Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya sejak tahun 1989.

dokumen-dokumen yang mirip
PT DANAYASA ARTHATAMA TBK dan Anak Perusahaan

Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya sejak tahun 1989.

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

- 2 - PENDAPATAN (Catatan 2c, 2p, 26 dan 34) Rp Rp BEBAN PENJUALAN DAN JASA (Catatan 2p dan 27)

- 1 - AKTIVA TETAP (Catatan 2k, 2l, 10 dan 13b) Nilai tercatat Akumulasi penyusutan ( ) (

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Anak Perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi (Unaudited) 31 Maret 2011

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Anak Perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi (Unaudited) 30 JUNI 2011

PT DANAYASA ARTHATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT DANAYASA ARTHATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT DANAYASA ARTHATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Anak Perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasian (Unaudited) 31 Maret 2012

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK

- 1 - Kas dan setara kas (Catatan 2d, 2g, 3, 34 dan 35) Rp Rp Surat berharga (Catatan 2d)

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

Laporan Keuangan Konsolidasian (Unaudited) 30 SEPTEMBER 2012

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk LAPORAN KEUANGAN

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 30 Juni 2010 dan 2009

PT SIANTAR TOP Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2007 DAN 2006 (TIDAK DIAUDIT)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

PT Danayasa Arthatama Tbk dan Entitas Anak. Laporan Keuangan Konsolidasian (Unaudited) 31 Maret 2013

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MEGAPOLITAN DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT KARWELL INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT. PELITA SEJAHTERA ABADI Tbk Catatan Atas Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009

PT BNI SECURITIES LAPORAN KEUANGAN UNTUK 3 BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2008 DAN 2007 (UNAUDITED)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MEGAPOLITAN DEVELOPMENT Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 30 JUNI 2007 DAN 2006

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7

Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA


BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

Neraca Konsolidasi dengan Informasi Tambahan Konsolidasi Neraca Induk Perusahaan

1. Umum. a. Pendirian dan Informasi Umum

Catatan 31 Maret Maret 2010

R/058.AGA/11.1/2011. PT LIPPO SECURITIES Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK NERACA KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah Penuh)

PT. RADIANT UTAMA INTERINSCO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk

PT METROPOLITAN KENTJANA TBK DAN ANAK PERUSAHAAN

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

Jumlah aset lancar

PT DANASUPRA ERAPACIFIC Tbk. LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2012 DAN 2011

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

PT ALKINDO NARATAMA TBK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN. 30 September 2009 (tidak diaudit) dan 2008 (tidak diaudit)

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

PT ANEKA KEMASINDO UTAMA Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2009 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TAHUN 2008 (MATA UANG INDONESIA)

Transkripsi:

1. Umum a. Pendirian dan informasi Umum PT Danayasa Arthatama Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 1 April 1987 berdasarkan akta No. 9 tanggal 1 April 1987 yang dibuat dihadapan Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-7255.HT.01.01.TH.87 tanggal 13 November 1987 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 27 tanggal 3 April 1990, Tambahan No. 1260. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 6 tanggal 18 Januari 2002 yang dibuat dihadapan Dina Chozie, S.H., CN., pengganti dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, diantaranya mengenai perubahan status perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka, serta menyetujui penawaran umum kepada masyarakat melalui Pasar Modal. Perubahan anggaran dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-02363 HT.01.04.TH.2002 tanggal 12 Februari 2002, dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 40 tanggal 17 Mei 2002,Tambahan No. 4839. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 83 tanggal 23 Juni 208 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, sehubungan dengan penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang Undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU- 85013.AH.01.02. Tahun 2008 12 November 2008. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha pembangunan perumahan (real-estat), perkantoran, pertokoan dan pusat niaga beserta fasilitas-fasilitasnya; menyewakan bangunan-bangunan, ruangan-ruangan kantor dan ruangan-ruangan pertokoan beserta fasilitas-fasilitasnya; menyediakan sarana dan prasarana dan melaksanakan pembangunan, pengusahaan dan pengembangan pembangunan kawasan niaga terpadu. Saat ini, Perusahaan sedang mengembangkan area sekitar 45 hektar yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, yang dikenal dengan nama Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (KNTS). Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya sejak tahun 1989. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Gedung Artha Graha Lantai 12, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 52-53, Jakarta Selatan. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 28 Maret 2002, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan Surat Keputusan No. S-615/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum perdana atas 100.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat dengan harga nominal sebesar Rp 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 500 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya pada tanggal 19 April 2002. Pada tanggal 6 September 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM dengan Surat Keputusan No. S-2837/PM/2004 untuk melakukan penawaran Umum Terbatas I kepada Pemegang saham Perusahaan dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 630.360.000 saham dengan harga nominal sebesar Rp 500 (dalam rupiah penuh) per saham dan harga pelaksanaan sebesar Rp 625 (dalam Rupiah penuh) per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek surabaya pada tanggal 23 September 2004. - 6 -

c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Perusahaan memiliki penyertaan saham langsung atau tidak langsung lebih dari 50% saham pada anak-anak perusahaan berikut: Jumlah Aset Tahun Persentase Kepemilikasebelum Eliminasi Perusahaan Bidang Usaha Berdiri 2010 Rp' 000 PT Grahamas Adisentosa (GA) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 195.594.310 kegiatan yang berkaitan PT Intigraha Arthayasa (IA) Perhotelan, pariwisata dan kegiatan yang 1996 100% *) 100% *) 154.525.780 berkaitan PT Majumakmur Arthasentosa (MPengembangan hotel dan apartemen/ 1995 51% *) 51% *) 104.954.487 PT Citra Adisarana (CA) Pembangunan dan pengelolaan hotel serta 1995 100% *) 100% *) 83.525.634 gedung perkantoran PT Artharaya Unggul Abadi (AUAPembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 83.272.782 kegiatan yang berkaitan PT Nusagraha Adicitra (NA) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 69.965.143 kegiatan yang berkaitan PT Pandugraha Sejahtera (PGS)Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 50.046.551 kegiatan yang berkaitan PT Andana Utamagraha (AU) Pengembangan apartemen 1995 51% *) 51% *) 33.757.271 PT Adinusa Puripratama (AP) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 42.575.995 kegiatan yang berkaitan PT Panduneka Abadi (PA) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 40.603.874 kegiatan yang berkaitan PT Citra Wiradaya (CW) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *) 98.656.939 kegiatan yang berkaitan PT Artha Telekomindo (AT) Telekomunikasi 1993 100% 100% 64.395.957 PT Esagraha Puripratama (EP) Perdagangan 1995 99% *)**) 99% *)**) 250.000 PT Primagraha Majumakmur (PGPengembangan real estat dan agen pemasaran 1993 100% **) 100% **) 113.353 apartemen PT Pusatgraha Makmur (PM) Perdagangan/Trading 1994 99% *)**) 99% *)**) 251.000 Delfina Group Holdiings Limited Penyertaan saham di berbagai perusahaan/ 2005 64% 64% 2.163.607.729 PT Adimas Utama (AMU) Perdagangan 1995 99% *)**) 99% *)**) 25.200 PT Trinusa Wiragraha (TW) Perdagangan 1995 99% *)**) 99% *)**) 25.200 PT Grahaputra Sentosa (GS) Jasa Pembangunan dan pengelolaan 1995 100% *) 45% *) 33.041.083 untuk disewakan atau dijual serta import barang Pemilikkan Tidak Langsung PT Pacific Place jakarta/ppj( Pengembangan dan pengelolaan Hotel, pusat Delfina) perbelanjaan, apartemen, dan gedu 1995 55% 55% *)**) 1.189.984.251 PT Graha Sampoerna (melalpembangunan dan Pengelolaan Gedung serta Delfina) Kegiatan yang Berkaitan 1995 100% - 973.623.478 *) Perusahaan masih dalam tahap pengembangan **) Perusahaan memiliki posisi keuangan yang tidak signifikan dibandingkan posisi keuangan konsolidasi PT Grahaputra Sentosa (GPS) Pada Tahun 2006, Perusahaan melakukan penyertaan sebanyak 13.329.103 saham yang merupakan 45% dari modal ditempatkan dan disetor dalam GPS. Transaksi tersebut dinyatakan dalam Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang didokumentasikan dalam Akta No.108 tanggal 30 Juni 2006 dari Fathiah Helmi S.H., notaris - 7 -

di Jakarta. Pada tahun 2007, Perusahaan menambah penyertaannya pada saham GPS sebesar 55% sehingga persentase kepemilikan Perusahaan menjadi 100%. Goodwill yang timbul dari penyertaan Perusahaan pada saham GPS adalah sebesar Rp. 77.853.985 ribu dan diamortisasikan selama 5 tahun. PT Pacific Place Jakarta (PPJ) Berdasarkan Risalah Rapat UmumPemegang Saham Luar Biasa tanggal 1 Juli 2005, yang didokumentasikan dalam Akta No.44 tanggal 12 September 2005 dari Retno Handayani Rahayu S.H., notaris pengganti Esther Mercia Sulaiman, S.H. notaris di Jakarta, PPJ meningkatkan modal dasarnya menjadi Rp. 2.000.000.000 ribu dan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp. 1.348.415.328 ribu. Dalam peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut, Perusahaan tidak ikut ambil bagian sehingga kepemilikan saham Perusahaan dalam PPJ mengalami dilusi menjadi 35%. Perubahan nilai investasi yang terjadi akibat transaksi ini adalah sebesar Rp. 216.044.968 ribu dan dicatat sebagai bagian dari ekuitas dalam akun Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan pada neraca konsolidasi. Delfina Group Holdings Limited (Delfina) Pada tahun 2005, Delfina memiliki penyertaan saham dalam PPJ sebanyak 269.683.066 saham atau sebesar 20% dari seluruh saham PPJ yang disetor penuh. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang didokumentasikan dalam Akta No. 108 tanggal 30 Juni 2006 dari Fathiah Helmi S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mengalihkan 471.945.365 lembar saham yang dimilikinya dalam PPJ kepada Delfina sehingga penyertaan saham Delfina dalam PPJ menjadi 741.628.431 saham atau sebesar 55% dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh PPJ. Atas perolehan saham tersebut, Perusahaan memperoleh penyertaan saham dalam Delfina sebanyak 50.757.975 lembar saham atau sebesar 63,64% dari seluruh saham yang dikeluarkan Delfina. Transaksi tersebut telah didokumentasikan dalam Akta No. 23 tanggal 12 Agustus 2006 dari Ny. Sinta Susikto, S.H., notaris di Jakarta. Transaksi tersebut diatas telah memenuhi ketentuan dalam peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No. IX.E.2 mengenai Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama. PT Graha Sampoerna (GS) Pada tanggal 2 Juli 2007, PPJ melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) saham GS dengan PT Hanjaya Mandala Sampoerna TBK (HMS). Berdasarkan perjanjian, PPJ akan membeli dari HMS sebanyak 87.732.410 lembar saham GS yang mewakili 99,99% dari keseluruhan modal disetor GS dengan harga beli yang telah disetujui yaitu sebesar Rp. 157.249.641 ribu. Pada tanggal 31 Desember 2007, uang muka pembelian saham sebesar Rp. 899.641 ribu dicatat di dalam akun Aset lain lain (Catatan 14) pada neraca konsolidasi. Pada bulan januari 2008, PPJ telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atas pengembilalihan saham tersebut. Nilai wajar aset GS yang dapat diidentifikasikan pada saat akuisisi adalah sebesar Rp. 88.742.558 ribu, termasuk saldo kas sebesar Rp.16.676 ribu. Goodwill telah diakui dari akuisisi saham tersebut adalah sebesar Rp. 68.507.284 ribu. Sehubungan dengan transaksi diatas, sejak tahun 2008 laporan keuangan GS dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan PPJ. - 8 -

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan pengurus Perusahaan Pada tanggal 30 Juni 2010, berdasarkan akta No. 83 dari Dina Chozie, S.H.., CN., pengganti dari Fathiah Helmi S.H, notaris di Jakarta, susunan manajemen Perusahaan adalah sebagai berikut: Komisaris Utama : H. Lukman Komisaris : Sukamto Effendy : Henry Handayani Sutanto Direktur Utama : Arpin Wiradisastra Widjaja Direktur : Hartono Tjahjadi Adiwana : Agung R Prabowo Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan (tidak diaudit) adalah 88 karyawan tahun 2009 dan 80 karyawan tahun 2007. Sedangkan jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan anak Perusahaan secara keseluruhan (tidak diaudit) masing masing 858 karyawan dan 729 karyawan pada tahun 2009 dan 2008 Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT. Danayasa Arthatama Tbk dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 April 2009, serta bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut. 2. Kebijakan Akuntansi a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM dan LK). Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Kecuali dinyatakan secara khusus, angka-angka adalah dalam ribuan Rupiah. b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi PSAK Revisi yang berlaku Efektif Tahun 2008 Perusahaan dan anak perusahaan telah menerapkan PSAK revisi tersebut mulai 1 Januari 2008 : 1) PSAK No.13 (Revisi 2007) Properti Investasi, yang mengatur mengenai pengakuan, pengukuran dan pengungkapan atas properti investasi. Selain itu, standar ini diterapkan untuk pengukuran hak atas properti investasi yang diperoleh melalui sewa pembiayaan - 9 -

di dalam laporan keuangan lesse. Standar ini mengizinkan Perusahaan dan anak perusahaan untuk memilih di antara model biaya dan model nilai wajar untuk seluruh properti investasinya. Standar ini diterapkan secara restrospektif. Sehubungan dengan hal tersebut, bangunan (mall dan perkantoran) anak perusahaan yang disewakan dengan nilai tercatat per 31 Desember 2007 sebesar Rp. 1.162.533.345 ribu yang termasuk dalam akun Aset tetap bersih direklasifikasikan ke akun Properti investasi bersih dalam neraca konsolidasi tahun 2007. Pada tanggal 1 Januari 2007, properti investasi masih dalam proses konstruksi, sehingga dicatat berdasarkan PSAK No. 16. Perusahaan dan anak perusahaan memilih menggunakan model biaya untuk akuntansi setelah pengakuan awal atas properti investasi yang dimilikinya. 2) PSAK No. 16 (Revisi 2007) Aset Tetap, yang mengatur perlakuan akuntansi atas aset tetap. Standar ini mengatur antara lain mengenai pengakuan aset tetap, penentuan jumlah tercatat, penyusutan dan penurunan nilai. Selain itu, standar ini mewajibkan untuk menghitung dan memasukan biaya pembongkaran dan pemindahan atau restorasi lokasi aset sebagai bagian dari biaya perolehan, serta mewajibkan entitas untuk memilih diantara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi atas aset tetapnya. Perusahaan dan anak perusahaan memilih menggunakan model biaya untuk akuntansi setelah pengakuan awal aset tetap yang dimilikinya. Standar ini diterapkan secara retropektif. Penerapan PSAK revisi diatas tidak berdampak material terhadap laporan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan. 3) PSAK No. 30 (Revisi 2007) Sewa, yang mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan transaksi sewa baik dari sisi lessor maupun lessee. Standar ini mengatur kalsifikasi sewa berdasarkan sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee, serta berdasarkan substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Standar ini diterapkan secara prospektif. Penerapan PSAK revisi diatas tidak berdampak material terhadap laporan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan. PSAK Revisi yang Berlaku Efektif setelah Tahun 2008 Perusahaan dan anak perusahaan akan menerapkan PSAK revisi berikut pada saat telah berlaku efektif : 1) PSAK No. 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, mengatur ketentuan mengenai penyajian instrumen keuangan serta pengungkapan yang wajib dilakukan. Ketentuan penyajian mencakup klasifikasi instrumen keuangan tersebut dari sudut pandang penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang terkait dengan instrumen keuangan; dan keadaan tertentu yang memungkinkan saling hapus (offset) antara aset dan kewajiban keuangan. Standar ini mewajibkan pengungkapan antara lain informasi mengenai faktor faktor yang mempengaruhi jumlah, saat dan kepastian arus kas masa depan dari suatu entitas terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam instrumen tersebut. PSAK No.50 (revisi 2006) menggantikan PSAK No. 50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu, dan diterapkan secara prospektif mulai 1 Januari 2010. - 10 -

2) PSAK No.55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, mengatur prinsip prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak tertentu untuk membeli atau menjual item non-keuangan. Standar ini mengatur antara lain mengenai definisi dan karakteristik instrumen derivatif, kategori, pengakuan dan pengukuran, instrumen keuangan, akuntansi lindung nilai dan penentuan hubungan lindung nilai. PSAK No. 55 (Revisi 2006) menggantikan PSAK No. 55 Akuntansi Derivatif dan Lindung Nilai, dan diterapkan secara prospektif mulai 1 Januari 2010. PSAK Revisi yang Berlaku Efektif setelah Tahun 2008 (Lanjutan) Kedua standar tersebut seharusnya berlaku efektif pada laporan keuangan konsolidasi untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2009. Namun, pada tanggal 30 Desember 2008 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) mengumumkan penundaan berlakunya kedua standar tersebut selama 1 tahun melalui Surat No. 17005/DSAK/IAI/XII/2008, sehingga kedua standar tersebut berlaku efektif mulai 1 Januari 2010. 1) PSAK No. 14 (Revisi 2008) Persediaan, mengatur ketentuan mengenai perhitungan biaya awal persediaan dan perolehan persediaan selanjutnya diukur berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Standar ini untuk mengurangi alternatif pengukuran biaya persediaan, karena standar ini tidak memperkenankan penggunaan metode masuk terakhir keluar pertama (LIFO) untuk mengukur biaya persediaan dan mengharuskan Perusahaan dan anak perusahaan untuk menggunakan metode biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. PSAK No.14 (2008) menggantikan PSAK No. 14 (1994) Persediaan), berlaku efektif mulai 1 Januari 2009 dan diterapkan secara retrospektif. Perusahaan dan anak perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK revisi diatas dan dampak terhadap laporan keuangan konsolidasi dari penerapan PSAK revisi tersebut belum dapat ditentukan. c. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan. Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir. Laba anak perusahaan sebelum akuisisi oleh Perusahaan disajikan dalam akun Laba Praakuisisi pada laporan laba rugi konsolidasi. Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, atas transaksi antar perusahaan yang signifikan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. - 11 -

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut. Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup. Selisih dari harga perolehan dengan nilai wajar kepemilikan Perusahaan atas aset bersih anak perusahaan dicatat sebagai goodwill dan diamortisasikan menggunakan metode garis lurus selama periode 5 tahun. d. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan, kecuali yang berhubungan dengan pengembangan proyek real estat dikapitalisasi ke persediaan real estat dan tanah yang belum dikembangkan. e. Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah: 1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries); 2. Perusahaan asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan); 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan - 12 -

5. Perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. f. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. g. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. h. Investasi 1. Giro Rekening giro yang dijaminkan atau dibatasi pencairannya disajikan dalam bagian investasi. Rekening giro ini disajikan sebesar nilai nominal. 2. Deposito berjangka Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan atau dibatasi pencairannya, atau deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai investasi. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal. 3. Penempatan pada efek Efek terdiri dari efek hutang. Efek diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat perolehan, sebagai berikut : a) Diperdagangkan (trading) Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam - 13 -

kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari kenaikan atau penurunan tersebut diakui pada laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. b) Dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity) Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto yang belum dimaortisasi. c) Tersedia untuk dijual (available-for-sale) Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar atas kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas, dan tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian sampai direalisasi. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ekuitas ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus. 4. Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia Investasi dengan Menggunakan Metode Biaya Investasi dalam bentuk penyertaan saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% dicatat dengan menggunakan metode biaya. Menurut metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (dividen, kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya investasi. Investasi dengan Menggunakan Metode Ekuitas Investasi dalam bentuk saham sebesar minimal 20% dari modal disetor, tetapi tidak lebih dari 50% dari modal disetor dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atau anak perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan sebesar persentase pemilikan serta dikurangi dengan pendapatan dividen. Bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan amortisasi goodwill dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 tahun. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. - 14 -

Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan / Perusahaan Asosiasi Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas perusahaan asosiasi yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan perusahaan asosiasi diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali, berupa pengalihan aset, kewajiban, saham atau instrumen pemelikikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut. Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, kewajiban atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun kewajiban yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) harus dicatat sesuai dengan nilai buku. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dan disajikan sebagai unsur ekuitas. Saldo Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali diakui sebagai laba atau rugi yang direalisasi dalam laporan keuangan konsolidasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali baru. i. Piutang Usaha Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan. j. Penyisihan Piutang Ragu-ragu Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masing-masing akun piutang akhir tahun. k. Persediaan 1. Persediaan Real estat Persediaan real estat terdiri dari tanah dan bangunan apartemen (bangunan strata title) yang siap dijual, bangunan (secara strata title) yang sedang dikonstruksi dan tanah yang sedang dikembangkan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value). Nilai realisasi bersih merupakan estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. - 15 -

Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada kegiatan pengembangan real estat serta biaya pinjaman (beban bunga dan selisih kurs). Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat konstruksi dimulai dengan menggunakan metode luas areal. Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan ke proyek berdasarkan luas area yang dapat dijual. Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya biaya konstruksi serat dipindahkan ke tanah atau bangunan yang siap dijual pada saat selesai dibangun. Biaya biaya tersebut ditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus. Akumulasi biaya ke proyek pengembangan real estat tidak dihentikan walaupun realisasi pendapatan pada masa mendatang lebih rendah dari nilai tercatat proyek. Namun, dilakukan penyisihan secara periodik atas perbedaan tersebut. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke laba rugi konsolidasi periode berjalan. Estimasi dan alokasi biaya harus dikaji kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Apabila telah terjadi perubahan mendasar pada estimasi kini, biaya direvisi, dan direalokasi. Beban yang tidak berhubungan dengan proyek real estat dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. 2. Persediaan Hotel Barang dan perlengkapan hotel terdiri dari makanan, minuman, perlengkapan teknik dan perlengkapan hotel. Persediaan tersebut dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan, yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata, atau nilai realisasi bersih. l. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. m. Properti Investasi Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban terjadi, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya perawatan sehari hari properti investasi. Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang ditimbulkan dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. - 16 -

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau berakhirnya konstruksi atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual. n. Aset Tetap Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai aset, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban beban yang ditimbulkan setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Apabila beban beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Semua aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat dari aset tetap sebagai berikut : Tahun / Years Bangunan : 20 Peralatan dan perabotan : 2-8 Peralatan mekanis dan listrik : 8 Kendaraan Bermotor : 2-8 Peralatan Telekomunikasi : 2-8 Partisi Kantor : 3-5 Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan anatar jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. - 17 -

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. o. Sewa Sewa dimana Perusahaan dan anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dikeluarkan sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. p. Penurunan Nilai Aset Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aset tersebut. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasi periode berjalan. q. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang pengurang akun tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi. r. Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan diterima dimuka ditangguhkan pengakuannya dan akan dibukukan sebagai pendapatan sesuai dengan masa manfaat pendapatan tersebut. s. Pengakuan Pendapatan dan Beban (1) Pengakuan Pendapatan Pendapatan dari penjualan persediaan real estat Pendapatan atas penjualan unit bangunan kondominium, unit strata apartemen, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan bangunan sejenis lainnya, serta unit kepemilikan secara time sharing, diakui dengan metode persentase penyelesaian (percentage-ofcompletion method) terhadap unit yang terjual, apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi: 1) proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi; 2) jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan - 18 -

3) jumlah pendapatan dari penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal. Jika semua kriteria yang tersebut di atas tidak terpenuhi, maka pembayaran yang telah diterima dari pembeli harus diakui sebagai uang muka dengan metode deposit sampai seluruh kriteria tersebut dipenuhi. Dengan metode persentase penyelesaian, jumlah pendapatan dan beban yang diakui untuk setiap periode akuntansi harus sesuai dengan tingkat atau persentase penyelesaian dari aset tersebut. Tingkat atau persentase penyelesaian pengembangan real estat ditentukan berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan tanggal tertentu dibandingkan dengan total biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan real estat tersebut. Pendapatan atas penjualan unit apartemen, konstruksi yang telah selesai pembangunannya, harus diakui dengan menggunakan metode akrual penuh. Pendapatan sewa dan jasa pelayanan Pendapatan sewa ruangan toko dan kantor serta tanah diakui berdasarkan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu sewa dan pendapatan jasa pelayanan diakui pada saat jasa diserahkan. Pendapatan dari Hotel Pendapatan hotel diakui pada saat barang atau jasa diberikan kepada tamu. Lainnya Pendapatan dari iuran kenaggotaan klub diakui sesuai dengan periode keanggotaan. Pendapatan dari jasa telekomunikasi diakui pada saat jasa telah diserahkan kepada pelanggan. (2) Pengakuan Beban Beban diakui sesuai dengan manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis), pada saat terjadinya, kecuali beban pokok penjualan persediaan real estat yang didalamnya termasuk taksiran biaya untuk pengembangan prasarana atas tanah yang terjual maupun yang sedang dikembangkan untuk penjualan di masa mendatang. t. Biaya Pinjaman Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali biaya pinjaman atas pinjaman yang diperoleh untuk membiayai perolehan dan pengembangan aset real estat dan dapat secara langsung diatribusikan ke aktivitas pengembangan real estat, yang dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya tanah yang belum dikembangkan dan/atau biaya pengembangan untuk proyek real estat. - 19 -

Apabila pinjaman secara spesifik dipergunakan untuk memperoleh dan mengembangkan proyek real estat, biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah seluruh biaya pinjaman yang terjadi selama periode tersebut, dikurangkan dengan pendapatan bunga atas investasi sementara dari dana pinjaman diterima yang belum digunakan. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan jika dalam suatu periode yang cukup lama proyek pengembangan real estat yang sedang dijalankan ditangguhkan atau ditunda, dan kapitalisasi dari biaya pinjaman akan berakhir pada saat proyek pengembangan itu telah selesai dan siap untuk digunakan. u. Imbalan Kerja Imbalan Kerja Jangka pendek Imbalan Kerja Jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban pada neraca konsolidasi sebagai kewajiban pada neraca konsolidasi dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi. Program pensiun manfaat pasti Imbalan pasca-kerja perusahaan dan anak anak perusahaan lainnya merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk mennetukan nilai kini cadangan imbalan parti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan, hasil yang diharapkan dari aset program, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial (jika ada) dan beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasikan selama jangka waktu rata rata sisa masa kerja karyawan. Program pensiun iuran pasti Imbalan pasca kerja anak perusahaan tertentu merupakan program iuran pasti melalui dana pensiun dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Jumlah iuran yang terhutang diakui sebagai cadangan pada neraca konsolidasi setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Jika ada bagian iuran yang jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca, maka iuran tersebut disajikan sebesar nilai kini cadangan yang didiskontokan. Cadangan imbalan pasti pasca kerja disajikan bersih sebesar nilai kini cadangan imbalan setelah memperhitungkan keuntungan atau kerugian aktuarial yang tidak diakui. v. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan Final Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam - 20 -

penghitungan laba rugi menurut akuntansi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak tangguhan. Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terhutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada laporan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar dimuka dan pajak yang masih harus dibayar. Pajak Penghasilan Tidak Final Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini. w. Laba (Rugi) Bersih Per Saham Laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih konsolidasi dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. x. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. - 21 -

3. Kas dan Setara Kas Kas 357.515 1.195.932 Bank Rupiah Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 21.229.933 14.996.607 Pihak Ketiga PT Bank Central Asia Tbk 17.032.803 7.432.758 Deutsche Bank AG, Cabang Jakarta 6.234.504 8.789.379 PT CIMB Niaga Tbk 1.301.559 331.008 Bank Mandiri 122.988 - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK 1.005 1.404.071 Jumlah 45.922.792 32.953.823 Dolar Amerika Serikat Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 8.498.502 24.484.404 Pihak Ketiga Deutsche Bank AG, Cabang Singapura 60.287.018 7.077.785 PT Bank Central Asia Tbk 5.638.242 5.399.700 PT CIMB Niaga Tbk 1.503.901 1.052.734 Citibank NA, cabang Jakarta 30.406 35.457 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 6.845 7.490 Jumlah 75.964.914 38.057.570 Jumlah 121.887.706 71.011.393 Deposito Berjangka Rupiah Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 10.816.013 5.698.640 Pihak Ketiga PT Bank Central Asia Tbk 20.191.981 - PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk. 5.083.904 - PT Bank CIMB 138.600 - Dolar Amerika Serikat PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 1.053.286 2.529.568 Pihak Ketiga PT Bank Central Asia Tbk 2.273.284 10.861.785 PT Bank Danamon 564.653 - PT Bank CIMB 252.666 23.338.365 Jumlah 40.374.387 42.428.358 Jumlah 162.619.608 114.635.683 Tingkat suku bunga rata-rata per tahun deposito berjangka Rupiah 6.5% 8.75% Dolar Amerika Serikat 1.63% 3.87% *Pada tahun 2008, merupakan rekening pada PT Bank Lippo Tbk. PT Bank Lippo Tbk bergabung dengan PT Bank Niaga Tbk menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk pada tahun 2008. - 22 -

Transaksi dengan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (d/h PT Bank Artha Graha), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga. 4. Investasi Akun ini terdiri atas: Penyertaan saham 10.567.648 10.880.925 Deposito Berjangka Yang dibatasi pencairannya 2.477.228 36.656.411 Rekening Giro yang dibatasi pencairannya 409.450 613.231 Jumlah 13.454.326 48.150.567 a. Rekening Giro dan Deposito Berjangka yang dibatasi pencairannya. PT Pacific Place Jakarta (PPJ) pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, memiliki rekening giro masing masing sebesar US$ 45,078 (ekuivalen sebesar Rp. 409.450 ribu) dan US$ 59,974 (ekuivalen sebesar Rp. 613.231 ribu). PPJ juga memiliki deposito masing masing sebesar US$272,732(ekuivalen sebesar Rp.2.477.228 ribu) and US$ 3,584,979 (ekuivalen sebesar Rp. 36.656.411 ribu) di Deutsche Bank AG, Cabang Singapura yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan surat hutang yang diterbitkan PPJ. b. Penyertaan Saham i. Metode Biaya Penyertaan saham yang dicatat dengan menggunakan metode biaya pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 merupakan penyertaan saham Perusahaan pada PT Graha Putranusa (GPN) dengan persentase kepemilikan sebesar 5%. GPN didirikan dengan tujuan untuk membangun dan mengelola gedung perkantoran dan apartemen The Capital Residence yang berlokasi di Lot 24 KNTS. ii. Metode Ekuitas Penyertaan saham dengan menggunakan metode ekuitas pada tanggal 31 Desember 2008 merupakan penyertaan saham PT Citra Wiradaya (CW), (anak perusahaan) pada PT Bina Mulia Unika (BMU) dengan kepemilikan sebesar 99,99%. Penyertaan saham tersebut dilakukan pada bulan April 2008 dengan tujuan pemilikan jangka pendek. Pada bulan Januari 2009, CW telah melakukan penjualan penyertaan sahamnya pada BMU kepada PT DMS International (sekarang PT Kingsland International) yang mengakibatkan persentase kepemilikannya pada saham BMU setelah pengalihan tersebut berkurang menjadi 20%. Sehubungan dengan hal tersebut laporan keuangan BMU pada tanggal 30 Juni 2010 tidak dikonsolidasikan dengan laporan keuangan CW. Pada tanggal 30 Juni 2010 penyertaan saham pada BMU dibukukan dengan metode ekuitas. Nilai tercatat penyertaan saham pada 30 Juni 2010 adalah sebesar Rp. 5.567.647 ribu. - 23 -