BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu jabatan tertentu. Biasanya pekerjaan atau karir ini adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lembaga pendidikan khususnya sekolah merupakan tumpuan harapan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dibagi menjadi 3 tingkat

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gina Aprilian Pratamadewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya para siswa harus melalui psikotes.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN SIKAP TERHADAP BIMBINGAN KONSELING DENGAN TINGKAHLAKU BERKONSULTASI PADA SISWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. suatu sekolah dikatakan berhasil jika ia mendapatkan nilai yang bagus dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Disadari atau tidak, setiap orang mempunyai dua sifat yang saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

DAFTAR PERTANYAAN (Kuesioner) a. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

PERBEDAAN PERENCANAAN KARIR SISWA SMK DAN SMU SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan moral siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjutan studi merupakan bagan yang terpenting dalam proses kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. hakekatnya merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi perkembangan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan dan modal untuk menentukan masa depan bangsa. Pendidikan juga erat kaitannya dengan bagimana karir siswa kedepannya. Pendidikan di Indonesia bisa di tempuh dari Taman Kanak-Kanak / Pendidikan Anak- Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga Perguruan Tinggi. Didalam proses belajar dan pendidikan, siswa juga mendapatkan nilai atau hasil belajar dari apa yang telah dipelajari. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) pendidikan adalah : usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.(Muhibbin Syah, 2011 : 1) Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang secara optimal. Dengan demikian, maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis, maupun sosial. Di sekolah SMA kelas XI IPS, layanan penempatan dan penyaluran sangat penting dimana layanan tersebut dilakukan dengan prosedur yang baik dan akan membantu siswa dalam mengetahui dari segi layanan penempatan duduk siswa di dalam kelas, penempatan siswa dalam kelompok belajar,penempatan dan penyaluran siswa dalam kelompok kegiatan bakat dan minat khusus atau

ekstrakurikuler, penempatan dan penyaluran siswa pada posisi tertentu dalam organisasi kesiswaan atau organisasi lainnya di lingkungan sekolah, pemindahan siswa ke sekolah atau lembaga pendidikan yang lebih sesuai. Istilah bimbingan konseling sudah sangat popular dewasa ini, dan bahkan sangat penting peranannya dalam system pendidikan kita. Ini semua terbukti karena bimbingan konseling telah dimasukkan kedalam kurikulum dan bahkan merupakan ciri khas dari kurikulum SLTP dan SMU tahun 1975, 1984, dan 1994 di seluruh Indonesia. Pakar bimbingan lain mengungkapkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan secara berkesinambungan dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya. Sedangkan konseling adalah merupakan bagian dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai proses pemberian antuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seseorang ahli (konselor) kepada individu (klien) yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Bimbingan konseling merupakan bagian integral dari program pendidikan di sekolah. Salah satu bidang layanan konseling yaitu layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan / program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstrakurikuler.

Bimbingan konseling juga mempunyai peran sebagai pelengkap dari semua segi pendidikan. Bimbingan konseling membantu agar proses pendidikan berjalan dengan efisien, dalam arti cepat, mudah dan efektif. Layanan penempatan dan penyaluran adalah usaha-usaha untuk membantu siswa merencanakan masa depannya selama masih di sekolah dan madrasah sesudah tamat, memilih program studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak memangku jabatan tertentu. Oleh karena itu dengan pendekatan layanan penempatan dan penyaluran, diharapkan kesulitan siswa dalam proses belajar dapat teratasi. Maka lembaga bimbingan konseling menerapkan strategi layanan penempatan dan penyaluran sebagaimana menjadi karakteristik penerapan layanan penempatan dan penyaluran disalah satu lembaga menengah atas yang menjadi penelitian penulis, yaitu SMA Swasta Dharma Pancasila Medan. Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan pasal 26 ayat (2) mengemukakan bahwa standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk mendiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMA lebih dipersiapkan untuk memasuki perguruan tinggi dalam rangka pencapaian kariernya di masa depan, untuk itu diperlukan pemahaman diri dan lingkungan. Terkadang keinginan siswa mengenai sekolah bertentangan dengan kemauan orang tua akibatnya berdampak pada siswa tersebut, akan tetapi yang berperan penting adalah nilai rapor yang mengarah pada prestasi siswa. Akan tetapi, dari nilai rapor tersebut terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan

oleh siswa dan orang tua siswa. Oleh sebab itu dengan adanya layanan penempatan dan penyaluran dalam memilih jurusan ini adalah agar siswa memahami bakat dan potensi yang ada dalam dirinya, siswa dapat menyesuaikan diri dalam mengikuti pelajaran dan kegiatan belajar, dan agak siswa mampu memutuskan program studi di SMA sehingga tidak salah memilih jurusan yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta potensi yang dimiliki sehingga dapat memberi dorongan positif terhadap meningkatnya prestasi siswa di sekolah. Seharusnya siswa dalam memilih penjurusan harus sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta potensi yang dimiliki. Namun belakangan ini kebanyakan siswa memilih jurusan tidak sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta potensi yang dimiliki, melainkan karena ikut-ikutan oleh teman-teman. Yang secara tidak disadari siswa bahwa memilih jurusan yang tidak sesuai tersebut sangat berdampak pada hasil belajar siswa nantinya. Sangat erat kaitannya hubungan antara pemberian layanan penempatan dan penyaluran dengan hasil belajar siswa. Dimana siswa terkadang hanya memilih jurusan sesuai dengan apa yang diinginkannya atau diinginkan orang tuanya dan tidak melihat dari sisi bakat, minat, kemampuan serta potensi yang dimilikinya. Dan ini sangat berdampak pada hasil belajar siswa. Misalnya,siswa sangat berminat pada jurusan IPA namun nilai,kemampuan, serta potensi yang dimiliki siswa tidak mendukung untuk jurusan IPA, sehingga siswa tersebut akhirnya masuk ke dalam jurusan IPS yang kurang diminatinya. Siswa yang dari awal memang kurang menyukai jurusan IPS,harus mengikuti pelajaran IPS dan disinilah hasil belajar siswa akan tampak. Apakah siswa dapat mengikuti jurusan dan pelajaran IPS yang kurang diminatinya atau tidak dapat mengikuti pelajaran

dari jurusan IPS tersebut yang akan berdampak pada nilai-nilai siswa tersebut,proses belajar siswa hingga hasil belajar siswa. Dan ada kemungkinan siswa jika tidak dapat mengikuti pelajaran tersebut dan hasil belajar nya rendah,dan disinilah konselor harus mengidentifikasi apa masalah siswa dan mencari cara penyelesaian terhadap siswa. Di dalam proses belajar guru juga sangat memegang peranan penting. Dimana guru harus mengetahui setiap kemampuan siswa yang ada di dalam kelas dengan kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga tidak menyebabkan adanya siswa yang merasa tersisihkan oleh siswa lain yang lebih diperhatikan oleh guru bidang studi. Dan guru BK juga harus bekerja sama dengan guru bidang studi untuk mengetahui siswa mana yang memiliki masalah dengan proses belajar nya dan berdampak pada hasil belajar nya. Dan guru BK harus melaksanakan layanan penempatan dan penyaluran dan mencari tahu apa penyebab hasil belajar siswa tersebut menjadi menurun. Berdasarkan hasil wawancara dengan konselor sekolah mengatakan bahwa masih adanya siswa yang hasil belajarnya rendah dan itu sangat berdampak pada pelajaran-pelajaran dan proses belajar nya di kelas. Masih rendahnya kesadaran siswa untuk lebih memahami pelajaran yang dianggap kurang mengerti menjadi salah satu alasan mengapa hasil belajar siswa tersebut menjadi lebih rendah. Dan konselor sudah memberikan beberapa layanan kepada siswa yang mengalami hasil belajar yang rendah seperti memberikan layanan bimbingan kelompok dan konseling individual untuk menemukan masalah apa yang dialami siswa hingga siswa tersebut memiliki nilai atau hasil belajar yang rendah. Dan kenyataannya masih ada siswa yang kurang peduli dengan hasil belajar nya yang rendah.

Sehingga konselor harus yang lebih aktif untuk menemukan masalah apa yang ada di dalam diri siswa hingga nilai atau hasil belajar siswa tersebut menjadi rendah atau menurun. Banyak ditemukan nya siswa yang memiliki hasil belajar rendah karena siswa merasa ragu dan takut merasa gagal dalam menjalani proses belajar terutama saat ujian, kurangnya dorongan mental dari orang tua karena orang tua yang tidak memahami apa yang dipelajari oleh siswa di sekolah sehingga menjadi hambatan siswa dalam belajar dan mempengaruhi hasil belajar siswa. Masalah diatas juga dialami oleh siswa di SMA Swasta Dharma Pancasila Medan hal ini berdasarkan studi awal atau observasi awal yang penulis lakukan di sekolah tersebut lalu hasil wawancara dengan para guru BK harus segera diatasi untuk mengurangi dan mengatasi dampak yang lebih buruk. Kajian ini, merupakan suatu alasan yang sangat mendasar penulis membahas permasalahan tersebut dalam skripsi yang berjudul : Layanan Penempatan dan Penyaluran Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa di Kelas XI IPS SMA SWASTA DHARMA PANCASILA MEDAN Tahun Ajaran 2013 / 2014 B. Identifikasi Masalah Masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, antara lain adalah : 1. Siswa dari awal memilih jurusan tidak sesuai dengan minat, bakat, kemampuan serta potensi yang ada di dalam dirinya. 2. Kurangnya kesadaran siswa untuk lebih mempelajari pelajaran yang dianggap sulit sehingga memiliki hasil belajar yang rendah.

3. Pemberian layanan penempatan dan penyaluran belum maksimal dan kurangnya perhatian terhadap siswa yang memiliki hasil belajar rendah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Layanan Penempatan Dan Penyaluran Hubungannya Dengan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI IPS SMA Swasta Dharma Pancasila T.A 2013/2014. D. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan hal yang pokok dalam suatu penelitian. Dalam perumusan masalah penulis membuat rumusan spesifikasi terhadap hakikat masalah yang diteliti. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan layanan penempatan dan penyaluran dengan hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Swasta Dharma Pancasila Medan T.A 2013 / 2014? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan penelitian diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui penerapan layanan penempatan dan penyaluran di kelas XI IPS SMA Swasta Dharma Pancasila Medan T.A 2013/2014. 2. Untuk mengetahui apakah ada hubungannya layanan penempatan dan penyaluran dengan hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Swasta Dharma Pancasila Medan T.A 2013 / 2014.

F. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang penulis ajukan maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat menambah wawasan dan memberikan masukan khususnya dalam layanan penempatan dan penyaluran kepada siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : a) Peneliti Bagi peneliti akan bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh layanan penempatan dan penyaluran dalam hasil belajar siswa di jurusan IPS. b) Guru Pembimbing Peran guru pembimbing dalam hasil belajar siswa melalui layanan penempatan dan penyaluran serta mengetahui penyebab rendahnya hasil belajar siswa khususnya jurusan IPS kelas XI. c) Siswa Dengan adanya kerjasama antara guru bimbingan konseling dan wali kelas, maka hasil belajar siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran IPS dapat diketahui dan dapat diatasi.