BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang

dokumen-dokumen yang mirip
KHOZIN WALIDI

BAB V PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel yang

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. modal memiliki dua peranan penting yaitu peran di bidang ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi

BAB I PENDAHULUAN. investasi pasar modal yang dikenal saat ini cukup beragam diantaranya saham,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Badan Pengawas Pasar Modal)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI JII PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. dengan 2 cara yaitu dengan menerbitkan surat utang (debt) atau dengan. pertimbangan adalah bagaimana perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. hak atau batil. Rasul SAW selalu menganjurkan kepada umatnya agar

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk pembiayaan yang berasal dari eksternal salah satunya yaitu dana dari

BAB I PENDAHULUAN. nominal (mata uang) serta dapat diperjual-belikan. Sedangkan menurut Dyah

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari

Sistem Keuangan di Indonesia setelah UU No. 21/ 2011, terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan disegala bidang terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara dapat mempengaruhi pasar modal lainnya di negara yang. untuk negara yang masih berkembang (

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,

SUKUK. MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal atau Capital market merupakan pasar yang. memperdagangkan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2016 ANALISIS PERBAND INGAN TINGKAT PROFITABILITASD AN LIKUID ITAS PERUSAHAAN SEBELUM D AN SESUD AH PENERBITAN SUKUK KORPORASI

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi perusahaan go public. Salah satu jenis perusahaan go public

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada masa ini pembangunan nasional yang semakin meningkat menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan tetap bagi pemegangnya. Salah satu bentuk informasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN jiwa pada tahun 2010 ( Terdapat 87,18% dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. penambahan modal agar perusahaan yang dijalankan terus berlanjut. Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana dapat mengeluarkan surat berharga yang akan. diperjualbelikan di pasar modal sehingga mereka dapat memanfaatkan

Islamic Wealth Management

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun meski baru,

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terhadap produk-produk syariah, pada bulan oktober 2014 jumlah Bank

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran bunga secara periodik. Menurut Abdul Halim (2015 : 9) obligasi

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL EMITEN TERHADAP BAGI HASIL INVESTOR PADA OBLIGASI SYARIAH MUDHARABAH DI INDONESIA

INVESTASI DI PASAR MODAL SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang dan masa yang akan datang. Perusahaan go public dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang besar bagi pihak-pihak yang bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia saat ini semakin berkembang, dengan

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 1. Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia. diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu ekonomi adalah ilmu tentang perilaku, etika, dan moral yang tidak bisa dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang nilai-nilai yang harus ditaati oleh manusia dalam melakukan interaksi ekonomi. Karenanya, aktivitas ekonomi tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai sosial, budaya, politik, lingkungan, dan keberlangsungan generasi di masa yang akan datang. Sistem ekonomi menghendaki terpenuhinya kebutuhan semua orang, pembagian pendapatan dan kekayaan yang adil, serta pemberian kesempatan kerja sehingga setiap individu mendapatkan haknya sesuai dengan kontribusinya masingmasing. Prinsip syariah mencegah terjadinya eksploitasi individu oleh individu lain atau eksploitasi sumberdaya alam. Karakteristik unik dari ekonomi syariah salah satunya adalah menyeimbangkan ekonomi dari aspek dunia dan akhirat. Kehidupan sosial ekonomi Islam, termasuk investasi tidak dapat dilepaskan dari prinsip-prinsip syariah. Investasi syariah adalah investasi yang didasarkan atas prinsip-prinsip syariah, baik investasi pada sektor riil maupun sektor keuangan. Prinsip ekonomi syariah mengajarkan investasi yang menguntungkan semua pihak (win win solution) dan melarang manusia melakukan investasi zero sum game atau win lose. Prinsip syariah juga melarang investasi yang mengandung unsur riba, gharar (mengubah kondisi certainty menjadi kondisi uncertainty untuk mendapat 1

2 keuntungan), gambling, maysir (judi), menjual sesuatu yang tidak dimiliki, dan berbagai transaksi lain yang merugikan salah satu pihak. Ekonomi berprinsip syariah menolak konsep bebas-resiko (risk free) dalam setiap perbuatan, termasuk investasi. Setiap pihak yang terlibat dalam investasi harus menanggung bersama setiap resiko yang terjadi, tidak adil apabila salah satu pihak bebas risiko sedangkan pihak lain harus menanggung risiko. Karena dasar inilah prinsip syariah melarang sistem bunga (riba). Pada sistem bunga, pihak kreditur dijamin akan mendapat pengembalian investasi, sedangkan pihak debitur yang menerima dan mengelola belum pasti akan mendapatkan penghasilan sebesar bunga yang ditetapkan atau diminta oleh kreditur. Bisa jadi debitur mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari bunga yang ditetapkan atau malah sebaliknya. Meminjamkan uang dengan meminta bunga akan memberikan jaminan dan kepastian keuntungan kepada satu pihak sementara pihak lain harus menanggung ketidakpastian yaitu mengalami keuntungan atau kerugian. Secara garis besar, sistem ekonomi dapat dikelompokkan ke dalam tiga sektor utama, yaitu sektor swasta, sektor kesejahteraan sosial, dan sektor publik. Bila diamati lebih mendalam, ketiga sektor itu memiliki fungsi, institusi, dan landasan masing-masing. Pada praktiknya, aktivitas pasar modal atau bursa efek merupakan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan ketiga sektor tersebut. Pasar modal itu sendiri adalah pasar yang memperjualbelikan aset-aset finansial milik suatu perusahaan swasta, perusahaan pemerintah, atau surat berharga yang diterbitkan oleh lembaga non pemerintah dan non-profit.

3 Dunia perekonomian saat ini, pasar modal memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Salah satu peranan pasar modal di bidang ekonomi adalah memberikan tempat bagi bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana atau biasa disebut investor dan pihak yang membutuhkan dana (issuer) dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Lembaga ini berfungsi sebagai perantara (intermediasi) antara pemilik modal dan pihak yang membutuhkan modal sehingga terjadi pemerataan usaha dan pendapatan di tengah masyarakat. Suatu perusahaan harus go public agar saham-saham atau sekuritasnya dapat diterbitkan di pasar modal. Pasar modal syariah dapat dipahami sebagai suatu kegiatan dalam pasar modal yang kegiatan tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) namun tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Pasar modal syariah di Indonesia dimulai pada 3 Juli 1997, dengan diterbitkannya reksadana syariah oleh PT. Danareksa Investment Management. Kemudian pada tanggal 3 Juli 2000 Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya ke pasar modal syariah. Dengan hadirnya Jakarta Islamic Center tersebut, menjadi jawaban bagi para investor yang menginginkan investasi dalam bentuk saham namun dengan prinsip syariah. Pada tahun 2002 Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan Fatwa No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah yang kemudian dikenal luas di Indonesia dengan istilah sukuk, fatwa tersebut menjadi awal dari tumbuh dan berkembangnya sukuk di Indonesia. Sukuk pertama kali diterbitkan di

4 Indonesia pada awal september 2002 oleh PT. Indosat Tbk dan akad yang digunakan adalah akad mudharabah. Instrumen yang diperdagangkan di dalam pasar modal syariah adalah saham syariah yang lebih dikenal dengan Jakarta Islamic Index (JII), reksadana syariah, dan sukuk. Sukuk merupakan surat berharga jangka panjang yang kegiatannya berdasarkan prinsip syariah, yang dikeluarkan emiten kepada pemegang sukuk, yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana sukuk pada saat jatuh tempo (Fatwa DSN-MUI No. 33/DSN-MUI/IX/2002). Salah satu faktor yang mendukung perkembangan sukuk dan obligasi adalah adanya rating atau peringkat. Rating sukuk dan obligasi adalah kajian kelayakan kredit suatu perusahaan atau sekuritas, yang seringkali didasarkan pada sejarah peminjaman dan pengembalian untuk emiten, underlying asset, kewajiban yang belum dibayarkan, dan keseluruhan kinerja usaha. Diatur juga dalam peraturan BAPEPAM-LK nomor IX.C.11 tentang pemeringkatan efek bersifat utang dan sukuk, setiap penerbitan sukuk korporasi wajib disertai pemeringkatan efek. Mengutip dari draf revisi, setiap perusahaan yang terdaftar di pasar modal atau emiten yang akan menerbitkan sukuk wajib memperoleh peringkat efek dari perusahaan pemeringkat efek. Peringkat sukuk ini memiliki fungsi utama sebagai penyebaran informasi di pasar modal. Bagi emiten mencari peringkat untuk sejumlah alasan, salah satunya untuk mendapatkan kepercayaan dari mitra usaha karena mereka ingin menjual sekuritas kepada investor yang memiliki preferensi peringkat tertentu. Di Indonesia tedapat tiga lembaga yang melakukan

5 pemeringkatan sukuk dan obligasi, yaitu PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia), PT. ICRA Indonesia, dan PT. Fitch rating Indonesia. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam proses pemeringkatan contohnya PT. PEFINDO menggunakan metode pemeringkatan yang meliputi risiko industri, risiko bisnis dan risiko finansial. Sedangkan menurut Linandarini (2010) bahwa agen pemeringkat mempertimbangkan faktor-faktor rasio keuangan, provisi, indentiture agreements, perlindungan terhadap asset yang ada dan kualitas manajemen dalam menentukan peringkat suatu obligasi. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rating sukuk masih sangat jarang dilakukan. Rating sukuk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni firm size, profitabilitas, solvabilitas, dan maturity. Menurut penelitian Neneng Sudaryanti (2011) faktor firm size berpengaruh positif signifikan terhadap penentuan peringkat sukuk. Penelitian Ike Arisanti, Isti Fadah, dan Novi Puspitasari (2014) firm size secara parsial tidak mempengaruhi prediksi peringkat obligasi syariah di Indonesia. Kemudian penelitian Tika Arundina (2009) menunjukkan bahwa firm size termasuk variabel yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penyusunan peringkat sukuk pada perusahaan penerbit sukuk yang memiliki peringkat AAA-BBB di Indonesia. Variabel profitabilitas merupakan salah satu variabel rasio keuangan yang diteliti oleh Tika Arundina (2009) dan hasilnya adalah variabel profitabilitas tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap pembentukan model rating sukuk. Neneng Sudaryanti (2014) menggunakan variabel profitabilitas dalam penelitiannya yang berjudul analisis determinant peringkat sukuk dan obligasi di

6 Indonesia. Hasil penelitiannya adalah variabel profitabilitas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pembentukan model peringkat sukuk dan obligasi di Indonesia. Penelitian selanjutnya yang menggunakan variabel profitabilitas sebagai faktor yang mempengaruhi rating sukuk adalah Tri Hartutik (2014). Hasil dari penelitian ini adalah variabel profitabilitas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap rating sukuk di Indonesia. Penelitian Karima Tamara (2013) menghasilkan kesimpulan bahwa variabel profitabilitas secara positif signifikan dapat membedakan perusahaan yang memiliki peringkat obligasi syariah termasuk ke dalam strong dan adequate grade selama tiga tahun periode pengamatan. Menurut penelitian Karima Tamara (2013) variabel solvabilitas secara positif signifikan dapat membedakan perusahaan yang memiliki peringkat obligasi syariah termasuk ke dalam strong dan adequate grade selama periode 2009-2011. Pada penelitian ini solvabilitas dapat diukur dengan formulasi cash flow from operating/total liabilites. Penelitian selanjutnya yang menggunakan variabel solvabilitas untuk mengukur pengaruh rating sukuk adalah Tri Hartutik (2014). Hasil dari penelitiannya adalah variabel solvabilitas tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap rating sukuk di Indonesia. Variabel solvabilitas pada penelitian ini diukur menggunakan debt to equity ratio. Menurut Neneng Sudaryanti (2011) variabel maturity tidak berpengaruh secara negatif signifikan terhadap rating sukuk di Indonesia, sedangkan penelitian Ike Arisanti, Isti Fadah, dan Novi Puspitasari (2014) variabel maturity secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap rating sukuk di Indonesia.

7 Berdasarkan uraian mengenai variabel penelitian serta hasil penelitian dari peneliti sebelumnya tampak bahwa terdapat perbedaan atau inkonsisten hasil dari peneliti-peneliti sebelumnya pada variabel firm size, profitabilitas, solvabilitas dan maturity. Sehingga menarik minat penyusun untuk meneliti kembali apakah variabel-variabel firm size, profitabilitas, solvabilitas, dan maturity mempengaruhi rating sukuk di Indonesia. Adapun judul yang akan dikemukakan pada penelitian ini adalah studi tentang sukuk dan faktor-faktor yang mempengaruhi rating sukuk. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian adalah sebagai berikut: 1. Apakah variabel firm size berpengaruh positif signifikan terhadap rating sukuk?, 2. Apakah variabel profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap rating sukuk?, 3. Apakah variabel solvabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap rating sukuk?, 4. Apakah variabel maturity berpengaruh negatif signifikan terhadap rating sukuk?,

8 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji pengaruh positif variabel firm size terhadap rating sukuk, 2. Untuk menguji pengaruh positif variabel profitabilitas terhadap rating sukuk, 3. Untuk menguji pengaruh negatif variabel solvabilitas terhadap rating sukuk, 4. Untuk menguji pengaruh negatif variabel maturity terhadap rating sukuk, 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan sampel Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan atau informasi bagi perusahaan penerbit sukuk faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi rating sukuk di Indonesia, sehingga sukuk yang diterbitkan dapat memperoleh investment grade dan menarik minat investor. 2. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi, rekomendasi informasi, dan perbandingan dalam pengambilan keputusan investor terkait sukuk yang akan dipilih. 3. Bagi Penulis Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti topik yang sama yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rating sukuk.

9 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dalam penyusunan proposal skripsi ini serta untuk memperjelas maksud dan tujuannya, maka peneliti membuat sistematika penyusunan skripsi melalui beberapa tahapan yang selanjutnya dijabarkan dalam beberapa bab, yaitu sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini, dikemukakan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, dikemukakan tentang penelitian-penelitian yang sebelumnya, landasan teori, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini, dikemukakan tentang metode penelitian yang meliputi rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, populasi sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

10 BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini memuat tentang gambaran subyek penelitian dan analisis data yang terdiri dari analisis deskriptif dan pengujian hipotesis serta pembahasan. BAB V : PENUTUP Bab ini mengemukakan tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian yang dialami oleh peneliti, dan saran bagi pihak-pihak yang terkait.