BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ANALISIS DU PONT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

III. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Shantylana Butar-butar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen membantu perusahaan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan usahanya. Persaingan yang ketat di

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sementara itu, pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2010:5)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN DU PONT SYSTEM. (Studi Pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk Periode )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Prawironegoro, Manajemen Keuangan didefinisikan sebagai berikut : Aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba (Prawironegoro, 2007) Fungsi Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu: a. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva. b. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan. c. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin. 8

9 2. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Menurut Ikatan Akuntansi, definisi laporan keuangan adalah sebagai berikut: Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan kauangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, paragraph 6 dan 7) Menurut Alexandri, laporan keuangan didefinisikan sebagai berikut: Laporan keuangan adalah media yang dipakai untuk meneliti kondisi perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan (Alexandri, 2009:30)

10 sebagai berikut: Menurut Farah Margaretha, laporan keuangan didefinisikan Laporan Keuangan adalah laporan yang memberikan gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keungan perusahaan. (Margaretha, 2011, 20). Menurut Fahmi, laporan keuangan didefinisikan sebagai berikut: Laporan Keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. (Fahmi, 2012:21) Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu proses pengkomunikasian laporan. Laporan keuangan merupakan mekanisme yang penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu investor publik di luar lingkup manajemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan. Menurut SAK (Standar Akuntansi Keuangan) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat bukan masa kini.

11 b. Laporan kuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu atau pihak khusus saja seperti untuk pihak yang akan membeli perusahaan. c. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. d. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekomonis suatu peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas) e. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. 3. Tujuan Laporan Keuangan Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. (SAK) adalah: Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:3)

12 Tujuan laporan keuangan menurut Farah Margaretha adalah: Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk digunakan oleh: manajer dalam menjalankan operasi perusahaan, dan pihak-pihak yang berkepentingan (penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi nirlaba (nonprofit) untuk mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan). (Margaretha, 2011, 9) Selain sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Pengambilan keputusan ekonomi adalah keputusan yang dilakukan secara sadar untuk menetapkan sesuatu atas dasar data dalam bisnis. Laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi pihak yang berkepentingan, pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan adalah sebagai berikut: 1. Pemilik Perusahaan Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk: a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen b. Mengetahui hasil dividen yang akan diterima c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya d. Mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham e. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan dimasa datang f. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan, menambah atau mengurangi investasi.

13 2. Manajemen Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan ini digunakan untuk: a. Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik b.mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian atau segmen tertentu c.mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu d. Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab e. Menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru f. Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, AD (Anggaran Dasar), Pasar modal, dan lembaga regulator lainnya. 3. Investor Investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Bagi investor potensial ia akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan. Bagi investor, laporan keuangan untuk: a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan b. Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan

14 c. Menilai kemungkinan menanamkan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan d. Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa datang 4. Kreditur atau Banker Kreditur membutuhkan informasi keuangan guna memutuskan memberi pinjaman serta kemampuan membayar angsuran pokok dan bunga pada saat jatuh tempo. Bagi kreditur, banker, laporan keuangan digunakan untuk: a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang b. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan c. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit d. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan

15 5. Pemerintahan dan Regulator Informasi keuangan bagi pemerintah digunakan unutk menentukan kebijakan dalam bidang ekonomi, misalnya alokasi sumber daya, UMR, pajak, pungutan serta bantuan. Bagi pemerintahan atau regulator laporan keuangan dimaksud untuk: a. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar b. Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain d. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan e. Bagi lembaga pemerintahan lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik 6. Masyarakat: bagi masyarakat laporan keuangan dapat digunakan untuk pengajaran, analisis informasi dan kemakmuran.

16 4. Komponen Laporan Keuangan Suatu laporan tahunan korporat terdiri dari empat laporan keuangan pokok, yaitu neraca, laporan rugi laba, laporan ekuitas pemegang saham dan laporan arus kas (Fraser dan Ormitson, 2008:8) a. Neraca merupakan salah satu bentuk laporan keuangan pada suatu periode tertentu yang meliputi aktiva, utang dan modal, digunakan untuk pengukuran kinerja keuangan (Tampubolon, 2004:18) b. Laporan rugi laba merupakan laporan keuangan yang memperlihatkan pendapatan, beban, dan laba bersih perusahaan pada suatu periode tertentu (Brealey, Myers & Marcus, 2008:72) c. Laporan Perubahan Modal Laporan yang menggambarkan sebab-sebab perubahan modal disebut laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas. d. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (Reeve, 2009:26). 5. Pengertian Analisa Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah

17 merupakan dasar untuk menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Menurut Sofyan Syafri, analisis laporan keuangan didefinikan sebagai berikut : Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. (Syafri, 2008, 7-9). adalah: Menurut Harahap, analisis laporan keuangan didefinisikan Analisis Laporan Keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dan yang lain baik data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. (Harahap 2013:193) Menurut Djarwanto, analisis laporan keuangan didefinisikan sebagai berikut : Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. (Djarwanto, 2010:59)

18 6. Tujuan Analisa Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan diperlukan oleh berbagai pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda, perbedaan kepentingan akan membawa perbedaan dalam menganalisis laporan keuangan dan perbedaan dalam tekanan-tekanan yang diberikan pada analisis tersebut. Tujuan Analisa Laporan Keuangan : a) Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger, b) Sebagai alat forecasting mengenai kondisi kinerja keuangan di masa datang, c) Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya, d) Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen (Darminto dan Suryo, 2005:41).

19 7. Kinerja Keuangan Fahmi, (2011) mengemukakan bahwa kinerja keuangan adalah: Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Tujuan Kinerja Keuangan Perusahaan a) Untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk segera memenuhi kewajiban keuangan atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo. b) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas perusahaan Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. c) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas perusahaan Rentabilitas atau profitabilitas adalah kemampuan perusahaan yang menunjukkan bagaimana perusahaan dapat menghasilkan laba selama periode tertentu. d) Untuk mengetahui stabilitas usaha perusahaan Stabilitas usaha perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk melakukan usaha dengan stabil yang diukur dengan

20 mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali pokok hutang tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan (Munawir, 2007:31) 8. Metode Analisa Laporan Keuangan a. Metode Rasio Keuangan Ada beberapa jenis analisis rasio keuangan yang bisa digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan diantaranya, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas. Dari rasio diatas sangat berguna untuk memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. (Sumber: Martono, Agus Harjito, 53-54) 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas. Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio likuiditas ini ada dua yaitu :

21 a. Rasio Lancar (Current Ratio) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar untuk memperlihatkan keamanan pemberi hutang. Rasio yang menunjukkan sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek dari para kreditor dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu yang dekat. Rumus yang digunakan : Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar b. Rasio Cepat (Quick Ratio) yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancarnya. Perbedaan yang mendasar dari rasio lancar dengan rasio cepat yaitu kalau dalam rasio lancar, aktiva lancar yang diperhitungkan meliputi persediaan sedangkan dalam rasio cepat aktiva lancar yang diperhitungkan tidak meliputi persediaan. Standar ukuran dari rasio cepat adalah sebesar 100% atau lebih. Rumus yang digunakan yaitu : Quick Ratio = Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick ratio dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus

22 melikuidasi atau terlalu tergantung pada persediaan, karena persediaan bukanlah sumber kas yang bisa segera diperoleh dan bahkan mungkin tidak mudah dijual pada kondisi ekonomi yang lesu. c. Rasio Cash (Cash Ratio) yaitu rasio yang digunakan untuk menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi hutang lancar. Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan bank yang dapat segera diuangkan. Rumus yang digunakan yaitu : Cash Ratio = Kas x 100% Hutang Lancar 2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuanperusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio yang digunakan dalam rasio solvabilitas yaitu : a. Rasio Hutang Terhadap Modal yaitu menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutanghutang kepada pihak luar. Rumus yang digunakan : Debt to Equity Ratio = Total Hutang Ekuitas

23 b. Rasio Hutang Terhadap Total Asset merupakan perbandingan total hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek dengan total aktiva. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menjamin keseluruhan hutang dengan Asset yang dimilikinya. Rumus yang digunakan : Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang Total Aktiva c. Rasio Time Interest Earned, Rasio ini menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tanpa bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang aman, meskipun barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan hutang perusahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari pihak manajemen. Rumus yang digunakan : TIE = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) Bunga 3. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperolehpenjualan.rasio ini menunjukkan bagaimana sumber daya yang ada di perusahaan telah dimanfaatkan secara

24 optimal sehingga tercipta suatu efisiensi investasi pada berbagai aktiva. Ada empat rasio aktivitas yang dapat digunakan yaitu perputaran total aktiva, perputaran aktiva tetap, rata - rata umur piutang, dan perputaran persediaan. a. Rasio Perputaran Total Aktiva Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana tingkat efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini juga ditentukan oleh perputaran elemen aktiva itu sendiri. Rumus yang digunakan : Aktiva Turn Over = Sales Total Aktiva b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap Perputaran aktiva tetap adalah rasio antara penjualan dengan aktiva tetap netto. Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor. Rumus yang digunakan : Fixed Asset Turn Over = Sales Total Fixed Asset

25 c. Rata-rata Umur Piutang Merupakan perbandingan antara penjualan dengan piutangperusahaan. Rasio ini menunjukkan seberapa cepat kemampuan perusahaan dalam menagih piutangnya dalam suatu periode atau menunjukkan kecepatan perputaran piutangnya. Rumus yang digunakan : Rata Rata umur Piutang = Piutang Penjualan/365 d. Rasio Perputaran Persediaan Rasio ini mengukur beberapa lama rata-rata barang berada di gudang.pemikirannya adalah bahwa kenaikan persediaan disebabkan oleh peningkatan aktivitas, atau karena perubahan kebijkasanaan persediaan.kalau terjadi kenaikan persediaan yang tidak proposional dengan peningkatan aktivitas, maka berarti terjadi pemborosan dalam pengelolaan persediaan. Rumus yang digunakan : Inventory Turn Over = COGS Inventory 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan kinerja perusahaan selama satu periode

26 akuntansi dan dari rasio ini dapat diketahui seberapa banyak laba harus diinvestasikan kembali dan seberapa banyak laba akan dibayarkan sebagai deviden. a. Return On Asset (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Rumus yang digunakan : Return on Asset (ROA) = Laba Bersih Total Asset b. Profit Margin Rasio ini digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.rasio ini juga menunjukan kemampuan perusahaan menekan biaya biaya diperusahaan pada periode tertentu. Rumus yang digunakan: Profit Margin = Laba Bersih Penjualan c. Return On Equity (ROE) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini

27 merupakan ukuranprofitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Rumus yang digunakan : Return on Equity = Laba Bersih Modal b. Metode Dupont System Pada sistem Du pont dalam menghitung Return On Investment (ROI) yang didefinisikan sebagai laba adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam konsep rentabilitas ekonomis laba yang dimaksud adalah laba sebelum bunga dan pajak. Menurut Brigham & Houston (2013:153) menjelaskan bahwa: Persamaan DuPont system adalah suatu rumus yang menghitung tingkat pengembalian atas aktiva dan mengkalikan marjin laba dengan perputaran total aktiva, hal ini sama dengan tingkat pengembalian atas aktiva atau biasa disebut Return on Activa (ROA). Menurut Syamsuddin, Dupont system didefinisikan sebagai berikut : Du Pont System adalah ROI yang dihasilkan melalui perkalian antara keuntungan dari komponen-komponen sales serta efisiensi penggunaan total asset didalam menghasilkan keuntungan tersebut (Syamsuddin, 2009:64).

28 Menurut Atmaja, Dupont system didefinisikan sebagai berikut : Du Pont System memperlihatkan bagaimana hutang, perputaran aktiva dan profit margin dikombinasikan untuk menentukan ROE (Atmaja, 2008, 419). Menurut Sawir, Dupont system didefinisikan sebagai berikut : Analisis Du Pont menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan profit marjin dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan marjin laba penjualan hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering disebut juga ROI. (Sawir, 2005) Keunggulan analisis Du Pont System antara lain: a. Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aktiva. b. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk mana yang potensial. c. Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang lebih integratif dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya (Anugrahani, 2007).

29 Manfaat lain dari analisis Du Pont adalah: 1. Menganalisis cara meningkatkan prestasi perusahaan. 2. Melihat efektivitas pengelolaan sumber daya guna memaksimalkan tingkat pengembalian para pemilik saham. Kelebihan sistem du pont adalah: a. Menyeluruh atau komprehensif Dapat mengukur efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. b. Sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aktiva. c. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk mana yang potensial. d. Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang lebih intergrative dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya (Harahap, 2004:333). Kelemahan sistem Du Pont adalah: a. Sistem Akuntansi Adanya kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, karena praktek akuntansi yang dilakukan berbeda.

30 b. Sulit mengadakan perbandingan Tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang sempurna c. ROI suatu perusahaan sulit dibandingkan dengan ROI perusahaan lain yang sejenis, karena adanya perbedaan praktek akuntansi yang digunakan. Dengan menggunakan ROI saja tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua permasalahan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang memuaskan (Harahap, 2004:341). Tahap-tahap atau rasio yang digunakan dalam Du Pont System : a. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. (Kasmir, 2014:172) 1) Total Asset Turnover Rasio perputaran total aktiva mengukur efisiensi pengelolaan aktiva perusahaan (Brigham dan Houston, 2009:100) Total Assets Turn over = Penjualan Bersih Total Aktiva b. Rasio Profitabilitas, mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan melalui keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi (Fahmi, 2012:68).

31 1) Net Profit Margin Margin laba bersih mengetahui profitabilitas setelah semua pendapatan dan beban, termasuk pos bunga, pajak dipertimbangkan (Fraser dan Ormitson, 2008:237). Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Net Profit Margin = Laba Bersih setelah pajak (EAT) Penjualan Bersih 2) ROI (Return On Investment) atau ROA (Return On Assets) ROI menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan (Sartono, 2011:123). Return on Invesment = Net Profit Margin x Assets Turn over 3) ROE (Retun On Equity) ROE bertujuan mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan (Sartono, 2011:124).

32 Formula Du Pont System Formula Du Pont System dapat diamati, analisis dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan demikian pula menelusuri sebab-sebab masalah kondisi keuangan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan Jika profit margin dikalikan dengan total assets turnover, maka akan menghasilkan ROI (Return On Investment). Jika ROI dikalikan dengan Equity Multiplier, maka akan menghasilkan ROE (Return On Equity). Analisis tiga rasio yang tersisa memperlihatkan bagaimana ROE (pengembalian/imbalan keseluruhan kepada pemegang saham, pemilik perusahaan) berasal dari produk ROI dan leverage keuangan (proporsi hutang dalam struktur modal). Penggunaan sistem ini akan dapat mengevaluasi perubahan kinerja perusahaan, apakah dapat menjadi petunjuk peningkatan atau kemerosotan atau kombinasi keduanya. Selanjutnya, evaluasi dapat difokuskan pada bidang-bidang tertentu yang menyumbangkan kepada perubahan-perubahan (Fraser dan Ormiston, 2008:253) ROE = (Net Profit Margin) x (Total Asset Turnover) x (Multiplier Equity) = x x Sumber: Atmaja (2008:419)

33 GAMBAR 2.1 BAGAN METODE DUPONT SYSTEM ROE ROI DIKALI Multilplier Equity Marjin Laba Bersih DIKALI Perputaran Total Aktiva Laba Bersih/EAT DIBAGI Penjualan Penjualan DIBAGI Total Aktiva Penjualan Total Biaya DIKURANGI Harga Pokok Penjualan Beban Pmasaran&Penjualan Beban umum & Adm Penghasilan keuangan Biaya keuangan Beban Pajak Penghasilan Aktiva Lancar Aktiva Tetap AktivaLain Kas dan Setara kas Piutang Usaha Piutang Lain-Lain Persediaan Pajak Dibayar Dimuka Beban Dibayar Dimuka

34 B. PENELITIAN TERDAHULU 1. Penelitian Widarsi (2011), dengan judul Penilaian kinerja keuangan PT. Siantar Top, Tbk periode 2010-2013 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis Du Pont System yang meliputi perhitungan Return Of Investment (ROI) dan Return Of Equity (ROE) bahwa kinerja keuangan dari PT. Siantar Top, Tbk ini mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut hal ini disebabkan adanya penurunan penjualan sedangkan biaya-biaya terutama harga pokok penjualan mengalami kenaikan atau relatif masih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini yang terkait langsung yakni departemen penjualan dan opersionalnya. Maka setelah melakukan penelitian dan melihat hasil dari analisis yang didapat perusahaan harus bisa menaikan penjualan, misalnya dengan menggunakan strategi pemasaran yang baru baik itu perbaikan mutu, inovasi, promosi dan lain sebagainya. Dan menekan biaya-biaya dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada sehingga stabilitas perusahaan dapat terjaga. 2. Penelitian Yanuaringtyas (2011) memberikan kesimpulan bahwa perhitungan Return Of Investment (ROI) dan Return Of Equity (ROE) dapat dilakukan melalui analisis Du Pont System, yaitu analisis yang menggabungkan antara rasio aktivitas dan profitabilitas. Analisis Du Pont System ini memberikan keuntungan terhadap penilaian kinerja keuangan perusahaan, khususnya fungsi-fungsi yang terkait langsung

35 dengan operasional dan penjualan. Melalui analisis Du Pont System ini dapat diketahui sejauh mana efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset dan dalam menciptakan kegiatan operasional perusahaan. 3. Lianto (2013) dengan judul Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan periode 2008-2010 (Study kasus: PT. Hanjaya Mandala Sampoerna dan PT. Gudang Garam) melakukan menganalisis dengan menggunakan Analisis Du Pont laporan keuangan dua perusahaan rokok tersebut selama tiga tahun, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan rata-rata Return On Invesment (ROI), rata-rata Profit Margin (PM), dan rata-rata Total Assets Turn Over (TATO), selama tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan PT. Gudang Garam. 4. Penelitian Phrasasty, Kertahadi, Azizah D.F., (2014) dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Du Pont System (Studi Pada PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk Periode 2009-2013) Hasil penelitian bersama menunjukkan bahwa kinerja PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk yang terlihat pada ROE yang berfluktuatif dan ROI cenderung menurun selama periode 2009-2013. ROE yang fluktuatif ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yaitu inefisiensi pada total cost yang meningkat dan tidak diimbangi dengan peningkatan EAT,

36 sehingga mengakibatkan NPM yang berfluktuasi selama lima tahun. Infesiensi juga terjadi pada total aset, yaitu meningkat yang tidak diimbangi dengan peningkatan nilai sales, sehingga mengakibatkan keadaan TATO yang fluktuatif. Perusahaan sebaiknya melakukan peningkatan pada tingkat penjualan dan total aset, serta melakukan efisiensi beban dan hutang. 5. Perdana, T.A., Isynuwardhana, (2014) dengan judul Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Sektor Industri Semen Dengan Metode Dupont System Untuk Mengukur Kinerja Perusahaan Periode 2009-2013 (Studi kasus pada perusahaan Sektor Industri Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2013) melakukan penelitian berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai kinerja keuangan perusahaan sektor industry semen 2009-2013 (PT. Semen Indonesia, PT. Indocement Tunggal Prakarsa, PT. Holcim) beserta analisis perbandingan ketiga perusahaan industry semen tersebut periode 2009-2013 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Time Series Analysis dlakukan dengan jalan membandingkan ratio-ratio finansial perusahaan dari suatu periode ke periode lainnya. Analisis kinerja keuangan menunjukan bahwa PT. Semen Indonesia memiliki tingkat kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan PT. Holcim dan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, kemudian diikuti oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan terakhir PT. Holcim.

37 C. RERANGKA PEMIKIRAN Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin dari laporan keuangannya dari tahun ke tahun.kinerja keuangan itu sendiri dapat diartikan sebagai prestasi perusahaan dalam mengelola sumber daya keuangannya serta keberhasilan manajemen perusahaan didalam melaksanakan berbagai kebijakan-kebijakan keuangan perusahaan yang terlihat dari laporan keuangannya. Gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dengan cara melakukan interprestasi atau analisis terhadap laporan keuangannya, sehingga laporan keuangan tersebut bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan metode rasio keuangan dan dupont system selama periode 2013-2014. Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai factor yang telah peneliti identifikasi. Teori analisa rasio keuangan dan metode dupont system menggambarkan bahwa suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan menjelaskan tentang baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai pembanding yang digunakan sebagai standar. Laporan keuangan

38 menjadi dasar perhitungan analisa rasio keuangan untuk berbagai tujuan diantaranya untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan.rasio-rasio keuangan dikatakan berguna ketika rasio ini dapat menggambarkan kinerja perusahaan dan membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah dan pemakai laporan keuangan lainnya dalam membuat keputusan keuangan. Berdasarkan uraian teori, maka dapat digambarkan dalam rangka konsep seperti yang terlihat pada gambar : GAMBAR 2.2 RERANGKA PEMIKIRAN Laporan Keuangan Analisa Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas dibandingkan dengan Rata-rata industri sejenis di BEI (Periode 2013-2014) Analisa dengan Metode Dupont System (Periode 2013-2014) Kinerja Keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk