PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur

SKRIPSI PERAN PEMERINTAH. Disusun Oleh : ANDRIYAN SOSIAL DAN SURABAYA 2011

PERANAN UNIT USAHA SIMPAN PINJAM GRAMEEN BAHARI DALAM MEMBANTU MENINGKATKAN PENDAPATAN ANGGOTA KOPERASI MITRA BAHARI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

PERAN KOPERASI BMT (BAITUL MAAL WAT TAMWIL) AMANAH MADINA DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL DI DESA NGENI KEC. WARU-SIDOARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBERDAYAAN PENGUSAHA ALAS KAKI DI KECAMATAN PRAJURIT KULON KOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMBERDAYAAN PENGRAJIN TAS DI DESA TRAYANG KECAMATAN NGRONGGOT KABUPATEN NGANJUK

SKRIPSI. Oleh : NOVANDRI PRAM ADITYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA BATIK TULIS DI DESA JETIS KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93)

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

KUALITAS PELAYANAN AKTA KELAHIRAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

Implementasi Kebijakan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

PEMBERDAYAAN USAHA KECIL MELALUI PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) (Studi pada Program Kemitraan Perum Perumnas Regional VI Surabaya)

S K R I P S I. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh : RIZATUL FAZRIYAH NPM :

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

PENILAIAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO KOTA SURABAYA SKRIPSI

IMPLEMENTASI PROYEK OPERASI NASIONAL AGRARIA ( PRONA ) (Studi kasus pelaksanaan PRONA di Kelurahan Pulorejo, Mojokerto) SKRIPSI

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL.

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN ALAT BANTU PRODUKSI LOKAL BAGI USAHA BIDANG PEREKONOMIAN

SKRIPSI. Oleh : Miftakul Azizah NPM

PEMBINAAN DINAS KOPERASI UMKM PEMERINTAH KOTA SURABAYA TERHADAP PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) LAPANGAN KARAH KOTA SURABAYA SKRIPSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( RENJA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima di Sentra PKL Jalan Dharmawangsa Kota Surabaya

MEMILIH USAHA KECIL DAN PENGEMBANGANNYA

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

PENGARUH RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO

SKRIPSI. Diajukan guna memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara FISIP UPN veteran Jawa Timur

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

PERANAN DIREKTUR UTAMA DALAM MEMOTIVASI PEGAWAI DI CV. KENCONO WUNGU SURABAYA SKRIPSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN MAHASISWA DALAM MEMILIH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (Studi Kasus Di Sentra PKL Viaduk Gubeng Kota Surabaya). SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API (Studi Kasus Pelayanan Di Atas Kera Api Turangga)

KUALITAS PELAYANAN PAJAK BERDASARKAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) SAWAHAN SURABAYA S K R I P S I

PEMBERDAYAAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus di UPTD Liponsos Sidokare)

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

STRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI

STRATEGI BISNIS PEDAGANG KAKI LIMA ( Studi pada Pedagang Kaki Lima di FoodCourt Urip Sumaharjo Surabaya) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

Transkripsi:

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur Oleh : WULED NOVIE PRASTOWO NPM : 0341010055 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA SURABAYA 2010

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBERDAYAAN PENGRAJIN KERIPIK TEMPE DI PRANDON NGAWI Disusun Oleh : WULED NOVIE PRASTOWO NPM. 0341010055 Telah disetujui untuk mengikuti ujian skripsi Menyetujui, Pembimbing Utama DR. Lukman Arif, MSi NIP.196411021994031001 Mengetahui, DEKAN Dra, Ec. Hj Suparwati, M.Si NIP. 030.175.349

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN SKRIPSI... ii HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN SKRIPSI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix ABSTRAKSI... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4. Manfaat Penelitian... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11 2.1.Peneliti Terdahulu... 11 2.2.Landasan teori... 14 2.2.1. Pengertian Pembinaan... 14 2.2.2. Pengertian Pemberdayaan... 17 2.2.3. Pengertian Usaha Kecil... 18 2.2.4. Pengertian Peranan... 20 2.3.Kerangka Berpikir... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 23 3.1.Jenis Penelitian... 23 3.2.Fokus Penelitian... 24 3.3.Situs Penelitian... 26 3.4.Sumber Data dan Jenis Data... 26 3.5.Teknik Pengumpulan Data... 28 3.6.Teknik Analisa Data... 30 3.7.Keabsahan Data... 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 34 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian... 34 4.1.1. Letak Geografis Ngawi... 34 4.1.2. Gambaran Umum Desa Prandon... 35 4.1.2.1. Letak Wilayah... 35 4.1.2.2.Jumlah Penduduk... 35 4.1.3. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi... 38 4.1.3.1. Lokasi Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi... 39 4.1.3.2. Sejarah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi... 39 4.1.3.3. Tujuan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi... 39

4.1.3.4. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi... 40 4.2. Hasil Penelitian... 41 4.2.1. Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi Dalam Pemberdayaan Pengrajin Kripik Tempe... 41 4.2.2. Program Pelatihan Pengrajin Kripik Tempe yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi... 47 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian... 57 4.3.1. Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi dalam Pemberdayaan Pengrajin Kripik Tempe... 57 4.3.2. Program Pelatihan Pengrajin Kripik Tempe yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi... 60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 65 5.1. Kesimpulan... 65 5.2. Saran... 66 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin... 36 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Agama... 36 Tabel 4.3 Jumlah Tempat Ibadah... 37 Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Prandon... 38

Abstraksi PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN PENGRAJIN KERIPIK TEMPE DI NGAWI WULED NOVIE PRASTOWO 0341010055 Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang terjadi di Desa Prandon Kabupaten Ngawi yang masyarakatnya cukup banyak bermata pencaharian sebagai pedagang usaha kecil dan menengah, namun usaha yang dijalankannya itu belum mengalami peningkatan hasil dari usahanya tersebut. Biaya permodalan, teknologi produksi menjadi penyebabnya, di samping ada yang masih menggunakan pengelolaan usaha yang kurang baik, yang mana hal tersebut berdampak pula pada tingkat kesejahteraan para usaha kecil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daripada peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi di dalam pengembangan usaha kecil di Desa Prandon Kabupaten Ngawi. Adapun metode penelitian yang digunakan ini adalah analisis deskriptif yang termasuk pada penelitian kualitatif. Point penelitian ini yakni pelaksanaan peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam mengembangkan usaha kecil untuk mewujudkan atau meningkatkan taraf hidup usaha kecil lebih sejahtera. Kesimpulan daripada penelitian ini bahwa pelaksanaan peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi di dalam pengembangan usaha kecil yang ada di Desa Prandon Kabupaten Ngawi dengan diberikannya berbagai macam pelatihan pelatihan yang dapat meningkatkan dan mengembangkan usaha.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan dan pengangguran bukanlah dua hal yang saling terpisah. Keduanya dihubungkan oleh sebab akibat yang saling memperngaruhi. Berbagai kejadian yang muncul akhir akhir ini, bahkan semakin memicu kompleksitas masalah ini. Pulangnya ribuan tenaga kerja dari Malaysia dan bencana alam yang terjadi menyebabkan terjadinya kimiskinan dan pengangguran. Untuk menurunkan angka kemiskinan, pemerintah berjanji memperbaiki koordinasi dan kualitas program program pengentasan kemiskinan. Misalnya, bantuan tunai bersyarat, beras untuk rakyat miskin, bantuan pendidikan, dan kesehatan gratis. Selain program program yang telah ada diatas, program pemerintah pada tahun 2007 untuk pengentasan kemiskinan antara lain pengadaan air bersih, pembangunan infrastruktur pedesaan, pembangunan bio energi, reformasi agraria. Dalam hal pendekatan pembangunan, tuntutan akan partisipasi ini telah mengubah paradigma mengenai posisi masyarakat dalam proses pembangunan. Masyarakat tidak lagi ditempatkan sebagai obyek, tetapi ikut terlibat mulai dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan hingga pertanggungjawabannya. Pendekatan ini meyadari betapa pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan kemampuan 1

2 internalnya atas segala sumber daya yang dimilikinya. Model semacam ini sangat menekankan pentingnya pemberdayaan dan inisiatif rakyat sebagai inti dari sumber daya pembangunan. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi eknomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Amanat ini memberikan landasan bagi usaha nasional atas dasar demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila, dalam hal ini produksi dilaksanakan dan dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah pemilikan anggota masyarakat dalam hal ini kemakmuran masyarakat yang lebih diutamakan, bukan perorangan. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 33 Undang Undang 1945, yaitu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan, cabang cabang produksi yang penting dikuasai oleh Negara. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Prioritas Pembangunan Nasional yang tercantum dalam PROPOENAS Tahun 2005 adalah semua lapisan masyarakat mendapatkan hak untuk memajukan kemampuannya, kesempatan, dan perlindungan dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi. Dalam era globalisasi, yang utama adalah mengurangi berbagai hambatan perdagangan, pembangunan yang mengedepankan prakarsa masyarakat secara luas tersebut menjadi semakin penting karena akan meningkatkan daya saing bangsa. Disisi lain

3 upaya peningkatan ketahanan budaya menjadi sangat vital agar masyarakat dapat mengambil manfaat dan mampu mencegah sisi buruk budaya asing. Acuan pembangunan industry dan perdagangan dalam PROPENAS 2005 sebagaimana ditetapkan dalam Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2000, khususnya yang terkait langsung dengan sector indsutri dan perdagangan adalah mengembangkan usaha skala mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, peningkatan akses kepada sumber daya produktif, pengembangan kewirausahaan dan pengusaha kecil, menengah, koperasi berkeunggulan kompetitif serta memacu peningkatan daya saing melalui pengembangan ekspor, pengembangan industri kompetitif, penguatan institusi pasar dan peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keberadaan pengusaha kecil dan menengah termasuk yang berskala mikro, serta koperasi merupakan wujud kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia. Posisi seperti itu menempatkan sektor tersebut sebagai jalur utama dalam pengembangan sistem ekonomi kerakyatan. Dalam mewujudkan pengembangan usaha nasional, usaha kecil perlu dibina menjadi usaha menengah yang makin efisien dan mampu berkembang secara mandiri, meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka lapangan kerja dan diharapkan makin mampu meningkatkan peranan dalam penyediaan barang dan jasa serta berbagai komponen, baik untuk keperluan pasar dalam negeri maupun luar negeri.

4 Dalam kaitan dengan pembentukan sebuah usaha, mekanisme pembentukan modal yang benar yaitu dengan prosedur serta bantuan fasilitator dari sebuah instansi seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan merupakan kunci bagi ekonomi rakyat yang tumbuh berkembang. Proses pembentukan modal yang benar tersebut muncul secara internal yaitu dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, sehingga sebuah usaha akan berjalan lancer dengan aliran modal tersebut, artinya modal tersebut benar-benar bias menjadi sesuatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan upaya yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dan untuk dapat meningkatkan usahanya. Adapun pihak luar seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan merupakan fasilitator yang dapat mempermudah modal tersebut dikeluarkan oleh bank maupun badan peminjam modal lainnya. Di Kabupaten Ngawi, jumlah pengusaha kecil, menengah yang besar dengan rata-rata kualitas Sumber Daya Manusia yang rendah menjadi hambatan mendasar dalam pengembangan usaha kecil tersebut. Sehingga peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) melalui kegiatan pelatihan-pelatihan dan studi banding. Disamping itu terdapat berbagai permasalahan seperti keterbatasan akses terhadap sumber daya produktif seperti modal, teknologi, pasar dan informasi. Sementara itu, tantangan eksternal yang mendasar adalah pesatnya perkembangan globalisasi ekonomi dan liberalism perdagangan bersamaan dengan pesatnya mobilitas dana investasi. Demikian juga perkembangan teknologi yang diikuti dengan

5 cepatnya perubahan selera konsumen semakin memperpendek daur hidup produk. Dari segi potensinya usaha kecil dan menengah merupakan skala usaha yang dinamis, yaitu memiliki daya responsif, fleksibilitas dan adaptasi yang tinggi terhadap pesatnya perubahan teknologi dan pasar. Kebijakan pokok dalam pemberdayaan usaha kecil dalam Undang Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Industri Kecil adalah pengembangan keterkaitan antara usaha besar, menengah dan usaha kecil dalam pola kemitraan usaha yang saling membutuhkan, memperkuat, memperkuat dan menguntungkan. Peran pemerintah dalam pemberdayaan untuk kebijaksanaan pengembangan usaha kerajinan dan industri rumah tangga, menyarankan industri rumah tangga untuk diselaraskan dengan pemanfaatan potensi sumber daya yang ada seperti sumber daya manusia, sumber daya alam dan nilai-nilai budaya daerah setempat yang ditempuh melalui pembinaan berbagai sentra usaha yang dilaksanakan oleh pemerintah, dalam hal ini yang menangani yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Di Kabupaten Ngawi, sebagian besar kehidupan masyarakat sekitar mempunyai berbagai bidang usaha yang menyerap tenaga kerja yang cukup besar antara lain pengrajin genteng, anyaman bambu, pengrajin krupuk, pengrajin batu bata, baik unit usaha yang kecil maupun menengah. Salah satunya adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Prandon, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Ngawi.

6 Kecamatan Sine Data Industri Kecil Kerajinan Kripik Tempe Kab. Ngawi Desa / Kel. Tulakan Ngrendeng Pocol Jml. Unit Usaha 30 unit 28 unit 11 unit Jml. Tenaga Kerja 88 orang 82 orang 35 orang Jml. Produksi 162.000 kg 158.000 kg 60. 000 kg Ngawi Prandon 312 unit 940 orang 2.246.000 kg Widodaren Gandingan 24 unit 42 orang 129.600 kg Banyubiru 22 unit 44 orang 118.800 kg Dari data tersebut menunjukkan bahwa desa Prandon mempunyai paling banyak jumlah pengrajin kripik tempe dan unit usahanya, sehingga mampu memproduksi kripik tempe dalam jumlah yang besar. Sehingga Dinas Perindustrian Kabupaten Ngawi memprioritaskan usaha kerajinan kripik tempe di desa Prandon untuk lebih diberdayakan. Di desa Prandon ini, terdapat Sentra Kerajinan Kripik Tempe yang mengolah bahan mentah kedelai untuk dijadikan bahan kerajinan kripik tempe. Sentra Kerajinan Kripik Tempe ini merupakan salah satu industry kerajinan yang saat ini ingin meningkatkan kualitas penyediaan barang dan jasanya agar mampu bersaing dalam era globalisasi. Dengan berkembangnya usaha kerajinan tersebut, masyarakat sekitar merasakan dampak positif. Keuntungan yang dirasakan masyarakat sekitar adalah mereka dapat membuka lapangan usaha sehingga mampu menambah pendapatan masyarakat setempat. Usaha kecil dikembangkan untuk memperluas kesempatan kerja dan kesempatan usaha, peningkatan pendapatan yang lebih merata,

7 penciptaan keseimbangan peran serta masyarakat dan usahanya yang lebih sehat, dan bagi pemerintah adalah untuk menumbuhkan kegiatan perekonomian masyarakat. Usaha kerajinan kripik tempe yang berada di desa Prandon ini merupakan salah satu usaha kecil yang telah mampu memproduksi barangbarang kerajinan yang tidak hanya diminati masyarakat daerah sekitar Ngawi saja. Hal ini dapat dilihat dari jumlah permintaan yang tidak hanya dating dari daerah setempat, permintaan juga dating dari daerah daerah lain diluar Kabupaten Ngawi, seperti permintaan dari Surabaya. Dari uraian tersebut jelas bahwa peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi sangatlah penting untuk kemajuan pengrajin agar dapat memenuhi permintaan pasar dan persaingan dengan produsen kripik tempe dari daerah maupun Negara lain. Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah sebagai salah satu jajaran pemerintahan yang tugasnya berkaitan dengan jalannya perekonomian nasional, mengembangkan usaha kecil dengan jalan meningkatkan mutu kualitas, kemampuan daya saing. Untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, maka dalam program pengembangan usaha kecil mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ditujukan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan, ketrampilan dan keahlian yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi sumber daya dan nilai-nilai budaya setempat untuk memenuhi kebutuhan teknologi tradisional. Sesuai dengan Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Kabupaten Ngawi Tahun

8 2006, pemberdayaan usaha kecil yang menjadi tugas Dinas Perindustrian dan perdagangan Kabupaten Ngawi dilaksanakan secara terus menerus dengan selalu memperhatikan aspek aspek, diantaranya adalah : a. Penguatan aspek permodalan, efisiensi proses, spesifikasi mutu, manajemen pemasaran. b. Pengembangan pola kemitraan berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan membutuhkan. c. Bantuan fasilitas diberikan secara selektif dalam bentuk sarana dan permodalan. Peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan terhadap pemberdayaan pengrajin kripik tempe di desa Prandon ini sangat dibutuhkan karena usaha ini memerlukan dukungan dalam hal tekhnologi, permodalan, pemasaran, organisasi dan manajemen, serta aspek lain seperti lingkungan dan politik. Pemberdayaan masyarakat seperti yang dilakukan pada usaha kerajinan kripik tempe ini merupakan upaya mempersiapkan masyarakat untuk lebih maju dalam usahanya untuk meningkatkan kesejahteraannya. Pemberdayaan yang diiringi dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat akan mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Pemberdayaan ini juga merupakan upaya meningkatkan harkat dan martabat masyarakat yang dalam kondisi sekarang mengalami kesulitan sebagai akibat krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia. Adapun masalah yang dialami oleh anggota Usaha Kecil Menengah (UKM) kerajinan kripik tempe berdasarkan hasil wawancara dengan salah

9 satu anggota UKM yaitu (Ibu Heri 14 februari 2009) beberapa kendala yang terjadi, yaitu : kurangnya pelatihan dan ketrampilan teknis dalam produksi, permodalan, serta pemasaran. Dengan adanya kekurangan yang dihadapi oleh para pengusaha kecil tersebut maka pemerintah, dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagai instansi yang terkait dengan bidang industri dan perdagangan melaksanakan pembinaan secara teratur dengan cara memberikan pendidikan pelatihan berupa ketrampilan dan pembinaan terencana terhadap sentra kerajinan kripik tempe di desa Prandon Ngawi melalui program pembinaan yang diikuti oleh seluruh wirausaha yang ada di kawasan ini. 1.2. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang tersebut, apabila diperhatikan maka kondisi usaha kecil yang ada di kawasan Prandon Ngawi memerlukan perhatian dan dukungan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi untuk lebih meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia melalui aspek teknologi, permodalan, pemasaran, serta aspek aspek lain yang mendorong kegiatan kerajinan tersebut ke arah yang lebih baik. Sehingga perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana Peranan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Pemberdayaan uasha kerajinan kripik tempe di Kabupaten Ngawi

10 1.3. Tujuan Penelitian Bertolak dari perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Peranan Dinas dalam memberdayakan Usaha Kecil Menengah (UKM) kripik tempe di daerah Prandon Ngawi, khususnya melalui fasilitas permodalan, pelatihan, dan fasilitasi pemasaran produk. 2. Kendala dan upaya mengatasinya dalam pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) kripik tempe yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngawi. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan terutama dalam peranan usaha kecil dan menengah. 2. Bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sebagai masukan dalam pelaksanaan pengembangan usaha kecil di Desa Prandon. 3. Bagi UPN Veteran Jawa Timur Untuk menambah perbendaharaan perpustakaan.