BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan belajar atau proses pendidikan. Sebagai organisasi pendidikan

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa kenyataanya banyak guru di negeri kita merasa takut di

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB I PENDAHULUAN. mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

berpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mengembangkan sekolah tidak terlepas dari adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Salis Edward, Total quality Manajement in Educational, Terj. Ali Riyadi dan Fahrurrazi, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan. mengatur seluruh unsur unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

2014 PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D AN PENGARUHNYA TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU D I SMK SMIP YPPT BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah membuat

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi dan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa, 2004:4). Dikatakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu organisasi dan lembaga pendidikan dipimpin

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

AS ADI NIM. Q

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB V PENUTUP Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi dan memegang peranan penting dalam. upaya meningkatkan sumber daya manusia. Melalui peningkatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan sebagai wadah untuk mendidik dan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi harus berbasis pada mutu. Pengertian mutu dalam konteks pendidikan, lebih terfokus pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Guru sebagai tenaga pendidik sangat berperan dalam menentukan proses dan hasil pendidikan yang bermutu, karena pendidik berinteraksi secara langsung dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar, membantu, mengarahkan dan membimbing peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Selain itu untuk meningkatkan kompetensinya guru sebagai tenaga pendidik yang profesional tidak terlepas dari bimbingan dan pembinaan yang berkesinambungan dari pengawas (Ali Sudin: 2008). Pengawas selaku pembina guru dan kepala sekolah, harus memiliki kesiapan untuk memberikan solusi bagi permasalahan yang mereka 1

hadapi. Oleh karena itu pengawas dituntut meningkatkan kemampuan profesionalnya sebagai penjamin mutu pendidikan di sekolah binaannya (Sudjana, 2009: 74). Sekolah adalah lembaga pendidikan formal penyelenggara kegiatan proses belajar mengajar sebagai upaya untuk tercapainya tujuan pendidikan. Mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh baik buruknya kualitas proses pembelajaran guru, karena guru secara langsung atau tidak memberikan bimbingan dan bantuan kepada siswa dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Kepala sekolah merupakan center leader yang memanage aktivitas program kerja sekolah menjadi terarah, terfokus, dan mengalami peningkatan yang signifikan. Oleh sebab itu, kepala sekolah memiliki peran penting bagi peningkatan kinerja guru untuk lebih semangat dan profesional dalam mengajar, mengembangkan diri, dan mentransfer ilmu kepada peserta didik (Sagala, 2008: 47). Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga sekolah mempunyai peran yang besar bagi peningkatan kemajuan sekolah, dikarenakan tugas kepala sekolah dalam mengawasi kegiatan yang telah diprogramkan oleh sekolah agar menjadi terfokus, terarah dan berhasil baik. Kepala sekolah juga mempunyai peran 2

penting bagi peningkatan kemampuan guru agar lebih semangat dan profesional dalam belajar mengajar. Dengan demikian guru memiliki peran yang strategis dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakan di sekolah, oleh sebab itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara cermat dalam upaya meningkatkan kesempatan belajar siswa dengan memperbaiki kualitas pengajarannya. Diharapkan guru dapat berperan aktif sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak sebagai fasilitator yang berusaha menciptakan organisasi kelas, penggunaan metode mengajar maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola belajar mengajar. Perangkat sekolah seperti kepala sekolah, dewan guru, siswa, pegawai/karyawan perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu sukses atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sangat tergantung atas kemampuan pimpinannya dalam menumbuhkan iklim kerja sama di sekolah agar dengan mudah dapat menggerakkan sumber manusia yang ada, sehingga pendayagunaannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien (Sudjana, 2009: 78). Anas Sudijono (2006: 16) mengatakan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang 3

secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas-tugasnya seharihari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif. Ada kecenderungan untuk meningkatkan kualitas layanan dalam kualifikasi profesional guru, maka perlu dibina dan ditata kembali kemampuannya agar dapat menjadi sosok professional dalam pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari pengawas. Dalam menjalankan tugasnya pengawas berkewajiban membantu guru memberi dukungan agar dapat melaksanakan tugas dengan baik sebagai pendidik maupun pengajar. Sebagai guru yang profesional mereka harus memiliki keahlian khusus dan dapat menguasai seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Sebagaimana kita ketahui, bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan tingkat operasional memiliki peran dalam membawa keberhasilan lembaga pendidikan. Kepala sekolah mempunyai peran memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi dan memotivasi kerja, 4

mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik, memberi supervisi atau pengawasan yang efisien dengan ketentuan waktu dan perencanaan. Keberadaan kepala sekolah dan guru dalam pengembangan efektivitas pembelajaran di sekolah juga mendorong rasa kepemilikan yang lebih tinggi terhadap sekolahnya yang pada akhirnya mendorong mereka untuk menggunakan sumber daya yang ada dengan seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang maksimal. Kemampuan sekolah untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif bagi siswa. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan hal yang menarik untuk dikaji dan dipelajari sebagai upaya untuk mendapatkan sekolah yang lebih baik dan berkualitas (Hamalik, 2008: 73). Kepemimpinan kepala sekolah mencakup kepemimpinan intern dan ekstern, sebagai wujud pengakuan legitimasi lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Tentunya kepemimpinan yang efektif berawal dari perbaikan kualitas sumber daya manusianya. Kepala sekolah sebagai supervisor bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran di sekolah serta mempunyai peran penting terhadap perkembangan dan kemajuan sekolah. Oleh karena itu 5

kepala sekolah harus melaksanakan supervisi dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip-prinsip supervisi serta teknik dan pendekatan yang tepat. Pembinaanpembinaan yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru dapat meningkatkan kinerja dan dedikasi guru dalam dunia pendidikan. Guru merasa terbantu untuk selalu melakukan inovasi pembelajaran kepada peserta didik supaya nilai-nilai pembelajaran dapat terserap secara maksimal dan membentuk kepribadian terbaik bagi peserta didik. Tugas supervisor adalah membantu, membimbing, mendorong dan memberikan keyakinan kepada guru, bahwa proses belajar mengajar dapat memberikan pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap dan keterampilan guru, dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut harus dibantu secara profesional sehingga guru dapat berkembang dalam pekerjaannya, yaitu untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan tugas mulianya tersebut merupakan tanggung jawab kepala sekolah sebagai "first power motivation" kepada guru dan siswa di sekolah. Bantuan motivasi dapat berupa penghargaan terhadap guru yang berprestasi, pemberian pembinaan-pembinaan 6

cara pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, dan juga pemberian hukuman yang tegas sebagai pendidikan yang baik kepada para guru yang tidak melaksanakan tugas dengan baik sebagai konsekuensi logis (Mulyasa, 2007: 34). Supervisi dalam pendidikan mempunyai fungsi strategis dan penting dalam manajemen pendidikan maka dalam kegiatan supervisi pengajaran kepala sekolah tidak hanya berfungsi sebagai supervisor, namun juga adanya pengawasan melekat pada diri kepala sekolah yang mempunyai dua hal dalam pengawasan yaitu Built in Control (pengawasan melekat) dan juga Function Control (fungsi pengawas). Senada dengan pendapat tersebut, Made Pidarta (2012) dalam bukunya supervisi pendidikan kontekstual menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan kepala unit atau kepala sekolah disebut pengawasan melekat, sebab pengawasan disini merupakan salah satu kegiatan rutin sekolah ketika situasi dalam keadaan tenang atau tidak bergejolak. Agar kegiatan supervisi berjalan efektif dan maksimal, diperlukan kiat-kiat tertentu, antara lain: 1) Supervisi pengajaran disosialisasikan kepada semua kepala sekolah dan guru, 2) Supervisi pengajaran dilaksanakan dengan efektif, 3) 7

Mengoptimalkan supervisi pengajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan melaksanakan supervisi melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tindak lanjut. Tahap tindak lanjut diperlukan karena hal ini merupakan salah satu bentuk pembinaan yang diberikan oleh Kepala Sekolah / Pengawas TK/SD/SDLB sebagai supervisor kepada para guru. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pengawas TK/SD/SDLB secara efektif dan optimal dapat meningkatkan profesionalisme guru, yang akan berdampak kepada peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran (Depdiknas 2006 : 7 ). Pengawas Sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dalam melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang telah ditetapkan. Pengawas sekolah bertugas untuk menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung jawabnya. Hal tersebut diperkuat Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah yang mencantumkan 5 kompetensi yang harus dimiliki 8

oleh kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan juga kompetensi sosial. Rambu-rambu penilaian kinerja kepala sekolah Dirjen Dikdasmen tahun 2000 antara lain : 1) Kemampuan menyusun program supervisi pengajaran, 2) Kemampuan melaksanakan program supervisi pengajaran, serta 3) Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi. Dan yang menjadi pokok kajian pada penelitian ini adalah kemampuan supervisi yang meliputi : 1. Unsur-unsur yang disupervisi kepala sekolah terhadap guru dalam meningkatkan kinerja guru, 2. Strategi supervisi yang tepat bagi peningkatan kinerja guru dan 3. Feed back dan tindak lanjut supervisi kepala sekolah dalam rangka peningkatan kinerja guru. Agar pelaksanaan supervisi dapat berjalan efektif dan maksimal, membutuhkan kiat-kiat tertentu, antara lain: 1) Supervisi pengajaran harus disosialisasikan kepada kepala sekolah dan semua guru, 2) Supervisi pengajaran dilaksanakan dengan efektif, 3) Memaksimalkan supervisi pengajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan melaksanakan supervisi melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Tahap 9

tindak lanjut diperlukan karena hal ini merupakan salah satu bentuk pembinaan yang diberikan oleh Kepala Sekolah / Pengawas TK/SD/SDLB sebagai supervisor kepada para guru (Roestiyah NK, 2008: 13). Berdasarkan pengamatan awal peneliti mencoba meneliti bagaimana peranan pengawas sekolah dalam melakukan pendampingan terhadap kepala sekolah di SD Negeri 1 Prigi Grobogan untuk melakukan supervisi terhadap guru dalam merencanakan pembelajaran, melakukan proses belajar mengajar, dan melaksanakan evaluasi pembelajarannya. Peneliti menemukan beberapa permasalahan kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran, melakukan proses belajar mengajar, dan melakukan evaluasi pembelajaran setelah mengadakan pengamatan yaitu belum optimalnya kinerja guru di SD Negeri 1 Prigi Grobogan. Ini terlihat masih ada beberapa guru yang belum menyusun RPP, pemanfaatan alat peraga masih kurang, guru masih dominan di kelas, dan ada sebagian guru yang belum memberi evaluasi setelah pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menganalisis dan mendeskripsikan secara kritis tugas dan aplikasi kegiatan supervisi dalam upaya peningkatan kegiatan supervisi dan kemampuan mengajar guru di SD Negeri 1 Prigi Grobogan. 10

Kegiatan pendampingan pengawas terhadap kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi selama ini belum berjalan sebagaimana mestinya, ini terlihat dari beberapa fakta yang diperoleh dilapangan diantaranya yaitu, jarang dilakukan pendampingan dan jadwal supervisi dari kepala sekolah belum ada, sehingga pelaksanaan perencanaan pendampingan terhadap kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi terhadap guru kurang berjalan dengan baik. Mengingat bahwa kinerja Pengawas sekolah sangat berhubungan dengan tingkat kompetensinya, maka dengan adanya pendampingan pengawas terhadap kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi ini diharapkan dapat lebih memacu kepala sekolah, guru-guru maupun sekolah yang menjadi binaan untuk berprestasi, sekaligus dapat meningkatkan kualitas profesionalisme pengawas dan kepala sekolah dalam melakukan supervisi. Kekurangberhasilan guru selama ini menjadi pokok penting dalam pembahasan penelitian dimana peran pengawas dan kepala sekolah sebagai supervisor dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugas belajar mengajar (Sutarjo, 2014:66). 11

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Apakah pendampingan pengawas terhadap kepala sekolah dapat meningkatkan supervisi pembelajaran guru di SD Negeri 1 Prigi Grobogan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah dengan pendampingan pengawas sekolah. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan pendidikan dasar pada umumnya, dan khususnya dapat memberikan masukan tentang pendampingan pengawas yang perlu dilaksanakan supaya supervisi dapat dilaksanakan dengan baik, dan memecahkan masalah di dalam peningkatan 12

supervisi kepala sekolah dan kinerja guru. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Dapat memberikan masukan bagi guru mengenai pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan sekaligus sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja dalam pembelajaran. Kompetensi mengajar guru juga akan meningkat seiring dengan hasil evaluasi atau refleksi yang dilakukan bersama dengan kepala sekolah. Sehingga penampilan guru dalam mengajar semakin maksimal. b. Bagi kepala sekolah Sebagai masukan terhadap pengembangan kompetensi strategi supervisi kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru di SD Negeri 1 Prigi Grobogan, sehingga kepala sekolah semakin mantap dan percaya diri dalam memimpin sekolah. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk memberikan informasi pemikiran yang membangun bagi kepala sekolah dalam menjalankan tugas supervisi di sekolah yang dipimpinnya. Memperbaiki teknik supervisi yang digunakan oleh kepala sekolah selama ini dalam 13

mensupervisi pembelajaran guru serta memberi motivasi untuk meningkatkan kinerja guru sehingga dapat mempermudah tujuan visi misi sekolah tercapai. b. Bagi Sekolah Menambah masukan informasi supervisi dan peningkatan instansi atau lembaga pendidikan dalam mengembangkan lembaga terutama bidang kompetensi strategi supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru didalam menjalankan tugas-tugasnya. Meningkatnya hasil belajar peserta didik seiring dengan meningkatnya pelaksanaan pendampingan oleh pengawas dan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekalah dalam pembelajaran guru, sehingga proses belajar mengajar menjadi semakin efisien dan efektif. Dampak jangka panjang selanjutnya yaitu secara kelembagaan citra sekolah akan menjadi lebih baik dan bermutu dimata masyarakat dan stakeholder sekolah itu sendiri. 14