BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini banyak bank yang dilikuidasi oleh Lembaga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bank (sistem bank). Bank menjalankan usahanya dengan menjual kepercayaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Bank menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah lembaga yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting karena perbankan mempunyai fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama dari sektor keuangan dalam perekonomian, melakukan kegiatan yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Likuiditas adalah suatu hal yang fundamental bagi perusahaan untuk

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /POJK.03/2017 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 16 /PBI/2012 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. di bidang perbankan. Bank merupakan lembaga keuangan yang peranannya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

-2- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan mekanisme tindak lanjut penanganan permasalahan Ban

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia perbankan saat ini semakin pesat, banyak

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai (Widati, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan sebagai lembaga yang menjalankan fungsi intermediasi atas dana yang diterima dari nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran bunga secara periodik. Menurut Abdul Halim (2015 : 9) obligasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk para nasabah dan investor global agar tetap survive di percaturan

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan saat ini cukup pesat, dilihat dari volume

Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

2017, No Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (L

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan menjalankan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seorang investor dalam melakukan pembelian dan penjualan suatu saham

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan banyaknya bank baru yang berdiri di Indonesia maka hal ini tentu saja

PRINSIP PENGELOLAAN LIKUIDITAS BANK SYARIAH Oleh : Ibnudin, M.H.I

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi seperti jasa

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. waktu Pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Likuiditas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. dalam hal ini masih dibebankan pada bank-bank pemerintah. Bank memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bank sebagai tambahan dana untuk modal usaha dengan pinjaman dana tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai dana yang kelebihan dengan pihak yang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/24/PBI/2009 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor perbankan masih menjadi sorotan dalam. perekonomian dalam menjalankan peranan penting guna menghimpun dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penulis yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berhaga dan penanaman

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini banyak bank yang dilikuidasi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Satria (2013), Direktur Penjaminan dan Manajemen risiko menyatakan bahwa sejak tahun 2006 2013 LPS telah mengurus simpanan dana 50 bank nasional dan daerah yang dilikuidasi. Total simpanan bank yang dilikuidasi sebesar Rp.1,19 triliun dan 96.220 rekening. Banyaknya kredit macet yang lebih besar dari simpanannya merupakan salah satu faktor utama kebangkrutan bank. Perbankan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Suksesnya aktivitas perbankan akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia sehingga apabila sebuah bank mengalami kegagalan, dampak yang ditimbulkan akan cukup luas meliputi nasabah dan lembaga yang menyimpan dananya serta lembaga yang menginvestasikan modalnya di bank. Hal ini akan berpengaruh pada pasar domestik maupun pasar internasional. Salah satu risiko yang sangat penting akan keberlangsungan kegiatan operasional bank adalah risiko likuiditas. Selain itu, untuk mengelola risiko yang disebabkan oleh sektor keuangan, Bank Indonesia membuat kebijakan dengan mengarahkan pengendalian kredit dan likuiditas agar sejalan dengan pengelolaan stabilitas makro ekonomi. 1

Menurut Diamond dan Rajan (2001) bank merupakan bagian utama dalam perekonomian dari sisi sektor keuangan yang melakukan dua kegiatan utama yaitu dari sisi aset, untuk meningkatkan aliran dana pinjaman kepada nasabah yang kekurangan dana, sebaliknya dari sisi kewajiban mengumpulkan sumber dana dari pihak ketiga untuk menyediakan likuiditas. Untuk menghindari risiko kebangkrutan maka bank harus menjaga likuiditasnya agar mampu melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan baik dan mampu bertahan serta bersaing dalam persaingan bank yang sangat kompetitif. Semakin likuid kondisi keuangan bank maka semakin kecil risiko likuiditas yang dimiliki bank. Risiko likuiditas adalah salah satu risiko yang paling penting yang dihadapi oleh bank, karena masalah likuiditas pada akhirnya akan menyebabkan masalah kebangkrutan (Hanafi, 2012). Dalam perbankan, manajemen risiko likuiditas merupakan elemen yang paling penting untuk menjaga stabilitas dan keamanan bank dalam kegiatan operasinya. Semua keputusan yang dilakukan untuk meningkatkan laba perusahaan dan tingkat kepercayaan nasabah dilihat dari sisi likuiditas perusahaan. Oleh karena itu, bank harus menilai risiko likuiditasnya setiap saat dan khususnya pada kondisi krisis atau resesi ekonomi. Menurut Jenkinson (2008) risiko ketika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada deposan disebut risiko likuiditas. Risiko likuiditas ini akan mempengaruhi citra suatu bank kepada nasabahnya. Semakin besar risiko likuiditas yang ditanggung oleh suatu bank maka semakin buruk citra bank tersebut karena kepercayaan nasabah berkurang terhadap kinerja bank. Hal ini tentu saja akan berdampak pada penurunan kinerja pasar bank. Menurut Lopez 2

(2008) likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan suatu perusahaan keuangan untuk memenuhi kewajiban utangnya tanpa menimbulkan kerugian yang besar. Misalnya, dengan melakukan pendanaan pinjaman jangka panjang, pembelian aset dengan deposito jangka pendek. Sedangkan pengelolaan likuiditas melibatkan perkiraan sumber dana dan penyediaan kas untuk kebutuhan jangka pendek atau musiman maupun untuk kebutuhan jangka panjang. Peraturan perbankan di Indonesia mewajibkan bank-bank yang ada di Indonesia untuk menjaga dan mengelola likuiditasnya dengan baik. Peraturan Bank Indonesia Pasal 1 Nomor 11/25/PBI/2009 menyatakan bahwa risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Peraturan tersebut berasal dari dokumen dari Basel Committee yang menjadi pedoman bagi bank Indonesia untuk melakukan kajian rekomendasi manajemen risiko likuiditas yang diterapkan pada perbankan di Indonesia. Peraturan tersebut dinyatakan dalam Consultative Paper Manajemen Risiko Likuiditas yang sesuai dengan regulasi dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Pemerintah menetapkan melalui peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum bank umum dalam Rupiah dan 3

valuta asing bagi bank umum konvensional. Dalam peraturan tersebut Bank Indonesia menetapkan Giro Wajib Minimum (GWM) yang harus dimiliki bank. GWM adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga. Penetapan jumlah GWM primer pada tahun 2013 oleh Bank Indonesia dalam Rupiah sebesar 8% sedangkan untuk jumlah GWM sekunder dalam Rupiah sebesar 4% serta penetapan jumlah GWM untuk valuta asing sebesar 8%. Persentase tersebut merupakan jumlah dana yang harus dimiliki bank agar tidak mengalami risiko likuiditas ketika para nasabah tiba-tiba menarik uangnya. Pentingnya likuiditas pada suatu sistem perbankan akan membuat suatu bank sangat fokus terhadap manajemen likuiditasnya. Hal ini terjadi karena risiko likuiditas sangat berpengaruh terhadap kinerja bank. Beberapa peneliti melakukan analisis tentang pengelolaan risiko likuiditas terhadap kinerja bank, seperti penelitian yang dilakukan oleh Fayman dan He (2011) menemukan adanya hubungan yang positif antara risiko prepayment terhadap kinerja bank. Selain itu, penelitian lain dilakukan oleh Bareikaite dan Martinkute (2014) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengelolaan manajemen risiko likuiditas terhadap pendapatan bank. Taswan (2006) mengatakan bahwa ketidakpastian penarikan kredit dan penarikan simpanan oleh para deposan menuntut bank harus mengkaji likuiditas yang direncanakan dan komponen untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu pemberian kredit yang bagus merupakan salah satu pengukuran yang harus diperhatikan bank 4

agar arus kasnya tidak tersendat yang akan berakibat terganggunya likuiditas bank. Selain itu, banyaknya kredit macet akan menyebabkan penurunan profitabilitas bank. Bank yang berfokus untuk meningkatkan kinerjanya akan menempatkan dana pada aset yang mampu memberikan pendapatan yang optimal. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kinerja pada penyaluran kredit yang maksimal dibandingkan berinvestasi pada aset likuid. Meningkatnya jumlah kredit tanpa adanya risiko kredit macet (Non Performing Loans) akan dapat meningkatkan profitabilitas bank dan kinerja pasar bank. 1.2 Rumusan Masalah Banyaknya jumlah bank yang dilikuidasi membuat pemerintah harus menerapkan secara tegas tentang peraturan manajemen risiko untuk melindungi investor dari semua risiko yang ditimbulkan oleh bank. Risiko likuiditas merupakan aspek yang paling krusial bagi bank. Semua bank harus menjaga likuiditasnya agar memiliki risiko likuiditas yang kecil sehingga tidak menghambat kegiatan operasionalnya. Selain itu, dalam menjaga likuiditasnya bank dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan melakukan aktivitas pendanaan yang optimal. Disisi lain risiko likuiditas bank yang kecil mampu meningkatkan kepercayaan investor terhadap bank dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja pasar perusahaan. Menurut Saunders dan Cornett (2014) risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi akibat adanya peningkatan secara tiba-tiba dalam penarikan kewajiban 5

yang membuat bank harus melikuidasi aset dalam waktu yang sangat singkat dan dengan harga rendah. Risiko ini akan mengakibatkan bank mengalami gagal bayar terhadap deposan karena tidak mampu melunasi kewajibannya. Hal seperti ini akan mempengaruhi laba dan nilai pasar perusahaan. Dalam upaya pengelolaan risiko likuiditas, ada dua faktor yang harus diperhatikan yaitu dari faktor aset dan kewajiban. Dari faktor aset yang harus diperhatikan adalah jumlah simpanan optimum yang dimiliki perusahaan, cadangan kas yang dimiliki perusahaan. Sedangkan dari faktor kewajiban yang harus diperhatikan adalah sumber pendanaan yang digunakan dan jumlah kredit yang bermasalah (Hanafi, 2012). Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini akan menguji pengaruh dari dana pihak ketiga (deposits), kas (cash), kesenjangan likuiditas (liquidity gap) dan jumlah kredit bermasalah (NPL) terhadap kinerja bank di Indonesia yang diukur dengan ROE sebagai kinerja operasi dan Tobin s Q sebagai kinerja pasar bank. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Apakah dana pihak ketiga (deposits) berpengaruh positif terhadap ROE Bank? 2. Apakah kas (cash) berpengaruh negatif terhadap ROE Bank? 6

3. Apakah kesenjangan likuiditas (liquidity gap) berpengaruh negatif terhadap ROE Bank? 4. Apakah NPL berpengaruh negatif terhadap ROE Bank? 5. Apakah dana pihak ketiga (Deposits) berpengaruh positif terhadap Tobin s Q? 6. Apakah kas (cash) berpengaruh negatif terhadap Tobin s Q? 7. Apakah kesenjangan likuiditas (liquidity gap) berpengaruh negatif terhadap Tobin s Q? 8. Apakah NPL berpengaruh negatif terhadap Tobin s Q? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji apakah deposits berpengaruh positif terhadap ROE bank. 2. Untuk menguji apakah kas berpengaruh negatif terhadap ROE bank. 3. Untuk menguji apakah kesenjangan likuiditas berpengaruh negatif terhadap ROE bank. 4. Untuk menguji apakah NPL berpengaruh negatif terhadap ROE bank. 5. Untuk menguji apakah deposits berpengaruh positif terhadap Tobin s Q. 6. Untuk menguji apakah kas berpengaruh negatif terhadap Tobin s Q. 7

7. Untuk menguji apakah kesenjangan likuiditas berpengaruh negatif terhadap Tobin s Q. 8. Untuk menguji apakah NPL berpengaruh negatif terhadap Tobin s Q. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini diantaranya: 1. Manfaat bagi akademisi Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi ilmiah bagi akademika dan mampu memberikan tambahan wawasan serta informasi terkait dengan pengaruh risiko likuiditas terhadap kinerja operasi dan kinerja pasar bank. 2. Manfaat bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan mampu sebagai bahan masukan atau usulan bagi manajemen dalam melakukan pengelolaan risiko likuiditas agar dapat mengoptimalkan kinerja operasi dan kinerja pasar bank. 3. Manfaat bagi Investor Penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna untuk investor yang ingin melakukan investasi agar mempunyai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi pada suatu bank yang bagus. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian 1. Penelitian ini terbatas pada hubungan variabel independen yaitu deposits, kas, liquidity gap, NPL dan ROE serta TOBIN S Q sebagai 8

variabel dependen. Periode penelitian ini dilakukan selama kurun waktu 2009-2013 saat adanya peraturan pengetatan manajemen risiko perbankan tentang likuiditas. 2. Objek yang diteliti adalah industri perbankan yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini dibagi dalam 5 (lima) bab pembahasan. Bab-bab tersebut sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian. Bab II: Landasan Teori Bab ini menguraikan mengenai landasan teori sebagai dasar untuk melakukan penelitian ini, diantaranya teori tentang manajemen risiko, definisi risiko likuiditas, aset lancar, kesenjangan likuiditas (liquidity gap), NPL, kinerja operasi (ROE) dan kinerja pasar (Tobin s Q). Bab III: Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian yang digunakan mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan. Bab ini juga menjelaskan tentang pendekatan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data serta teknik analisis dalam penulisan tesis ini dengan analisis regresi data panel. 9

Bab IV: Hasil Analisis Data Dalam bab ini dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari proses pengumpulan data, analisis dan pembahasan mengenai pengujian hipotesis serta hasil uji statistik. Bab V: Simpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, saran untuk perbaikan sistem manajemen risiko likuiditas, pemilihan investasi pada bank dan keterbatasan penelitian. 10