PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS LINGKUNGAN BANTARAN SUNGAI BARITO UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI LEARNER AUTONOMY PADA TOPIK OPTIKA GEOMETRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH

PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNER AUTONOMY UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BUNYI UNTUK SISWA SMP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MELATIHKAN PENERAPAN KONSEP SISWA SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY SIMULATIONS

Pengembangan Modul Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis dengan Menggunakan Model Discovery Learning di SMAN 5 Banjarmasin

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNER AUTONOMY UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

Teknik Pemodelan Fisika dalam Setting Pembelajaran Berbasis Learner Autonomy

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENGEMBANGAN MODUL SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, AND INTELLEGENT

E-journal Prodi Edisi 1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI GUIDED DISCOVERY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI ENERGI DAN PERUBAHANNYA MENGGUNAKAN MODEL DIRECT INTRUCTION

Ramona Safitri, M. Arifuddin Jamal, dan Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin

Utari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA SMA TOPIK FLUIDA BERORIENTASI MASALAH LAHAN BASAH MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

Nina Selvizia, Zainuddin, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PADA MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMPN 24 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI OPTIKA GEOMETRIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Elok Nur Fauzia Universitas Negeri Malang

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3 No. 3 ISSN Kata Kunci : Guided Inquiry dengan Teknik Think Pair Share, Hasil Belajar [1]

PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI POKOK KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 MATARAM TAHUN AJARAN

PENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS VII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA PADA POKOK BAHASAN TATA SURYA

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI LAJU REAKSI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol 6, No.2 pp , May 2017

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Multimedia Interaktif pada Materi Sistem Saraf untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Ernita Vika Aulia dan Ismono Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN SETTING

PERWUJUDAN KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENGEMBANGKAN KNOWLEDGE, SKILL, DAN ATTITUDE PESERTA DIDIK SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMAN 1 KALIANGET

BAB III METODE PENELITIAN

Keywords : Learning Strategy FIRE-UP, Learning Achievement, and Hidrolysis of Salt

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SCRAMBLE DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADAPOKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMAN 1 UJUNGBATU

Siti Fitriani*, Asmadi M. Noer**, Sri Haryati *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Yang Berorientasi Pada Kurikulum 2013 Dengan Materi Fluida Statis Di Kelas X SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB INTERAKTIF DENGAN APLIKASI E-LEARNING MOODLE PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang terdiri dari 28 siswa. Penelitian ini dimulai sejak bulan Maret

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK BERBASIS IT PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Syitaul Umaha, Sri Wahyuni, Subiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI SMK FARMASI ISFI BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SURABAYA PADA MATERI POKOK ALAT OPTIK

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

Lisda Karmila, Zainuddin, dan Syubhan An nur Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk penelitian kuasi eksperimen terdapat variable terikat dan variable bebas

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

PENGEMBANGAN INTERESTING HANDOUT BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September 2015 ( ) Tersedia Online:

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta

Unnes Physics Education Journal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS LINGKUNGAN BANTARAN SUNGAI BARITO UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA The Development of Instructional Materials Based on Barito Riverbank Environment to Train The Students Science Process Skill Abdul Salam *, Sarah Miriam, Muhammad Arifuddin, Imam Nor Ihsan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia *Surel korespondesi: salam_pfis@unlam.ac.id Abstract. A number of benefits of environment based learning have encouraged the authors to conduct the research which was intended to develope instructional materials based on Barito riverbank environment to train the students science process skill in SMA Negeri 1 Marabahan. This research used one group pretest-posttest design. The data of research results showed that: (1) the developed of instructional materials were declared valid according to practitioner and academician judgment with good category on the whole (2) the developed of instructional materials fulfilled the practical criteria based on the application of the lesson plan with good category, (3) Furthermore, the developed instructional materials were also declared effective based on the gain score attained, 0.67 with medium category, and (4) students science process skill was categorized as good. Therefore, the instructional materials based on Barito riverbank were declared feasible (valid, effective, and practical) to be used to train students science process skill in SMA Negeri 1 Marabahan. Keywords: instructional materials, environment learning based, riverbank, science process skill. 1. PENDAHULUAN Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses menegaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Keseluruhan prinsip-prinsip pembelajaran diatas bermuara pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan mengembangkan segala potensi yang ada pada siswa atau peserta didik. Mewujudkan pola pembelajaran yang mampu memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif di kelas adalah sesuatu yang tidak mudah. Diperlukan kemampuan guru untuk menarik perhatian peserta didik. Salah satu caranya adalah dengan memunculkan masalah dimana peserta didik ditantang untuk berpikir kritis (Johnson, 2007). Sebisa mungkin masalah akademik yang dimunculkan tersebut berkaitan langsung dengan kehidupan keseharian dan atau kebutuhan siswa. Hal ini diharapkan dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk menyampaikan pengetahuan awal mereka tentang masalah tersebut. Selanjutnya melalui proses belajar inquiry/discovery mereka membangun atau mengkonstruksi pengetahuan baru tentang prinsip, konsep dan hukum fisika yang diajarkan serta penerapannya dalam kehidupan. Kreativitas seorang guru dalam mencari dan menentukan sumber belajar yang tepat sangat diperlukan. Sumber belajar (learning resources) adalah segala sesuatu baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu (Ibrahim, 2010). Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat berupa (1) lingkungan sosial dan (2) lingkungan Fisik (alam). Pemanfaatan lingkungan sosial dalam pembelajaran diarahkan untuk memperdalam ilmuilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam memelihara dan melestarikan alam. Dalam konteks pembelajaran fisika, pemanfaatan lingkungan fisik (alam) dilakukan untuk mengkaji fenomena atau gejala alam terkait dengan konsep dan prinsip fisika serta 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 684

lingkungan sosial dapat dimanfaatkan untuk mengkaji penerapan (konsep atau prinsip fisika) yang baik secara langsung maupun tidak langsung dimanfaatkan masyarakat dalam beraktivitas dan berinteraksi sosial. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tidak perlu harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, tetapi cukuplah lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dan rumah siswa dengan cara mengoptimalkannya menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan belajar siswa. Dalam konteks penelitian ini, subjek ujicoba penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Marabahan yang posisinya tidak jauh dengan aliran Sungai Barito, dan siswanya sudah sangat familiar dengan kehidupan dan aktivitas bantaran sungai. Sungai Barito termasuk sepuluh besar sungai terpanjang di Indonesia yang menarik untuk dikaji dalam proses pembelajaran, terkhusus materi pembelajaran fisika (topik Fluida). Sungai dapat dijadikan sebagai sumber belajar untuk memperkenalkan konsep fluida statis maupun dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran yang dirancang dalam setting inquiry discovery learning akan menuntun siswa untuk memahami konsep dan prinsip-prinsip fisika fluida sekaligus melatihkan keterampilan proses sains siswa. 2. METODE Penelitian pengembangan (developmental research) ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar fisika berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Materi Ajar (MA), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar (THB) yang berbasis lingkungan bantaran Sungai Barito untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa. Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini mengikuti model pengembangan perangkat Dick and Carey. Proses pengembangan bahan ajar dilaksanakan di Kampus FKIP Universitas Lambung Mangkurat, selanjutnya implementasi/uji coba dilaksanakan di SMA Negeri 1 Marabahan Kabupaten Barito Kuala. Subjek ujicoba penelitian adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Marabahan. Jumlah sampel penelitian adalah 29 orang siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 20 perempuan. Kelayakan bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini dilihat dari tingkat kevalidan, kepraktisan, dan keefektivan bahan ajar. Data kevalidan bahan ajar diperoleh melalui penelaahan oleh akademisi dan praktisi. Kepraktisan bahan ajar diperoleh dari hasil pengamatan keterlaksanaan RPP. Selanjutnya keefektivan bahan ajar diperoleh dari hasil ujian tes tertulis sebelum dan setelah perlakuan (treatment) yang dinyatakan dengan nilai gain score ternormalisasi. Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Skor penilaian bahan ajar oleh praktisi dan akademisi dirataratakan untuk setiap aspeknya serta dikategorikan dalam kriteria (Tabel 1). Hal sama dilakukan pula untuk data keterlaksanaan RPP oleh 2 orang pengamat. Tabel 1. Pengkategorian validitas instrumen dan keterlaksanaan RPP. Interval Skor Kategori 3,20 Sangat baik 2,40-3,20 Baik 1,60-2,40 Cukup baik 0,80-1,60 Kurang baik 0,80 Tidak baik Sumber: Widoyoko, (2012:238) Khusus data keefektivan bahan ajar yang didasarkan pada hasil pretest dan postest, dilakukan perhitungan nilai gain score ternormalisasi. Untuk menghitung N gain score digunakan persamaan Hake (1999): % postest % pretest g 100 % % pretest Gain score ternormalisasi yang diperoleh selanjutnya dikategorikan berdasarkan kriteria pada Tabel 2. Tabel 2. Kategori gain score Rentang skor Kategori > 0,7 Tinggi 0,7 g 0,3 Sedang < 0,3 Rendah Sumber: Hake (1999) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Produk hasil pengembangan Bahan Ajar dalam penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Materi Ajar (MA), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar (THB) yang berbasis lingkungan bantaran Sungai Barito untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa. Hasil Uji kelayakan dideskripsikan sebagai berikut: 3.1 Kevalidan Bahan Ajar Hasil penilaian terhadap bahan ajar dilakukan oleh praktisi dan Akademisi untuk masing-masing 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 685

bahan ajar yang dikembangkan. Gambar 1, 2, 3, dan 4 merupakan ringkasan hasil penilaian tersebut dan dijadikan dasar untuk menentukan layak tidaknya bahan ajar yang dikembangkan. Gambar 1. Hasil uji validitas RPP Gambar 5. Keterlaksanaan fase-fase pembelajaran inquiry/discovery learning 3.3 Keefektifan Bahan Ajar Hasil belajar siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran dikemukakan pada tabel 3. Gambar 2. Hasil uji validitas MA Gambar 3. Hasil uji validitas LKS. Tabel 3. Hasil Belajar pretest dan postest Nilai Pretest Postest Minimum 10,00 60,40 Maksimum 70,00 92,08 Rerata 30,69 76,99 Standar Deviasi 16,84 4,99 Gain Score 0,67 (kategori sedang) Sumber: Data olahan (2016) Secara klasikal gain score yang diperoleh adalah sebesar 0,67 yang berada dalam kategori sedang. Jika ditinjau secara individual, maka perolehan gain score mahasiswa dikategorikan pada Gambar 6. Gambar 4. Hasil penilaian Tes Hasil Belajar (THB) Keseluruhan skor rerata aspek penilaian dari setiap bahan ajar yang dikembangkan diatas 2,40 yang merupakan batas bawah untuk kategori baik. 3.2 Kepraktisan Bahan Ajar Keterlaksanaan fase-fase pembelajaran model inquiry/discovery learning diringkas sebagaimana Gambar 5. Perolehan skor rata-rata keterlaksanaan RPP untuk setiap fase/sintaks pembelajaran inquiry/discovery learning berada diatas skor 2,40, sehingga secara keseluruhan keterlaksanaan RPP berkategori baik. Gambar 6. perolehan gain score mahasiswa 3.4 Pencapaian Keterampilan Proses Sains Tabel 4. menunjukkan rata-rata pencapaian perolehan keterampilan proses sains siswa berada dalam kategori yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh perolehan skor yang lebih besar dari 3,20. 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 686

Tabel 4. Pencapaian Keterampilan Proses Sains Siswa No. Komponen Keterampilan Proses Sains Skor Kategori 1 Mengajukan hipotesis 3,40 Sangat baik 2 Mengidentifikasi Variabel 3,53 Sangat baik 3 Merangkai Alat Percobaan 3,93 Sangat baik 4 Melakukan Percobaan 3,53 Sangat baik 5 Menganalisis Data 3,27 Sangat baik 6 Menyimpulkan 3,07 Baik 7 Mengkomunikasikan 3,13 Baik Sumber: Data olahan (2016) 3.5 Pembahasan Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat efektif bagi siswa (Ibrahim, 2010). Mengangkat sumber belajar dari lingkungan sekitar siswa akan sangat membantu siswa untuk meningkatkan aktivitas di kelas dan akan berujung pada peningkatan hasil belajar (Istiani, 2015). Hal ini sangat logis karena dengan hal tersebut siswa telah memiliki pengetahuan awal tentang materi yang akan dipelajari sehingga guru cukup memandu dan memberikan pengalaman belajar langsung melalui kegiatan yang bersifat hands on dan minds on. Namun untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan sebuah perencanaan yang matang. Hal ini erat kaitannya dengan bahan ajar yang digunakan di kelas sehingga aktivitas siswa di kelas betul-betul terarah. Pengembangan bahan ajar berbasis lingkungan sungai Barito merupakan salah satu upaya untuk mengarahkan proses belajar mengajar di kelas, sehingga sesuai tujuan akhir pembelajaran. Kualitas bahan ajar dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Van den Akker dan Nieven (Rochmad, 2012). Dalam proses pengembangannya, bahan ajar tersebut harus layak dalam artian memenuhi kriteria valid (sesuai dengan peruntukannya), praktis (mudah diimplementasikan), serta efektif (tujuan tercapai). Dengan demikian diperlukan waktu yang cukup untuk bisa memproses sebuah bahan ajar sehingga benar-benar layak digunakan. Berdasarkan hasil penilaian validator yang terdiri dari seorang akademisi dan seorang praktisi, diperoleh data bahwa bahan ajar yang meliputi RPP, LKS, MA, dan THB telah berkategori baik. Penilaian yang dilakukan terhadap bahan ajar untuk melihat muatan/content dari bahan ajar beserta relevansinya untuk meningkatkan keterampilan proses sainsnya. Berdasarkan penilaian tersebut, bahan ajar hasil pengembangan dinyatakan valid. Implementasi bahan ajar hasil pengembangan yang dilakukan pada kelas uji coba berjalan baik. Hal ini terlihat dari keterlaksanaan RPP pada 3 kali pertemuan dimana ketiga-tiganya memperlihatkan hasil yang sangat baik. Setiap tahap/fase pembelajaran dapat dilaksanakan dengan sangat baik berdasarkan skenario yang telah direncanakan. Hal ini tentunya didukung kuat oleh keberadaan/penggunaan bahan ajar yang valid sehingga mengarahkan aktivitas siswa di kelas, sehingga proses pembelajaran menjadi lancar. Dengan demikian bahan ajar hasil pengembangan bisa dikatakan praktis. Namun demikian, disadari pula bahwa khusus untuk pelaksanaan fase keempat pembelajaran dengan model Inquiry Discovery Learning yaitu membimbing siswa melakukan infrensi dan prediksi, skor perolehannya masih relatif lebih rendah dari fase-fase lainnya. Hal ini terutama disebabkan oleh faktor pengalaman belajar siswa. Kurangnya pengalaman siswa bereksperimen/- percobaan memberikan dampak pada molornya waktu untuk penyelidikan/pengumpulan data. Hal ini menimbulkan efek domino pada fase-fase berikutnya. Selain itu, karena jarang bereksperimen maka kemampuan siswa memprediksi sesuatu berdasarkan gejala yang dipelajari juga masih relatif rendah. Dengan demikian, pola kegiatan yang berbasis hands on di kelas harus ditingkatkan. Dari sisi hasil belajar sebagai ukuran/indikator dari keefektivan bahan ajar yang dikembangkan juga memberikan hasil yang positif. Perolehan gain score sebesar 0,67 (berkategori sedang) ini memberikan sinyal bahwa bahan ajar berbasis lingkungan Bantaran Sungai Barito yang dikemas dalam setting pembelajaran IDL efektif meningkatkan hasil belajar siswa yang pada awalnya (pretest) diperoleh sebesar 30,7 menjadi 77,0 pada postest. Hal ini didukung secara empiris oleh sejumlah penelitian diantaranya Salam (2011), Ayuningtyias (2015), Istiani (2015). Belajar melalui pengalaman langsung, proses pemecahan masalah, dan menangkap pengetahuan dari kenyataan akan mengembangkan kemampuan intelektual, mental, dan emosi anak (Sanjaya, 2011). Melalui bahan ajar berbasis lingkungan, siswa diarahkan pada masalah yang dekat dengan lingkungannya, selanjutnya memecahkannya melalui aktivitas langsung di kelas menggunakan alat dan bahan yang tersedia. 4. SIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa (1) Bahan ajar berbasis lingkungan bantaran Sungai Barito 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 687

tergolong valid berdasarkan penilaian akademisi dan praktisi yang berkategori baik. (2) Bahan ajar berbasis lingkungan bantaran Sungai Barito tergolong praktis berdasarkan keterlaksanaan RPP yang berkategori baik. (3) Bahan ajar berbasis lingkungan bantaran Sungai Barito tergolong efektif berdasarkan perolehan gain score ternormalisasi sebesar 0,67 yang berkategori sedang. (4) Pencapaian keterampilan proses sains siswa yang diajar menggunakan Bahan ajar yang dikembangkan tergolong baik. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik berkat bantuan kerjasama sejumlah pihak. Oleh sebab itu, tim peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap civitas SMA Negeri 1 Marabahan dan Dinas Pendidikan Kota Marabahan. 6. DAFTAR PUSTAKA Ayuningtyas, P., Soegimin, & Supardi, Z.A.I. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika dengan Model Inkuiri Terbimbing untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Materi Fluida Statis. Jurnal Pendidikan Sains 4(2):636-647. Hake, R.R. (1999). Interactive-engagement vs traditional methods: A six-thousand student survey of mecanics test data for intriductury physics course. American Journal of physics. Ibrahim, M. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Surabaya: Unesa University Press. Istiani, R.M. & Retnoningsih, A. (2015). Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Menggunakan Metode Post To Post Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup. Unnes Journal of Biology Education 4(1):70-80. Johnson, E.B. (2007). Contextual Teaching & Learning. Bandung: MLC. Rochmad. (2012). Desain Model Pengembangan Pembelajaran Matematika. Jurnal Kreano 3(1):59-72. Salam & Miriam. (2011). Implementasi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada Perkuliahan Eksperimen Fisika I untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains. Laporan Penelitian Universitas Lambung Mangkurat. Tidak dipublikasikan. Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Widoyoko, E.P. (2012). Evaluasi Program Pembelajaran; Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ---- 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat 688