BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat Ekonomi Indonesia dari krisis global. Saat ini UMKM telah melibatkan 96% tenaga kerja di Indonesia dan sebanyak 57% PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia disumbangkan dari UMKM. Dan terbukti perekonomian di Indonesia tetap tumbuh tinggi dimotori oleh 55.000.000,00 UMKM di pelosok Nusantara. Menurut Kementrian Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil, termasuk Usaha Mikro, adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,00. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp.200.000.000,00 s.d Rp.10.000.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan. Saat krisis moneter pada tahun 1997-1998 dan krisis global pada tahun 2008 lalu, UMKM hadir sebagai suatu solusi dari sistem perekonomian yang sehat. UMKM merupakan salah satu sektor industri yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena dampak krisis global yang melanda dunia. Oleh sebab itu, jelas bahwa 1
2 UMKM dapat diperhitungkan dalam meningkatkan kekompetitifan pasar dan stabilisasi sistem ekonomi yang ada. Ada beberapa alasan mengapa UMKM dapat bertahan di tengah krisis perekonomian yang melanda Indonesia beberapa waktu lalu. Pertama, sebagaian besar UMKM memproduksi barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan. Sebaliknya, kenaikan tingkat pendapat juga tidak berpengaruh pada permintaan. Kedua, sebagian besar UMKM tidak mendapat modal dari bank. Implikasinya keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga, tidak banyak mempengaruhi sektor ini. Di Indonesia, UMKM mempergunakan modal sendiri dari tabungan dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah. Selain itu, pada tahun 2000 telah terjadi tambahan usaha baru yang cukup besar dimana pelaku usaha baru ini berasal dari sektor modern yang terkena PHK kemudian menerjuni usaha mandiri. Sehingga ini menjadi salah satu cikal bakal lahirnya usaha-usaha baru dalam skala Usaha Kecil Menengah di Indonesia.Dan harus diakui sampai saat ini UMKM telah secara efektif menjadi safety valve ekonomi dalam penyediaan tenaga kerja, memproduksi output dan sumber kehidupan dan ketenangan bagi jutaan rakyat Indonesia.
3 UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2009, secara riil UMKM atau sering disebut UKM (Usaha Kecil Menengah) juga sebagai sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional, terbukti telah menyumbangkan sebesar Rp. 4.869,5 triliun atau 59,8% dari PDB Indonesia. Disisi lain, UMKM memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja. Selama periode 2011-2012, usaha mikro dan kecil telah mampu memberikan lapangan kerja baru bagi 5,5 juta orang dan usaha menengah menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 417, 354 orang. Pada sisi lain, usaha besar hanya mampu memberikan lapangan kerja baru sebanyak 259.422 orang. UMKM dijalankan untuk menyediakan barang atau jasa bagi kepentingan masyarakat, walaupun bentuk dan kegiatan masing-masing UMKM beranekaragam pada dasarnya UMKM memiliki tujuan yang sama dalam menjalankan operasinya, diantaranya menekan biaya produksi dan memaksimalkan sumber daya yang tersedia untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Agar aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai, maka manajemen perusahaan memerlukan suatu informasi yang relevan yang berhubungan dengan proses produksi terutama informasi yang
4 berkaitan dengan unsur biaya. Informasi biaya ini sangatlah penting dan berguna bagi manajemen untuk merancang langkah-langkah yang akan ditempuh oleh manajemen dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan begitu, manajemen juga dapat mengusahakan penekanan-penekanan biaya yang dinilai mempunyai pengaruh yang signifikan atas kegiatan operasional, terutama biaya yang memiliki kaitan langsung dengan pembuatan suatu produk. Penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya biaya yang dikorbankan dalam hubungannya dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau jasa yang siap untuk dijual. Penentuan harga pokok sangat penting dalam suatu perusahaan, karena merupakan salah satu elemen yang dapat digunakan sebagai pedoman dan sumber informasi bagi pimpinan dalam mengambil keputusan. Adapun tujuan penentuan harga pokok yang lain adalah antara lain sebagai dasar untuk menetapkan harga penawaran atau harga jual terhadap konsumen, sebagai evaluasi hasil kerja, pengawasan terhadap efisiensi biaya, terutama biaya produksi, dan perencanaan laba (Bastian Bustami dan Nurlela, 2010 : 41). Faris Jaya Group merupakan jenis UMKM yang bergerak di bidang pembuatan sepatu berbahan dasar dari kulit.faris Jaya Group juga dapat menerima pembuatan sepatu berdasarkan pesanan konsumen, namun hanya untuk pemesanan skala besar saja. Faris Jaya Group terletak di Jl. Dipatiukur No. 96 kota Bandung. Faris Jaya Group belum memiliki penyusunan laporan harga pokok produksi karena
5 keterbatasan pemahaman sumber daya manusianya.perhitungan harga pokok produksi tersebut selain berguna untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan juga sebagai dasar penentuan harga jual sehingga perusahaan bisa menentukan laba yang ingin dicapai dan meminimalisasi kerugian yang mungkin saja terjadi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk mengambil dan mengadakan penelitian di bidang kajian Harga Pokok Produksi pada perusahaan Faris Jaya Group sebagai bahan penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul: PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA FARIS JAYA GROUP PERIODE MARET 2013 1.2 Ruang Lingkup Dari uraian yang telah dijelaskan, maka penulis membatasi masalah pada tulisan ini hanya pada periode bulan Maret 2013, adapun masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Menentukan jenis-jenis biaya yang termasuk ke dalam harga pokok produksi dan mengklasifikasikannya ke dalam harga pokok produksi pada Faris Jaya Group. 2. Menghitung harga pokok produksi sepatu pada Faris Jaya Group.
6 3. Menyusun laporan harga pokok produksi pada Faris Jaya Group. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran tentang bagaimana proses perhitungan harga pokok produksi pada Faris Jaya Grup dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang program Diploma 3 Bidang Studi Akuntansi Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menentukan jenis-jenis biaya yang termasuk ke dalam harga pokok produksi dan mengklasifikasikannya ke dalam harga pokok produksi pada Faris Jaya Group. 2. Menghitung harga pokok produksi sepatu pada Faris Jaya Group. 3. Membantu Faris Jaya Group dalam penyusunan laporan harga pokok produksi sepatu. 1.4 Manfaat Hasil Penelitian Manfaat hasil penelitian dapat diklasifikasikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis.manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan objek penelitian. Manfaat
7 praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk memperbaiki kinerja, untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis dalam penelitian ini, yakni: 1. Bagi Penulis Penulis dapat menerapkan dan mengimplementasikan sistem pembelajaran yang telah diperoleh selama masa perkuliahan di lapangan, khususnya mengenai penentuan harga pokok produksi, serta sebagai bahan Laporan Tugas Akhir. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat menjadi bahan informasi atau perbandingan tambahan untuk pengambilan keputusan dalam penentuan harga jual sepatu yang telah diproduksi serta dapat mengaplikasikan informasiinformasi yang berkaitan langsung dengan topik penelitian secara bertahan dan kontinyu. 3. Bagi Pihak Lain Diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sumbangan pemikiran bagi pihak lain atau pembaca.
8 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2010 : 54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 1.5.1 Teknik Pengumpulan Data penulis, yaitu: Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh 1. Data Primer Menurut Umar (2011 : 56), data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti objek penulisan. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara berikut : a. Teknik observasi
9 Peneliti melakukan oengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan selanjutnya dituangkan dalam uraian penulis. b. Teknik wawancara Bentuk komunikasi langsung secara verbal dilakukan dengan wawancara terhadap pihak yang terkait dalam objek penelitian.dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan bagian produksi. 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2010 : 62), data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya peneliti harus melalui orang lain atau melalui dokumen. Dalam hal ini penulis melakukan pencarian informasi melalui literatur, mempelajari buku dan sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. 1.5.2 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang dilakukan oleh penulis untuk mengklasifikasikan data yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Menyusun dan menata kembali data yang telah diperoleh.
10 2. Data yang telah terkumpul kemudian diklasifikasikan untuk menentukan jenis-jenis biaya yang termasuk ke dalam harga pokok produksi dan disusun berdasarkan kebutuhan pengolahan data. 3. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan teori yang dipelajari dan dengan sumber-sumber tertulis lainnya. 4. Data diolah dan dianalisis untuk perhitungan harga pokok produksi sepatu pada Faris Jaya Group. 5. Data yang telah diperoleh dan dianalisis kemudian disusun secara sistematis untuk penyusunan laporan harga pokok produksi pada Faris Jaya Group. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan penelitian ini di UKM Faris Jaya Group yang berlokasi di Jalan Dipatikukur No. 96 Bandung.Penelitian ini dilakukan penulis mulai awal Maret 2013 sampai dengan selesai.