PENGOPERASIAN LAMPU CELUP BAWAH AIR PADA BAGAN TANCAP DI PERAIRAN LEKOK. Application of Underwater Lamp for Bagan Tancap at Lekok

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN LAMPU BAWAH AIR SEBAGAI ALAT BANTU PADA BAGAN TANCAP DI DESA TAMBAK LEKOK KECAMATAN LEKOK PASURUAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM) IbM KELOMPOK NELAYAN BAGAN TANCAP KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN

PENGARUH INTENSITAS LAMPU BAWAH AIR TERHADAP HASIL TANGKAPAN PADA BAGAN TANCAP. Effect of Underwater Lamp Intensity on The Lift Net s Fishing Catches

4 HASIL 4.1 Proses penangkapan

ANALISIS HASIL TANGKAPAN IKAN TERI (Stolephorus sp.) DENGAN ALAT TANGKAP BAGAN PERAHU BERDASARKAN PERBEDAAN KEDALAMAN DI PERAIRAN MORODEMAK

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL 4.1 Proses penangkapan

2.2. Reaksi ikan terhadap cahaya

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hega Oktafiandi *), Asriyanto, Sardiyatmo

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Visi

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN

5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo

5 PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Perairan di Kabupaten Barru

DISTRIBUSI CAHAYA LAMPU DAN TINGKAH LAKU IKAN PADA PROSES PENANGKAPAN BAGAN PERAHU DI PERAIRAN MALUKU TENGAH. Haruna *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perbedaan Waktu Hauling Bagan Tancap terhadap Hasil Tangkapan di Perairan Sungsang, Sumatera Selatan

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Macam-macam lampu tabung (

8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

J. Sains & Teknologi, Agustus 2017, Vol. 17 No. 2 : ISSN

PERBEDAAN PRODUKSI BAGAN PERAHU BERDASARKAN PERIODE BULAN DI PERAIRAN KABUPATEN BARRU

I. PENDAHULUAN. sehingga, Indonesia disebut sebagai Negara Maritim. alamnya mayoritas mata pencaharian masyarakat indonesia setelah petani adalah

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sejarah Penggunaan Cahaya pada Penangkapan Ikan

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1 : Juni 2015

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan. Sumberdaya hayati (ikan) merupakan bagian dari sumberdaya alam yang

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

PERBEDAAN WAKTU PENGOPERASIAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN TANCAP DI PERAIRAN SUNGSANG, SUMATERA SELATAN

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 7 Nomor 2. Desember 2017 e ISSN Halaman :

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

PENGARUH ILUMINASI ATRAKTOR CAHAYA TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN PADA BAGAN APUNG

PERBEDAAN PENGGUNAAN INTENSITAS CAHAYA LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN APUNG DI PERAIRAN SELAT ROSENBERG KABUPATEN MALUKU TENGGARA KEPULAUAN KEI

PRODUKTIVITAS DAERAH PENANGKAPAN IKAN BAGAN TANCAP YANG BERBEDA JARAK DARI PANTAI DI PERAIRAN KABUPATEN JENEPONTO.

KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN DI PESISIR BARAT SELATAN PULAU KEI KECIL KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA

STUDI TENTANG PRODUKTIVITAS BAGAN TANCAP DI PERAIRAN KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN WARDA SUSANIATI L

DRAFT KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Bagan

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BAGAN TANCAP BERDASARKAN WAKTU HAULING PADA JARAK YANG BERBEDA DARI PANTAI, DI DESA PUNAGAYA KAB.

ANALISIS PERBEDAAN HASIL TANGKAPAN BERDASARKAN WARNA LAMPU PADA ALAT TANGKAP BAGAN APUNG DAN BAGAN TANCAP DI PERAIRAN MUNCAR, KABUPATEN BANYUWANGI

PENDAHULUAN. Sumberdaya ikan merupakan salah satu jenis sumberdaya alam yang

ANALISIS PERBEDAAN KEDALAMAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TERHADAP KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN PADA ALAT TANGKAP CANTRANG

6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Study on the use of different light intensities on fish catch of raft lift net in Dodinga Bay, West Halmahera Regency

dari perkembangan teknologi penangkapan ikan di dunia secara keseluruhan. Salah satu bentuk teknologi penangkapan ikan yang dianggap sukses dan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Tangkap Cantrang SNI SNI

PENGARUH PERIODE HARI BULAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN DAN TINGKAT PENDAPATAN NELAYAN BAGAN TANCAP DI KABUPATEN SERANG TESIS JAE WON LEE

Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi ketertarikan ikan di keramba jaring apung terhadap warna cahaya lampu di perairan Sindulang I, Kecamatan Tuminting, Kota Manado

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PROPORSI DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING TIGA LAPIS (TRAMMEL NET) DI PELABUHAN RATU

PEMANFAATAN LAMPU LISTRIK UNTUK PENINGKATAN HASIL TANGKAPAN PADA BAGAN APUNG TRADISIONAL DI PELABUHAN RATU

Respon Perbedaan Intensitas Cahaya Lampu Petromak Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Tancap Di Perairan Sungsang Sumatera Selatan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA

Sukardi 1), Subari Yanto 2), Kadirman 3) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian FT UNM, 2) dan 3) Dosen FT UNM

PENENTUAN RESPON OPTIMAL FUNGSI PENGLIHATAN IKAN TERHADAP PANJANG GELOMBANG DAN INTENSITAS CAHAYA TAMPAK

Harry Kurniawan 1), Ir. Arthur Brown, M.Si 2), Dr. Pareg Rengi, S.Pi, M.Si 2) ABSTRAK

Gambar 1. Jaring Angkat Sumber : bbfi.info

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

UJI COBA PENANGKAPAN IKAN DENGAN BAGAN TANCAP MENGGUNAKAN LAMPU LED (LIGHT EMITTING DIODE) DAVID JULIAN

PENDAHULUAN. Malaysia, ZEE Indonesia India, di sebalah barat berbatasan dengan Kab. Pidie-

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak pada lintang LS LS dan BT. Wilayah tersebut

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, Desember Penulis

PENGARUH ATRAKTOR CUMI TERHADAP HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP BAGAN TANCAP DI PERAIRAN JEPARA

PENGGUNAAN LIGHT EMITTING DIODE PADA LAMPU CELUP BAGAN. The Use of Light Emitting Diode on Sunked Lamps of Lift Net. Oleh:

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH RUMPON PORTABLE DAN JENIS LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN TANCAP DI TELUK PALABUHANRATU JAWA BARAT YADUDIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERBEDAAN POSISI PENEMPATAN LAMPU TABUNG TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN APUNG NELA INDAH ERMAWATI

SELEKSI JENIS ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU DI SELAT BALI

ALBACORE ISSN Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 6 Juni 2017 Hal Disetujui: 16 Oktober 2017

PENDUGAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL BERDASARKAN KANDUNGAN KLOROFIL-A DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG EKA SEPTIANA

SELEKSI UMPAN DAN UKURAN MATA PANCING TEGAK. (Selection on bait and hook number of vertical line) Oleh:

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

4 HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

Menwut Direktorat Jenderal (Dirjen) Perikanan (1991), purse seine adalah

PERBANDINGAN UKURAN IKAN HASIL TANGKAPAN UTAMA PADA BAGAN TANCAP BERDASARKAN JENIS LAMPU

POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INDONESIA

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: Jumlah tangkapan; struktur ukuran; jenis umpan; ikan demersal dan rawai dasar

Inventarisasi Komoditas Unggulan Perikanan tangkap Ikan Laut di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Menggunakan Metode Skoring dan Location Quotient (LQ)

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KECENDERUNGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA TAHUN Adrian A. Boleu & Darius Arkwright

Effect of Lights Color Difference On The Squid Catch (Loligo spp) Using Lift Net In Palabuhanratu Sukabumi, West Java

4 ANALISIS KETERSEDIAAN BAHAN BAKU SURIMI

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) XVII (1): ISSN:

Transkripsi:

PENGOPERASIAN LAMPU CELUP BAWAH AIR PADA BAGAN TANCAP DI PERAIRAN LEKOK Application of Underwater Lamp for Bagan Tancap at Lekok 1 Sukandar dan 2 Fuad 1,2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang ABSTRACT Baganis one type of fishing gear that uses light to collect fish. The lights are expected to stimulate the fish to come and stay around the light and than arrested with net. The use of light for fishing is growing rapidly, almost all fishing gear use light as a tool for collecting fish. Application of this technology aims to increase fish catch fishermen in District Lekok through the application of technology underwater lamp with LED. Underwater lamp applied to the bagantancapwith a certain intensity and color to find the intensity of light and color that give the best catches.best catches in the light of 450 lux is capable of delivering the highest total catch of 254 kg, it is supported by the values of illumination of 1.5 lux at a distance of 5 m. Types of fish that were caught on as much as 23 step chart types where the type of Stolephorus spp, Selaroides spp, Leiognathus spp, Loligo sp, Rastrelliger spp is a type of fish that always caught each fishing operation Keywords: lamp, bottom, tools, bagan, Lekok PENDAHULUAN Perairan laut Kabupaten Pasuruan meliputi areal pantai yang membentang sepanjang ± 48Km mulai dari Kecamatan Nguling hingga Kecamatan Bangil, dengan luas wilayah laut mencapai + 208,35Km2 dengan potensi lestari (MSY) ± 27.000 ton per tahun. Saranauntuk memanfaatkan potensi perikanan laut, telah dilengkapi pula dengan Pusat Pendaratan Ikan (PPI) yang ditempatkan dikecamatan Lekok.Kabupaten Pasuruan mempunyai tiga pusatperikanan tangkap yang terletak di Kecamatan Kraton, Lekok dan Nguling dengan 12.059 rumah tangga nelayan dan 2.281 armada penangkapan.kecamatan Lekok merupakan sertra perikanan tangkap terbesar dengan 5.723 rumah tangga nelayan dan 1.621 armada penangkapan ikan. Kabupaten Pasuruan mempunyai sembilan jenis alat tangkap dengan jumlah total 2.938 unit dengan rincian, payang 601 unit, tramel net 244 unit, jaring insang 187 unit, jaring klitik 330 unit, pancing 134 unit, bagan tancap 147 unit, pengumpul kerang 1.200 unit dan alat tangkap lainnya 95 unit. Dari semua alat tangkap di atas, hanya bagan tancap yang menggunakan lampu yang berfungsi sebagai alat pengumpul ikan. Bagan tancap merupakan alat tangkap pasif, dimana alat ini berupa bangunan di tengah laut dengan jaring dibawahnya, jaring akan diangkat setelah banyak ikan yang berkumpul ditengah bagan. Cahaya dapat merangsang ikan untuk datang dan berkumpul disekitar sumber cahaya atau dikenal dengan fototaxis positif.fungsi cahaya dalam penangkapan ikan ini adalah untuk mengumpulkan ikan sampai pada suatu catchable area tertentu, lalu penangkapan dilakukan dengan alat jaring maupun pancing (Sudirman dan Mallawa, 2004).Penggunaan lampu untuk penangkapan ikan saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hampir semua tempat yang terdapat 101

kegiatan perikanan laut, dapat dipastikan terdapat lampu yang digunakan untuk penangkapan ikan.dalam beberapa tahun terakhir, penelitian batas optimum kekuatan intensitas cahaya telah menjadi salah satu pokok bagian dari penelitian para ahli perikanan laut. Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan pelagis kecil.bagan dalam perkembangannya telah banyak mengalami perubahan baik bentuk maupun ukuran yang dimodofikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan daerah penangkapannya. Berdasarkan carapengoperasiannya bagan dikelompokkan dalam jaring angkat (lift net), namun karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka disebut juga light fishing (Subani dan Barus, 1989). Berdasarkan mobilitasnya, alat tangkap bagan dibagi dua yaitu bagan tancap dan bagan apung.bagan tancap sifatnya menetap sedangkan bagan apung dapat berpindah dari satu daerahpenangkapanke daerahpenangkapanlainnya. Kelompok nelayan bagan tancap di Kecamatan Lekok sebagian besar masih menggunakan lampu petromak sebagai alat bantu pengumpul ikan. Lampu petromak cenderung kurang efisien dan kurang efektif untuk mengumpulkan ikan. Maksud dari program iptekbagimasyarakatini adalah untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan nelayan bagan tancap di Kecamatan Lekok melalui penerapan teknologi lampu celup bawah air berbasis lampuled. Sedangkan tujuan khusus dari program Iptek bagi masyarakat adalah : 1. Meningkatkan kemampuannelayan bagan tancap dalam penerapan teknologi lampu bawah air. 2. Meningkatkan efektifitas operasi penangkapan ikan pada bagan tancap di Kecamatan Lekok. 3. Membangun kesepahaman nelayan bagan tancap dalam pengelolaan sumberdaya ikan. Lampu pengumpul ikan yang digunakan oleh kelompok nelayan bagan tancap di Kecamatan Lekok masih menggunakan lampu petromak dengan bahan bakar minyak tanah. Cahaya lampu petromak cenderung lebih redup dan tidak mampu menembus air laut sampai kedalaman 5 meter. Selain itu, hampir setiap hari terjadi kerusakan pada lampu petromak terutama pada kaos lampu sebagai sumber cahaya. Nelayan bagan tancap di Kecamatan Lekok juga mengalami permasalahan tentang aplikasi teknologi lampu yang kurang efisien.penggunaan lampu yang diletakkan di atas air, 70% cahaya yang dipencarkan dipentulkan lagi ke atas oleh permukaan air.berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh BBPPI Semarang mengatakan bahwa penurunannilailuminasicahayamencapai ± 99 % pada lampu galaxy 400 watt setelahberkascahayamenembuspermuka an air laut. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN Program IbM ini dilaksanakan di Desa Tambak Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Pelaksanaan Program dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu tahap pertama perancangan dan pembuatan alat lampu bawah air, tahap kedua melaksanakan diskusikelompokterbatas, tahap ketiga uji coba dan pelaksanaan program, tahap keempat evaluasi program.program dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan September Desember 2013. Bahan dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan IbM terdiri dari peralatan yang dibeli dalam bentuk jadi seperti generator dan peralatan yang perlu dirakit/dibuat sendiri seperti stabiliser arus, housing lampu dan dimmer. Aplikasi lampu bawah air dilaksanakan di perairan Lekok dimana setiap setting dilakukan selama 3 jam, di sela sela waktu menunggu 3 jam dilakukan pemantauan terhadap jumlah ikan yang 102

datang menghampiri lampu bawah air. Pemantauan jumlah ikan yang datang dan berada disekitar cahaya lampu bawah air diamati menggunakan echosounder type GPS Map 178C Sounder. Selain itu dilakukan pengukuran intensitas cahaya lampu menggunakan luxmeter Gossen Panlux Electronic 2 made in Germany dengan 9 skala yakni skala 20 lux, 60 lux, 200 lux, 600 lux, 2000 lux, 6000 lux, 20000 lux, 60000 lux, 200000 lux. Untuk mendapatkan angka yang sangat rinci perlu diukur illuminasi dari lampu lampu yang digunakan. Proses pengoperasian lampu bawah air pada bagan tancap dimulai pukul 18.30 05.00, sehingga dalam 1 trip hanya ada 3 kali setting yang dikelompokkan dalam 3 kategori setting 1 (sebelum tengah malam pukul 18.30-21.30), setting 2 (saat tengah malam pukul 22.00 01.30), dan setting 3 (setelah tengah malam pukul 02.00 05.00). Proses pengamatan dilakukan dengan pengamatan langsung dan menggunakan camera underwater untuk melihat tingkah laku ikan pada kedalaman diatas 3 m. HASIL DAN PEMBAHASAN Selama pelaksanaan program IbM, dilakukan pengukuran kualitas air untuk mengidentifikasi pengaruh lingkungan terhadap keberhasilan operasi penangkapan ikan. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air diperoleh informasi bahwa perairan disekitar bagan tancap memiliki kisaran suhu 26.5 0C 31 0C dengan salinitas kisaran 18 0/00 33 0/00 dan tingkat kecerahan berkisar 1,86 2,075 m. Kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap keberhasilan operasi penangkapan ikan, dimana arus, angin dan perbedaan suhu perairan akan mendorong terjadinya upwelling. Jika upwelling terjadi maka pengoperasian alat dihentikan sementara sambil menunggu kondisi perairan yang kondusif.kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap kondisi perairan dan kondisi perairan juga berpengaruh pada distribusi ikan. Jenis ikan yang tertangkap selama pelaksanaan program IbM dapat digolongkan menjadi tiga yaitu ikan pelagis, demersal dan reef associated. Total hasil tangkapan selama percobaan lampu bawah air sebesar 591 kg, sedangkan jenis ikan yang dominan tertangkap berturut turut adalah jenis ikan teri (Stolephorus spp), ikan selar (Selaroides spp), ikan pepetek (Leiognathus spp ), cumi cumi (Loligo sp), ikan kembung (Rastrelliger spp). Kelompok ikan lainnya yang tertangkap pada bagan tancap adalah udang mantis (Squilla spp), udang (Penasesus sp), rajungan (Portunus sp), gurita (Octopus),sotong (Sepia sp), ubur ubur (Aurelia sp), ikan beloso (Saurida sp),ikan kakap (Lutjanus spp), ikan Lemuru (Sardinella spp), ikan julung julung (Hemiramphus sp), ikan sembilang (Plotosus sp), ikan belanak (Mugil sp), ikan alu alu (Sphyraena spp), ikan bulu ayam (Thryssa sp), ikan sebelah (Psettodidae sp), ikan putihan (Caranx sp), ikan keeper (Scatophagus sp), ikan layur (Trichiurus sp). Kelompok ikan ini mempunyai hasil tangkapan yang sangat kecil per jenisnya.gambar ikan yang dominan tertangkap dapat dilihat pada gambar berikut ini. Selama pelaksanaan program IbM di bagan tancap ditemukan 23 jenis ikan yang tertangkap. Pengamatan ini juga memberikan informasi bahwa jenis ikan ikan teri (Stolephorus spp), ikan selar (Selaroides spp), ikan pepetek (Leiognathus spp ), cumi cumi (Loligo sp), ikan kembung (Rastrelliger spp) merupakan jenis ikan yang selalu tertangkap di bagan tancap walaupun dilakukan perbedaan perlakuan intensitas selama penggunaan lampu bawah air. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa perlakuan 30 lux, perlakuan 230 lux dan perlakuan 250 lux mampu menangkap atau memperoleh hasil tangkapan tertinggi untuk jenis ikan selar (Selaroides spp). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sudirman et al (2003) yang 103

melakukan penelitian terhadap komparasi adaptasi retina ikan tembang (Sardinella fimbriata) dan ikan selar (Selar crumenopthalmus) yang tertarik dengan cahaya lampu di Pelabuhan Ratu. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ikan tembang terakumulasi pada zona iluminasi 10 100 lux, sedangkan ikan selar antara 100 lux sampai 200 lux. sedangkan pada perlakuan 450 lux ini hasil tangkapan tertinggi diperoleh dari ikan teri (Stolephorus spp). Ikan teri memiliki sifat bergerombol dalam jumlah yang banyak dan memiliki sifat fototaksis positif terhadap sumber cahaya. Sudirman (2003) dan Natsir (2011) menyatakan bahwa ikan teri diduga mempunyai sifat fototaksis positif yang sangat tinggi, sedangkan spesies lainnya disamping sifat fototaksis juga karena dorongan mencari makan. Faktor lainnya adalah perbedaan jumlah ikan dalam gerombolannya. Sudirman dan Natsir (2011) menunjukkan bahwa pada bagan tancap distribusi ikan lebih terkonsentrasi pada kedalaman 2 4 m. Jenis jenis ikan yang berada pada kedalaman tersebut antara lain adalah peperek, ikan teri. Jenis jenis yang senang dipermukaan air adalah kepiting rajungan Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa lampu 30 lux memberikan total tangkapan 91.5 kg dengan rata rata hasil tangkapan 15.25 kg, lampu 230 lux memberikan total hasil tangkapan ikan 146 kg dengan rata rata hasil tangkapan 24.33 kg, sedangkan untuk lampu 250 lux memberikan total tangkapan ikan 99.5 kg dengan rata rata hasil tangkapan 16.58 kg, dan lampu 450 lux memberikan total tangkapan ikan 254 kg dengan rata rata hasil tangkapan 42.33 kg.hasil tangkapan ikan yang terbaik adalah pada lampu 450 lux yang mampu memberikan total tangkapan terbanyak 254 kg hal ini didukung dengan nilai illuminasi cahaya sebesar 1.5 lux pada jarak 5 m. Jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya seperti 230 lux, 250 lux dan 30 lux, nilai iluminasi cahaya pada tiap-tiap perlakukan sebesar 0.5 lux, 1 lux, dan 0 lux. Pengamatan tingkah laku ikan juga menggunakan alat akustik untuk melihat bagaimana keadaan dibawah air, namun penerapan alat akustik ini masih sederhana dan belum mampu membedakan jenis ikan yang datang dan bagaimana pola gerak ikan ikan yang menuju bagan.ada interaksi yang terjadi pada tiap jenis ikan yang berada disekitar bagan.berdasarkan hasil penelitian Sudirman (2011), menunjukkan bahwa pada ikan selar, layang, kembung selalu memburu dan memangsa jenis ikan crustacean, moluska dan plankton. Ikan teri kebanyakan memakan jenis fitoplankton, zooplankton dan larva. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pelaksanaan program dapat disimpulkan bahwa nelayanbagantancap yang terdiridari 20 orang telahmengertidanmampumenerapkantekn ologilampubawah air setelahmengikuti program iptekbagimasyarakat. Teknologi lampu bawah air sangatefektif untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan.hal inidibuktikandenganmeningkatnyahasiltan gkapanikansekitar 65% dibandingkandenganmenggunakanlampu petromak.kelompok nelayan bagan tancap menginginkan adanya teknologi yang mampu meningkatkan hasil tangkapan ikan, namun tidak merusak lingkungan. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapanterimakasih kami sampaikankepadadirektoratjenderalpend idikantinggi (DIKTI) yang telahmembiayai program iptekbagimasyarakat (IbM) ini, LembagaPenelitiandanPengabdianKepad amasyarakat (LPPM) UniversitasBrawijaya, sertasemuastage holder yang telahmembantupelaksanaan program IbMini. 104

DAFTAR PUSAKA Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan.2007. Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan. Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang. Rahardjo, D.S. Sjafei, R. Affandi dan Sulistino.2011. Ikhtiology. Lubuk Agung. Bandung. Hlm:112 Sudirman, A.R.H., dan Sapruddin. 2011. Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Bagan Tancap Melalui Perbaikan Selektivitas Mata Jaring. Bulletin Penelitian LP2M Universitas Hasanuddin.Vol.II.No.1.ISSN 0215-174X. Hlm.47-67. Sudirman, M., S.Baskoro, A. Purbayanto, D.R. Monintja, M.Jufri dan T.Arimoto.2003.Adaptasi Retina Mata Ikan Layang (Decapterus ruselli) terhadap Cahaya Dalam Proses Penangkapan Pada Bagan Rambo Di Selat Makassar.Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. Jilid 10, Nomor 2 hal 85-92. Sudirman dan Natsir. 2011.Perikanan Bagan dan Aspek Pengelolaannya. UMM Press:Malang. 105