KAJIAN USAHATANI EMPAT VARIETAS KEDELAI TOLERAN NAUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

UJI DAYA HASIL LANJUTAN GALUR-GALUR KEDELAI (Glycine max (L ) Merr) TOLERAN NAUNGAN DI BAWAH TEGAKAN KARET RAKYAT DI DESA SEBAPO KABUPATEN MUARO JAMBI

Kelayakan Usahatani Varietas Unggul Kedelai di Kabupaten Sleman

UJI DAYA HASIL LANJUTAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) TOLERAN NAUNGAN DI BAWAH TEGAKAN KARET RAKYAT DI PROVINSI JAMBI OLEH DEDI PRASETYO A

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

TEKNOLOGI BUDIDAYA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT

DAYA HASIL GENOTIPE KEDELAI TUMPANGSARI JAGUNG-KEDELAI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Usaha budidaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi

UJI DAYA HASIL LANJUTAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) TOLERAN NAUNGAN DI BAWAH TEGAKAN KARET RAKYAT DI KABUPATEN SAROLANGUN, JAMBI

PERCEPATAN PENINGKATAN ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI DAN PENDAPATAN PETANI MELALUI PROGRAM PRIMA TANI DESA SEBAPO, PROVINSI JAMBI 1)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

Keragaan Fenotipik Kedelai pada Dua Kondisi Intensitas Cahaya Ekstrim

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK N DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN BEKAS PADI

Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai di Nabire, Papua

KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU KACANG HIJAU SETELAH PADI SAWAH PADA LAHAN KERING DI NTT

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

Jurnal Pertanian Tropik E-ISSN No : Vol.4, No.1. April (1) : 1-8

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

THE EFFECT OF SPACING AND PLANTING TIME SOYBEAN OF GROWTH AND YIELD SOYBEAN (Glycine max) ON SUGAR CANE (Saccharum officinarum L.

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS TECHNOLOGY FARMING SOYBEAN AFTER RICE FIELDS IN THE WAEKASAR VILLAGE MOKO DISTRICT, BURU DISTRICT

SKRIPSI. KOMPONEN HASIL DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) DENGAN PEMBERIAN NAUNGAN DI LAHAN GAMBUT

PENGARUH VARIETAS KACANG TANAH DAN WAKTU TANAM JAGUNG MANIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA SISTEM TUMPANGSARI

KAJIAN PAKET TEKNOLOGI BUDI DAYA JAGUNG PADA LAHAN KERING DI PROVINSI JAMBI. Syafri Edi dan Eva Salvia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Sub-famili : Papilionoidae. Sub-genus : Soja

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN PETANI PELAKSANA PTT KEDELAI DI KABUPATEN DOMPU NUSA TENGGARA BARAT

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI ACEH BESAR

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TEKNOLOGI USAHATANI KACANG HIJAU SETELAH PADI SAWAH DI DESA WAEKASAR, KECAMATAN MAKO, KABUPATEN BURU, MALUKU

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

Lampiran 1. Data Perhitungan Bintil Akar Efektif Tanaman Kedelai Pada Umur 35 hari

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul)

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

Kajian Ekonomi Usahatani Kedelai di Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

GROWTH AND YIELD OF BLACK SOYBEAN (Glycine max (L.) Merr) SEED OF MALLIKA PLANTED BY INTERCROPPING WITH SWEET CORN (Zea mays Saccharata group)

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

UJI DAYA HASIL LANJUTAN KEDELAI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND]

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

KAJIAN VARIASI JARAK TANAM TERHADAP PRODUKTIVITAS KACANG TANAH DI LAHAN KERING

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

PENDAHULUAN Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil PPM IPB 2016 Hal : ISBN :

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

Daya Saing Kedelai terhadap Tanaman Pesaing pada Tingkat Usahatani

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

POTENSI PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH PADA WILAYAH PENGEMBANGAN DI KABUPATEN NABIRE

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

Pengaruh Waktu dan Cara Pemberian N Sebagai Pupuk Tambahan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) pada Budidaya asa ah')

Lampiran 1. Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan

Kajian penerapan PTT kedelai pada lahan sawah di Kutai Timur, Kalimantan Timur

INTRODUKSI VARIETAS UNGGUL KEDELAI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING GUNUNGKIDUL

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH

AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 2 SEPTEMBER 2010 ISSN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI POLONG SEGAR EDAMAME VARIETAS RIOKO PADA EMPAT JENIS PUPUK

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengolahan Tanah. Dari hasil data inventarisasi yang telah dilakukan di Kabupaten Gunungkidul

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

STUDI KOMPARATIF USAHATANI KEDELAI DENGAN SISTEM TANAM TUGAL DAN SISTEM TANAM SEBAR DI DESA BOGOTANJUNG KECAMATAN GABUS KABUPATEN PATI

Transkripsi:

KAJIAN USAHATANI EMPAT VARIETAS KEDELAI TOLERAN NAUNGAN Firdaus 1) dan Adri 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal Lima Kota Baru Jambi * email: firdaus_osa@yahoo.com ABSTRAK Kajian usahatani empat varietas kedelai toleran naungan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2009 di Desa Sebapo, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Kedelai ditanam di bawah tegakan tanaman karet berumur dua tahun, jarak tanam karet 7 m x 3 m sehingga memungkinkan untuk ditanami kedelai, baik ditinjau dari cahaya maupun luasan area yang bisa ditanami. Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna (dua kali cangkul), kapur pertanian (super dolomit) dan pupuk kandang diberikan masing-masing 2 t/ha, pupuk Urea 50 kg/ha, SP36 100 kg/ha, dan KCl 75 kg/ha. Jarak tanam kedelai dari barisan tanaman karet adalah 1 m, jarak tanam kedelai 40 cm x 15 cm. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif, komponen hasil, dan hasil biji kedelai. Tinggi tanaman semua varietas kedelai lebih tinggi dari sistem nokultur. Varietas Tanggamus menghasilkan B/C tertinggi yaitu 1,54, penerimaan Rp 9.396.000, dengan keuntungan Rp 3.283.000/ha/musim. Kata kunci: usahatani, kedelai, tanaman karet, toleran naungan ABSTRACT Farming study four shade tolerant soybean varieties. Assessment of four shading tolerant soybean varieties was held on March and July 2009 in Sebapo village Mestong Muaro Jambi. Soybean was planted under rubber with two years age. With spacing of 7 m x 3 m rubber, soybeans can be planted as multiple cropping system, both in terms of light and area planted. Tillage done perfectly (two times a hoe), agricultural lime (super dolomite) and manure given each of 2 tonnes/ha, 50 kg Urea/ha, 100 kg SP36/ha and 75 kg KCl/ha. Soybean row was 1 m from rubber, soybean plant spacing was 40 cm x 15 cm. Observations was conducted on vegetative characters, yield components and yield. All varieties of soybean shown plant height was higher than monoculture growth. Economic analysis of Tanggamus varieties gave the higher B/C 1.54, revenue of Rp 9.396 million, and with a profit of Rp 3.283.000/ha/season. Keywords: intercrop, rubber plant, soybeans shading tolerancy PENDAHULUAN Varietas kedelai yang akan ditanam di bawah tegakan tanaman tahunan perlu dipilih, karena tidak semua varietas kedelai toleran naungan. Intensitas cahaya di antara tanaman karet memegang peran penting dalam proses fotosintesis, pertumbuhan serta perkembangan tanaman tumpang sari (Taiz dan Zeiger 1991). Kebutuhan cahaya bagi tanaman kedelai untuk fotosintesis berkisar 0,3 0,8 kal/cm 2 /menit (432 1152 kal/cm2/hari) (Kassam 1978). Hasil pengamatan pada lahan di bawah tegakan karet umur 1, 3 dan 4 tahun menunjukkan intensitas cahaya masing-masing adalah 0,59 kal/cm 2 /menit (849,6 kal/cm 2 / hari setara 21,3% naungan), 0,38 kal/cm 2 /menit (547,2 kal/cm 2 /hari setara 48,9% naungan), dan 0,26 kal/cm 2 /menit (374 kal/cm 2 /hari setara; 65,5% naungan (Sopandie et al. 2002). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 279

Intensitas cahaya sinar matahari di bawah tegakan karet umur 1 sampai 3 tahun kurang memadai untuk tanaman kedelai. Menurunnya intensitas cahaya akibat naungan akan mempengaruhi pembukaan stomata, sehingga fotosintesis akan menurun. Dengan demikian, fotosintat yang dihasilkan selama tanaman dinaungi menjadi berkurang, tercermin dari rendahnya bobot kering tanaman. Gejala morfologis pada tanaman kedelai, batang tidak kokoh karena garis tengah batang lebih kecil, akibatnya tanaman mudah rebah (Asadi dan Arsyad 1997). Pengkajian bertujuan untuk melihat varietas kedelai yang layak diusahakan di bawah tegakan karet umur dua tahun dan secara ekonomi menguntungkan. METODOLOGI Pengkajian dilaksanakan di Desa Sebapo, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, dari Maret sampai Juli 2009. Varietas kedelai yang dikaji adalah Ceneng, Pangrango, Sibayak dan Tanggamus. Kedelai ditanam di antara tanaman karet berumur ±2 tahun, di mana jarak tanam tanaman karet 7 m x 3 m sehingga sangat memungkinkan untuk ditanami kedelai. Benih yang ditanam masih merupakan benih dasar (Foundation Seed) sehingga hasil panen bisa dijadikan benih sebar sehingga harga jual lebih tinggi dibanding harga jual sebagai kedelai untuk konsumsi. Jarak tanam kedelai paling pinggir dari tanaman karet adalah 1 m dan jarak tanam kedelai 40 cm x 15 cm. Pemupukan, seluruh dosis SP 36 dan KCl serta 1/3 dosis urea diberikan 7 hari setelah tanam (HST). 2/3 dosis Urea diberikan pada saat tanaman berumur 20 HST atau setelah penyiangan pertama. Pupuk diberikan dengan cara dilarik, 5 7 cm di pinggir barisan tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap 1) karakter vegetatif (tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah buku produktif), 2) komponen hasil dan hasil. Metode analisis yang diterapkan adalah imbangan penerimaan dan biaya (B/C). Penerimaan usahatani kedelai merupakan nilai hasil yang dinyatakan dalam bentuk uang dalam kurun satu musim tanaman kedelai. Pengeluaran usahatani merupakan akumulasi semua masukan tetap dan tidak tetap yang dikeluarkan dalam proses produksi. Selisih antara penerimaan dengan pengeluaran merupakan keuntungan usahatani. Untuk menguji tingkat keuntungan ekonomi usahatani padi VUB dilakukan perhitungan pendapatan bersih usahatani (Soekartawi 1995). Nilai posistif berarti usahatani menguntungkan dan sebaliknya bila negatif. Kelayakan usahatani dinilai dengan menghitung Revenue Cost Ratio (RCR) dengan kriteria sebagai berikut. RCR >0 = menguntungkan (layak diusahakan) RCR 0 = impas (break even point) RCR <0 = merugi (tidak layak diusahakan) Untuk mengetahui tingkat efisiensi usaha digunakan analisis imbangan penerimaan dan biaya atau B/C ratio, dengan rumus Kadariah (1988). B/C merupakan salah satu cara untuk mengukur kelayakan usahatani dan sebagai pembanding antara hasil penjualan dengan total pengeluaran biaya produksi. Kemudian dihitung titik balik modal atau break even point (BEP). BEP adalah suatu kondisi saat investasi tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan atau disebut juga titik impas. Titik impas ada dua, yaitu titik impas produksi dan titik impas harga. Titik impas produksi diperoleh dari total pengeluaran dibagi harga per satuan (kg) kedelai, berarti pada produksi tertentu usahatani 280 Firdaus dan Adri: Kajian usahatani empat varietas kedelai toleran naungan

berada pada titik impas. BEP adalah harga diperoleh dari total pengeluaran dibagi total produksi, berarti pada harga tertentu usahatani tidak merugi dan tidak menguntungkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter vegetatif empat varietas kedelai yang dikaji memperlihatkan varietas Ceneng dan Tanggamus memiliki tinggi tanaman dan jumlah cabang produktif lebih tinggi dibanding dua varietas lainnya. Varietas Tanggamus, di samping memiliki tanaman dan jumlah cabang produktif yang tinggi, jumlah buku produktif juga tinggi (Tabel 1). Tabel 1. Karakter vegetatif empat varietas kedelai toleran naungan. Sebapo, Jambi 2009. Varietas Tinggi tanaman (cm) Jumlah cabang produktif/tan Jumlah buku produktif/tan Ceneng 105,8 5 31 Pangrango 85,5 3 34 Sibayak 60,8 4 32 Tanggamus 95,1 4,5 44 Dilihat dari jumlah polong bernas dan persentase polong bernas, varietas Tanggamus lebih unggul dibanding varietas Sibayak dan Pangrango. Komponen hasil yang tinggi pada varietas Tanggamus juga diikuti oleh hasil yang tinggi. Varietas Sibayak walaupun mempunyai jumlah polong bernas dan persentase polong bernas lebih rendah dibanding varietas Ceneng, tetapi jumlah bijinya besar sehingga hasil juga lebih tinggi (Tabel 2). Varietas Ceneng, Pangrango, dan Tanggamus hasilnya lebih tinggi dibanding deskripsi (Tabel 3). Perbedaan ini salah satunya dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman kedelai di bawah naungan tanaman karet muda yang lebih sedikit dibanding tanaman kedelai monokultur. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Asadi dan Arsyad (1995), Asadi et al. (1997). Bahwa kendala utama tanaman kedelai pada lahan di bawah tegakan adalah rendahnya intensitas cahaya karena faktor naungan. Cahaya memegang peranan penting dalam fotosintesis dan pertumbuhan tanaman. Penurunan intensitas cahaya 40% sejak perkecambahan akan mengakibatkan penurunan jumlah ruas, cabang, jumlah polong dan hasil biji (Baharsyah 1980). Hasil penelitian Sopandie et al. (2002) menunjukkan kedelai yang ditanam di bawah naungan 50% memberikan hasil biji lebih rendah dibanding tanpa naungan dengan penurunan hasil sampai 60%. Tabel 2. Komponen hasil dan hasil empat varietas kedelai toleran naungan. Sebapo, Jambi 2009. Varietas Jumlah polong bernas/tan Persentase polong bernas (%) Bobot 100 biji (g) Hasil biji (kg/ha) Ceneng 95 96,5 9,96 987 Pangrango 65 93,4 10,34 1100 Sibayak 73 84,5 12,47 1480 Tanggamus 112 92,2 9,39 1566 Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 281

Dari empat varietas kedelai toleran naungan yang dikaji, varietas Tanggamus, Sibayak dan Pangrango memberikan hasil cukup tinggi pada kondisi ternaungi. Varietas Ceneng memberikan hasil terendah dan kurang layak diusahakan pada kondisi ternaungi. Tabel 3. Deskripsi varietas kedelai Pangrango, Sibayak, dan Tanggamus. Parameter Pangrango Sibayak Tanggamus Hasil Rata-rata 1,4 t/ha 1,41 t/ha 1,22 t/ha Tipe tumbuh Determinit Determinit Determinit Umur berbunga + 40 hari 38 hari 35 hari Umur matang 88 hari 89 hari 88 hari Tinggi tanaman 65 cm 74 cm 67 cm Percabangan 3 4 cabang 3 4 cabang 3 4 cabang Bobot 100 biji 10 g 12,5 g 11 g Kandungan protein 39% 44,6% 44,5% Kerebahan Tidak mudah rebah Tahan rebah Tahan rebah Ketahanan thd penyakit Tahan karat daun Moderat karat daun Moderat karat daun Tahun dilepas 2001 2001 2001 Sumber: Deskripsi varietas kacang-kacangan, Balitkabi (2012). Analisis Anggaran Parsial Analisis anggaran parsial merupakan analisis finansial paling sederhana dalam evaluasi kelayakan suatu teknologi usahatani. Struktur biaya dan pendapatan dari usahatani empat varietas kedelai yang dikaji disajikan pada Tabel 4. Keuntungan Ekonomi dan Kelayakan Usahatani Dengan mempelajari biaya produksi dan penerimaan dapat diketahui tingkat keuntungan atau kelayakan suatu usaha. Salah satu cara untuk mengetahui variabel tersebut adalah melakukan analisis titik impas produksi (TIP) dan titik impas harga (TIH). Dengan cara ini dapat diketahui pada tingkat produksi dan harga minimal berapa usahatani kedelai di bawah tegakan karet dapat menguntungkan. Hasil analisis menunjukkan usahatani keempat varietas kedelai tersebut memberikan TIP di bawah produksi aktual, dengan kata lain semua varietas yang digunakan menguntungkan. Varietas Pangrango, Sibayak dan Tanggamus memberikan TIP yang sama masing-masing 1.018 kg/ha. Pada kajian ini harga kedelai dianalisis sesuai dengan harga pada saat panen. Analisis TIH untuk semua varietas berada di bawah harga aktual, dengan kata lain semua varietas memperoleh keuntungan dalam berusahatani. TIH terendah diperoleh varietas Tanggamus yaitu Rp3.903/kg, 65% dari harga aktual dan TIH tertinggi pada varietas Ceneng yaitu Rp5.950/kg, 99% dari harga aktual. Apabila harga berada di bawah angka-angka tersebut maka petani akan mengalami kerugian. Secara ekonomi keempat varietas kedelai layak diusahakan di bawah tegakan karet umur dua tahun, karena memberikan B/C di atas satu atau menguntungkan. B/C tertinggi (1,54) terdapat pada varietas Tanggamus dengan penerimaan Rp 9.396.000/ha/musim dan keuntungan Rp 3.283.000/ha/musim. Angka ini membantu keluarga petani dalam mencukupi kebutuhan keluarga, terutama apabila lahan yang diremajakan atau petani 282 Firdaus dan Adri: Kajian usahatani empat varietas kedelai toleran naungan

yang memiliki tanaman karet belum menghasilkan. Varietas Tanggamus juga memberikan R/C tertinggi yaitu 2,54, artinya kedelai Tanggamus layak diusahakan di bawah tegakan karet. Dengan kata lain, untuk setiap Rp 100 investasi yang dikeluarkan bagi usahatani memberikan penerimaan sebesar Rp 254. Di samping itu, tanaman karet terpelihara dengan baik. Petani karet biasanya hanya datang ke kebun pada saat tanam, kemudian ditinggal sehingga tidak terurus. Tabel 4. Analisis usahatani kedelai di bawah naungan tegakan karet umur dua tahun Sebapo, Jambi 2009. No. Uraian Varietas Ceneng Pangrango Sibayak Tanggamus Komponen Biaya (Rp/ha/musim) Bahan Benih (30 kg x Rp 15.000) 450.000 450.000 450.000 450.000 Curater (4 kg x Rp 22.000) 88.000 88.000 88.000 88.000 Urea (50 kg x Rp 1.400) 70.000 70.000 70.000 70.000 SP 36 (100 kg x Rp 2.000) 200.000 200.000 200.000 200.000 KCl (75 kg x Rp 7.000) 525.000 525.000 525.000 525.000 Pestisida 1 paket 350.000 350.000 350.000 350.000 Total Bahan 1.683.000 1.683.000 1.683.000 1.683.000 Upah Tenaga Kerja Pengolahan tanah (26 HOK x Rp 40.000) 1.040.000 1.040.000 1.040.000 1.040.000 Menanam : (20 HKW x Rp 40.000) 800.000 800.000 800.000 800.000 (7 HKP x Rp 50.000) 350.000 350.000 350.000 350.000 Memupuk (10 HKW x 40.000) 400.000 400.000 400.000 400.000 Menyiang I + II (2 x 9 HKW a Rp 40.000) 720.000 720.000 720.000 720.000 Menyemprot (4 x 2 x HKP 40.000) 320.000 320.000 320.000 320.000 Panen dan prosessing (4 HKP + 8 HKW) 560.000 800.000 560.000 800.000 Total biaya tenaga kerja 4.190.000 4.430.000 4.430.000 4.430.000 Total biaya (Bahan + Tenaga Kerja) 5.873.000 6.113.000 6.113.000 6.113.000 Pendapatan (Rp/ha/musim) Produksi (kg) 987 1.100 1.480 1.566 Penerimaan (Hasil biji x Rp 6.000) 5.922.000 6.600.000 8.880.000 9.396.000 Keuntungan finansial atas biaya total 49.000 487.000 2.767.000 3.283.000 D. B/C atas biaya total 1,01 1,08 1,45 1,54 R/C atas biaya total 201 208 245 254 TIP 978 1.018 1.018 1.018 TIH 5.950 5.557 4.130 3.903 Manfaat lain yang diperoleh petani melakukan usahatani kedelai di antara tanaman karet adalah efisiensi waktu dan tenaga kerja. Pada umumnya petani karet menggunakan waktu untuk usahatani karet monokultur sekitar 3 4 jam/hari, untuk melakukan penyadapan. Dengan adanya usahatani kedelai di antara tanaman karet yang belum menghasilkan, petani sudah dapat meningkatkan pemanfaatan waktu dari 3 4 jam/hari menjadi 4 6 jam/hari. Pertanaman karet monokultur umumnya minim pemeliharaan. Dengan adanya usahatani kedelai di bawah tegakan karet, kebun karet terpelihara dengan baik. Ini merupakan dampak langsung dari usahatani tanaman kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman karet dapat menyerap 25% dari pupuk yang diberikan untuk tanaman sela. Penyiangan kedelai sampai dua kali/musim juga secara tidak langsung telah membersihkan kebun karet. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 283

KESIMPULAN 1. Tanaman kedelai lebih tinggi apabila ditanam di bawah tegakan tanaman karet umur dua tahun akibat defisiensi cahaya matahari, dibanding ditanam pada lahan terbuka. 2. Kedelai varietas Tanggamus yang diusahakan di bawah tegakan tanaman karet umur dua tahun memberikan B/C tertinggi (1,54), penerimaan Rp 9.396.000/ha/musim dan keuntungan Rp 3.283.000/ha/musim. 3. Pemeliharaan tanaman karet menjadi lebih intensif karena petani lebih sering ke kebun untuk memelihara tanaman kedelai yang secara langsung memelihara tanaman karet. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Prof. Dr.Ir. Trikoesoemaningtyas, M.Sc, Prof. Dr.Ir. Didy Sopandie, MAgr, Dr.Ir. Darman M. Arsyad, MS, dan Dr.Ir. Desta Wirnas, M.Sc atas bimbingannya, bantuan kegiatan dan kerja sama yang baik dari awal sampai akhir kegiatan. DAFTAR PUSTAKA Asadi B dan D.M. Arsyad. 1995. Pangrango a new soybean variety for intercropping with maize. Food Legume Coarce Grain, Network Newsletter. 33: 15 18. Asadi, B., D. M. Arsyad, H. Zahara dan Darmijati. 1997. Pemuliaan kedelai untuk toleran naungan. Buletin Agrobio. 1(2):15 20. Baharsjah, J.S. 1980. Pengaruh naungan pada berbagai tahap perkembangan dan populasi tanaman terhadap pertumbuhan, hasil dan komponen hasil kedelai (Glycine max (L.) Merr). Disertasi Doktor, Fakultas Pascasarjana IPB, Bogor. Kassam, A.H. 1978. Agro climate suitability assessment of rainfed crops in African by growing period zones. FAO p.73. Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta. Sopandie, D., Trikoesoemaningtyas, E. Sulityono, N. Heryani. 2002. Pengembangan kedelai sebagai tanaman sela: Fisiologi dan pemuliaan untuk toleransi terhadap naungan. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Dirjen Dikti. Taiz, L., E. Zeiger. 1991. Plant Physiology. The Benjamin/Cummings Pub. Co. Inc. California. 559 p. 284 Firdaus dan Adri: Kajian usahatani empat varietas kedelai toleran naungan