BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penulis untuk membahas topik tersebut didasari oleh beberapa pokok pikiran;

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya pemerataan pembangunan bangsa yang sehat. Kemakmuran dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi yang demikian pesat, membuat orang-orang mulai beranggapan

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. terjadi antar pelaku usaha dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia berkembang semakin pesat. Perbankan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi yang terjadi saat ini akan menjadi suatu. tantangan bagi perekonomian Indonesia karena pada kenyataannya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi perusahaan-perusahaan dan tidak mudah untuk dipecahkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan domestik harus mempersiapkan secara matang kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menyita pikiran pemerintah untuk segera dipecahkan. Krisis

BAB 1 PENDAHULUAN. tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul UUD 1945 Pasal 33 Ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya terbukti saat krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu (2011), UKM

BAB I PENDAHULUAN. dan harus siap dalam menghadapi pasar bebas dimana setiap sekat. dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu menumbuhkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin sulitnya keadaan perekonomian dunia saat ini yang diakibatkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. negara, untuk mengatasinya maka Indonesia harus siap menghadapi hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

MAKALAH KEGIATAN PPM. Meningkatkan Akses Permodalan Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui Penyusunan Laporan Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan. pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan kecil menengah adalah sebuah entitas yang memiliki skala

BAB I PENDAHULUAN. dengan koperasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Baitul mal wa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membayar pengeluaran umum (Siti, 2011: 1). pendanaan APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara) dimana

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berkembang, salah satunya bidang yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB l PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari dunia usaha, banyak industri-industri

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. diri sebagai katup pengaman, dinamisator, stabilisator perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak kendala dalam mempertahankan kelangsungan usahanya yang. disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kurang kokohnya perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan

A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, potensi yang mulai diperhatikan dunia internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah

PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL (STUDI KASUS UKM RENGGINANG SARI IKAN DI SUMENEP)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, oleh karena itu setiap perusahaan selalu berupaya untuk memiliki

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat Ekonomi Indonesia dari krisis global. Saat ini UMKM telah melibatkan 96% tenaga kerja di Indonesia dan sebanyak 57% PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia disumbangkan dari UMKM. Dan terbukti perekonomian di Indonesia tetap tumbuh tinggi dimotori oleh 55.000.000,00 UMKM di pelosok Nusantara. Menurut Kementrian Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil, termasuk Usaha Mikro, adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,00. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp.200.000.000,00 s.d Rp.10.000.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan. Saat krisis moneter pada tahun 1997-1998 dan krisis global pada tahun 2008 lalu, UMKM hadir sebagai suatu solusi dari sistem perekonomian yang sehat. UMKM merupakan salah satu sektor industri yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena dampak krisis global yang melanda dunia. Oleh sebab itu, jelas bahwa 1

2 UMKM dapat diperhitungkan dalam meningkatkan kekompetitifan pasar dan stabilisasi sistem ekonomi yang ada. Ada beberapa alasan mengapa UMKM dapat bertahan di tengah krisis perekonomian yang melanda Indonesia beberapa waktu lalu. Pertama, sebagaian besar UMKM memproduksi barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan. Sebaliknya, kenaikan tingkat pendapat juga tidak berpengaruh pada permintaan. Kedua, sebagian besar UMKM tidak mendapat modal dari bank. Implikasinya keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga, tidak banyak mempengaruhi sektor ini. Di Indonesia, UMKM mempergunakan modal sendiri dari tabungan dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah. Selain itu, pada tahun 2000 telah terjadi tambahan usaha baru yang cukup besar dimana pelaku usaha baru ini berasal dari sektor modern yang terkena PHK kemudian menerjuni usaha mandiri. Sehingga ini menjadi salah satu cikal bakal lahirnya usaha-usaha baru dalam skala Usaha Kecil Menengah di Indonesia.Dan harus diakui sampai saat ini UMKM telah secara efektif menjadi safety valve ekonomi dalam penyediaan tenaga kerja, memproduksi output dan sumber kehidupan dan ketenangan bagi jutaan rakyat Indonesia.

3 UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2009, secara riil UMKM atau sering disebut UKM (Usaha Kecil Menengah) juga sebagai sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional, terbukti telah menyumbangkan sebesar Rp. 4.869,5 triliun atau 59,8% dari PDB Indonesia. Disisi lain, UMKM memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja. Selama periode 2011-2012, usaha mikro dan kecil telah mampu memberikan lapangan kerja baru bagi 5,5 juta orang dan usaha menengah menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 417, 354 orang. Pada sisi lain, usaha besar hanya mampu memberikan lapangan kerja baru sebanyak 259.422 orang. UMKM dijalankan untuk menyediakan barang atau jasa bagi kepentingan masyarakat, walaupun bentuk dan kegiatan masing-masing UMKM beranekaragam pada dasarnya UMKM memiliki tujuan yang sama dalam menjalankan operasinya, diantaranya menekan biaya produksi dan memaksimalkan sumber daya yang tersedia untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Agar aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai, maka manajemen perusahaan memerlukan suatu informasi yang relevan yang berhubungan dengan proses produksi terutama informasi yang

4 berkaitan dengan unsur biaya. Informasi biaya ini sangatlah penting dan berguna bagi manajemen untuk merancang langkah-langkah yang akan ditempuh oleh manajemen dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan begitu, manajemen juga dapat mengusahakan penekanan-penekanan biaya yang dinilai mempunyai pengaruh yang signifikan atas kegiatan operasional, terutama biaya yang memiliki kaitan langsung dengan pembuatan suatu produk. Penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya biaya yang dikorbankan dalam hubungannya dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau jasa yang siap untuk dijual. Penentuan harga pokok sangat penting dalam suatu perusahaan, karena merupakan salah satu elemen yang dapat digunakan sebagai pedoman dan sumber informasi bagi pimpinan dalam mengambil keputusan. Adapun tujuan penentuan harga pokok yang lain adalah antara lain sebagai dasar untuk menetapkan harga penawaran atau harga jual terhadap konsumen, sebagai evaluasi hasil kerja, pengawasan terhadap efisiensi biaya, terutama biaya produksi, dan perencanaan laba (Bastian Bustami dan Nurlela, 2010 : 41). Faris Jaya Group merupakan jenis UMKM yang bergerak di bidang pembuatan sepatu berbahan dasar dari kulit.faris Jaya Group juga dapat menerima pembuatan sepatu berdasarkan pesanan konsumen, namun hanya untuk pemesanan skala besar saja. Faris Jaya Group terletak di Jl. Dipatiukur No. 96 kota Bandung. Faris Jaya Group belum memiliki penyusunan laporan harga pokok produksi karena

5 keterbatasan pemahaman sumber daya manusianya.perhitungan harga pokok produksi tersebut selain berguna untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan juga sebagai dasar penentuan harga jual sehingga perusahaan bisa menentukan laba yang ingin dicapai dan meminimalisasi kerugian yang mungkin saja terjadi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk mengambil dan mengadakan penelitian di bidang kajian Harga Pokok Produksi pada perusahaan Faris Jaya Group sebagai bahan penyusunan Laporan Tugas Akhir dengan judul: PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA FARIS JAYA GROUP PERIODE MARET 2013 1.2 Ruang Lingkup Dari uraian yang telah dijelaskan, maka penulis membatasi masalah pada tulisan ini hanya pada periode bulan Maret 2013, adapun masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Menentukan jenis-jenis biaya yang termasuk ke dalam harga pokok produksi dan mengklasifikasikannya ke dalam harga pokok produksi pada Faris Jaya Group. 2. Menghitung harga pokok produksi sepatu pada Faris Jaya Group.

6 3. Menyusun laporan harga pokok produksi pada Faris Jaya Group. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran tentang bagaimana proses perhitungan harga pokok produksi pada Faris Jaya Grup dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang program Diploma 3 Bidang Studi Akuntansi Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menentukan jenis-jenis biaya yang termasuk ke dalam harga pokok produksi dan mengklasifikasikannya ke dalam harga pokok produksi pada Faris Jaya Group. 2. Menghitung harga pokok produksi sepatu pada Faris Jaya Group. 3. Membantu Faris Jaya Group dalam penyusunan laporan harga pokok produksi sepatu. 1.4 Manfaat Hasil Penelitian Manfaat hasil penelitian dapat diklasifikasikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis.manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan objek penelitian. Manfaat

7 praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk memperbaiki kinerja, untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis dalam penelitian ini, yakni: 1. Bagi Penulis Penulis dapat menerapkan dan mengimplementasikan sistem pembelajaran yang telah diperoleh selama masa perkuliahan di lapangan, khususnya mengenai penentuan harga pokok produksi, serta sebagai bahan Laporan Tugas Akhir. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat menjadi bahan informasi atau perbandingan tambahan untuk pengambilan keputusan dalam penentuan harga jual sepatu yang telah diproduksi serta dapat mengaplikasikan informasiinformasi yang berkaitan langsung dengan topik penelitian secara bertahan dan kontinyu. 3. Bagi Pihak Lain Diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sumbangan pemikiran bagi pihak lain atau pembaca.

8 1.5 Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2010 : 54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 1.5.1 Teknik Pengumpulan Data penulis, yaitu: Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh 1. Data Primer Menurut Umar (2011 : 56), data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti objek penulisan. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara berikut : a. Teknik observasi

9 Peneliti melakukan oengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan selanjutnya dituangkan dalam uraian penulis. b. Teknik wawancara Bentuk komunikasi langsung secara verbal dilakukan dengan wawancara terhadap pihak yang terkait dalam objek penelitian.dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan bagian produksi. 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2010 : 62), data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya peneliti harus melalui orang lain atau melalui dokumen. Dalam hal ini penulis melakukan pencarian informasi melalui literatur, mempelajari buku dan sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. 1.5.2 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang dilakukan oleh penulis untuk mengklasifikasikan data yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Menyusun dan menata kembali data yang telah diperoleh.

10 2. Data yang telah terkumpul kemudian diklasifikasikan untuk menentukan jenis-jenis biaya yang termasuk ke dalam harga pokok produksi dan disusun berdasarkan kebutuhan pengolahan data. 3. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan teori yang dipelajari dan dengan sumber-sumber tertulis lainnya. 4. Data diolah dan dianalisis untuk perhitungan harga pokok produksi sepatu pada Faris Jaya Group. 5. Data yang telah diperoleh dan dianalisis kemudian disusun secara sistematis untuk penyusunan laporan harga pokok produksi pada Faris Jaya Group. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan penelitian ini di UKM Faris Jaya Group yang berlokasi di Jalan Dipatikukur No. 96 Bandung.Penelitian ini dilakukan penulis mulai awal Maret 2013 sampai dengan selesai.