BAB II LANDASAN TEORI. visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Piaget (Marliah, 2006:28)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena manusia merupakan subjek sekaligus objek dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Berpikir Intuitif dalam Matematika. dengan bantuan intuitif untuk mencapai kesimpulan.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan belajar (dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan

Oleh : Muhamad Toyib K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diterima oleh semua lapisan masyarakat dan dipelajari pada setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan individu dapat dilihat dengan tumbuhnya aspek fisik yang

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II KAJIAN TEORI. diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003) berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

2014 PENGARUH MEDIA JOBSHEET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

BAB II KAJIAN TEORITIK

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistematis dalam menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari atau dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

resensi buku psikologi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (dalam Ruminiati, 2007), bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. diukur menggunakan instrumen yang relevan. Banyak faktor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Peningkatan Hasil Belajar Materi Pecahan dan Urutannya Dengan Media Pita Transparansi Pada Mata Pelajaran Matematika Bagi Siswa Sekolah Dasar

terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, baik dalam aspek fisik-motorik, intelek, sosial-emosi maupun sikap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG MATERI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TEORI BELAJAR KOGNITIF

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimana kualitas sumber daya manusia tersebut tergantung pada kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan banyak bergantung pada proses belajar yang dialami siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

2015 KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Proses Pembelajaran. Belajar adalah suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan.

BAB II KAJIAN TEORITIS. menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi belajar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut

BAB II KAJIAN TEORI. Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 910), disebutkan bahwa. prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa: Tiap-tiap warga. Negara berhak mendapat pengajaran.

Transkripsi:

5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Spasial 1. Pengertian Kemampuan Spasial Menurut Wahyudin (2015:85) kemampuan spasial adalah kemampuan membayangkan, membanding, menduga, menentukan, menkonstruksi, mempresentasikan, dan menemukan informasi dari stimulus visual dalam konteks ruang. Sedangkan menurut Piaget (Marliah, 2006:28) menyatakan kemampuan spasial sebagai konsep abstrak yang didalamnya meliputi hubungan spasial (kemampuan untuk mengamati hubungan posisi objek dalam ruang), kerangka acuan (tanda yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan posisi objek dalam ruang), hubungan proyektif (kemampuan untuk melihat objek dari berbagai sudut pandang), konsversi jarak (kemampuan untuk memperkirakan jarak antara dua titik), representasi spasial (kemampuan untuk merepresentasikan hubungan spasial dengan memanipulasi secara kognitif), dan rotasi mental (membayangkan perputaran objek). Menurut Shearer dalam (Ahmad dan Jaelani 2015:4) kemampuan spasial juga termasuk mempresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan astistik. Berdasarkan dari beberapa pendapat pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa kemampuan spasial adalah kemampuan memandang warna, garis, bentuk dan ruang, dan dapat memahami visuali serta sifat-sifat keruangan. 5

6 2. Indikator Kemampuan Spasial Indikator kemampuan spasial menurut Wahyudin (2015:85) adalah : a. Menyatakan kedudukan antar unsur-unsur suatu bangun ruang. b. Mengidentifikasi dan mengkalasifikasi gambar-gambar geometri. c. Membayangkan bentuk atau posisi suatu obyek geometri yang dipandang dari sudut pandang tertentu. d. Mengontruksi dan mempresentasikan model-model geometri yang digambar pada bidang datar dalam konteks ruang. e. Menginvestigasi suatu obyek geometri. B. Prestasi Belajar Matematika 1. Pengertian Prestasi Menurut kamus umum Bahasa Indonesia pengertian prestasi secara bahasa adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan, diusahakan, dan sebagainya (Poerwadarminta, 2003:910). Sedangkan prestasi menurut istilah adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Menurut Hamdani (2011:137) menyatakan prestasi merupakan sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan atau aktivitas. Sedangkan Winkel (1996:482) menyatakan prestasi merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap siswa, siswa dikatakan berprestasi apabila menampakan hasil belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, salah satunya diukur menggunakan tes prestasi belajar.

7 Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari serangkaian usaha yang dapat dinyatakan dengan nilai, angka, atau kata-kata. 2. Pengertian Belajar Menurut Skinner (Sagala, 2012:14) belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sedangkan menurut Whitlater (dalam Ahmadi, 2013:126) belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Hamalik (2007:28) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku inividu melalui interaksi dengan lingkungannya. Pendapat lain diungkapakan oleh Sardiman (2011:21) yang mengatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja dan disadari. Perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa.

8 3. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar rmenurut kanus unum Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dari penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui matapelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru. Sedangkan menurut Hamdani (2011:137) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Matematika menurut Jujun S.Suriasumantri (1999:85) adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin disampaikan. Sedangkan menurut Jonshon dan Myklebus (Mulyono, 2009:252) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspersikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya untuk memudahkan berfikir. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai dari penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang berupa nilai tes atau angka dalam mata pelajaran matematika. 4. Prinsip Dasar Pengukuran Prestasi Prinsip dasar pengukuran prestasi menurut Grondlund (Azwar, 1996:18) adalah sebagai berikut: (1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional. (2) Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representitatif dari

9 hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program intruksional atau pengajaran. (3) Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yag pling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan. (4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya. (5) Reabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati. (6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar peserta didik. 5. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Hamadi (2013:138) prestasi belajar yang dicapai sesorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang memperngaruhi baik dari diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah : (1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. (2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas : a. Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

10 b. Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri. (3) Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal adalah : (1) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. (2) Faktor budaya adat istiadat, ilmu pengetahuan, tekhnologi, kesenian. (3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. (4) Faktor lingkungan spiritual atau kemanan. C. Materi Kubus dan Balok Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas. 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya.

11 Indikator 5.1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok serta unsur-unsurnya. 5.2.1 Melukis jaring-jaring kubus dan balok. 5.3.1 Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok serta bagian-bagiannya. 5.3.2 Menyelsaikan soal yang berkaitan dengan kubus dan balok. C. Penelitian Yang Relevan Menurut penelitian Pakaya (2013) yang berjudul hubungan antara kemampuan spasial siswa dengan hasil belajar siswa pada materi geometri menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara kemampuan spasial dengan hasil belajar matematika pada materi geometri. Penelitian yang dilakukan oleh Rif an (2011) Ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan spasial peserta didik terhadap prestasi belajar matematika materi pokok dimensi tiga padas siswa kelas X SMA Negeri 11 Semarang. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kemampuan spasial mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap prestasi belajar dimensi tiga. Penelitian yang dilakukan oleh Subekti (2016) menyatakan bahwa siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi sudah menguasai indikatorindikator kemampuan spasial. Sedangkan siswa kemampuan spasial sedang dan rendah belum menguasai indikator-indikator kemampuan spasial.

12 D. Kerangka Pikir Latar Belakang peneltian Tujuan Penelitian Landasan Teori Pembahasan Hasil penelitian Metode Penelitian Kesimpulan dan Saran