PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS IV SD

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ABEAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN 2 KRAKAL TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK INDEX CARD MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

Kata kunci: Talking Stick, Handout, IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MASALAH SOSIAL DI KELAS IV SD

Kata kunci: cooperative script, peningkatan, IPS

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENGGUNAAN METODE TALKING STICK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PETARANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PKN SISWA KELAS IV SDN SLARANG 01 TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA UANG DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALISABUK 2

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

PENGGUNAAN MIND MIND DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KEDUNGWINANGUN

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN METODE MENDONGENG DENGAN MEDIA SCRABBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KALIREJO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA FLIP CHART DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 PLARANGAN

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

warga dunia yang cinta damai. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPS merupakan

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Kata kunci : Macromedia flash, sains teknologi masyarakat, IPA

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 2 SIDOGEDE

Keywords: Make A Match model, Graphic Media, civic education learning

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT DENGAN AKSARA JAWA SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN METODE SCRAMBLE

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DENGAN MEDIA FLANELGRAF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

Keyword:Question and answer, word card

PENGGUNAAN MODEL BAMBOO DANCING

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA JAWA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI ENTAK

Bekti Kusumaningrum 1, Suripto 2, Imam Suyanto 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen

Keyword: CIRC, Learning, Phoem

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN 1 PURWOGONDO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

IMPLEMENTASI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN TANJUNGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENGGUNAAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN 1 MULYOSRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN KALIMAT PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PANJER

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 BANDUNG

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS IV SD

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENGGUNAAN METODE MIND MAP DENGAN MEDIA VISUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN PATEMON GOMBONG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRACAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI MELALUI METODE MIND MAPPING

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN

Keywords: Open Ended Learning Models, Multimedia, Learning, Natural Science.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD N 3 GUNUNGMUJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS BAHASA JAWA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN BANYUURIP TAHUN AJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

Transkripsi:

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS IV SD Oleh: Siti Radiyanti 1, Retnowati 2, Mokhamad Kharis 3, Wahyudi 4, Suripto 5 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret e-mail: chariez_em@yahoo.co.id Abstrak: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dalam Peningkatan Hasil Belajar IPS di Kelas IV SD. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan model investigation dalam meningkatkan hasil belajar IPS di kelas VI. Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan model investigation, dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPS di kelas IV. Pemilihan metode yang tepat merupakan alternatif yang dapat ditempuh. Kata Kunci: Group Investigation, Hasil Belajar, IPS. Abstract: The Useing of Cooperative Learning Models tipe Group Investigation in Improveing The Learning Result Social Studies in IV Grade State Elementary School. The purpose of this research was to describe of models cooperative learning model tipe group investigation in improving the process and learning result os social studies IV grade. This research uses classroom action research techniques. The results showed that the use of cooperative learning model tipe group investigation, can improve the process and learning result Social studies in IV grade student. Selection of the appropriate method is an alternative that can be taken. Keyword: Group Investigation, Learning result, social studies. PENDAHULUAN IPS merupakan program pendidikan pada tingkat pendidikan dasar yang banyak disorot. Oleh karena itu, IPS sangat penting dipelajari oleh siswa. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dalam kehidupannya (Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 2001). Sedangkan menurut Arni Fajar (2005) IPS adalah salah satu bidang yang rumit karena luasnya ruang lingkup dan merupakan gabungan dari sejumlah disiplin ilmu seperti ekonomi, sejarah, antropologi,dan apa saja yang disebut sipil perlu ditekankan. Menurut Sapriya (2009) bahwa ilmuilmu sosial merupakan studi terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk mempromosikan kompetensi sipil. Dalam program sekolah, ilmu-ilmu sosial memberikan terkoordinasi, studi sistematik seperti gambar di atas disiplin seperti antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, serta sesuai dan isi dari humaniora, matematika, dan ilmu alam. Tujuan utama penelitian sosial adalah untuk membantu kaum muda mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan informasi dan beralasan untuk kepentingan publik sebagai warga negara yang beragam budaya, masyarakat demokratis di dunia yang interdependen. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh

prestasi belajar yang optimal. Untuk itu perlu disadari oleh guru bahwa dalam melaksanakan pembelajaran perlu pula diupayakan pembelajaran yang bersifat membangun dan memberikan pengalaman terhadap materi-materi yang diberikan. Kenyataannya dalam pembelajaran IPS kelas IV, karena keterbatasan waktu yang tersedia guru dalam mengejar target pencapaian kurikulum memilih jalan yang termudah dalam menginformasikan fakta dan konsep, yaitu melalui metode ceramah kemudian latihan soal dan siswa memperhatikan penjelasan guru tanpa melakukan aktivitas sehingga siswa pasif. Pembelajaran semacam ini tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif. Dengan demikian, guru akan bertindak sebagai satu-satunya sumber informasi. Hal tersebut menyebabkan pengetahuan yang diterima siswa hanya dari guru, sedangkan siswa tidak memiliki pengalaman dan kecakapan dari pengetahuan lain. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya perhatian dan minat siswa pada mata pelajaran IPS. Dengan kondisi siswa yang pasif menyebabkan materi pelajaran yang dipelajari siswa tidak berkesan atau tidak membekas pada diri siswa, sehingga pembelajaran tersebut tidak menghasilkan hasil belajar yang baik. Terkait belum optimalnya proses pembelajaran IPS di kelas IV SD maka peneliti berupaya untuk menerapkan model investigation sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Group investigation merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif, Priyanto (2007) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya (Made Wena, 2008). Menurut Isjoni (2011) model pembelajaran merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Menurut Made Wena (2008) model investigation adalah model pembelajaran kooperatif yang pembentukan kelompoknya didasari atas minat anggotanya. Sedangkan menurut Miftakhul Huda (2011) model pembelajaran yang dikembangkan oleh Sharan dan Sharan ini lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Tujuan yang paling penting dari model investigation adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaktidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, et al. (2000) yaitu: (a) hasil belajar akademik, (b) penerimaan terhadap perbedaan individu, dan (c) pengembangan keterampilan sosial (Isjoni 2011). Langkah-langkah dalam model pembelajaran, siswa diberi control dan pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi. Pertama-tama, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil. Masing-masing kelompok diberi tugas atau proyek yang berbeda. Dalam kelompoknya, setiap anggota berdiskusi dan menentukan informasi apa yang akan dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, menelitinya, dan bagaimana menyajikan hasil penelitiannya di depan kelas. Semua anggota harus turut andil dalam menentukan topik penelitian apa yang akan mereka ambil. Mereka pula yang

memutuskan sendiri pembagian kerjanya. Selama proses penelitian atau investigasi ini, mereka akan terlibat dalam aktivitas-aktivitas berfikir tingkat tinggi, seperti membuat sintesis, ringkasan, hipotesis, kesimpulan, dan menyajikan laporan akhir (Miftahul Huda, 2011). Sementara menurut Isjoni (2011) pada model investigation siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perkawanan atau berdasarkan keterkaitan akan sebuah materi tanpa melanggar cirri-ciri pembelajaran kooperatif. Pada model ini siswa memilih sub topik yang ingin mereka pelajari dan topik yang biasanya telah ditentukan guru, selanjutnya siswa dan guru merencanakan tujuan, langkah-langkah belajar berdasarkan sub topik dan materi yang dipilih. Kemudian siswa mulai belajar dengan berbagai sumber belajar baik di dalam atau di luar sekolah, setelah proses pelaksanaan belajar selesai menganalisis, menyimpulkan, dan memebuat kesimpulan untuk mempresentasikan hasil belajar mereka di depan kelas. Sedangkan menurut Made Wena (2008) ada enam tahapan yang menuntut keterlibatan anggota tim, yaitu: identifikasi topik, perencanaan tugas belajar, pelaksanaan kegiatan penelitian, persiapan laporan akhir, presentasi penelitian, dan evaluasi. Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator harus memahami teori-teori belajar, strategi dalam pembelajaran dan model-model pembelajaran. Sehingga guru mampu merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien, interaktif dan menyenangkan. Sedangkan siswa, dalam proses belajar mengajar harus diberi kesempatan yang luas untuk aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan tidak semata-mata merupakan pemberian informasi searah dan menyimak tanpa ada kegiatan untuk mengembangkan secara kreatif ide maupun sikap dan keterampilan mandiri. Di sinilah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation menjadi sarana untuk meningkatkan belajar siswa aktif. Karena model investigation menuntut siswa untuk mempelajari sesuatu yang kemudian diajarkan kepada siswa lainnya. jadi, dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam meningkatkan hasil belajar IPS di kelas SD?; (2) Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD?; dan (3) Hal apa yang menjadi kendala dan solusi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD? Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menemukan prosedur yang tepat penggunaan model investigation dalam meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD, (2) mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD, dan (3) mendiskripsikan kendala dan solusi dari penggunaan model pembelajaran meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di 3 Sekolah Dasar pada semester II tahun ajaran 2011/2012, yakni bulan Maret 2012 sampai dengan bulan Mei 2012. Subjek dalam penelitian ini yaitu: (1) siswa kelas IV SDN Joho dengan jumlah 25 siswa, (2) siswa kelas IV SDN Mengkowo dengan jumlah 38 siswa, (3) siswa kelas IV SDN 2 Tersobo dengan jumlah 15 siswa. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa, peneliti, dan teman sejawat. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dan wawancara. Sedangkan alat pengumpulan data menggunakan lembar tes, lembar observasi, dan lembar wawancara. Penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik meliputi observasi, wawancara, dan

tes untuk sumber data yang sama. Sedangkan triangulasi sumber meliputi siswa, peneliti, dan observer. Triangulasi sumber dilakukan dengan pengecekan kembali data yang telah diperoleh melalui ketiga sumber tersebut untuk menarik suatu kesimpulan tentang hasil tindakan. Data yang akan diukur validitasnya dengan triangulasi adalah hasil observasi peneliti, teman sejawat, dan hasil wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah menggunakan teknik analisis kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984), langkah-langkahnya yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2009). Prosedur penelitian tindakan kelas berupa perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus, masingmasing siklus tiga pertemuan. Pada perencanaan tindakan dilakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar dan materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan penelitian, menyiapkan media gambar, menentukan observer, menyusun RPP, menyusun LKS, serta menyusun instrumen tes dan non tes. Kegiatan pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Pertama-tama guru menyiapkan beberapa topik yang akan dibahas. Selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang disesuaikan dengan jumlah topik yang akan dibahas. Kemudian siswa berdiskusi untuk membahas topik dengan bantuan LKS dan beberapa media pembelajaran yang relevan. Hasil diskusi kemudian dipresentasikan di depan kelas oleh perwakilan kelompok dan ditanggapi oleh kelompok lain yang dilanjutkan dengan penyusunan laporan akhir yang dikumpulkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan tiga siklus. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan bulan Mei 2012. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai acuan bagi siswa. Pada kegiatan inti, guru menggunakan model investigation untuk membahas topik permasalahan tentang materi yang dipelajari. Kegiatan selanjutnya adalah guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang disesuaikan dengan jumlah topik yang akan dibahas. Kemudian siswa berdiskusi untuk membahas topik dengan bantuan LKS dan beberapa media pembelajaran yang relevan. Hasil diskusi kemudian dipresentasi-kan di depan kelas oleh perwakilan kelompok dan ditanggapi oleh kelompok lain yang dilanjutkan dengan penyusunan laporan akhir yang dikumpulkan. Selama proses pembelajaran guru memberikan penilaian kepada siswa, baik dalam penguasaan materi, keaktifan menjawab pertanyaan guru atau saat presentasi. Pada kegiatan akhir, guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah dipelajari. Penilaian proses oleh guru dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan prosentase ketuntasan hasil belajar pada Tabel 2. Semakin baiknya langkah pembelajaran yang digunakan, maka semakin siswa bersemangat belajar sehingga hasil belajar menjadi meningkat. Pada siklus I masih kurang baik, terbukti dengan masih rendahnya prosentase ketuntasan pada penilaian hasil yang dicapai siswa, sehingga masih perlu diperbaiki pada siklus II. Hasil pelaksanaan pada siklus II terjadi peningkatan cukup baik. Akan tetapi, peneliti merasa belum puas kemudian melanjutkan penelitian siklus III. Hasil siklus III sangat memuaskan sehingga peneliti mengakhiri penelitian tindakan kelas ini. Berikut tabel 1 prosentase ketuntasan penilaian proses siklus I-III: Tabel 1. Prosentase Ketuntasan Penilaian Proses Siklus I-III Lokasi Prosentase Keteranga- Ketuntasan an S 1 S 2 S 3 1 61% 66% 79% Meningkat 2 60% 75% 88% Meningkat 3 75% 83% 93% Meningkat

Penilaian proses dilakukan guru saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan tabel 1, prosentase proses belajar siswa selalu mengalami kenaikan setiap siklusnya dan dapat mencapai KKM ( 80). Selain penilaian proses peneliti juga melakukan penilaian hasil. Berikut tabel 2 prosentase ketuntasan hasil belajar siklus I-III: Tabel 2. Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I-III Lokasi Prosentase Keteranga- Ketuntasan an S 1 S 2 S 3 1 63% 71% 84% Meningkat 2 83% 80% 93% Meningkat 3 29% 53% 77% Meningkat Berdasarkan tabel 2, prosentase ketuntasan hasil belajar siswa selalu mengalami kenaikan setiap siklusnya dan dapat mencapai KKM ( 70). Penggunaan model pembelajaran pembelajaran IPS di kelas IV SD melalui 3 siklus dalam 9 kali pertemuan. Pada setiap pertemuan pembelajaran disesuai-kan dengan skenario pembelajaran yang sudah ditentukan, dengan melakukan perbaikan-perbaikan langkah penggunaan penggunaan model investigation dalam setiap pertemuan dan antar siklus berdasarkan hasil refleksi dari pengamatan dan penilaian observer. Pelaksanaan tindakan terdiri dari 6 langkah yaitu: Langkah pertama, pembentukan kelompok, sesuai dengan pendapat dari Miftahul Huda (2011) dalam model pembelajaran, siswa diberi kontrol dan pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi. Pertama-tama, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil. Sementara menurut Isjoni (2011) pada model investigation siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Langkah kedua, identifikasi topik pembelajaran, menurut Isjoni (2011) pada model investigation siswa memilih sub topik yang ingin mereka pelajari dan topik yang biasanya telah ditentukan guru, selanjutnya siswa dan guru merencanakan tujuan, langkah-langkah belajar berdasarkan sub topik dan materi yang dipilih. Sedangkan menurut Made Wena (2008) ada tahapan yang menuntut keterlibatan anggota tim, yaitu: identifikasi topik dimana setiap anggota kelompok terlibat aktif dalam melakukan identifikasi terhadap topik-topik pembelajaran yang akan dibahas. Langkah ketiga, pelaksanaan penelitian topik, menurut Isjoni (2011) pada model investigation siswa mulai belajar dengan berbagai sumber belajar baik di dalam atau di luar sekolah. Sedangkan menurut Made Wena (2011), yaitu: pelaksanaan kegiatan penelitian pembelajaran masing-masing anggota ditetapkan, setiap anggota mulai melakukan penelitian. Sesuai dengan pendapat dari Miftahul Huda (2011) setelah masing-masing anggota bekerja sesuai tugasnya, selanjutnya diadakan diskusi kelompok untuk proses penelitian atau investigasi ini, mereka akan terlibat dalam aktivitas-aktivitas berfikir tingkat tinggi, seperti membuat sintesis, ringkasan, dan hipotesis. Langkah keempat, persiapan laporan akhir, sesuai dengan pendapat dari Miftahul Huda (2011) bahwa setelah masing-masing anggota bekerja sesuai tugasnya, selanjutnya diadakan diskusi kelompok untuk menyimpulkan hasil penelitian. Sedangkan menurut Made Wena (2008), yaitu: persiapan laporan akhir setelah hasil penelitian dibuat, selanjutnya dilakukan penulisan laporan akhir penelitian. Langkah kelima, presentasi penelitian, sesuai dengan pendapat dari Miftahul Huda (2011) menyajikan laporan akhir. Sedangkan menurut Isjoni (2011) pada model pembelajaran siswa mempresentasikan hasil belajar mereka di depan kelas. Sementara menurut Made Wena (2008), yaitu: setiap kelompok mempresentasikan hasil penelitiannya di forum kelas. Langkah keenam, evaluasi, sesuai dengan pendapat dari Made Wena (2008), yaitu: dari hasil diskusi kelas masing-masing

kelompok mengevaluasi hasil penelitiannya lagi sesuai dengan saran atau kritik yang didapat dalam forum diskusi kelas. Terakhir, setiap kelompok siswa membuat laporan akhir yang disempurnakan. Setelah peneliti melaksanakan ketiga siklus pembelajaran IPS di kelas IV SD dengan menggunakan model pembelajaran, mendapatkan banyak hal-hal yang baru yang menjadikan sebuah pengalaman berarti baik bagi peneliti sendiri maupun bagi siswa kelas IV SD. Dari penggunaan model pembelajaran pembelajaran IPS di kelas IV, ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan. Hal tersebut sesuai dengan simpulan George M. Jacobs bahwa aktivitas kelompok merupakan hal penting yang menjadi penentu keefektifan pembelajaran (Made Wena, 2008). Berdasarkan analisis dari siklus I, siklus II, dan siklus III peneliti menemukan kendala dalam menerapkan model pembelajaran, yaitu: (1) Banyak siswa yang masih menggantungkan diri pada temannya. Hal tersebut sesuai dengan simpulan Slavin (1995) bahwa jika tidak dirancang dengan baik, pembelajaran akan memunculkan beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya dan hanya mengekor apa yang dilakukan teman-teman satu kelompoknya (Miftahul Huda, 2011); (2) Pada saat pembentukan kelompok siswa ramai berebut anggota. Awal penggunaan model ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik; (3) Pada saat diskusi kelompok siswa yang pintar mengerjakan soal sendiri. Hal tersebut sesuai dengan simpulan Slavin (1995) bahwa suatu kondisi di mana beberapa anggota yang dianggap tidak mampu cenderung diabaikan oleh anggota-anggota lain yang lebih mampu (Miftahul Huda, 2011); (4) Waktu pembelajaran kurang. Dari siklus I, siklus II, dan siklus III peneliti mengatasi kendala-kendala yang terjadi dengan melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) Peneliti lebih memotivasi dan membimbing siswa pada saat diskusi kelompok; (2) Peneliti membuat berbagai aturan tentang pembentukan kelompok; (3) Peneliti memberikan pengarahan tentang pentingnya kerjasama dalam satu kelompok sehingga diskusi menjadi hidup; (4) Peneliti menambahkan jam pelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Penggunaan model pembelajaran meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV, dapat disimpulkan sebagai berikut: Pada pelaksanaan tindakan penggunaan model investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD terdiri dari 6 langkah yaitu: (a) pembentukan kelompok, (b) identifikasi topik pembelajaran, (c) pelaksanaan penelitian topik, (d) persiapan laporan akhir, (e) presentasi penelitian, (f) evaluasi. Dari 6 langkah tersebut peneliti uraikan menjadi 18 kegiatan guru dan siswa. Kendala penggunaan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV SD adalah sebagai berikut: (a) siswa masih saling bergantung pada temannya, (b) pembentukan kelompok siswa ramai, (c) dalam diskusi belum ada kerjasama, (d) waktu pembelajaran kurang. Adapun solusinya, yaitu: (a) peneliti lebih memotivasi siswa, (b) peneliti mengkoordinir pembentukan kelompok, (c) peneliti memberikan pengarahan dalam berdiskusi, (d) peneliti menambah waktu pembelajaran. Berdasarkan simpulan tersebut, bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif group investigation yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD. Namun, ada beberapa saran dari peneliti, yaitu: (1) Sekolah hendaknya menambah wawasan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan agar pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif group investigation sebagai upaya peningkatan keterampilan melakukan penelitian yang berpengaruh pada hasil belajar siswa sehingga pembelajaran berjalan efektif dan efisien; (2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif group

investigation dapat berjalan secara efektif dan efisien jika didukung keterampilan guru dalam mengelola kelas pada saat diskusi dan penelitian serta peran aktif siswa dalam pembelajaran; (3) Penerapan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran perlu diterapkan. Model pembelajaran kooperatif group investigation dapat diterapkan untuk meningkatkan kemandirian belajar, dan prestasi belajar siswa dapat meningkat jika siswa mempunyai kemandirian belajar; (4) Siswa hendaknya menyadari pentingnya belajar bersama, karena semua beban akan terasa menjadi lebih ringan; (5) Siswa agar berlatih mengutarakan pendapat saat diskusi dalam proses pembelajaran maupun di depan umum. DAFTAR PUSTAKA Arni Fajar. 2005. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung: CV Maulana. Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Made Wena. 2008. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktural, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sapriya. 2011. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta