BAB I PENDAHULUAN. dengan sifat dan ciri yang bervariasi, dan di dalam tanah terjadi kompetisi antara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. firman Allah dalam QS Al-Imran 190 yang berbunyi : Allah SWT kepada manusia yang telah diberi kenikmatan berupa akal dan pikiran

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

Lampiran I. Data Jumlah dan Jenis Cacing Tanah yang Didapatkan pada Dua Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan medium atau substrat tempat hidup bagi komunitas

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

I. PENDAHULUAN. banyak ditemukan pada 0 sampai 10 cm (Kuhnelt et al, 1976). Kelompok hewan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dunia dan akhirat sebagai wahyu ilahi, di dalam Alqur an banyak berisi

BAB I PENDAHULUAN. hidup dari bidang pertanian (Warnadi & Nugraheni, 2012). Sektor pertanian

II. PERMASALAHAN USAHA TANI DI KAWASAN MEGABIODIVERSITAS TROPIKA BASAH

PENDAHULUAN. proses sintesis senyawa baru. Pembentukan tubuh tanah berlangsung dengan dua

Menurut Syariffauzi (2009), pengembangan perkebunan kelapa sawit membawa dampak positif dan negatif Dampak positif yang ditimbulkan antara lain

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

KOMPOSISI CACING TANAH PADA AREAL PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI JORONG LUBUK HIJAU KECAMATAN RAO UTARA KABUPATEN PASAMAN E-JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. yang melimpah (Marlinda, 2008). Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Cacing tanah yang ditemukan pada agroforestri berbasis kopi di Desa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

I. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu merupakan tanaman semusim dari Divisio Spermathophyta dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan tanaman pinus. Pinus yang memiliki klasifikasi berupa : Species : Pinus merkusii (van Steenis, et al., 1972).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

Dampak pada Tanah, Lahan dan Ruang Dampak pada Komponen Udara Dampak pada Kualitas Udara Dampak pada Komponen Iklim Dampak pada Fauna dan Flora

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

I. PENDAHULUAN. Ekstensifikasi pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

I. PENDAHULUAN. Indonesia pada umumnya, khususnya Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah merupakan habitat kompleks untuk organisme. Di dalam tanah hidup

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

Tanah adalah kumpulan tubuh alami pada permukaan bumi yang dapat berubah atau dibuat oleh manusia dari penyusunnya yang meliputi bahan organik yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Restorasi Organik Lahan. Aplikasi Organik Untuk Pemulihan Biofisik Lahan & Peningkatan Sosial Ekonomi Melalui Penerapan Agroforestri.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai pendegradasi sampah organik, pakan ternak, bahan baku obat,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. Untuk dapat melakukan perencanaan secara menyeluruh dalam hal

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. SIFAT FISIKA TANAH

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang berada di bumi

I. PENDAHULUAN. setelah Brazil, Kolombia, dan Vietnam (Anonim, 2007). Namun akhir-akhir ini

KUALITAS TANAH DAN KRITERIA UNTUK MENDUKUNG HIDUP DAN KEHIDUPAN KULTIVAN BUDIDAYA DAN MAKANANNYA

PENGANTAR ILMU PERTANIAN PERTEMUAN KE-8 SUMBERDAYA LAHAN

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN A.

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

HASIL DAN PEMBAHASAN

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

IV. ORGANISME TANAH UNTUK PENGENDALIAN BAHAN ORGANIK TANAH

ditanam bersama sama dengan tanaman pertanian dan tanaman penghasil makanan ternak. Asosiasi ini meliputi dimensi waktu dan ruang, dimana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara pedologi, tanah didefinisikan sebagai bahan mineral ataupun organik di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TULISAN PENDEK. Beberapa Catatan Tentang Aspek Ekologi Cacing Tanah Metaphire javanica (Kinberg, 1867) di Gunung Ciremai, Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Adanya ketidakseimbangan antara jumlah kebutuhan dengan kemampuan

PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi

KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH : MOCHAMAD HADI LAB EKOLOGI & BIOSISTEMATIK JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNDIP

TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL KAWASAN PESISIR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan habitat yang komplek untuk organisme. Dibandingkan dengan media kultur murni di laboratorium, tanah sangat berbeda karena dua hal utama yaitu pada kondisi alami, tanah merupakan media fase padat, cair dan gas dengan sifat dan ciri yang bervariasi, dan di dalam tanah terjadi kompetisi antara berbagai macam organisme untuk memperoleh nutrisi, ruang, dan kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan yang tersedia mampu membentuk berbagai jenis habitat (Handayanto dkk, 2009). Perkebunan adalah salah satu kekayaan alam yang diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, dan peningkatan pendapatan asli daerah, perkebunan merupakan andalan komoditas unggulan dalam menopang pembangunan perekonomian Indonesia, baik dari sudut pandang pemasukan devisa negara maupun dari sudut pandang peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, dengan cara membuka lapangan kerja yang sangat terbuka luas (Supriadi, 2010). Keragaman vegetasi yang ada di perkebunan merupakan sumber energi bagi organisme tanah. Perkebunan sangat erat kaitanya dengan proses-proses yang saling berhubungan seperti kesuburan tanah, artinya tanah perkebunan merupakan pembentuk humus utama dan penyimpan unsur-unsur mineral bagi tanaman di dalamnya. Kesuburan tanah sangat ditentukan oleh faktor-faktor seperti jenis batu 1

2 induk yang membentuknya, kondisi selama dalam proses pembentukan, tekstur dan struktur tanah yang meliputi kelembaban, suhu, air tanah, topografi wilayah, vegetasi dan jasad-jasad hidup (Arif, 1994). Beberapa tahun terahir terjadi penebangan pepohonan besar-besaran dan serentak di hutan maupun di perkebunan baik secara legal maupun ilegal, akibatnya yaitu terbukanya permukaan tanah pada saat yang sama. Pada musim kemarau terik sinar matahari mengenai permukaan tanah secara langsung, akibatnya terjadi percepatan proses-proses reaksi kimia dan biologi, salah satunya adalah penguraian bahan organik tanah (dekomposisi). Sebaliknya, air hujan yang jatuh selama musim penghujan tidak ada yang menghalangi sehingga memukul tanah secara langsung, akibatnya pecahnya agregat tanah, meningkatnya aliran air di permukaan dan sekaligus mengangkut partikel tanah dan bahan-bahan lain termasuk bahan organik (erosi) (Widianto, 2001). Agroforestri merupakan sistem bentuk tanaman yang menggabungkan ilmu kehutanan dengan agronomi, yang memadukan keselarasan antara intensifikasi pertanian dan pelestarian hutan adalah salah satu cara untuk membantu mengoptimalkan hasil suatu bentuk penggunaan lahan secara berkelanjutan guna menjamin dan memperbaiki kebutuhan hidup masyarakat, juga untuk menjaga kesuburan tanah (Hairiah, 2004). Salah satu parameter yang menentukan indikator kesuburan tanah adalah cacing tanah (Kartasapoetra dkk., 1991). Keberadaan Cacing tanah dapat dijadikan sebagai bioindikator produktivitas dalam kesinambungan fungsi tanah. Cacing tanah merupakan salah satu fauna tanah yang berperan sangat besar dalam

3 perbaikan kesuburan tanah dengan menghancurkan secara fisik bahan organik menjadi humus, menggabungkan bahan yang membusuk pada lapisan tanah bagian atas, dan membentuk kemantapan agregat antara bahan organik dan bahan mineral tanah (Barnes, 1997 dalam Dwiastuti, 2009). Kesuburan tanah tidak terlepas dari keseimbangan biologi, fisika dan kimia. Ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan sangat menentukan tingkat kesuburan tanah. Allah berfirman dalam Al-Qur an surat Al- A raaf ayat 58: Artinya: Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya Hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur. Berdasarkan ayat di atas ada perbedaan antara tanah yang baik yakni tanah yang subur dan selalu dipelihara, sehingga tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin yakni dengan kehendak Allah yang ditetapkan melalui sunnatullah (hukum-hukum alam), dan tanah yang buruk yakni tanah yang tidak subur akibat keserakahan manusia dalam pengolahan tanah, Allah sedikit memberinya potensi untuk menumbuhkan tanaman yang baik, karena itu tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulang-ulang dengan cara beraneka ragam dan berkali-kali ayat-ayat yakni tanda kebesaran dan kekuasaan Kami bagi orangorang yang bersyukur yakni orang yang mau menggunakan anugerah Allah sesuai dengan fungsi dan tujuannya (Shihab, 2002).

4 Keberadaan cacing tanah sangat berperan dalam peningkatan produktivitas tanah. Hanafiah (2005) menjelaskan bahwa secara umum peranan cacing tanah sebagai bioamelioran (jasad hayati penyubur dan penyehat) tanah terutama melalui kemampuannya dalam memperbaiki sifat-sifat tanah, seperti ketersediaan hara, dekomposisi bahan organik, pelapukan mineral dan lain-lain sehingga mampu meningkatkan produktivitas tanah. Cacing tanah sangat banyak jenisnya, di Indonesia cacing tanah sebagian besar tergolong dalam famili Megascolecidae terutama dari genus Pheretima. tetapi dari beberapa penelitian terungkap pula bahwa cacing tanah yang luas penyebarannya di Indonesia adalah dari jenis Pontoscolex corethrurus. Cacing tanah ini tersebar luas di tanah pertanian, belukar dan lapangan yang ditumbuhi rumput-rumputan (Nurdin, 1982). Kepadatan populasi cacing tanah sangat bergantung pada faktor fisikakimia tanah dan tersedianya makanan yang cukup baginya (Suin, 2012). Pada tanah yang berbeda faktor fisika kimianya tentu kepadatan populasi cacing tanahnya juga berbeda. Demikian juga, jenis tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada suatu daerah sangat menentukan jenis cacing tanah dan kepadatan populasinya di daerah tersebut. Hasil penelitian Morario (2009), tentang komposisi dan distribusi cacing tanah pada kawasan perkebunan kelapa sawit PT. Moeis dan perkebunan rakyat Desa Simodong Kecamatan Seisuka Kabupaten Batu Bara, menunjukkan bahwa kepadatan populasi cacing tanah pada kedua kawasan berbeda. Kepadatan populasi cacing tanah yang paling tinggi adalah Pontocolex corenthurusyang

5 terdapat pada kawasan perkebunan rakyat Desa Simodong Kecamatan Seisuka Kabupaten Batu Bara dengan nilai kepadatan 20,89 individu/m 2, sedangkan Frekuensi Kehadirannya adalah 60,00% konstansi tergolong konstan (sering) dan nilai KR 10% dan FK 25 %. Lahan yang akan dijadikan tempat penelitian tentang keanekaragaman dan kepadatan cacing tanah adalah lahan perkebunan kopi (PK) dan lahan perkebunan tumpang sari (PTS) di Desa Puncu Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. Lahan perkebunan kopi (PK) merupakan lahan agroforestri tanaman kopi dengan naungan pohon cengkeh dan lahan perkebunan tumpang sari (PTS) merupakan lahan tanaman kopi dan cabai dengan naungan pohon lamtoro. Hasil penelitian diharapkan dapat membandingkan keanekaragaman dan kepadatan cacing tanah pada lahan PK dan lahan PTS. Mengingat kedua lahan memiliki keanekaragaman lingkungan dan jenis vegetasi yang berbeda. Hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat dikatakan beberapa tahun terahir ini tanah perkebunan di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri mengalami beberapa masalah kesuburan tanah. Oleh karena itu sistem agroforestri yang dilakukan pada perkebunan salah satunya perkebunan kopi di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri diharapkan bermanfaat selain untuk meningkatkan mutu pertanian juga mencegah perluasan tanah terdegradasi. Karena pada dasarnya sistem agroforestri mempunyai peranan dalam perbaikan kondisi makro, peningkatan unsur hara tanah dan perbaikan struktur tanah.

6 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka diangkat judul "Keanekaragaman dan Kepadatan Cacing Tanah pada Agroforestri Berbasis Kopi di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam peneletian ini adalah : 1. Bagaimana keanekaragaman cacing tanah yang terdapat pada lahan sistem agroforestri berbasis kopi di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri? 2. Bagaimana kepadatan cacing tanah pada lahan sistem agroforestri berbasis kopi di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri? 3. Bagaimana hubungan kepadatan cacing tanah dengan faktor fisik-kimia pada lahan sistem agroforestri berbasis kopi di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui Keanekaragaman cacing tanah yang terdapat pada lahan sistem agroforestri berbasis kopi di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. 2. Mengetahui kepadatan cacing tanah pada lahan sistem agroforestri berbasis kopi di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. 3. Mengetahui hubungan faktor fisik-kimia dengan kepadatan cacing tanah pada lahan sistem agroforestri berbasis kopi di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri.

7 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan: 1. Memberikan informasi mengenai keanekaragaman dan kepadatan cacing tanah pada lahan system agroforestri berbasis kopi di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri yang nantinya dapat dijadikan sebagai bioindikator kualitas tanah. 2. Dapat digunakan sebagai data awal bagi penelitian selanjutnya. 1.5 Batasan Masalah 1. Pengambilan sampel dilakukan pada lahan perkebunan kopi (PK) dan perkebunan tumpang sari (PTS) di Desa Puncu Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri. 2. Penelitian ini hanya terbatas pada cacing tanah yang berhasil diambil dan diindentifikasi selama masa penelitian. 3. Identifikasi dibatasi sampai tingkat genus. 4. Pengambilan sampel cacing tanah dilakukan sampai kedalaman tanah 0-30 cm. 5. Penelitian dilakukan pada musim kemarau.