BAB V PENUTUP. Dari pembahasan bab-bab di atas dapat disimpulkan bahwa: hukum Republik Indonesia. Kata Merdeka disini berarti terbebas dari

dokumen-dokumen yang mirip
Daftar Pustaka. Abdul Rasyid Thalib, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan. Implikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Republik

DAFTAR PUSTAKA. Ash-shofa, Burhan, 2004, Metode Penelitian Hukum, cetakan keempat, PT Rineka Cipta, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Aziz Hakin, 2011, Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia, Yogyakarta, Cetakan Pertama, Pustaka Pelajar.

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta: Sekertariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi.

DAFTAR PUSTAKA. Dahlan Thaib, dkk, 2013, Teori dan Hukum Konstitusi, Cetakan ke-11, Rajawali Perss, Jakarta.

DAFTAR REFERENSI. . Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia; Pasca Reformasi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2007.

DAFTAR PUSTAKA. Hak Asasi Manusia Dalam Transisi Politik Di Indonesia. Allan R Brewer-Cinas, Judicial Review in Comporative Law, Cambridge

DAFTAR PUSTAKA. Pemilihan Presiden Secara Langsung. Jakarta: Sekertariat Jenderal MK RI. (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid

Jurnal Ilmiah. Peraturan Perundang-undangan

TESIS KEMANDIRIAN KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bhakti.

DAFTAR PUSTAKA. Andi Hamzah Hukum Acara Perdata. Yogyakarta: Liberty.

Peraturan Perundang-undangan:

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiardja, Dialetika Hukum dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, 1990.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Bari Azed, Sistem-Sistem Pemilihan Umum, Suatu Himpunan Pemikiran, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000.

KEWEWENANGAN PRESIDEN DALAM BIDANG KEHAKIMAN SETELAH AMANDEMEN UUD 1945

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan penegakan hukum penataan ruang di kawasan jalan Bantul-

POLITIK HUKUM POKOK BAHASAN (1) Dosen: Prof. Dr. Guntur Hamzah, SH., MH.

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiardja, 1990, Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Yogyakarta, Kanisius.

DAFTAR PUSTAKA. Bagir manan, Dasar-Dasar Perundang-Undangan Indonesia, Jakarta: Indo Hill, 1992

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly, 1998, Teori dan Aliran Penafsiran Hukum Tata Negara, InHilco, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Fadjar, Mukthie, Pemilu, Perselisihan Hasil Pemilu dan Demokrasi, Setara Press, Malang, 2013.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : Nama : Adri Suwirman.

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Asikin Zainal, H, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

PENUTUP. partai politik, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah dipandang sebagai

B A B V P E N U T U P

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945, (Yogyakarta: FH UII Press, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. susunan organisasi negara yang terdiri dari organ-organ atau jabatan-jabatan

DAFTAR PUSTAKA. , 2002, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan. bahwa :

BAB II TINJAUAN TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Rozali Hukum Kepegawaian. Jakarta: CV Rajawali. Albrow, Martin Birokrasi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan dalam penelitian ini. 1. Peraturan Daerah Perpajakan dan Retribusi Daerah di Kabupaten Supiori

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 5/Mei/2016

DAFTAR PUSTAKA. A.A.G. Peters dan Koesriani Siswosoebroto, Hukum dan Perkembangan Sosial (Buku I), Sinar Harapan, Jakarta, 1988.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

DAFTAR PUSTAKA. Anshori, Abdul Ghofur Hukum Perkawinan Islam, (Perspektif Fikih dan Hukum Positif). UII Press. Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Arbisanit. Partai, Pemilu dan Demokrasi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997).

Lex Administratum, Vol. III/No. 7/Sep/2015

DAFTAR PUSTAKA. Bagir Manan Lembaga Kepresidenan. FH UII Press: Yogyakarta. Bambang Sunggono Metodologi Penelitian Hukum Cetakan ke-12.

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Himpunan Peraturan Perundang-undangan, Jakarta, Akademika Pressindo, 1985

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM TATA NEGARA

Daftar Pustaka. Abbas, Bakri. Empat Pemikiran Politik Barat, Penerapan di dunia modern, Yayasan Kampus Tercinta-IISIP, Jakarta, 2003.

BAB III PENUTUP. dalam perkara pelibatan anak dalam distribusi narkotika pada praktek. anak segera lepas dari rasa trauma.

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly 2011, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Amini, Aisyah, Pasang Surut Peran DPR-MPR , Yayasan Pancur Siwah, Jakarta: 2004, Hlm. 36

PERSPEKTIF POLITIK HUKUM WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI PENYELENGGARA KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM SISTEM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Adami,Chazawi,Kejahatan Terhadap Pemalsuan, Jakarta: Raja Grafindo

TESIS HAMBATAN TERHADAP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA PARA PIHAK MELALUI MEDIASI DI PENGADILAN

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD Yogyakarta: FH UII Press, 2005.

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABI

TESIS KEWENANGAN PANITERA DALAM PENYELESAIAN ADMINISTRASI PERKARA PUTUSAN HAKIM PADA PENGADILAN NEGERI OLEH : MOENASIR N.P.M. 121.

DAFTAR PUSTAKA. Atmasasmita, Romli Sekitar Masalah Korupsi Aspek Nasional dan Aspek International. Mandar Maju, Bandung.

Jl. AriefRachman Hakim 51 Surabaya Website : KONTRAK PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dalam penyelenggaraan kekuasaan dan ketatanegaraan yang lebih

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM TATA NEGARA

DAFTAR PUSTAKA. Bagir Manan, DPR, DPD, dan MPR Dalam UUD 1945 Baru, UII Press, Yogyakarta, 2003.

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA , 2001, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Pusat Studi Hukum (PSH) Fakultas Hukum UII, Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA BUKU. Al Marsudi, Subandi, 2001, Pancasila dan UUD 1945 Dalam Paradigma Reformasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Daftar Pustaka. , 2006, Konstitusi dan Konstitusionalisme, Konstitusi Press,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Samosir, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pada pertumbuhan produk Andaliman.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diberikan kesimpulannya sebagai berikut. Khusus yakni : Perdasus Nomor 18 Tahun 2008 tentang Perekonomian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis normatif ( normative legal reserch) yaitu

BAB V PENUTUP. 1. Kewenangan Pengawasan Produk Hukum Daerah oleh Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota 1 periode 2014-

DAFTAR PUSTAKA. Alrasid, Harun, 1982, Hukum Tata Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Achwan, Rochman, 2000, Good Governance: Manifesto Politik Abad ke 21,

Pemetaan Kedudukan dan Materi Muatan Peraturan Mahkamah Konstitusi. Rudy, dan Reisa Malida

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Batu Bacan merupakan batu hidup yang akan berubah warnanya

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan analisis tentang pencalonan Kepala Daerah dan Wakil

Munir Fuady, 2000, Jaminan Fidusia, Citra Aditya Bakti, Bandung

Lex Administratum, Vol.I/No.3/Jul-Sept/2013

BAB IV AKIBAT HUKUM TERHADAP HASIL PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA YANG TELAH MELALUI PROSES EXECUTIVE REVIEW

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, (Yogyakarta: Kanisius, 1990)

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Zainuddin, 2010, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

MAHKAMAH KONSTITUSI. R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 19 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan.

POLITIK HUKUM MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI PERADILAN PEMILU DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA BUKU. Ali, Zainudin, 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. Arifin, Syamsul, 1992, Falsafah Hukum, UNIBA PRESS, Medan.

BAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang

KEDUDUKAN KOMISI YUDISIAL SEBAGAI LEMBAGA NEGARA FANDI SAPUTRA / D

KEDUDUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM PROSES PEMBERHENTIAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN DALAM MASA JABATANNYA DI INDONESIA OLEH: RENY KUSUMAWARDANI

Arifin, Firmansyah, d.k.k., 2005, Lembaga Negara dan Sengketa Kewenangan Antarlembaga Negara. Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN), Jakarta.

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penulisan hukum ini sebagai berikut: menggunakan telepon seluler pada saat berkendara adalah langsung

DAFTAR PUSTAKA. Arie S. Hutagalung, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, Jakarta: LPHI, 2005.

DAFTAR PUSTAKA. A. Sukarno, Muhadar, Maskun, 2013, Filsafat Hukum Teori dan Praktik, Kencana, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Adi, Rianto Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit.

DAFTAR PUSTAKA. Fuady, Munir, 2005, Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, PT Citra Aditya. 2013, Teori-Teori Besar (Grand Theory) Dalam Hukum, Kencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Muslan, 2009, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Malang: UMM Press.

DPD memberikan peran yang lebih maksimal sebagai perwakilan daerah yang. nantinya akan berpengaruh terhadap daerah-daerah yang mereka wakili.

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional terhadap prinsip kedaulatan rakyat. Hal ini dinyatakan dalam Pasal

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Chaidir, Yurisprudensi Indonesia tentang Hukum Agraria, Bandung: Bina Cipta, Jilid III, 1985.

KEDUDUKAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN MENURUT UU NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN

Transkripsi:

88 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan bab-bab di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Di dalam setiap pengambilan putusan yang dihasilkan, Mahkamah Konstitusi mendasarkan pada Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman jo. Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila demi terselenggaranya negara hukum Republik Indonesia. Kata Merdeka disini berarti terbebas dari campur tangan lembaga lain ataupun pemerintah, artinya di dalam setiap pengambilan putusan, hakim konstitusi bersifat independen dan tidak memihak, serta tidak ada intervensi lembaga negara lain. Kewenangan Mahkamah Konstitusi telah sesuai dengan Politik hukum Indonesia namun masih ada yang perlu disesuaikan kembali, yaitu pengawasan internal yang belum berjalan dengan baik. Ada juga kendala seperti adanya hakim yang tidak mau tunduk oleh Mahkamah Konstitusi/ masih ada pro dan kontra. Yang jelas Mahkamah Konstitusi harus menginternalisasikan integritas.. 2. Keberadaan Mahkamah Konstitusi dalam sistem ketatanegaraan RI untuk saat ini sudah cukup ideal, kewenangan Mahkamah Konstitusi di Indonesia tidaklah seluas kewenangan yang ada pada Negara lain. Mahkamah

89 Konstitusi di Indonesia mengadopsi sistem keberadaan Mahkamah Konstitusi Negara lain, namun masih memerlukan pembenahan akibat adanya kelemahan-kelemahan yang ada. Kelemahan tersebut berkaitan dengan integritas hakim dalam pengambilan putusan serta banyaknya kasus yang harus diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi dengan cepat, sehingga putusan yang dihasilkan masih jauh dari yang diharapkan, Jika dilihat di dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, tugas dan kewenangannya telah jelas disebutkan, namun apabila dilihat dari fakta-fakta yang ada di lapangan terkait banyaknya kasus-kasus sengketa yang harus diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi dalam hal penyelesaian hasil pemilihan umum yang diajukan dari berbagai daerah di Indonesia, maka tugas Mahkamah Konstitusi sangat berat. Sedangkan di dalam undang-undang Mahkamah Konstitusi jelas disebutkan bahwa hakim Mahkamah Konstitusi hanya terdiri dari sembilan hakim, hal itu sangat memberatkan kinerja hakim dan secara tidak langsung juga mempengaruhi terhadap putusan yang dihasilkan oleh hakim Mahkamah Konstitusi. Untuk itu, keberadaan undang-undang Mahkamah Konstitusi sebagai dasar pembentukkan Mahkamah Konstitusi di Indonesia, perlu dikaji ulang dalam hal jumlah hakim yang memeriksa perkara terutama perkara yang berkenaan dengan sengketa Pemilukada dari berbagai daerah di Indonesia.

90 B. Saran Dilihat dari fakta-fakta yang ada di lapangan terkait banyaknya kasuskasus sengketa yang harus diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi dalam hal penyelesaian hasil pemilihan umum yang diajukan dari berbagai daerah di Indonesia, maka tugas Mahkamah Konstitusi sangat berat. Sedangkan di dalam undang-undang Mahkamah Konstitusi jelas disebutkan bahwa hakim Mahkamah Konstitusi hanya terdiri dari sembilan hakim, hal itu sangat memberatkan kinerja hakim dan secara tidak langsung juga mempengaruhi terhadap putusan yang dihasilkan oleh hakim Mahkamah Konstitusi. Keberadaan undang-undang Mahkamah Konstitusi sebagai dasar pembentukkan Mahkamah Konstitusi di Indonesia, perlu dikaji ulang dalam hal jumlah hakim yang memeriksa perkara terutama perkara yang berkenaan dengan sengketa Pemilukada dari berbagai daerah di Indonesia. Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga yang mempunyai kewenangan dalam menangani peradilan tata negara hendaknya dapat berlaku objektif terutama dalam penyelesaian perkara pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara RI. Selain sebagai lembaga negara pembuat undang-undang, Dewan Perwakilan Rakyat adalah suatu lembaga politik, dalam pembentukan undang-undang terkadang terjadi political bargaining (tawar menawar) yang bernuansa pada kompromi politis (dapat juga konsensus/ kesepakatan) yang dituangkan dalam Pasal yang terkadang kurang/ tidak dapat mencerminkan kepentingan umum, melainkan hanya untuk kepentingan golongan bahkan kepentingan pribadi, untuk itu Mahkamah

91 Konstitusi harus lebih pro aktif serta melaksanakan kewenangannya terutama dalam pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara RI, sehingga produk hukum tersebut dapat menjadi aspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA Asshiddiqie, Jimly, 2004, Kekuasaan Kehakiman Di Masa Depan, Makalah Seminar, Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat; dan Reformasi Menuju Indonesia Baru: Agenda Restrukturisasi Organisasi Negara, Pembaruan Hukum Dan Keberdayaan Masyarakat Madani, Makalah Konggres Mahasiswa Indonesia Sedunia, Chicago, Amerika Serikat. Ateng Syafrudin, menuju penyelenggaraan pemerintahan negara yang bersih dan bertanggungjawab, pro justitia nomor 4 tahun 2000, universitas parahyangan, Bandung Bagit Manan, Konvensi Ketatanegaraan, FH-UII Press, Yogyakarta, 2006, Hlm. 35 Fatkhurohman, et.al., 2004, Memahami Keberadaan Mahkamah Konstitusi di Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung Gjerdingen, Donald H, "The Future of Legal Scholarship and the Search for a Modern Theory of Law", Buffalo Law Review, Vol. 35 Spring 1986 Hadjar, A. Fickar, dkk (Tim Perumus/Penyusun), 2003, Pokok-Pokok Pikiran dan Rancangan Undang-Undang Mahkamah Konstitusi, KRHN dan Kemitraan, Jakarta Hadisoeprapto, Hartono, pengantar tata hukum Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 2008 Hadjon, Philipus M, 1987, Perlindungan Hukum bagi Rakyat di Indonesia, PT. Bina Ilmu, Surabaya Hartono, Sunaryati, 1976, Apakah the Rule of Law, Alumni, Bandung Huda, Ni matul, 2004, Politik Ketatanegaraan Indonesia, Kajian terhadap Dinamika Perubahan UUD 1945, FH UII Press, Yogyakarta, 2005, Negara Hukum, Demokrasi Dan Judicial Review. UII Press, Yogyakarta Istanto, F. Sugeng (Tanpa tahun), Politik hukum, Pascasarjana Atmajaya, Yogyakarta Joeniarto, selayang pandang tentang sumber-sumber hukum tatanegara di Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1974

Kusnardi dan Harmaily Ibrahim Moh, Hukum Tata Negara Indonesia, pusat Studi Hukum Tata Negara Fak. Hukum UI dan CC, Sinar Bakti, Cetakan Ke. 7, 1987 Latif, Yudi, 2011, Negara Paripurna: Historitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Mahfud, Moh. MD, 1998, Menegakkan Supremasi Hukum Melalui Demokrasi dalam Hukum dan Kekuasaan, FH UII, Yogyakarta, 1999, Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia, Gramedia, Yogyakarta,1999, Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi, Yogyakarta: Gama Media,2012, Politik Hukum di Indonesia, Raja Grafindo Persada, jakarta Mihradi, R Muhammad, Dinamika Kebijakan Hukum Dalam Transisi Demokrasi, Jurnal Keadilan Vol.2 Nomor 6 Tahun 2002 Mertokusumo, Sudikno, 2008, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta Muchsan, 1998, Peradilan Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta Nusantara, Abdul Hakim G, Hakim 2002, Mahkamah Konstitusi: Perspektif Politik dan Hukum, Kompas, 24 September 2002, 1988, Politik Hukum Indonesia, YLBHI, Jakarta Poernomo, Bambang, 1988, Pola Dasar Teori dan Asas Umum Hukum Pidana, Liberty, Yogyakarta Philipus M. Hadjon, 2006, tentang wewenang, makalah, universitas airlangga, tanpa tahun, Rahardjo, Satjipto, 1983, Hukum dan Perubahan Sosial: Suatu Tinjauan Teoretis don Pengalaman-pengalaman di Indonesia, Alumni, Bandung, 1985, Beberapa Pemikiran tentang Ancangan Antardisiplin Dalam Pembinaan Hukum Nasional, Sinar Baro, Bandung, 2000, Teaching Order Finding Disorder, Diponegoro University, Semarang, 2009, Hukum dan Perubahan Sosial: Suatu Tinjauan Teoretis Serta Pengalaman-Pengalaman Di Indonesia, Genta, Yogyakarta

Sidharta, Bernard Arief, 1999, Refleksi tentang Struktur Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung Soedarto, 1986, Hukum Dan Hukum Pidana, Alumi, Bandung Soekanto Soerjono, dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Suseno, Franz Magnis, 1995, Mencari Sosok demokrasi, Gramedia, Jakarta Thohari, A. Ahsin, 2004, Komisi Yudisial dan Reformasi Peradilan, ELSAM, Jakarta Wahjono, Padmo, 1984, Indonesia Negara Berdasarkan Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1991, Membudayakan UUD 1945, Ind-Hill Co., Jakarta Wahyono, Padmo, Menyelisik Proses Terbentuknya Peraturan Perundang- Undangan, Majalah Forum Keadilan, No. 29, April 1991, hlm 65 Wignjosubroto, Soetandyo, 1994, Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional : Dinamika Sosial Politik dalam Perkembangan Hukum di Indonesia, Cet. I, Raja Grafindo Persada, Jakarta Perundang-undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung Sumber Internet (www.badilag.net/.../prinsip%20%20kekuasaan%20kehakiman%20dan%). (http://click-gtg.blogspot.com/2008/11/teori-pembagian-kekuasaan.html). http://jurnalhukum.co.id

http://kgsc.wordpress.com/prinsip-dasar-kekuasaan-kehakiman http://www.mahkamahkonstitusi.go.id www.legalakses.com (www.jimly.com/makalah/namafile/24/kedudukan_mk-2.doc). ttp://ajibagoespramukti.wordpress.com/2011/06/07/226/ (http://kontribusikritis.blogspot.com/2012/01/politik-legislasi-sebagaikomponen.html). http://putrasiregar15.wordpress.com/2012/11/23/teori-hukum-murni-dalamkaitannya-dengan-politik-hukum-indonesia http://denden-imadudin.blogspot.com/2010/04/perbandingan-mahkamahkonstitusi.html