HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

STUDI DESKRIPTIF PENYEBAB KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sebelum ada tanda tanda persalinan dan setelah ditunggu satu jam belum ada. tanda dimulainya persalinan. Ada beberapa penyebab

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

Bina Marsasi

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD dr. SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2008

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA IBU BERSALIN DI RSUD WATES KULON PROGO TAHUN

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN TEORI

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG DI RUJUK DENGAN KASUS KETUBAN PECAH

BAB IV HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

HUBUNGAN PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RUMAH SAKIT PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Lama Persalinan pada Ibu Inpartu di RSUD Dr. R. Koesma Tuban

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN INERSIA UTERI KALA I DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2016

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus juga meningkatkan resiko persalinan prematur. KPD yang terjadi pada

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu merupakan permasalahan global. Tingginya angka kematian ibu

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hasil konsepsi pada ibu. Proses ini juga akan diawali dengan kontraksi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

HUBUNGAN KETERATURAN ANTENATAL CARE

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Hamil

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2009

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO LINDA FITRIANTI

HUBUNGAN USIA, PENDIDIKAN DAN PARITAS DENGAN SIKAP IBU HAMIL DALAM MENGENAL TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS PIYUNGAN BANTUL TAHUN

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Insidensi di negara berkembang sekitar 5-9 % (Goldenberg, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

TAHUN Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No 1 - Januari 2017

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

Transkripsi:

HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rofi ah Firdhausya 201410104072 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015 i

HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rofi ah Firdhausya 201310105068 Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV STIKES Aisyiyah Yogyakarta Oleh: Pembimbing : Yuni Purwati, S.Kep., Ns., M.Kep Tanggal : Tanda tangan : ii

HUBUNGAN STATUS PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015 1 Rofi ah Firdhausya 2, Yuni Purwati 3 INTISARI Tujuan: Mengetahui hubungan status paritas dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015. Metode: Metode pendekatan waktu yang digunakan adalah cross sectional dan pengambilan sampel secara accidental sampling. Hasil: Mayoritas responden memiliki status paritas primipara sebanyak 85 orang (57,8%) dan multipara sebanyak 62 orang (42,2%). Sedangkan ibu bersalin yang mengalami KPD sebanyak 19 orang dengan karakteristik primipara sebanyak 13 orang (68,4%) dan multipara sebanyak 6 orang (31,6%). Kata kunci Kepustakaan Jumlah Halaman : Status Paritas, Kejadian Ketuban Pecah Dini : 25 Buku (2005-2012), 6 Jurnal : xiii, 54 halaman, 4 tabel, 2 bagan 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV STIKES Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen pembimbing STKES Aisyiyah Yogyakarta iii

THE CORRELATION BETWEEN PARITY AND EARLY MEMBRANE RUPTURE IN PARTUM MOTHERS AT PANEMBAHAN SENOPATI PUBLIC HOSPITAL OF BANTUL IN 2015 1 Rofi ah Firdhausya 2, Yuni Purwati 3 ABSTRACT Research Objective: The research purpose was to investigate the correlation between parity and early membrane rupture in partum mothers at PenambahanSemopati public hospital of Bantul in 2015. Research Method: Cross sectional time approach method was used in the research. The samples were taken using accidental sampling method. Research Finding: The majority of respondents who had primipara parity status were 85 people (57,8%) and multipara were 62 people (42,2%). Meanwhile, partum mothers who experienced KPD were 19 people with 13 people (68,4%) who had primipara characteristic and 6 people (31,6) who had multipara characteristic. Keywords : Parity status, Early membrane rupture incident Bibliography : 25 books (2005 2012), 6 journals Pages : xiii, 54 pages, 4 tables, 2 graphs 1 Thesis title 2 School of Midwifery Student of Aisyiyah Health Science College of Yogyakarta 3 Lecturer of Aisyiyah Health Science College of Yogyakarta iv

PENDAHULUAN Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu pada tahun 2012 menunjukan AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Ada beberapa penyebab kematian ibu, salah satu diantaranya adalah infeksi sebesar 11% (Depkes RI, 2008). Infeksi yang dialami oleh sebagian besar ibu merupakan akibat dari adanya komplikasi atau penyulit kehamilan, dan sebanyak 65% adalah karena infeksi pada ibu dan bayi meningkat sehingga dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi (Sarwono, 2009). Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh. Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti tapi secara umum penyebab kejadian KPD adalah hidramnion, kelainan letak, CPD, kehamilan ganda, serviks inkompeten, paritas (Manuaba, 2008). Komplikasi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesarea, atau gagalnya persalinan normal (Sarwono, 2010). Kebijakan pemerintah dalam menangani kasus kejadian Ketuban Pecah dini terdapat dalam KepMenKes No. 369 tahun 2007 tentang standar profesi bidan, disebutkan bahwa selama memberikan asuhan dan konseling kehamilan bidan harus mampu mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal salah satunya adalah Ketuban Pecah Dini dan melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. Selain itu, terdapat juga Kebijakan Departemen Kesehatan RI dalam upaya Safe Motherhood yang dinyatakan sebagai empat pilar Safe Motherhood, yaitu pelayanan Keluarga Berencana, pelayanan antenatal, persalinan yang bersih dan aman, dan pelayanan obstetri esensial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status paritas pada ibu bersalin, kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin, dan hubungan status paritas dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan penelitian ini dilakukan di ruang bersalin RSUD Panembahan Senopati Bantul. Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari penyusunan proposal penelitian sampai laporan hasil pada bulan Oktober 2014 sampai Juli 2015. Subyek penelitian yaitu ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Populasi sebanyak 339 calon responden, sebanyak 173 tidak masuk kriteria inklusi, sehingga jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini sebanyak 166 responden diambil dengan teknik accidental sampling. 1

Alat ukur dengan Chi Square untuk status paritas dan kejadian ketuban pecah dini. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1 Karakteristik umur responden di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tanggal 27 April 26 Mei 2015 Umur F % 20-35 150 90,4 >35 16 9,6 Jumlah 166 100 Tabel menunjukkan bahwa karakteristik responden terbanyak pada usia 20-35 tahun dibandingkan pada usia >35 tahun. Tabel 2 Distribusi Status Paritas Ibu Bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tanggal 27 April 26 Mei 2015 Status Paritas Frekuensi Prosentase Primipara 98 59% Multipara 68 41% Jumlah 166 100% Berdasarkan tabel 1 dapat dikatakan bahwa paritas ibu bersalin di ruang bersalin RSUD Panembahan Senopati Bantul meliputi primipara sebanyak 98 orang (59%) dan multipara sebanyak 68 orang (41%). Tabel 3 Distribusi Kejadian Ketuban Pecah Dini di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tanggal 27 April 26 Mei 2015 Kejadian KPD Frekuensi Prosentase Tidak KPD 147 88,6% KPD 19 11,4% Jumlah 166 100% Berdasarkan tabel 2 dapat dikatakan bahwa kejadian Ketuban Pecah Dini di ruang bersalin RSUD Panembahan Senopati Bantul meliputi sebanyak 147 orang (88,6%) tidak mengalami KPD dan 19 orang (11,4%) mengalami KPD. Tabel 4 Tabulasi Silang Hubungan Status Paritas dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tanggal 27 April 26 Mei 2015 Bersalin Dengan KPD Tidak KPD KPD X 2 C Paritas F % F % Primipara 85 57,8 13 68,4 0,377 0,377 Multipara 62 42,2 6 31,6 Total 147 100 19 100 2

Pada tabel 3 terlihat bahwa ibu bersalin yang tidak mengalami KPD sebanyak 147 orang dengan karakteristik primipara sebanyak 85 orang (57,8%) dan multipara sebanyak 62 orang (42,2%). Sedangkan ibu bersalin yang mengalami KPD sebanyak 19 orang dengan karakteristik primipara sebanyak 13 orang (68,4%) dan multipara sebanyak 6 orang (31,6%). Hasil uji chi square menunjukkan nilai x 2 = 0,377 (alpha>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H a ditolak dan H 0 diterima berarti tidak ada hubungan antara status paritas dengan kejadian Ketuban Pecah Dini di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas ibu bersalin di ruang bersalin RSUD Panembahan Senopati Bantul meliputi primipara sebanyak 98 orang (59%) dan multipara sebanyak 68 orang (41%). Pada penelitian ini memberikan gambaran bahwa mayoritas ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tanggal 27 April 26 Mei 2015 berstatus paritas primipara. Sedangkan untuk responden yang mengalami ketuban pecah dini mayoritas berstatus paritas primipara. Hal tersebut memberikan arti bahwa wanita yang baru sekali mengalami persalinan akan lebih beresiko mengalami ketuban pecah dini daripada wanita yang berstatus paritas multipara dikarenakan keadaan kandungan yang masih terkesan baru sekali digunakan untuk mengandung janin, sehingga penyesuaian dibutuhkan pada kandungan wanita. Menurut Varney (2006) pengertian paritas adalah jumlah kehamilan yang dialami oleh seorang wanita yang berakhir dengan kelahiran bayi atau bayi mampu bertahan hidup dengan minimal usia kehamilan 20 minggu atau berat janin 500 gram. Mayoritas ibu bersalin di ruang bersalin RSUD Panembahan Senopati Bantul berstatus primipara, dapat disimpulkan bahwa banyak pasangan baru yang hamil dan melahirkan di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian Ketuban Pecah Dini di ruang bersalin RSUD Panembahan Senopati Bantul meliputi sebanyak 147 orang (88,6%) tidak mengalami KPD dan 19 orang (11,4%) mengalami KPD. Pada penelitian ini memberikan gambaran bahwa kejadian ketuban pecah dini di ruang bersalin RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tanggal 27 April 26 Mei 2015 hanya terdapat 19 kasus dari 166 kasus persalinan, dikarenakan banyak kasus lain selain ketuban pecah dini yang ditangani di RSUD Panembahan Senopati Bantul ini. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan setelah ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut kejadian ketuban pecah dini (Manuaba, 2012). Ketuban pecah dini prematur terjadi pada 1 % kehamilan. Pecahnya selaput ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen matriks ekstra selular amnion, korion, dan apoptis membran janin. Membran janin dan desidua bereaksi terhadap stimuli seperti infeksi dan peregangan selaput ketuban dengan memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin, dan 3

protein hormon yang merangsang aktivitas matrix degrading enzym (Sarwono, 2010). Kejadian ketuban pecah dini yang terjadi di RSUD Panembahan Senopati jika dapat dibandingkan dengan persalinan menjadi 19:399. Jika jumlah tersebut diprosentasekan, maka kejadian ketuban pecah dini di RSUD Panembahan Senopati Bantul sejak 27 April 26 Mei 2015 mencapai 4,8%. Hal ini disebabkan karena RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan rumah sakit rujukan tipe B yang menjadi tujuan bagi tempat pelayanan lain dikarenakan sarana prasarana yang cukup lengkap dan memadai. Menurut Sarwono (2010) di atas, telah dikatakan bahwa ketuban pecah dini prematur terjadi pada 1 % kehamilan. Hal ini membuktikan bahwa kejadian ketuban pecah dini mempunyai prosentase yang lebih rendah dibandingkan dengan persalinan normal. Suatu penelitian dapat memberikan hasil yang sesuai dengan teori ataupun yang tidak sesuai, hal tersebut dikarenakan adanya variabel pengganggu yang ada. Dalam penelitian ini ada beberapa variabel pengganggu seperti infeksi, riwayat KPD, tekanan intrauterine, serviks inkompetensia, kehamilan janin kembar, usia 20 tahun, yang telah dikendalikan oleh peneliti dengan cara melakukan screening calon responden sebelum menetapkannya sebagai responden. Pada penelitian ini memperlihatkan bahwa ibu bersalin yang tidak mengalami KPD sebanyak 147 orang dengan karakteristik primipara sebanyak 85 orang (57,8%) dan multipara sebanyak 62 orang (42,2%). Sedangkan ibu bersalin yang mengalami KPD sebanyak 19 orang dengan karakteristik primipara sebanyak 13 orang (68,4%) dan multipara sebanyak 6 orang (31,6%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, hasil uji chi square menunjukkan nilai x 2 0,377. Untuk menentukan ada tidaknya hubungan maka besar taraf signifikansi alpha dibandingkan dengan taraf kesalahan 5% (0,05). Jika nilai alpha lebih besar dari 0,05 maka dinyatakan tidak ada hubungan antara kedua variabel dan jika nilai alpha lebih kecil dari 0,05 maka dinyatakan ada hubungan antara kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan nilai alpha lebih besar dari 0,05 (0,377>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H a ditolak dan H 0 diterima berarti tidak ada hubungan antara status paritas dengan kejadian Ketuban Pecah Dini di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dipaparkan menunjukkan bahwa kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin tidak semata-mata dipengaruhi oleh paritas, tetapi faktor penyebab ketuban pecah dini yang lain lebih kuat pengaruhnya. Hal ini tidak sesuai dengan teori Manuaba (2010) yang menyatakan bahwa paritas (multi/grandemultipara) merupakan faktor penyebab terjadinya ketuban pecah dini. Ketidaksesuaian teori pun terjadi pada teori Prawirohardjo (2010) yang menyatakan ketuban pecah dini lebih sering ditemukan pada wanita multipara dibanding pada wanita nullipara. Hal ini disebabkan karena endometrium pada wanita sudah pernah melahirkan akan lebih bermasalah daripada wanita yang baru satu kali atau bahkan belum pernah melahirkan. Ketika seorang wanita yang sudah pernah mengalami kehamilan/persalinan lebih dari satu kali, berarti 4

mengalami peletakan plasenta yang berbeda. Hal tersebut dapat menyebabkan plasenta pada kehamilan-kehamilan seterusnya rentan terjadi ketuban pecah dini. Peneliti menemukan penelitian yang dilakukan oleh Natiqotul Fatkhiyah (2008) dengan judul Hubungan Status Paritas dengan Kejadian Persalinan Ketuban Pecah Dini di RSUD dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal Tahun 2008, dalam penelitian ini juga terbukti bahwa tidak ada hubungan antara status paritas dengan kejadian ketuban pecah dini, dikarenakan status paritas bukan faktor utama penyebab persalinan KPD dan kemungkinan terjadinya KPD dikarenakan oleh faktor penyebab lain. Hasil penelitian tersebut sama halnya dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu terbukti tidak ada hubungan antara status paritas dengan kejadian ketuban pecah dini. Hal ini memperkuat peneliti dalam membuktikan hasil penelitian ini, bahwasanya ada penelitian yang sama dan sudah dilakukan dengan hasil yang sama. Peneliti juga menemukan jurnal dari Damarati dan Yulis Pujiningsih (2012) yang berjudul Analisis tentang Paritas dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di RSUD Sidoarjo. Dalam penelitian tersebut terbukti pula bahwa ibu bersalin dengan status paritas multipara tidak banyak tidak terjadi ketuban pecah dini. Hasil penelitian yang peneliti buat ini diperkuat dengan teori Sarwono (2010) yang menyatakan bahwa penyebab dari KPD tidak atau masih belum diketahui secara jelas maka usaha preventif dapat dilakukan hanya dengan usaha menekan infeksi. Peneliti menemukan penelitian Ery Kartikasari dan Henny Juaria (2013) yang berjudul Paritas dan Kelainan Letak dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini. Hasil penelitian adalah ada hubungan antara paritas dan kelainan letak dengan kejadian ketuban pecah dini. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang peneliti lakukan. Jadi, teori tentang wanita dengan multiparitas akan lebih beresiko terjadi ketuban pecah dini terbukti dalam penelitian Ery ini. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar ibu bersalin tidak mengalami ketuban pecah dini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pemeriksaan kehamilan dilakukan secara teratur, kebiasaan hidup sehat (konsumsi makanan sehat, minum cukup dan olahraga teratur), membersihkan daerah kemaluan secara benar (dari depan ke belakang) terutama setelah buang air kecil dan besar, memeriksakan diri ke dokter ketika ada yang tidak normal di daerah kemaluan (keputihan berbau), menghentikan intensitas berhubungan ketika ada indikasi yang menyebabkan ketuban pecah dini. Hasil dari penelitian yang tidak berhubungan bisa terjadi karena faktor sosio-ekonomi, salah satunya pola pekerjaan. Pola pekerjaan ibu hamil berpengaruh terhadap kebutuhan energi. Kerja fisik pada saat hamil yang terlalu berat dan dengan lama kerja melebihi tiga jam perhari dapat berakibat kelelahan. Kelelahan dalam bekerja menyebabkan lemahnya korion amnion sehingga timbul ketuban pecah dini. Pekerjaan merupakan suatu yang penting dalam kehidupan, namun pada masa kehamilan pekerjaan yang berat dan dapat membahayakan kehamilannya hendaklah dihindari untuk menjaga keselamatan ibu maupun janin (Notoatmodjo, 2010). 5

Variabel pengganggu yang tidak dikendalikan dan bisa mengakibatkan ketuban pecah dini salah satunya defisiensi vitamin C. Menurut Prawirohardjo (2010), mengonsumsi 100 mg vitamin C secara teratur saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu bisa mencegah terjadinya ketuban pecah dini. Dari hasil penelitian dari National Institute of Perinatology di Meksiko City, pada 120 wanita hamil yang secara acak diberikan 100 mg vitamin C, pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Vitamin C telah diketahui berperan penting dalam mempertahankan keutuhan membran (lapisan) yang menyelimuti janin dan cairan ketuban. Walaupun penelitian sebelumnya telah menghubungkan kadar yang rendah dari vitamin C pada ibu dengan meningkatnya resiko terjadinya pecahnya membran secara dini atau yang disebut dengan ketuban pecah dini ("premature rupture of membranes", PROM), tapi penelitian itu tidak menjelaskan tentang penggunaan suplemen vitamin C dalam menurunkan risiko terjadinya KPD. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Status paritas pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015 dengan karakteristik primipara sebanyak 98 orang (59%) dan multipara sebanyak 68 orang (41%). Jumlah ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini sebanyak 19 orang. Tidak ada hubungan antara status paritas dengan kejadian ketuban pecah dini dengan nilai chi square 0,377. Saran Bagi bidan di RSUD Panembahan Senopati Bantul hendaknya dapat lebih memahami faktor resiko pada ibu bersalin dan memberikan penatalaksanaan sesuai kewenangan dengan mengikuti SOP yang sudah ada. Bagi karyawan di RSUD Panembahan Senopati dapat dijadikan informasi tantang gambaran kejadian persalinan dengan ketuban pecah dini dan peningkatan pelayanan pada pasien dengan masalah persalinan di RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan memantau persalinan-persalinan yang terjadi. Bagi penanggungjawab perpustakaan dapat digunakan untuk menambah referensi perpustakaan serta dapat menambah wawasan bagi pembaca secara keseluruhan dengan menyediakan hasil penelitian ini di perpustakaan. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan kasus yang sama, dapat memperhatikan dengan seksama variabel pengganggu dan cara mengendalikannya. Serta memperhatikan cara pengambilan responden yang akan diteliti dengan benar. DAFTAR PUSTAKA Al-Qur an Surat Ar-Ra d ayat 11. Apriliyanti, V. Hubungan Paritas dan Kelainan Letak dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal Kabupaten Kendal tahun 2012 6

Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. BPS DIY. 2012. Perubahan Angka Kematian Ibu setiap Tahun. Choriyati, I. 2010. Faktor Resiko Terjadinya Partus Prematurus di RSUP Dr. Karyadi. Cunningham, F. G. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Damarati. Analisis tentang Paritas dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di RSUD Sidoarjo. Vol. I no. 1, April 2012 Depkes RI. 2008. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu. http://kesehatanibu.depkes.co.id (Diakses 10 Desember 2014). Depkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. http://www.depkes.go.id (Diakses 10 Desember 2014). Fatkhiyah, N. Hubungan Status Paritas dengan kejadian Persalinan Ketuban Pecah Dini di RSUD dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal tahun 2008 Friedman. 2005. Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC. Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC. Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 7

. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sari, E.K., Juaria, H. Hubungan antara Paritas dan Kelainan Letak dengan kejadian Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Balongsari Surabaya tahun 2013. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia. Suardana. 2004. Infeksi Intra-amnion sebagai Resiko Persalinan Preterm di Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Sugiyono. 2006. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfa Beta.. 2006. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfa Beta. Sulistyaningsih. 2010. Metode Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: STIKES Aisyiyah Yogyakarta.. 2011. Metode Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Susilowati, E. Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 1 No. 1, Oktober 2010 Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC Wijayanti, L. 2008. Hubungan antara Ketuban Pecah Dini dengan Kejadian Persalinan Prematur di Puskesmas Grabagan Kabupaten Tuban pada Bulan Agustus sampai dengan September 2008. Winkjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Oxorn, H. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: YEM Mansjoer, A. 2008. Kapita Selekta Kedokteran edisi Ketiga Jilid Pertama. Jakarta: Media Aesculapius 8