BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum

Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Maleo, 40 km sebelah tenggara Pulau Madura dan ±25 km sebelah selatan Pulau

Sistem Offloading Antara FPSO dan Tanker

ANALISIS RISER INTERFERENCE KONFIGURASI STEEL CATENARY RISER AKIBAT PENGARUH GELOMBANG ACAK

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di perairan laut Utara Jawa atau perairan sekitar Balikpapan, terdapat

ANALISIS RISER INTERFERENCE KONFIGURASI STEEL CATENARY RISER PADA LAUT DALAM

BAB 4 STUDI KASUS 4.1 UMUM

BAB 3 DESKRIPSI KASUS

BAB 5 ANALISIS HASIL

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang

BAB 4 PENGUKURAN KONSTRUKSI ANJUNGAN MINYAK LEPAS PANTAI MENGGUNAKAN LASER SCANNER

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Sebagai Antisipasi Penambahan Beban Akibat Deck Extension

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Analisa Riser Protection pada Fixed Jacket Platform akibat Beban tubrukan kapal

RESPONS DINAMIK JACKET STEEL PLATFORM AKIBAT GELOMBANG LAUT DENGAN RIWAYAT WAKTU

6 Analisa Seismik. 6.1 Definisi. Bab

Susunan Lengkap Laporan Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembebanan akibat gelombang laut pada struktur-struktur lepas pantai

ANALISA STOKASTIK BEBAN-BEBAN ULTIMATE PADA SISTEM TAMBAT FPSO SEVAN STABILIZED PLATFORM

Analisa Riser Protection pada Fixed Jacket Platform Akibat Beban Tubrukan Kapal

Perancangan Struktur Jacket dantopside Anjungan Lepas Pantai Ditinjau dari Analisis Inplace

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ASPEK PERANCANGAN PLATFORM MIGAS LAUT DALAM (OIL DEEP SEA PLATFORM) UNTUK PERAIRAN LAUT INDONESIA

BAB. 1.1 Umum ANALISIS FREE SPAN PIPA BAWAH LAUT 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM

BAB 5 ANALISIS Elemen yang Tidak Memenuhi Persyaratan Kekuatan API RP 2A WSD

ANALISA KEKUATAN SPREAD MOORING PADA SISTEM TAMBAT FDPSO BERBENTUK SILINDER DI PERAIRAN LEPAS PANTAI BARAT NATUNA-INDONESIA MENGGUNAKAN FEM

ANALISIS NUMERIK CATENARY MOORING TUNGGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Kehandalan Kriteria Desain Anjungan Lepas Pantai Studi Kasus Jacket 4 Kaki berdasarkan Analisis In-Place Metode API RP2A WSD dan LRFD

1.1 LATAR BELAKANG BAB

1. Project Management Awareness

BAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara,

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Tipe Tripod Platform saat Kinerja Pondasi Pile Menurun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengingat sebagian besar wilayahnya terletak dalam wilayah gempa dengan intensitas

DESAIN DAN ANALISA STRUKTUR YOKE MOORING TOWER UNTUK FLOATING STORAGE OFFLOADING (FSO)

BAB II STUDI PUSTAKA

MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4

ANALISIS NON-LINIER PERKUATAN ANJUNGAN LEPAS PANTAI DENGAN METODE GROUTING PADA JOINT LEG YANG KOROSI

BAB III METODE ANALISIS

KAJIAN NUMERIK RESPON GERAKAN KAPAL FPSO/FSO DAN TEGANGAN MOORING HAWSER SAAT DITAMBAT

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

Anjungan Lepas-pantai untuk Perairan Dangkal (Shallow water platform)

I.1 Latar Belakang I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RESPON DINAMIK SISTEM CONVENTIONAL BUOY MOORING DI SEKITAR PULAU PANJANG, BANTEN, JAWA BARAT

PREDIKSI NUMERIK KETIDAKSTABILAN FPSO TERTAMBAT PADA MULTI BUOY AKIBAT KEGAGALAN PADA MOORING LINE

Analisa Kekuatan Ultimate Struktur Jacket Wellhead Tripod Platform akibat Penambahan Conductor dan Deck Extension

2 Anjungan Lepas Pantai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IMADUDDIN ABIL FADA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh faktor eksternal (gempa, angin, tsunami, kekakuan tanah, dll)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Banten. Sumber-sumber gempa di Banten terdapat pada zona subduksi pada pertemuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA KEANDALAN STRUKTUR TOPSIDE MODULE FPSO PADA SAAT OPERASI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN NUMERIK KETIDAKSTABILAN FPSO TERTAMBAT DALAM KONDISI ALAMI KERUSAKAN PADA KONDISI MOORING LINE YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA

Analisa Ultimate Strenght Fixed Platform Pasca Subsidence

4 Analisis Inplace BAB Kombinasi Pembebanan (Load Combination)

2 Pengenalan Bangunan Lepas Pantai

Bab V Analisis Tegangan, Fleksibilitas, Global Buckling dan Elekstrostatik GRP Pipeline

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota

Studi Perilaku Non Linear Pushover Struktur Jack Up Sistem Eccentrically Braced Frames (EBF)

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh pertemuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

T I N J A U A N P U S T A K A

5 Analisis Seismic BAB 5

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

ABSTRAK. Kata Kunci: perkuatan seismik, rangka beton bertulang, bresing baja, dinding pengisi berlubang sentris, perilaku, kinerja, pushover.

> Efektifitas Konsep FNLG. jawaban energi terbarukan. > Identifikasi Fumarol Bawah Laut di Teluk Lhok Pria Laot

KAJIAN EFEK PARAMETER BASE ISOLATOR TERHADAP RESPON BANGUNAN AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN METODE ANALISIS RIWAYAT WAKTU DICKY ERISTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

ANALISA PERILAKU DINAMIS STRUKTUR FLOATING WIND TURBINE (FWT) DENGAN KONDISI LINGKUNGAN DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU

BAB III LANDASAN TEORI. A. Gempa Bumi

ANALISIS STRUKTUR PADEYE PADA PROSES LIFTING JACKET EMPAT KAKI DENGAN PENDEKATAN DINAMIK

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

FLOATING PRODUCTION UNIT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi utama dunia yang dibentuk dari proses geologi yang sama. Sehingga, minyak dan gas bumi sering ditemukan pada lokasi yang bersamaan. Daerah yang kaya akan gas bumi disebut ladang gas (gas field) dan daerah yang kaya akan minyak bumi disebut ladang minyak (oil field). Eksplorasi lepas pantai minyak dan gas bumi sudah dilakukan sejak sekitar tahun 1940 dengan menggunakan struktur fixed jacket platform. Seiring dengan peningkatan kebutuhan manusia akan energi fosil ini, maka perkembangan teknologi sistem pengolahan minyak dan gas bumi juga semakin dikembangkan. Salah satu teknologi terbaru yang dikembangkan dalam industri minyak dan gas bumi adalah sistem struktur terapung berupa Floating Production, Storage, and Offloading (FPSO). Keunggulan sistem struktur terapung ini adalah dapat mencakup wilayah eksplorasi laut dalam dengan kedalaman perairan maksimal yang pernah dibangun mencapai 1345 meter. Pengolahan dengan menggunakan fixed jacket platform pada laut dalam akan membutuhkan dimesi struktur yang sangat besar akibat gaya lingkungan yang terjadi. Sistem struktur terapung ini hadir sebagai solusi dari keterbatasan fixed jacket platform dalam kegiatan eksplorasi laut dalam. Pada sistem struktur terapung ini hasil eksplorasi dari minyak dan gas bumi mengalami proses pengolahan awal di Central Processing Facility (CPF) untuk memisahkan minyak dan gas bumi dari kondensat. Setelah diolah minyak dan gas bumi kemudian disalurkan ke Floating Production, Storage, and Offloading (FPSO) untuk diolah lebih lanjut. FPSO juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara minyak dan gas bumi sebelum kemudian di offloading ke kapal tanker ataupun dialirkan melalui pipa ke daratan untuk diolah lebih lanjut. Minyak dan gas bumi akan disalurkan ke CPF dengan mengunakan pipa fleksibel (risers). Beban gelombang dan arus di lepas pantai dapat mengakibatkan CPF bergerak sehingga dapat menyebabkan tarikan pada risers yang dapat 1

2 mengakibatkan kerusakan pada sistem pengolahan di ladang gas yang berada bawah laut (subsea). Untuk mencegah hal tersebut digunakan sebuah struktur bawah laut (subsea) yang disebut Risers Support Structure (RSS) untuk meredam dan menahan gaya tarik tersebut. Risers Support Structure (RSS) berfungsi sebagai penyangga dari 25 pipa fleksibel (risers). RSS dipasang di dasar laut dengan kedalaman mudline mencapai 250,7 meter. Struktur yang kuat adalah struktur yang satu dan solid. Sebelum menjadi struktur yang satu dan solid, Riser Support Structure (RSS) dirakit/difabrikasi terlebih dahulu. Selama proses fabrikasi RSS mengalami berbagai macam kondisi pembebanan sehingga dibutuhkan perhitungan analisis struktur untuk menentukan tahapan dan metode fabrikasi yang aman untuk dilakukan. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini akan membahas mengenai analisis struktur RSS pada kondisi fabrikasi khususnya pada saat pengangkutan (transportation) di lapangan fabrikasi ataupun yang umum dikenal dengan analisis pada saat pengangkutan. Pengangkutan struktur dilakukan dengan menggunakan alat angkut berupa trailer atau yang disebut dengan Self-propelled Modular Transporter (SPMT). 1.2 Tujuan Tugas Akhir Tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis nilai kekakuan spring yang dihasilkan oleh Self-propelled Modular Transporter (SPMT) 2. Menganalisis nilai displacement maksimum yang diijinkan selama proses pengangkutan. 3. Menganalisis pengaruh spring terhadap respon struktur 4. Menganalisis respon struktur pada kondisi setelah terpasang di lokasi pengeboran (inplace) terhadap beban lingkungan dan beban akibat tarikan pipa gas (risers dan umbilicals) 5. Meninjau pola displacement struktur akibat beban gelombang yang merupakan beban siklik.

3 1.3 Batasan Masalah Struktur bangunan lepas pantai (offshore) merupakan struktur yang kompleks dalam input data dan analisisnya. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini diberikan batasan-batasan sebagai berikut: 1. Detail sambungan, eksentrisitas, dan tampang non-prismatis tidak dimodelkan dalam tugas akhir ini. 2. Bentuk fisik dari komponen pelengkap (appurtenance) seperti anode, padeye, dan konduktor tidak dimodelkan karena keterbatasan software, sehingga hanya dimodelkan sebagai beban titik pada elemen frame struktur. 3. Spring yang dimodelkan merupakan representasi dari silinder hidraulik dan roda SPMT, sementara perilaku elastis tanah diabaikan. 4. Kapasitas dukung tanah lintasan SPMT diasumsikan cukup kuat menahan tegangan kontak roda selama proses pengangkutan. 1.4 Manfaat Tugas Akhir Manfaat dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengenal struktur lepas pantai, khususnya sistem pengolahan terapung. 2. Dapat mengetahui proses yang dialami struktur lepas pantai selama tahap fabrikasi dan inplace. 3. Dapat mengetahui distribusi tekanan hidraulik pada Self-propelled Modular Transporter (SPMT). 4. Dapat membandingkan nilai redaman struktur yang diberikan oleh SPMT. 5. Menghasilkan prosedur pengangkutan yang dapat diaplikasikan di lapangan fabrikasi perusahaan konstruksi. 6. Dapat mengetahui perbedaan respon struktur (gaya dalam, tegangan, defleksi, reaksi tumpuan, dan stress ratio) akibat redaman dari silinder

4 hidraulik dengan analisis konvensional yang hanya memodelkan SMPT berupa tumpuan sendi. 7. Dapat mengetahui respon struktur terhadap beban pada saat fabrikasi dan setelah terpasang (inplace). 1.5 Keaslian Tugas Akhir Analisis maupun perancangan bangunan lepas pantai sudah beberapa kali dilakukan oleh peneliti terdahulu. Berikut gambaran mengenai analisis dan perancangan yang pernah dilakukan: 1. Ferdian (2013). Pengaruh Fluid-Structure Interaction Pada Respon Dinamik Struktur Platform Lepas Pantai. Pada tugas akhir ini, analisis yang dilakukan merupakan lanjutan dari Penelitan yang telah dilakukan oleh Samudero (2008). Analisis difokuskan kepada respon dinamik struktur akibat pengaruh redaman air laut. 2. Sari (2011). Analisis Respon Struktur Module Support Frame (MSF) Marlin B ESSO KTT Gas 2 Akibat Pembebanan Statik Struktur pada kondisi in-place Menggunakan SAP2000. Analisis pada tugas akhir berupa analisis statik dengan memperhitungkan pengaruh beban operasional dan angin. 3. Simatupang (2011). Analisis dan Perancangan Fixed Four Legged Steel Structure Jacket Menggunakan Program SAP 2000 Versi 14. Pada tugas akhir ini dilakukan analisis yang meliputi analisis statik dan dinamik. 4. Ariefian (2009), Analisa Pergerakan Dinamis Bangunan Lepas Pantai Jenis Tension Leg Platforms dengan Pendekatan Decouple Frequency Domain. Tugas akhir ini menganalisis tentang gerakan dinamis Tension Leg Platfroms. 5. Samudero (2008), Offshore Platform Reappraisal By Using SAP 2000 V.11 Software; Static, Seismic, and Fatigue Analyses. Pada tugas akhir ini, dilakukan analisis statik, seismik, dan fatigue struktur fixed jacket

5 platform empat (4) kaki. Analisis dilakukan secara terpisah untuk bagian atas (topside) dan bagian bawah (jacket). 6. Widyatmoko (2002), Analisis dan Perancangan Anjungan Lepas Pantai Model Fixed Jacket Type dengan Pembebanan Dinamis. Dalam tugas akhir ini dilakukan analisis dinamik struktur jacket. Metode yang digunakan adalah metode time history baik untuk gelombang, angin, maupun gempa. 7. Supriyono (2002), Analisis dan Perancangan Anjungan Lepas Pantai Fixed Jacket-Type Steel Structure dengan Pembebanan Statik. Tinjauan yang dilakukan adalah analisis statik struktur jacket platform. Selain itu, analisis seismik juga dilakukan dengan menggunakan metode statik ekuivalen. Secara umum tugas akhir yang pernah dilakukan hanya membahas mengenai analisis struktur pada kondisi terpasang di laut dan mengabaikan beban yang diterima struktur pada saat fabrikasi. Untuk itu, dalam tugas akhir Analisis Inplace dan Transportasi pada Struktur Penyangga Pipa Gas Bawah Laut ini penulis melakukan analisis dengan mempertimbangkan pembebanan pada saat fabrikasi khususnya pada saat pengangkutan di lapangan fabrikasi. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini diperoleh pada saat penulis melaksanakan Magang di PT. McDermott Indonesia, Batam, Indonesia.