.

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada Ny. I dengan Letak Sungsang di BPM Ny. W Kecamatan Bonang Kabupaten Demak? C. Tujuan Penulisan Tujuan dalam asuhan kebidanan ini adalah penulis dapat memberikan asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny. I dengan letak sungsang di BPM Ny. W Kecamatan Bonang Kabupaten Demak, dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif, data objektif dan data penunjang secara lengkap pada Ny. I dengan letak sungsang di BPM Ny. W Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. 2. Mampu melakukan interpretasi data pada Ny. I dengan letak sungsang di BPM Ny. W Kecamatan Bonang Kabupaten Demak yang meliputi diagnosa dan masalah. 3. Mampu melakukan identifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin timbul pada Ny. I dengan letak sungsang di BPM Ny. W Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. 4. Mampu melakukan antisipasi tindakan segera yang memerlukan penanganan segera, konsultasi atau kolaborasi pada Ny. I dengan letak sungsang di BPM Ny. W Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. 5. Mampu merencanakan asuhan kebidanan secara menyeluruh pada Ny. I dengan letak sungsang di BPM Ny. W Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.

9 6. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. I dengan letak sungsang di BPM Ny. W Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. 7. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan terhadap tindakan yang diberikan pada Ny. I dengan letak sungsang di BPM Ny. W Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Memberikan pengalaman dan pembelajaran tentang ibu hamil letak sungsang dengan penerapan dan pengembangan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan menambah pengetahuan serta mendapatkan wawasan dan kemampuan dalam menerapkan manajemen kebidanan Varney pada ibu hamil dengan letak sungsang. 2. Bagi Institusi a. Pendidikan Menambah wawasan dan pengalaman pelaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil patologi, khususnya ibu hamil dengan letak sungsang, serta digunakan melengkapi koleksi buku-buku di perpustakaan dan sebagai sumber bacaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. b. Lahan Praktek Memberikan masukan pada profesi bidan agar mampu meningkatkan profesionalisme, mutu, serta kualitas tenaga kesehatan khususnya mengenai kasus ibu hamil dengan letak sungsang.

10 3. Ibu Hamil Agar dapat mengerti tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan guna mengetahui secara dini adanya komplikasi agar bisa mendapat penanganan yang tepat dan sesuai.