Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
oy~~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 30/PRT/M/2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS FASILITAS DAN AKSESIBILITAS PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 119 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 97 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG WALIKOTA MALANG,

PERATURAN KEPALA BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN (KUDR)

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 14 Tahun : 2010 Seri : E

BUPATI POLEWALI MANDAR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 31 TAHUN No. 31, 2016 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BADAN PENDAPATAN DAERAH

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Repub

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2007

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

SALINAN NOMOR 20/E, 2009

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, T

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 33 SERI E

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 90 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALUKU TENGGARA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT. NOMOR : 18 Tahun 2010 TENTANG MONITORING DAN EVALUASI PELAYANAN PERIZINAN TERPADU GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Penyediaan Akomodasi

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 43 Tahu

2017, No dalam huruf b, perlu dibuat dalam bentuk Standar Pelayanan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN.

BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERIZINAN DI KECAMATAN

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) ; 5.

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 3 TAHUN 2013

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Jasa Makanan dan Minuman

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 74

w w w.bpkp.go.id DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG URAIAN TUGAS PELAKSANA PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN DI KABUPATEN BULUNGAN.

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS PELAKSANA PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 124 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Jasa Informasi Pariwisata

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN dan tambahan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 119 tahun 2015

Transkripsi:

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG STANDARISASI RUANGAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : a. Bahwa dalam upaya mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan menunjang kelancaran pemberian pelayanan kepada masyarakat, diperlukan ruangan pelayanan publik yang memadai dan tertata dengan baik; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Standardisasi Ruangan Pelayanan Publik. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 5. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M. PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik; 6. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah; 7. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26/KEP/M. PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Trans-paransi dan Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 9. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan dan Lingkungan. 10. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 11. Peraturan Gubernur Nomor 18 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

MEMUTUSKAN: PERATURAN GUBERNUR TENTANG STANDARISASI RUANGAN PELAYANAN PUBLIK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3. Unit Kerja adalah sub ordinat atau bagian yang lebih kecil dari Satuan Kerja Perangkat Daerah. 4. Unit Pelayanan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan publik. 5. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak sipil setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang diselenggarakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja. 6. Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan pelayanan perizinan dan/atau non perizinan yang proses penyelenggaraannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen perizinan dan/atau non perizinan dilakukan dalam satu tempat melalui satu pintu. 7. Pelayanan Terpadu Satu Atap adalah kegiatan pelayanan perizinan dan/atau non perizinan oleh beberapa unit pelayanan pada satu tempat. 8. Pelayanan Unit adalah kegiatan pelayanan perizinan dan/atau non perizinan yang dilaksanakan di unit yang bersangkutan. 9. Standardisasi adalah penyesuaian bentuk, ukuran, kualitas dan sebagainya yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang ditetapkan. 10. Standardisasi Ruangan Pelayanan Publik adalah penetapan bentuk, ukuran dan kebutuhan ruangan beserta kelengkapan sarana/prasarana yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Standardisasi ruangan pelayanan publik dimaksudkan untuk : a. menyeragamkan bentuk, ukuran dan kebutuhan ruangan pelayanan publik; b. pedoman dalam penataan ruangan pelayanan publik. Pasal 3 Standardisasi ruangan pelayanan publik bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam mewujudkan terciptanya layanan yang lebih baik, murah, cepat, pasti, dan transparan. BAB III RUANGAN PELAYANAN PUBLIK Pasal 4 Ruangan pelayanan publik terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu :

a. Ruangan Pelayanan Unit; b. Ruangan Pelayanan Terpadu Satu Atap; c. Ruangan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Pasal 5 1) Kebutuhan ruangan pelayanan unit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a terdiri atas : a. ruang tunggu; b. ruang pelayanan terdiri atas : 1. ruang/meja informasi dan/atau pengaduan; 2. ruang/loket penerimaan berkas; 3. ruang/loket penerimaan retribusi; dan 4. ruang/loket penyerahan dokumen hasil pelayanan. c. ruang Proses Penyelesaian dokumen pelayanan. 2) Khusus bagi penyandang cacat, disediakan tempat/loket dan fasilitas tersendiri untuk memudahkan aksesibilitas dalam memperoleh pelayanan. 3) Contoh gambar denah ruangan pelayanan unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran I Peraturan Gubernur ini. Pasal 6 1) Kebutuhan ruangan pelayanan terpadu satu atap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b terdiri atas : a. ruang tunggu; b. ruang pelayanan terdiri atas : 1. ruang/meja informasi dan/atau pengaduan; 2. ruang pelayanan untuk masing-masing unit pelayanan; 2) Khusus bagi penyandang cacat, disediakan tempat/loket dan fasilitas tersendiri untuk memudahkan aksesibilitas dalam memperoleh pelayanan. 3) Contoh gambar denah ruangan pelayanan terpadu satu atap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran II Peraturan Gubernur ini. Pasal 7 1) Kebutuhan ruangan pelayanan terpadu satu pintu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c terdiri atas : a. ruang tunggu; b. ruang pelayanan terdiri atas : 1. ruang informasi dan/atau pengaduan; 2. ruang/loket penerimaan berkas; 3. ruang penelitian berkas; 4. ruang/loket penerimaan retribusi; 5. ruang/loket penyerahan dokumen hasil pelayanan; c. ruang Proses Penyelesaian Dokumen Pelayanan terdiri atas : 1. ruang kepala penyelenggara pelayanan terpadu satu pintu; 2. ruang sekretariat; 3. ruang tim teknis; 4. ruang rapat; 5. ruang komputer database pelayanan; 6. ruang arsip. 2) Khusus bagi penyandang cacat, disediakan tempat/loket dan fasilitas tersendiri untuk memudahkan aksesibilitas dalam memperoleh pelayanan. 3) Contoh gambar denah ruangan pelayanan terpadu satu pintu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran III Peraturan Gubemur ini. Pasal 8

Selain ruangan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 7, dapat disediakan fasilitas penunjang pelayanan, antara lain : a. kamar mandi/wc; b. musholla; c. ruang merokok; d. area parkir; e. kantin. BAB IV BENTUK DAN UKURAN RUANGAN Pasal 9 1) Bentuk ruangan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 disesuaikan dengan bentuk/kondisi bangunan dan luas lantai bangunan. 2) Letak ruangan pelayanan publik sedapat mungkin berada di lantai dasar atau di tempat/lokasi yang mudah dijangkau. Pasal 10 Ukuran ruangan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 adalah : a. luas ruangan pelayanan unit disesuaikan dengan jumlah petugas, jumlah/jenis peralatan, fungsi ruangan, jenis pelayanan dan/atau volume pelayanan setiap hari; b. luas ruangan pelayanan terpadu satu atap disesuaikan dengan jumlah petugas, jumlah/jenis peralatan, jumlah unit pelayanan, jumlah dan jenis pelayanan serta volume pelayanan setiap hari; c. luas ruangan pelayanan publik terpadu satu pintu disesuaikan dengan jumlah petugas, jumlah/jenis peralatan, fungsi ruangan, jumlah dan jenis pelayanan serta volume pelayanan setiap hari. BAB V KELENGKAPAN SARANA Pasal 11 1) Kelengkapan sarana pelayanan publik, terdiri atas : a. kelengkapan sarana ruangan; b. kelengkapan sarana pelayanan. 2) Kelengkapan sarana ruangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a antara lain : a. papan petunjuk ruangan; b. papan/display petunjuk persyaratan; c. papan/display jenis dan tarif pelayanan; d. papan/display alur prosedur; e. papan display dokumen yang sudah selesai; f. papan display nomor antrian; g. kotak saran/pengaduan; h. jalur antrian; i. fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat. 3) Kelengkapan sarana pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b antara lain : a. kursi tunggu; b. telepon; c. meja dan kursi kerja; d. meja dan kursi rapat; e. komputer; f. mesin fotokopi;

g. mesin faksimile; h. alat penyimpanan; i. sound system. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 2008 Diundangkan di Jakarta pada tanggal 22 Juli 2008 BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 62.

Lampiran I : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 64 TAHUN 2008 Tanggal :11 Juli 2008 CONTOH GAMBAR DENAH RUANGAN PELAYANAN UNIT

Lampiran II : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 64 TAHUN 2008 Tanggal :11 Juli 2008 CONTOH GAM BAR DENAH RUANGAN PELAYANAN TERPADU SATU ATAP

Lampiran I : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 64 TAHUN 2008 Tanggal :11 Juli 2008 CONTOH GAMBAR DENAH RUANGAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU