Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang. Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

Lembar Persetujuan menjadi Responden. T. Tangan Responden : Peneliti : Restiana Simorangkir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian

BAB I. Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. tantangan atau hambatan akan muncul dan mempengaruhi suatu organisasi.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multidisiplin

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu

BAB I PENDAHULUAN. mudah, terjangkau dan terukur kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PERILAKU ORGANISASI PERAWAT DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL KOTA MAKASSAR TAHUN 2015

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah. factor.adapun factor yang apling dominan adalah sumber daya

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

INTISARI HUBUNGAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dan menjadi hak asasi

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit.

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KUESIONER PENELITIAN. Persepsi Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Bangsal Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN EMPATI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak


BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.


HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Caring. Swanson (dalam Watson, 2005) mendefinisikan caring sebagai cara perawat

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

1. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UMY berdasarkan nilai kecerdasan emosional Nilai Kecerdasan Emosional

PENTINGNYA PERILAKU EMPATI PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KESALAHAN PEMBERIAN OBAT DI RUANG TERATAI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III (RUANG CEMPAKA DAN KELIMUTU) RSUD PROF. Dr. W. Z. JOHANNES KUPANG Yolanda B. Pamaa,c*, Elisabeth Herwantib, Maria Y. Binac a b Mahasiswa S- Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang 8 Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang 8 c Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang 8 *Email : yolandapama@yahoo.com ABSTRAK Kecerdasan emosional yang baik diperlukan dalam pekerjaan keperawatan. Pekerjaan perawat sangat memerlukan keahlian dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang mencakup kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual pasien, sehingga untuk dapat terpenuhinya pelayanan yang komprehensip diperlukan kemampuan mengelola emosi secara baik yang akan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan agar mendorong pula meningkatnya perilaku sosial dan kinerja perawat terhadap pasien. Tujuan Penelitian ini yaitu menganalisis hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat di ruang rawat inap kelas III RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasi. Pendekatan dalam penelitian ini adalah cross-sectional pada responden dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner dan menggunakan uji statistik Spearman Rho. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p 0,00 0,00. Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat di ruang rawat inap kelas III RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang. Oleh karena itu perawat agar mempertahankan kecerdasan emosional dalam aspek mengenali emosi diri dan mengembangkan aspek mengelola emosi dalam hal mengontrol diri ketika sedang marah, serta mempertahankan kinerja perawat dalam aspek kejujuran perawat. Meningkatkan aspek kecepatan respon dalam hal cepat dan tepat pada saat memberikan pelayanan. Kata kunci: Kecerdasan emosional dan kinerja perawat.. PENDAHULUAN Pada pelayanan keperawatan sangat diperlukan sosok perawat yang memiliki kecerdasan emosi yang baik. Seorang perawat yang tidak mempunyai kecerdasan emosi yang baik akan cepat bertindak berdasarkan emosinya, sensitif dengan perasaan dan kondisi orang lain. Kinerja menjadi isu dunia saat ini. World Health Organization (WHO) pada tahun 006 menyatakan bahwa 6,6% kinerja perawat baik dan 4,4% kinerja perawat tidak baik dilihat berdasarkan asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian di salah satu rumah sakit di Medan pada tahun 00 masih ditemukan banyak keluhan dari pasien atau keluarga pasien tentang perawat yang kurang ramah, kurang peduli, suka marah-marah, cerewet serta masih ada kecenderungan bersikap emosional saat memberikan saran tentang kesehatan. Dikutip dalam koran harian Pos Kupang pada tanggal 9 agustus 04 yang menyatakan masyarakat kota kupang, khususnya pasien sudah bosan mengeluhkan pelayanan buruk saat berobat dan dirawat di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. 4

Keluhan itu mulai dari sarana/prasarana, fasilitas, sumber daya manusia, mutu pelayanan, perilaku petugas rumah sakit seperti dokter dan perawat yang tidak ramah. Dari hasil wawancara dan pembagian kuesioner pada 0 pasien di ruang rawat inap kelas III (Cempaka dan Kelimutu) RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, didapatkan data 6 dari 0 pasien berpendapat bahwa kecerdasan emosional di ruang tersebut tidak baik, sedangkan dalam melakukan kinerja perawatan dari 0 pasien yang sama mengatakan perawat melakukan kinerja perawatan dengan baik. Perawat dalam melakukan kinerja yang baik harus memperhatikan kebutuhan pasien terutama secara psikologis, di mana dikatakan bahwa stres psikologis yang terjadi pada klien akan berdampak terhadap imunitas dan kopingnya yang justru akan memperlambat kesembuhan klien4. Ilmu keperawatan yang ada harus dapat memfasilitasi klien agar dapat merasa seperti di rumah, tidak merasa tertekan tetapi merasa diperhatikan, bukan justru menambah stres psikologis dengan suasana lingkungan yang menakutkan dan petugas yang bersikap kurang ramah atau memaksa setiap melakukan tindakan keperawatan/medis. Keadaan yang demikian akan berdampak dalam proses penyembuhan klien. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut, perawat dituntut untuk memilki kecerdasan emosional yang baik karena perawat selalu berhubungan dengan pasien yang latar belakang, budaya dan sifat yang berbeda. Jika perawat memiliki intensi untuk memberikan pelayanan dengan baik maka hal ini akan berdampak pada kinerja yang baik. Sebaliknya jika perawat tidak memiliki intensi atau niat memberikan pelayanan kepada pasien, maka kinerja yang mereka tampilkan cenderung tidak baik. Terdapat nilai medis lebih bila dokter atau perawat mau berempati, menyesuaikan diri dengan pasien, menjadi pendengar dan penasehat yang baik. Dengan adanya perawatan yang manusiawi : mengobati beban stres emosional pada pasien yang akan mencegah atau menunda munculnya penyakit atau menolong pasien untuk cepat sembuh6.. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis korelasi. Rancangan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali pada satu saat4.. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Data karakteristik responden berdasarkan pendidikan, umur dan jenis kelamin ditunjukkan pada Tabel. Karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan diperoleh D perawat sebanyak 4 orang dengan persentase 94,4 %, sedangkan S keperawatan sebanyak orang dengan persentase,6 %. Karakteristik responden berdasarkan usia perawat diperoleh rentang usia 6 Tahun sebanyak 0 orang dengan persentase 8, %, sedangkan rentang usia 4 Tahun sebanyak 6 orang dengan persentase 6,7 %. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diperoleh orang laki laki dengan persentase 8, % dan perempuan sebanyak orang dengan persentase 9,7 %. 44

Tabel. Karakteristik responden Variabel Jenjang Pendidikan Usia Jenis Kelamin Kategori D Keperawatan S Keperawatan 6 tahun 4 tahun Laki laki Perempuan N 4 0 6 94,4 %,6 % 00 % 8, % 6,7 % 00 % 8, % 9,7 % 00 % Sumber: Data Primer Mei-Juni 06 Kecerdasan Emosional Perawat Data distribusi aspek aspek kecerdasan emosional perawat di tunjukkan pada Tabel. Tabel. Distribusi aspek-aspek kecerdasan emosional perawat Jumlah Aspek aspek Kecerdasan Emosional Mengenali emosi diri Mengelola emosi diri 6 0 Motivasi diri 4 Mengenali emosi orang lain (empati) Membina hubungan sosial dengan orang lain 7 9 Sumber: Data Primer Mei-Juni 06 86, %.9 % 44,4 %,6 % 8, % 4,7 % 69,4 % 0,6 % 7 % % Berdasarkan Tabel tentang kecerdasan emosi diri yakni perawat dengan emosional perawat di ruang rawat inap kelas persentase 86,% dan aspek aspek III RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang kecerdasan emosional terburuk terdapat pada diperoleh aspek aspek kecerdasan mengelola emosi yakni 0 perawat dengan emosional terbaik terdapat pada mengenali persentase,6%. Kinerja Perawat Data distribusi aspek aspek kinerja perawat ditunjukkan pada Tabel. Tabel. Distribusi aspek-aspek kinerja perawat Jumlah Aspek aspek dalam Kinerja Perawat Caring Kolaborasi 4 Kecepatan Respon 4 4 Empati 6 0 Sopan dan menghargai pasien (Courtesy ) 6 Kejujuran perawat (Sincerity) 7 9 Sumber : Data Primer Juni 06 69,4 66,7 6, 7, 6,9 7 0,6, 8,9 7,8, 4

Berdasarkan Tabel tentang kinerja perawat di ruang rawat inap kelas III RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang diperoleh bahwa aspek kinerja perawat terbaik terdapat pada Sincerity yakni 7 perawat dengan persentase 7% dan aspek kinerja perawat terburuk terdapat pada kecepatan respon yakni 4 perawat dengan persentase 8,9%. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat Data hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat Variabel P_value N Keterangan Kecerdasan.00 Ada hubungan Emosional Kinerja.00 Ada hubungan Perawat Sumber : Olahan Data Primer Juni 06 Dasil hasil uji statistik Spearmen rho diperoleh nilai p 0,00 0,00. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H diterima yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat di ruang rawat inap kelas III RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Simorangkir pada tahun 0, tentang Hubungan kecerdasan emosional dengan kinerja perawat menurut persepsi pasien di rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan yang memiliki responden 4 orang perawat dan 4 orang pasien. Diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,840 dengan p 0,000 0,00 yang menunjukkan adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat. Menurut pendapat peneliti kecerdasan emosional perawat sangat menentukan perilaku dalam melayani pasien. Jika perawat memiliki kecerdasan emosional baik, maka perilaku perawat dalam memberikan pelayanan dalam bentuk jasa kepada pasien pun akan baik yakni dapat mengontrol emosi-emosinya pada saat berinteraksi langsung dengan pasien atau keluarga pasien. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Cooper pada tahun 00 dalam bukunya Business Research Mrthods yang menyebutkan bahwa orang yang mampu mengendalikan emosi, mampu mengontrol dan mengekspresikan emosi secara konstruktif dapat memberikan pelayanan terbaik dalam bekerja7. Kecerdasan emosional penting dalam dunia kerja, karena dengan kecerdasan emosional seseorang bisa mengadakan hubungan yang baik dengan atasan, rekan sejawat maupun bawahan. Kecerdasan emosi memiliki pengaruh positif terhadap hasil kerja dan kinerja seseorang. Bagi seorang perawat, kecerdasan emosional merupakan syarat mutlak. Para perawat dalam pekerjaan sehari-hari hampir selalu melibatkan perasaan dan emosi, sehingga setiap memberikan perawatan dituntut untuk memiliki kecerdasan emosi yang baik, karena ketika seseorang tengah berada dalam kemarahan, konsentrasinya mudah terganggu, sehingga pengambilan keputusannya juga mangalami hambatan. Jadi, sekalipun seseorang memiliki tingkat pendidikan tinggi namun jika tidak mampu mengendalikan emosinya dengan baik, cenderung mudah mengalami banyak kesulitan dalam pekerjaannya. Kecerdasan emosi sesungguhnya lebih merupakan keterampilan (skills) dari pada potensi. Untuk meningkatkan kecerdasan emosi, keterampilan ini harus diajarkan oleh masyarakat tempat individu yang bersangkutan tumbuh dan berkembang. 46

Proses belajar ini sesungguhnya merupakan bagian dari kemampuan nalar (kognitif) seseorang untuk memahami pengalaman emosi pribadi, mengendalikan emosi, memotivasi diri, memahami emosi orang lain dan mengembangkan hubungan dengan orang lain. Pada dasarnya untuk meningkatkan kecerdasan emosi lebih mengacu pada kemampuan seseorang mengendalikan diri ketika marah, takut, gembira, muak, tersinggung, dan berduka. Jadi, pada dasarnya seseorang harus meredam gejolak emosinya. [] [] [4] 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional yang dimiliki perawat di ruang rawat inap kelas III RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang sebagian besar dalam kategori baik. Kinerja perawat yang dimiliki perawat di ruang rawat inap kelas III RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang sebagian besar dalam kategori baik. Adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja perawat di ruang rawat inap kelas III RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang dengan nilai signifikan p 0,00 0,00. Oleh karena itu perawat agar mempertahankan kecerdasan emosional dalam aspek mengenali emosi diri dan mengembangkan aspek mengelola emosi dalam hal mengontrol diri ketika sedang marah, serta mempertahankan kinerja perawat dalam aspek kejujuran perawat dan meningkatkan aspek kecepatan respon dalam hal cepat dan tepat pada saat memberikan pelayanan. [] [6] [7] [8] [9] Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. http://digilib.uns.ac.id. Diakses Tanggal 4 september 06. Simorangkir, R. 0. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Perawat menurut Persepsi Pasien Di Rindu B RSUP Haji Adam Malik. Skripsi Sarjana. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/ Diakses tanggal september 06. Pos Kupang. Selasa, 9 Agustus 04. Menjawab Keluhan Pasien. Metodologi Nursalam, 0. Penelitian Ilmu Keperawatan. Ed.. Jakarta : Salemba Medika. Satiadarma, M.P., & Waruwu, F.E. 00. Mendidik Kecerdasan. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Goleman, D. 007. Kecerdasan Emosional. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Cooper, D.R & P.S. Schindler. 00. Business Research Methods, 7th Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Ciarrochi, J., Forgas, J.P., & Mayer, J.D. 00. Emotional intelligence in everyday life: a scientific inquiry. USA: Psychology press. Hidayat, A. A. 007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. DAFTAR PUSTAKA [] Rudyanto, E. 00. Hubungan antara Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual dengan Perilaku Prososial pada Perawat. Skripsi Sarjana. Program Studi Psikologi Fakultas 47