BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan tinggi memiliki tujuan yaitu menyiapkan peserta didik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. didik terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental yang

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2003, UN merupakan kegiatan penilaian hasil belajar siswa yang telah

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagai salah satu program kerja pemerintah, Ujian Nasional diadakan

Amanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan No. 153/U/2003 tentang Ujian Akhir Nasional, salah satu isinya

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai latar belakang, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kadang berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Salah satu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Dari hasil analisa utama bab 4 dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial teman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bangsa, maju tidaknya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas agar perusahaan dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia pendidikan diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, sebutan UN atau Ujian Nasional sudah tidak asing

DEWI KUSUMA WARDHANI F

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang Pemerintahan Negara Republik Indonesia tahun 2003 pasal

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Norma Rustyani Winajah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam proses pembangunan suatu Negara. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sepanjang hayat, berlangsung di rumah, di sekolah, di unit-unit

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyenangkan dan muncul dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat kesulitan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pengetahuan atau menambah wawasan. Penyelenggaraan. melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan globalisasi serta perubahan-perubahan lain yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu di dunia ini melewati fase-fase perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ela Nurlaela Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan menyediakan sumber yang besar dari pengalaman emosional.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber. daya manusia untuk pembangunan bangsa. Whiterington (1991, h.

BAB I PENDAHULUAN. positif berupa kualitas pendidikan yang semakin membaik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Contoh peran pendidikan yang nyata bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, baik di bidang ekonomi, politik, hukum dan tata kehidupan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap diri cenderung memiliki emosi yang berubah-ubah. Rasa cemas merupakan salah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diajarkan di universitas khususnya Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi.

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas (Armasari et al, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

BAB I PENDAHULUAN. emosional. Salah satu tahap yang akan dihadapi individu jika sudah melewati. masa anak-anak akhir yaitu masa remaja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidentifikasi kemungkinan faktor pemicu stres pada remaja. Bidang akademik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perasaan kurang percaya diri banyak terjadi pada remaja. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini Pemerintah Republik Indonesia tengah gencar melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik peningkatan sarana prasarana, fisik sekolah, kualitas guru, pemutakhiran kurikulum,dan juga tidak kalah pentingnya peningkatan standar kelulusan Ujian Nasional (UN) yang diselenggarakan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Standar kelulusan dalam Ujian Nasional ditentukan dengan kualitas nilai tertentu, sehingga Siswa harus mencapai standar nilai yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sebagai syarat kelulusannya, dimana ketentuan ini diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005. Pada satu sisi standar Ujian Nasional memiliki tujuan yang sangat penting namun disisi lain standar nilai tersebut justru menimbulkan momok yang sangat menakutkan bagi siswa, siswa khawatir kalau tidak bisa mencapai nilai standar yang sudah ditetapkan, ketakutan siswa disebabkan oleh kekhawatiran tidak dapat mencapai nilai yang ditetapkan, dan guru khawatir materi yang disampaikan tidak dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ketakutan dan kekhawatiran siswa tersebut menunjukkan bahwa Ujian Nasional dipandang oleh siswa memiliki kedudukan yang sangat penting, sehingga 1

2 siswa takut gagal. Hal itu ditegaskan oleh Nevid (2005) yang menyatakan bahwa keterfokusan siswa terhadap ujian Nasional, menjadikan ujian Nasional sebagai salah satu sumber kecemasan bagi seorang siswa. Santrock (2007) menambahkan ketika menghadapi ujian siswa kadang merasa cemas atau khawatir saat menghadapi kesulitan di sekolah, seperti saat akan mengerjakan ujian. Perasaan takut dan cemas siswa saat akan mengahadapi Ujian Nasional sudah menjadi gejala umum siswa diberbagai sekolah di semua jenjang pendidikan, bahkan rasa takut dan cemas ini tidak saja dialami siswa tetapi juga pengelola sekolah mulai dari kepala sekolah, guru-guru mata pelajaran yang diujikan bahkan kepala dinas sampai walikota atau Bupati Pekalongan. Nampaknya fenomena kecemasan menghadapi Ujian Nasional merupakan fenomena yang umum terjadi di kalangan siswa, tidak terkecuali hal itu dirasakan pula oleh siswa SMK Muhammadiyah Pekalongan. Hasil survey lewat angket terbuka yang dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2012 yang meliputi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Apakah yang kalian rasakan ketika akan menghadapi ujian?; Apa yang membuat kalian takut menghadapi ujian?; Selain khawatir tidak lulus adakah kekhawatiran lainnya dalam menghadapi ujian? Berdasarkan survey tersebut diketahui dari jumlah siswa 269, diperoleh data ternyata 70 % siswa merasa cemas, takut mengalami kegagalan dan khawatir kalau tidak lulus, khawatir kalau nilai ujian kurang memenuhi standar

3 kelulusan. Kondisi-kondisi tersebut mendorong pihak sekolah untuk mempersiapkan siswa-siswanya memiliki kepercayaan diri dalam menyikapi ujian. Adapun upaya yang dilakukan sekolah dalam mempersiapkan Ujian Nasional yaitu diselenggarkannya tryout, bintal mantap, ESQ, jam tambahan pelajaran khusus untuk mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional. Menurut Niahidayati (2010) perasaan tertekan, khawatir, dan takut akan kegagalan, yang dirasakan siswa saat menghadapi Ujian Nasional adalah hal yang paling membebani para siswa, sehingga untuk mengatasi sindrom yang menggejala tersebut diperlukan upaya persiapan dan dukungan integral dari aspek material, moral, mental, psikologis, spiritual, intelektual dan emosional yang dilakukan pihak yang terkait. Ergene (2003) menyatakan bahwa kecemasan menghadapi ujian sebagai perasaan khawatir, gelisah dan ketakutan meanggambarkan pengalaman subyektif selama proses bserlangsungnya ujian yang termanivestasikan dalam kognitif, afektif, sisiologi. Kecemasann dan ketakutan dalam menghadapi Ujian yang berlebihan akan berpengaruh buruk terhadap siswa (Siti Nurlaela,2011). Nevid (2005) menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

4 Hasil penelitian Sukmadinata (2003) mengungkapkan bahwa kecemasan dan kekhawatiran memiliki nilai positif asalkan intensitasnya tidak begitu kuat, sebab kecemasan dan kekhawatiran yang ringan dapat menjadi motivasi. Kecemasan dan kekhawatiran yang sangat kuat bersifat negatif, sebab dapat menimbulkan gangguan baik secara psikis maupun fisik. Dalam hal ini siswa yang kekhawatirannya ringan dan takut tidak lulus memiliki nilai positif berusaha dan termotivasi dengan belajar lebih intensif bahkan siswa mengikuti kursus di sore hari untuk memperdalam materi pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional, sebaliknya siswa yang kekhawatiran kuat bersifat negatif biasanya yang dirasakan takut tetapi usaha untuk belajar dan mempersiapkan menghadapi ujian sangat kurang, disamping dukungan orang tua untuk memotivasi belajar anak juga kurang. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Froggatt (2003) yang menyatakan bahwa kecemasan kadang-kadang dapat dianggap sebagai suatu gejala yang hampir sama dengan rasa takut, sehingga dapat mengganggu terwujudnya perilaku. Hal itu karena rasa takut dan cemas yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi siswa, boleh jadi sebenarnya siswa mampu menjawab dengan baik soal soal ujian nasional, namun karena reaksi kecemasan yang berlebihan membuat siswa hilang konsentrasi. Siswa justru lebih memfokuskan diri terhadap kecemasan yang dapat dikontrol dengan baik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sebaliknya akan memberi pengaruh yang buruk apabila kecemasan berada dalam taraf tinggi.

5 Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan menghadapi Ujian Nasional merupakan keadaan emosi yang dialami oleh individu sebagai suatu reaksi terhadap ancaman, tekanan, kekhawatiran yang mempengaruhi fisik dan psikis. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan, sebagaimana dikemukakan oleh Nevid (2005 ) bahwa kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: 1. Faktor biologis, gangguan fisik yang dapat menyebabkan kecemasan adalah gangguan otak dan saraf, seperti cedera kepala infeksi otak, gangguan hormonal. 2. Faktor sosial lingkungan, meliputi pemaparan terhadap peristiwa yang mengancam atau traumatis, mengamati respon takut pada orang lain, dan kurang dukungan sosial 3. Faktor behavioral, perilaku yang menyimpang membuat individu berada pada tingkat ketegangan dan kecemasan 4. Faktor kognitif dan emosi, kecemasan dapat menjadi reaksi emosional yang normal diberbagai situasi, tetapi tidak di situasi lainnya. Kecemasan dapat dianggap reaksi yang normal dan kecemasan dianggap reaksi sebagai reaksi yang maladaptif. Berpijak pada pendapat Nevid diatas kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu faktor perilaku, kognitif dan emosional. Bentuk dari faktor perilaku yaitu bagaimana seseorang dapat meyakini

6 kemampuan dirinya sendiri, atau yang dikenal dengan kepercayaan diri, sedangkan bentuk dari faktor emosional yaitu stabilitas emosi ketika menghadapi stimulus dari luar yang dalam penelitian ini disebut dengan kestabilan emosi. Menurut Sharma (2006) bahwa kestabilan emosi bercirikan pribadi tegas, tidak mudah marah atau terganggu, seimbang dan mampu tetap dalam status yang sama. Emosi yang stabil menunjukkan emosi yang tetap, tidak mengalami perubahan, atau tidak cepat terganggu meskipun dalam keadaan sedang menghadapi masalah. Kestabilan emosi adalah keadaan dimana individu mampu menaklukkan reaksi yang tidak berlebihan atas rangsangan yang diterima. Kematangan pribadi dan kestabilan emosi dari siswa bukan dari faktor bawaan tetapi diperoleh dari pengalaman hidup, lingkungan dan faktor individu sendiri. Kestabilan emosi Siswa dalam menghadapi ujian nasional akan membawa pada ketenangan dan siap menghadapi ujian, sebaliknya siswa yang tidak stabil emosinya akan merasa takut, gelisah,dan cemas. Faktor yang mempengaruhi kecemasan berikutnya menurut Nevid ( 2005 ) yaitu faktor behavior atau perilaku dimana unsur kepercayaan diri sangat besar berpengaruh. Siswa yang menghadapi Ujian Nasional terutama siswa SMK Muhammadiyah yang mengalami rasa takut dan cemas dalam menghadapi Ujian Nasional tak lepas dari perilaku kepercayaan diri yang ada padanya, contohnya siswa yang cemas menghadapi Ujian Nasional karena memandang bahwa dirinya kurang belajarnya, merasa sulit terhadap materi yang diujikan justru akan

7 mengakibatkan rasa percaya diri yang dimilikinya dapat menurun secara drastis, siswa yang punya kepercayaan diri rendah merasa tidak aman, ragu-ragu dan menyalahkan lingkungan sebagai penyebab siswa tersebut menghadapi masalah. Sebaliknya bila siswa sudah mempersiapkan diri dalam belajar dan mendapatkan motivasi atau dukungan dari teman sebaya, guru dan orang tua yang positif maka siswa tersebut mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan siswa akan lebih siap dalam menghadapi Ujian Nasional. Siswa maupun individu yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi memiliki perasaan tenang dalam menghadapi suatu permasalahan, selalu bersikap sabar, tabah dalam menghadapi kehidupan. Hal ini diperkuat oleh pendapat dari Luxori (2005) yang menyatakan bahwa seorang individu yang mempunyai rasa percaya diri akan senantiasa merasa bahwa ia adalah individu yang positif dan berpotensi bisa andil sekaligus bisa kerja sama dengan orang lain dalam berbagai macam segmen kehidupan. Disamping itu ia mampu memanfaatkan rasa percaya diri yang dimilikinya untuk mensukseskan setiap aktivitas yang dilakukannya dengan baik, tepat waktu, penuh vitalitas, sekaligus mendapat sambutan dari orang banyak, sedangkan menurut Hakim (2002) bahwa keperacayaan diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebuat membuat seseorang merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Kepercayaan diri bagi siswa harus dikuatkan karena akan mengurangi tingkat kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional. Menurut Luxori (2005)

8 percaya diri adalah hasil percampuran antara pikiran dan perasaan yang melahirkan perasaan rela terhadap diri sendiri. Siswa yang cemas menghadapi Ujian Nasional karena memandang bahwa dirinya kurang belajarnya, merasa sulit terhadap materi yang diujikan justru akan mengakibatkan rasa percaya diri yang dimilikinya dapat menurun secara drastis, dengan menurunnya kepercayaan diri dari siswa dalam menghadapi Ujian Nasional maka menunjukkan meningkatnya kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional, sebaliknya bila kepercayaan diri siswa tinggi maka kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional menurun dan siswa dengan kepercayaan diri yang tinggi siap menghadapi Ujian Nasional. Hal ini didukung dari hasil Penelitian (Juwita 2011). Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengambil rumusan masalah yaitu Apakah ada hubungan antara kestabilan emosi dan kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi Ujian Nasional?. Peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dengan mengadakan penelitian berjudul Hubungan antara kestabilan emosi dan kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi Ujian Nasional pada siswa kelas 3 SMK Muhammadiyah Kota Pekalongan. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara kestabilan emosi dan kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional.

9 2. Hubungan antara kestabilan emosi dengan kecemasan mengahadapi ujian nasional 3. Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional. C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai beberapa manfaat, yaitu: 1. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, supaya siswa mengetahui dampak dari kecemasan menghadapi ujian nasional. b. Memahami pentingnya kestabilan emosi dan kepercayaan diri, sehingga selalu berpikir positif akan kemampuan dirinya dan tidak akan merasa cemas dan khawatir dalam menghadapi ujian nasional. 2. Manfaat Teoritis Peneliltian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori dan informasi bagi psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan serta memperkaya hasil penelitian yang sudah ada. D. Keaslian Penelitian Penelitian dengan tema ini telah dilakukan oleh beberapa orang antara lain: 1. Puspitasari, dkk. (2010) meneliti tentang Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Kecemasan Menjelang Ujian Nasional (UN) pada

10 Siswa Kelas XII Reguler SMA Negeri 1 Surakarta, Variabel dalam penelitian ini adalah Prediktor dukungan teman sebaya, sedangkan variable kriteriumnya adalah seluruh siswa kelas XII regular SMAN 1 Surakarta yang akan menempuh ujian Nasional 2009/2010.. 2. Sri Juwita, dkk (2011) melakukan penelitian tentang Hubungan Kepercayaan diri dengan Kecemasan berbicara didepan Umum pada Mahasiswa Universitas Abdurrab Pekanbaru. Variabel dalam penelitian ini adalah Variabel bebas (X) yaitu Keperacayaan diri, sedangkan Varibel terikatnya yaitu kecemasan berbicara di muka umum. Populasi yang diambil untuk penelitian yaitu 166 orang ( 113 perempuan dan 53 laki-laki ). 3. Harris (2006) meneliti tentang Tahap Kestabilan Emosi Pelajar di Sebuah Kolej Kediaman Institusi Pengajian Tinggi Awam, dengan meneliti 360 orang responden, yang terdiri dari 60% responden berbangsa Melayu, 40% bukan bangsa Melayu, 2 % bangsa Cina, yang terdiri dari 180 orang responden lakilaki dan 180 responden perempuan. 4. Anyadubalu (2010) meneliti tentang Self efficacy, anciety, and performance in English Language among middle-school Students in English Language Program in Satri Si Suriyothai Scholl,Bangkok. 5. Supriyantini (2010) meneliti tentang Perbedaan kecemasan dalam menghadapi ujian antara siswa program regular dengan siswa program akselerasi

11 6. Maisaroh (2011) meneliti tentang Religiutisitas dan kecemasan menghadapi Ujian nasional pada siswa Madrasah Aliyah Negeri I Semarang. Penelitian tentang Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Kecemasan Menjelang Ujian Nasional (UN) pada Siswa Kelas XII Reguler SMA Negeri 1 Surakarta yang dilakukan oleh Puspitasari,dkk ini meliputi dua variable, yaitu dukungan sosial teman sebaya, kecemasan menjelang ujian nasional yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah bahwa penelitian penulis meliputi tiga variabel yaitu kestabilan emosi, kepercayaan diri dan kecemasan menghadapai ujian nasional. Perbedaan lain juga terdapat pada subyek penelitian Subyek penelitan dari Puspitasari Siswa Kelas XII Reguler SMA Negeri 1 Surakarta sedangkan subyek penelitian penulis adalah siswa kelas 3 SMK Muhammadiyah Pekalongan. Penelitian tentang Hubungan Kepercayaan diri dengan Kecemasan berbicara didepan Umum dilakukan oleh Sri Juwita,dkk penelitian tentang ini meliputi dua variabel, yaitu kepercayaan diri dan kecemasan berbicara didepan umum yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah bahwa penelitian penulis meliputi tiga variabel yaitu kestabilan emosi, kepercayaan diri dan kecemasan menghadapai ujian nasional. Perbedaan lain juga terdapat pada subyek penelitian, subyek penelitan dari Sri Juwita, dkk yaitu Mahasiswa Universitas Abdurrab Pekanbaru, sedangkan subyek penelitian penulis adalah siswa kelas 3 SMK Muhammadiyah Pekalongan.

12 Penelitian tentang Tahap Kestabilan Emosi Pelajar di Sebuah Kolej Kediaman Institusi Pengajian Tinggi Awam dilakukan oleh Harris, penelitian ini hanya satu variabel yaitu kestabilan emosi yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah bahwa penelitian penulis meliputi tiga variabel yaitu kestabilan emosi, kepercayaan diri dan kecemasan menghadapai ujian nasional. Subyek penelitan dari Harris yaitu Pelajar di Kolej Kediaman Institusi Pengajian Tinggi Awam, sedangkan subyek penelitian penulis adalah siswa kelas 3 SMK Muhammadiyah Pekalongan. Penelitian tentang Self efficacy, anciety, and performance in English Language among middle-school Students dilakukan oleh Aznyadubalu, penelitian ini meliputi tiga variabel Self efficacy, anciety, and performance yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah bahwa penelitian penulis meliputi tiga variabel yaitu kestabilan emosi, kepercayaan diri dan kecemasan menghadapai ujian nasional, sedangkan subyek penelitian siswa SMP Program Bahasa di Satri Si Suriyothai Scholl,Bangkok, sedangkan subyek penelitian penulis adalah siswa kelas 3 SMK Muhammadiyah Pekalongan. Penelitian tentang Perbedaan kecemasan dalam menghadapi ujian antara siswa program regular dengan siswa program akselerasi oleh Supriyantini, pada penelitian ini variabelnya adalah kecemasan yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah bahwa penelitian penulis meliputi tiga variabel yaitu kestabilan emosi, kepercayaan diri dan kecemasan menghadapai ujian nasional, sedangkan subyek penelitian siswa program regular dan siswa

13 program akselerasi tingkat SD sampai SMA, sedangkan subyek penelitian penulis adalah siswa kelas 3 SMK Muhammadiyah Pekalongan. Penelitian tentang Religiutisitas dan kecemasan menghadapi Ujian Nasional oleh Maisaroh, pada penelitian ini variabelnya dua yaitu Religiutisitas, kecemasan yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah bahwa penelitian penulis meliputi tiga variabel yaitu kestabilan emosi, kepercayaan diri dan kecemasan menghadapai ujian nasional, perbedaan yang lain yaitu pada subyek penelitian pada penelitian ini siswa Madrasah Aliyah Negeri I Semarang, sedangkan subyek penelitian penulis adalah siswa kelas 3 SMK Muhammadiyah Pekalongan. Hal yang menjadi perbedaan dengan penelitian yang pernah ada adalah penelitian penulis melibatkan tiga variabel yaitu kestabilan emosi dan kepercayaan diri sebagai variabel bebas dan kecemasan menghadapi ujian nasional sebagai variabel tergantung. Subyek penelitian adalah siswa kelas 3 SMK Muhammadiyah Pekalongan. Peneliti ingin melihat hubungan antara kestabilan emosi dan kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian nasional dengan pendekatan kuantitatif, ingin mengungkap kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional