STUDI AWAL PENGARUH PENAMBAHAN FOAM PADA PEMBUATAN BATA BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BATAKO BERLUBANG GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

STUDI AWAL PEMBUATAN HIGH VOLUME LIGHT WEIGHT SIDOARJO MUD CONCRETE BRICK

FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB PEMUAIAN DALAM PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO

PEMBUATAN AGREGAT RINGAN GEOPOLIMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO DAN FLY ASH DENGAN MENGGUNAKAN FOAM AGENT

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI

Pasta Geopolimer Ringan Berserat Berbahan Dasar Lumpur Sidoarjo Bakar Dan Fly Ash Perbandingan 1 : 3 Dengan Pengembang Foam

KARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER PADA KINERJA BETON GEOPOLIMER

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO PADA PEMBUATAN BATA RINGAN NON STRUKTURAL DENGAN METODE CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE (CLC)

Disusun oleh : Lintas Jalur - S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

PENGARUH PERAWATAN DAN UMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER BERBASIS ABU TERBANG

Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer

PENGARUH PENAMBAHAN BORAKS DAN KALSIUM OKSIDA TERHADAP SETTING TIME DAN KUAT TEKAN MORTAR GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH TIPE C

PENGARUH MOLARITAS AKTIFATOR ALKALIN TERHADAP KUAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER DENGAN TRAS SEBAGAI PENGISI

Sodium sebagai Aktivator Fly Ash, Trass dan Lumpur Sidoarjo dalam Beton Geopolimer

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara membakar secara bersamaan campuran calcareous ( batu gamping )

CAMPURAN SERAT PADA PASTA DENGAN BAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

PERBANDINGAN BEBERAPA PROSEDUR PEMBUATAN GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH TIPE C

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA SIFAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH DAN LUMPUR PORONG KERING SEBAGAI PENGISI

Sukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK

Perkembangan Beton Geopolimer Triwulan dan Januarti Jaya Ekaputri

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN KOMPETENSI (HIKOM) Nomor: 035/LIT-DIKTI/2014

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, khususnya dalam proses produksi Semen Portland (SP).

KARAKTERISTIK BETON GEOPOLIMER BERDASARKAN VARIASI WAKTU PENGAMBILAN FLY ASH

LAPORAN PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PERGURUAN TINGGI. Nomor: 009/AUPT/UKP/2012

Agregat Buatan Geopolimer dengan Bahan Dasar Abu Terbang (Fly Ash) dan Abu Sawit (Palm Oil Fuel Ash)

DURABILITAS MORTAR GEOPOLYMER BERBASIS LUMPUR SIDOARJO

PEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN

PENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIFAT MEKANIK BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH JAWA POWER PAITON SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF

PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PAVING BLOCK GEOPOLIMER

PENINGKATAN DURABILITAS BETON KONVENSIONAL DAN HVFA YANG MENGGUNAKAN METODE PERAWATAN STEAM CURING DENGAN COATING LARUTAN ALKALI DAN PASTA GEOPOLIMER

PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PADA PEMBUATAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN TAMBAHAN BUIH DAN SERAT ALAM

PASTA RINGAN GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR BAKAR SIDOARJO DAN FLY ASH PERBANDINGAN 3:1 DENGAN TAMBAHAN ALUMINUM POWDER dan SERAT ALAM

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PENGGUNAAN SOLID MATERIAL ABU TERBANG DAN ABU SEKAM PADA KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER

Keywords: Rice Husk Ash, Geopolymer, Alkali Activator, dosage activator.

PERBANDINGAN PERSENTASE PENAMBAHAN FLYASH TERHADAP KUAT TEKAN BATA RINGAN JENIS CLC

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

PEMANFAATAN BOTTOM ASH DAN FLY ASH TIPE C SEBAGAI BAHAN PENGGANTI DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK

Abstrak Material penyusun beton ringan terdiri air, semen dan agregat. Agregat yang digunakan untuk memproduksi

TINJAUAN KAPASITAS AKSIAL BETON GEOPOLIMER TERKEKANG

KONTRIBUSI SERAT SINTETIS PADA PENINGKATAN KUAT TARIK LENTUR BETON GEOPOLIMER

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUHU PERAWATAN PADA KEKUATAN MORTAR GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR FLY ASH

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO UNTUK BATA BETON RINGAN BERSERAT DENGAN BAHAN PENGISI SERAT KENAF

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) D-104

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

STUDI BETON GEOPOLIMER SEBAGAI SUBSTITUSI BETON KONVENSIONAL

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

Pemanfaatan Lumpur Bakar Sidoarjo Sebagai Bahan Campuran Pada Pembuatan Beton Ringan dengan Menggunakan Tambahan Buih dan Serat Alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN BOTTOM ASH YANG TELAH DIOLAH UNTUK PEMBUATAN BETON HVFA MUTU MENENGAH

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

POTENSI AGREGAT ALWA SEBAGAI BAHAN DASAR BETON GEOPOLIMER BERBAHAN LUMPUR SIDOARJO

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

Scanned by CamScanner

PAVING GEOPOLIMER DARI COAL ASH LIMBAH PABRIK

POTENSI LUMPUR SIDOARJO BAKAR DAN FLY ASH PADA PEMBUATAN MORTAR RINGAN GEOPOLIMER

BATA BETON GEOPOLIMER DARI BAHAN FLY ASH LIMBAH PLTU TANJUNG JATI MEMILIKI BANYAK KEUNGGULAN

PERILAKU FISIK CAMPURAN LUMPUR SIDOARJO DAN ABU SEKAM SEBAGAI BAHAN DASAR CAMPURAN PEMBUATAN AGREGAT RINGAN

KATA KUNCI : rheology, diameter, mortar, fly ash, silica fume, superplasticizer.

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK PEREKAT BATA RINGAN

KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER DENGAN BAHAN UTAMA BUBUK LUMPUR LAPINDO DAN KAPUR (155M)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS DARI LUMPUR KERING TUNGKU EX LAPINDO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI STUDI EKSPERIMENTAL KEKUATAN MORTAR GEOPOLIMER DENGAN VARIASI MOLAR DAN KOMPOSISI FLY ASH DAN PASIR

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPOSISI CAMPURAN OPTIMUM BOTTOM ASH DAN FLY ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN

KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER DENGAN VARIASI BERAT AGREGAT DAN BINDER PADA UMUR BETON 21 DAN 28 HARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH RASIO W/S TERHADAP KUAT TEKAN GEOPOLYMER MORTAR PADA KONDISI SS/SH 12 MOLAR 0,5 DAN 2,5

Studi Awal Pemanfaatan Lusi sebagai Bahan Bangunan dengan Tambahan Tanah Sawah, Semen dan Kapur ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH RASIO AGREGAT BINDER TERHADAP PERILAKU MEKANIK BETON GEOPOLIMER DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM PADI DAN ABU AMPAS TEBU

Kamis, 26 Juni Sidang

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III LANDASAN TEORI

PERILAKU LUMPUR SIDOARJO (LUSI) SEBAGAI AGREGAT RINGAN BUATAN UNTUK BAHAN DASAR BETON RINGAN (AAC)

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR BATA RINGAN CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

STUDI AWAL PENGARUH PENAMBAHAN FOAM PADA PEMBUATAN BATA BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO Krisno Phoanajaya 1, Djwantoro Hardjito 2,Antoni 3 ABSTRAK : Lumpur Sidoarjo adalah material yang saat ini telah dikembangkan sebagai bahan pengganti semen. Penggunaan lumpur ini dikarenakan jumlahnya yang sangat banyak dan memiliki kandungan yang dapat menggantikan fungsi dari semen. Tetapi sebelum dipasarkan, lumpur tersebut harus diolah terlebih dahulu menjadi barang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu produk yang sesuai adalah bata ringan geopolimer. Beton ringan geopolimer memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah dapat mengurangi pelepasan CO₂ ke atmosfir karena tidak menggunakan semen dan lebih ramah lingkungan. Sebelum digunakan sebagai campuran dalam pembuatan bata beton ringan, lumpur harus dioven selama 24 jam, Setelah itu lumpur masuk ke proses pembakaran selama 7 jam dengan suhu 6 ºC. Lumpur kemudian digiling selama 8 jam. Setelah siap dipakai, lumpur dicampurkan dengan pasir, NaOH, sodium silikat, dan foam dengan perbandingan tertentu untuk dijadikan campuran mortar dalam proses pembuatan bata beton ringan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kuat tekan dan penyerapan air dari mortar menunjukan bahwa densitas lebih dari 13 kg/mᶾ memenuhi syarat SNI 3-349-1989. KATA KUNCI : lumpur Sidoarjo, NaOH, sodium silikat, geopolimer, amorf, bata beton ringan. 1. PENDAHULUAN Lumpur yang menyembur sejak tahun 6 merupakan bencana industri yang terjadi di negara Indonesia ini, khususnya kota Sidoarjo. Berbagai upaya dilakukan untuk dapat mengurangi lumpur, salah satunya dengan cara memanfaatkan lumpur sebagai material bangunan. Oleh karena itu pada penelitian kali ini, akan digunakan lumpur Sidoarjo sebagai bahan dasar pembuatan beton geopolimer. Beton geopolimer pada masa sekarang ini sedang marak-maraknya dikembangkan oleh para ahli. Hal ini terjadi karena beton geopolimer dimungkinkan untuk dibuat dengan bahan-bahan sisa yang tidak terpakai lagi. Selain itu bahan-bahan sisa tersebut dapat digunakan untuk menghemat atau menggantikan fungsi semen. Beton geopolimer tidak menggunakan campuran semen dalam pembuatannya sehingga dapat mengurangi pelepasan karbon dioksida (CO 2 ) ke atmosfer. Hal ini dapat terjadi karena setiap penggunaan sebanyak 1 ton semen Portland tidak hanya dibutuhkan energi yang besar tetapi juga menghasilkan 1 ton gas CO 2 yang dapat mencemari lingkungan (Lloyd & Rangan, 9). Adapun penelitian yang telah dilakukan oleh Nurrudin. et.al () menunjukan hasil bahwa dengan menggunakan lumpur sidoarjo, penggunaan semen dapat dikurangi sebesar %. Beton geopolimer mampu menahan korosi yang terjadi pada baja tulangan lebih baik dari pada beton konvensional biasa. Hal ini meningkat sejalan dengan kuat tekan beton geopolimer (Yodmunee & Yodsudjai, 6). 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, einherjar_ino@yahoo.com 2 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra djwantoro.h@petra.ac.id 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Krsiten Petra, antoni@petra.ac.id 1

Kemudian sejak terjadi semburan lumpur Sidoarjo, banyak dilakukan penelitian tentang kandungan yang dimiliki lumpur Sidoarjo. Salah satu penelitian yang dilakukan Ekaputri, (7) menunjukan bahwa lumpur sidoarjo memiliki kandungan yang hampir sama dengan fly ash yaitu SiO 2 sebesar 3% dan Al 2 O 3 sebesar 18%. Dengan acuan kandungan yang dimiliki lumpur Sidoarjo, lumpur Sidoarjo menunjukan potensi sebagai alternatif bahan dasar pembuatan beton geopolimer. Dalam Penelitian yang dilakukan oleh Antoni et al., (12), telah dianalisa suhu optimal pembakaran lumpur Sidoarjo dengan cara membandingkan dried mud (lumpur yang di oven) yang dibakar pada suhu 7 C, 8 C, 9 C selama jam. Berdasarkan penelitian tersebut telah diperoleh bahwa suhu optimal untuk pembakaran lumpur Sidoarjo adalah 8 C. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Hardjito et al., (12) mengindenfikasi bahwa pengaruh kuat tekan mortar tidak lepas dari ukuran butiran penyusunnya. Dari pengujian yang dilakukan didapati bahwa ukuran butiran <63µm lebih besar kuat tekannya dibanding dengan yang lainnya. Pengujian dilakukan pada 28 hari dengan besar kuat tekan masing-masing <63µm sebesar 42,13 MPa, untuk butiran -63µm sebesar 39,47 MPa, dan untuk butiran sebesar 3-µm sebesar 38,27 MPa. Suhu curing berpengaruh dalam peningkatan kekuatan. Pada penelitian beton geopolimer berbahan dasar fly-ash dengan diberikan suhu curing 3 C 9 C, kuat tekan beton mengalami peningkatan hingga mencapai 67,6 MPa (Hardjito, et al., 4). Melihat kandungan yang dimiliki lumpur Sidoarjo, lumpur Sidoarjo menunjukan potensi sebagai alternatif bahan dasar pembuatan beton geopolimer. Selain itu karena jumlah lumpur yang melimpah dan belum dimanfaatkan, maka dengan upaya melakukan penelitian tentang pembuatan produk apa saja diharapkan dapat mengurangi lumpur yang dianggap sebagai bencana. Salah satu produk yang penulis harapkan adalah pembuatan bata ringan geopolimer dari bahan dasar lumpur Sidoarjo. Oleh karna itu akan dilakukan penelitia lebih lanjut untuk mewujudkan bata ringan geopolimer berbahan dasar lumpur Sidoarjo. 2. RANCANGAN PENELITIAN Umum Bab ini menjelaskan cara, bahan dan alat yang dipakai dalam pembuatan bata ringan geopolimer dengan bahan dasar lumpur Sidoarjo. Penelitian ini pertama-tama dimulai dengan pengelolaan lumpur Sidoarjo yang telah dikeringkan kadar airnya dengan dioven selama 24 jam. Kemudian dilakukan pembakaran selama 7 jam dengan suhu 6ºC untuk menjadikan lumpur Sidoarjo dapat bersifat amorf. Setelah itu lumpur dilakukan proses penggilingan selama 8 jam hingga lumpur memiliki ukuran butiran <63 μm. Setelah semua selesai dilakukan, penelitian dilanjutkan dengan pembuatan mortar geopolimer dengan cetakan berukuran cmxcmxcm dan dipilih hasil kuat tekan tertinggi dari perbandingan yang ada, sebagai acuan pembuatan sampel bata ringan. Mortar ringan dicetak dengan cetakan berukuran cmxcmxcm dan dianalisis kuat tekan serta penyerapan air berdasarkan SNI 3-349-1989. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan bata beton ringan geopolimer berukuran 6cmxcmxcm sesuai komposisi mortar ringan tersebut. Metode Penelitian Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mortar beton geopolimer dan mortar ringan geopolimer. Mortar menggunakan ukuran cmxcmxcm sedangkan mortar ringan berukuran cmxcmxcm. Dalam penelitian kali ini lumpur yang sudah diolah sehingga siap digunakan, dicampurkan dengan pasir Lumajang dengan berbagai perbandingan pasir : lumpur, 6% pasir : 4% lumpur, 7% pasir : 3%lumpur, 8% pasir : %lumpur. Kemudian NaOH dilarutankan ke dalam air dengan beberapa variasi molaritas 8M, M, 12M, dan 14M. Setelah itu barulah larutan Na 2 SiO 3 dicampurkan dengan larutan NaOH yang telah disiapkan. Campuran antara Na 2 SiO 3 dan NaOH memiliki perbandingan berat yang bervariasi antara 1:2, 1:1, 3:2, 2:1. Dapat dilihat pada Gambar 1. 2

Kuat Tekan (MPa) Gambar 1. Komposisi Campuran Bata Beton Geopolimer dalam Perbandingan Berat. Contohnya untuk membuat satu benda uji mortar dengan perbandingan pasir dan lumpur sebesar 6%:4% dan perbandingan Na 2 SiO 3 dan NaOH sebesar 1:2, dimana berat satu benda uji sebesar 3 gram, maka bahan-bahan yang harus disiapkan adalah lumpur 18 gram, pasir sebanyak 1 gram,, air 3 gram, Na 2 SiO 3 gram serta NaOH 4 gram. Pada penelitian kali ini juga ditambahkan foam pada sample 6%pasir : 4%lumpur. Langkah kerjanya secara singkat yaitu setelah semua bahan disiapkan, air dicampurkan dengan NaOH dan Na 2 SiO 3 sampai larut, kemudian dituangkan ke dalam lumpur dan pasir yang sudah dicampur terlebih dahulu. Setelah pencampuran antara semua unsur merata, barulah dicampur dengan foam. campuran tersebut dimasukkan ke dalam cetakan yang sudah disediakan lalu dimasukkan kedalam oven dengan suhu 1ºC selama 24 jam. Sehabis itu tiap-tiap mortar dilepaskan dari cetakan dan diuji kuat tekannya ketika berumur 7 hari. Pengetesan yang digunakan untuk menguji kekuatan sampel bata ringan geopolimer yaitu dengan tes kuat tekan beton, dan tes penyerapan air sesuai dengan syarat-syarat fisis SNI 3-349-1989 yang mengatur tentang bata beton pejal untuk pasngan dinding. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengetesan kuat tekan umur 7 hari pada sampel mortar geopolimer berukuran cmxcmxcm. Kuat tekan dari mortar geopolimer, dipengaruhi oleh perbandingan Na 2 SiO 3 dan NaOH, kandungan molaritas dari NaOH serta perbandingan pasir dan lumpur yang digunakan. 2 1 Gambar 2. Hasil Perbandingan Kuat Tekan Mortar Umur 7 Hari (NaOH 8M) Dari Gambar 2 dapat dianalisa, bahwa mortar dengan molaritas yang sama (NaOH 8M) memiliki kuat tekan yang berbeda dipengaruhi perbandingan berat Na 2 SiO 3 dan NaOH. Semakin berat Na 2 SiO 3 terhadap NaOH menghasilkan kuat tekan yang besar, hal ini belum diketahui penyebabnya, tetapi berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh Valentino & Christianto (13) mendapati bahwa semakin berat campuran NaOH yang ditambahkan berpengaruh pada kuat tekan pada mortar. 3

Kuat Tekan (MPa) Kuat Tekan (MPa) Kuat Tekan (MPa) 2 1 Gambar 3. Hasil Perbandingan Kuat Tekan Mortar Umur 7 Hari (NaOH M) Pada Gambar 3 yaitu penelitian M didapati bahwa kuat tekan untuk perbandingan 1:2 sampai 2:1 tidak mengalami adanya perbedaan yang signifikan dibanding dengan 8 Molar ditinjau berdasarkan kuat tekan yang ditampilkan pada Gambar 3 besar kemungkinan adanya kesalahan dalam pencampuran atau mungkin adanya faktor-faktor lain yang menyebabkan hal ini dapat terjadi. 2 1 Gambar 4. Hasil Perbandingan Kuat Tekan Mortar Umur 7 hari (NaOH 12M) Dapat dilihat pada Gambar 4 yaitu penelitian NaOH 12 molar menunjukan grafik yang hampir sama seperti grafik pada 8 molar, yaitu bahwa diperbandingan 2:1 adalah perbandingan dengan nilai kuat tekannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perbandingan yang lain. hal ini belum diketahui pastinya, tetapi berdasarkan hasil penelitian didapati perbandingan Na2SiO3 dan NaOH turut memberikan pengaruh kuat tekan. 2 1 Gambar. Hasil Perbandingan Kuat Tekan Mortar Umur 7 hari (NaOH 14M) 4

Kuat Tekan (MPa) Kuat Tekan (MPa) Gambar penelitian NaOH 14M didapati bahwa kuat tekan untuk perbandingan 1:1 sampai 2:1 tidak mengalami adanya perbedaan yang signifikan dibanding dengan gambar yang lainnya. Hal ini sama seperti dengan perbandingan molar dimana hasil kuat tekan antara 1:1 sampai 2:1 tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Perlu adanya penelitian tambahan akan hal ini, mungkin adanya kesalahan dalam proses pembuatan. 2 1 8M M 12M 14M Gambar 6. Hasil Perbandingan Kuat Tekan Mortar Umur 7 hari Pada Gambar 6 menunjukan hasil keempat perbandingan molaritas dan perbandingan Na 2 SiO 3. Terlihat jelas bahwa perbandingan NaOH 14 molar memiliki kuat tekan yang tinggi serta pengaruh Na 2 SiO 3 dan NaOH turut berpengaruh terhadap kuat tekan. Maka dalam penelitian ini diambil sampel dengan komposisi 14 molar NaOH dengan perbandingan 2:1. 2 1 6% : 4% 7% : 3% 8% : % Gambar 7. Hasil Perbandingan Kuat Tekan Campuran Terbaik Terhadap Perbandingan Campuran Lumpur Sidoarjo Umur 7 Hari Gambar 7 menunjukan bahwa semakin sedikit lumpur maka kuat tekan berkurang. Ini disebabkan karena campuran pasir yang semakin banyak dan semakin sedikitnya lumpur mengakibatkan larutan aktivator yang direncanakan % dari berat lumpur semakin sedikit juga yang mengakibatkan rekatan antar agregat akan semakin menurun. Hasil ini sama dengan yang didapatkan Antoni, et al, (12) yaitu semakin banyak penggunaan pasir maka kuat tekannya semakin menurun. Maka kuat tekan dengan kandungan lumpur 4% dan perbandingan campuran aktivator 2:1 akan dipakai sebagai komposisi dalam campuran pembuatan bata ringan geopolimer dengan campuran foam.

2 MPa 1 Densitas (kg/mᶾ) Gambar 8 Hasil Perbandingan Kuat Tekan Umur 7 Hari Dari Gambar 8 dapat dianalisis bahwa bata ringan dengan densitas lebih 13 kg/mᶾ memiliki kuat tekan lebih dari 6 MPa adalah bata beton ringan CLC geopolimer berbahan lumpur lapindo yang memenuhi persyaratan bata ringan karna memiliki kuat tekan lebih besar dari 2.3MPa yaitu 6 MPa (Berdasarkan Persyaratan SNI 3-349-1989 tentang bata beton). Untuk kuat tekan lebih jelasnya akan besar kuat tekan dari masing-masin benda uji, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kuat Tekan Bata Ringan Umur 7 Hari Berat Jenis Rata- Rata (kg/mᶾ) Kuat Tekan Rata- Rata (Mpa) 1792 23. 3.4 1693 21. 12.1 1626 1. 11.7 147 9.6 23.1 1347 6. 24.9 932.6 32.1 868. 41.7 681.2 43.9 68.1 44.3 82.2 46.4 Penyerapan air (%) Ditinjau berdasarkan SNI 3-349-1989 tentang bata beton untuk pasangan dinding. Pada pembuatan bata ringan dengan densitas 1626 kg/mᶾ dengan penyerapan air 11.7% memenuhi syarat bata ringan kelas satu, untuk densitas 147 kg/mᶾ dengan penyerapan air 23.1% memenuhi syarat bata ringan kelas dua, dan untuk densitas 1347 kg/mᶾ dengan penyerapan air 24.9% memenuhi syarat bata ringan kelas tiga. Sedangkan densitas 932 kg/mᶾ, 868 kg/mᶾ, 681 kg/mᶾ tidak memenuhi syarat bata ringan diakibatkan kuat tekan yang kurang dari 2,3 MPa. Syarat-syarat ketentuan SNI 3-349-1989 dapat dilihat pada Tabel 2. 6

Tabel 2 Bata Beton untuk Pasangan Dinding SNI 3-349-1989 Tingkat Mutu Bata Beton Pejal Syarat Fisik Satuan I II III IV Kuat Tekan Bruto Rata-rata Minimum MPa 12. 8.43 4.82 3.1 Kuat Tekan Bruto Masing-masing Benda Uji Minimum Penyerapan Air Rata-rata Maksimum MPa.84 7.83 4.22 2.3 % 2 3 - - 4. KESIMPULAN Menurut hasil analisa dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Kuat tekan terbesar diperoleh dari perbandingan 6% lumpur Sidoar: 4% pasir Lumajang, yaitu sebesar 19. MPa pada umur 7 hari dengan kandungan molaritas NaOH sebesar 14 molar. 2. Semakin tinggi perbandingan berat Na2SiO3 dan larutan NaOH tidak selalu menghasilkan kuat tekan yang tinggi. 3. Semakin tinggi kandungan molaritas yang digunakan, maka semakin tinggi pula kuat tekan yang dihasilkan. Sampel yang menggunakan molaritas 14M menghasilkan kuat tekan lebih besar dibandingkan dengan sampel dengan molaritas yang lebih rendah. 4. Dilihat dari hasil penelitian yang telah dibandingkan maka sampel bata ringan 4% lumpur : 6% pasir dengan perbandingan Na2SiO3 dan NaOH adalah 2 :1 adalah campuran yang dipakai dalam proses pembuatan bata ringan, ditinjau dari kuat tekan terbesar yang diperoleh. Pada pembuatan bata ringan dengan densitas lebih dari 1347 kg/mᶾ memenuhi syarat bata beton sesuai dengan SNI 3-349-1989. Sedangkan densitas kurang dari 932 kg/mᶾ tidak memenuhi syarat bata beton diakibatkan kuat tekan yang kurang dari 2.3 MPa.. DAFTAR PUSTAKA Antoni, A., Geman, R., Tjondro, R. T., Anggono, J., & Hardjito, D. (12). Effects of Calcination Temperature of LUSI Mud on the Compressive Strength of Geopolymer Mortar. Advanced Materials Research, 626, 224 228. doi:.428/www.scientific.net/amr.626.224 Ekaputri, J. J., Adiningtyas, T., & Triwulan. (7). Analisa Sifat Mekanik Beton Geopolimer Berbahan Dasar Fly Ash dan Lumpur Porong Kering Sebagai Pengisi, TORSI Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sipil, 27(3), hal. 33 46. Hardjito, Djwantoro, Wibowo, G. M., & Christianto, D. (12). Pozzolanic Activity Assessment of LUSI (LUmpur SIdoarjo) Mud in Semi High Volume Pozzolanic Mortar. Materials, (12), 164 166. doi:.339/ma9164 Lloyd, N. A., & Rangan, V. B. (9). Durability of Geopolymer Concrete Box Culverts a Green Alternative Durability of Geopolymer Concrete Box Culverts a Green Alternative. 34 th coference on OUR WORLD IN CONCRETE & STRUCTURE. Singapore. Nurrudin, M. F. (). Sidoarjo Mud : A Potential Cement Replacement Material. Civil Enginering Dimension, 12(1), 18-22. Yodmunee, S., & Yodsudjai, W. (6). Study on Corrosion of Steel Bar in Fly Ash-Based Geopolymer Concrete, International Conference on Pozzolan, Concrete and Geopolymer, 189 194. SNI 3-349-1989. Standar Bata Beton untuk Pasangan Dinding. Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. 7