Jalan Ir. Sutami No.36A Surakarta 5716.Telp:

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN KOLOM PASIR (SAND COLUMN) SEBAGAI PERKUATAN TERHADAP NILAI LENDUTAN PADA TANAH DASAR (SUB GRADE)

Disusun oleh : FAJAR TRI WIBOWO I

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

PENGARUH PENAMBAHAN KOLOM PASIR (SAND COLUMN) SEBAGAI PERKUATAN TERHADAP NILAI LENDUTAN PADA TANAH DASAR (SUB GRADE)

PERILAKU PENAMBAHAN SOIL MIXING COLUMN SEBAGAI PERKUATAN PADA TANAH DASAR (SUBGRADE) LUNAK

DAFTAR ISI. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Landasan Teori Tanah Dasar (subgrade)... 5

Keywords: granular soil, subbase course, k v, CBR. Kata Kunci: tanah granuler, subbase course, nilai k v, CBR

PENGARUH DRAINASE VERTIKAL DUA ARAH KOLOM PASIR KELOMPOK PADA TANAH LUNAK

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp.(0271)

PENGARUH PENAMBAHAN KOLOM TANAH SEMEN TERHADAP PERPINDAHAN VERTIKAL TANAH DASAR EKSPANSIF SAAT KONDISI MENGEMBANG.

STUDI PENURUNAN PONDASI TELAPAK DIPERKUAT KOLOM KAPUR DI ATAS PASIR

Keywords: finite element method, subgrade, limestone, deflection. Kata kunci : metode elemen hingga, tanah dasar, limestone, lendutan.

PENGARUH VARIASI KOLOM PASIR SEBAGAI DRAINASE VERTIKAL DUA ARAH PADA TANAH LUNAK

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

ANALISIS LENDUTAN PERKERASAN KAKU PADA PEMBEBANAN SUDUT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

PENGARUH DRAINASE VERTIKAL SATU ARAH MENGGUNAKAN KOLOM PASIR TERHADAP KECEPATAN PENURUNAN TANAH LUNAK

Analisis Lendutan Model Pelat Fleksibel dengan Tiang Perbesaran Ujung dan Pelat Tidak Rapat Tanah Pada Tanah Pasir

PERILAKU PONDASI TELAPAK BUJUR SANGKAR BERSELIMUT DI ATAS TANAH PASIR AKIBAT PEMBEBANAN

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

PENURUNAN PONDASI TELAPAK YANG DIPERKUAT KOLOM KAPUR

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

KAJIAN KEMAMPUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA ABUTMENT JEMBATAN BERDASAR BEDAH BUKU BOWLES

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

Jhohan Ardiyansyah, et al.penentuan Lendutan Pelat Beton Bertulang Bambu dan Baja...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

PENGGUNAAN MATERIAL BATU KAPUR SEBAGAI LAPISAN SUBBASE COURSE PERKERASAN JALAN PADA SUBGRADE TANAH LUNAK DENGAN PERKUATAN PLASTIK DAN GEOSINTETIK

ANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL FREE-END PILE PADA TANAH KOHESIF

PENGARUH PERKUATAN KOLOM PASIR TERHADAP PENURUNAN PONDASI TELAPAK

PENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG BAJA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

BAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,

Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI DISTABILISASI PASIR DAN SEMEN ANWAR MUDA

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5

PENGARUH KADAR AIR TERHADAP TEGANGAN DAN PENURUNAN SUBGRADE TANAH EKSPANSIF PADA MODEL PERKERASAN LENTUR

PROFIL PERMUKAAN TANAH KERAS KOTA SURAKARTA SEBAGAI INFORMASI PRADESAIN PONDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DEFLEKSI DAN KAPASITAS LATERAL TIANG TUNGGAL FREE-END PILE PADA TANAH KOHESIF

PERILAKU PONDASI TELAPAK YANG DIPERKUAT KOLOM PASIR-KAPUR TERHADAP PEMBEBANAN

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN (Pavement Design) Menggunakan CBR

PENGARUH DIMENSI, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG LATERAL DAN DEFLEKSI PADA TIANG PANCANG SPUN PILE ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Uji Beban dan Analisis Lendutan Model Pelat Fleksibel yang Didukung Tiang-Tiang pada Tanah Pasir

BAB I PENDAHULUAN. MAK (Metode Analisa Komponen) pada SKBI dan perencanaan tebal

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

ANALISA TAHANAN LATERAL DAN DEFLEKSI FONDASI GRUP TIANG PADA SISTEM TANAH BERLAPIS DENGAN VARIASI JUMLAH TIANG DALAM SATU GRUP

PENGARUH BENTUK, KEDALAMAN, DAN RASIO KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS BEBAN LATERAL TIANG PANCANG BETON ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

ANALISA KAPASITAS KELOMPOK TIANG PANCANG TERHADAP BEBAN LATERAL MENGGUNAKAN METODA FINITE DIFFERENCE

ANALISIS PONDASI JEMBATAN DENGAN PERMODELAN METODA ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

penulisan tugas akhir. Jalannya penelitian dapat dilihat dari bagan alir pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

PENGEMBANGAN KURVA t-z PADA TANAH PASIRAN BERDASARKAN HASIL UJI GESER LANGSUNG DENGAN APLIKASI PADA PONDASI BOR BER-INSTRUMEN. Tesis.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

2.2 Data Tanah D. YULIANTO 1. PENDAHULUAN

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG ULTIMIT TIANG PANCANG ANTARA METODE TEORETIS DAN METODE AKTUAL DENGAN KONFIGURASI TIANG DAN KEDALAMAN

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

KUAT LENTUR BALOK TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 15 CM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT. Oleh : Dwi Sri Wiyanti

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

ANALISA LENDUTAN DAN DISTRIBUSI GAYA LATERAL AKIBAT GAYA LATERAL MONOTONIK PADA PONDASI TIANG KELOMPOK

BAB VII PENUTUP. Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

KORELASI KEPADATAN LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA DENGAN KADAR AIR SPEEDY TEST DAN OVEN TEST. Anwar Muda

BAB III METODE PENELITIAN

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

Struktur dan Konstruksi II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN BAJA TULANGAN YANG DIPASANG MENYILANG PASCA BAKAR NASKAH PUBLIKASI

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan

Pengaruh Luas Lubang Pipa Pada Kolom Pendek Dengan Variasi Diameter Lubang Pipa 1½, 2, 2½ Dan 3.

Hendra Wahyu, Suherman Sulaiman, Mujiman Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE

STUDI KAPASITAS LATERAL PONDASI TIANG UJUNG BEBAS DENGAN VARIASI DIAMETER DAN JARAK BEBAN SAMPAI MUKA TANAH PADA TANAH PASIR DI LABORATORIUM

ANALISA PENGGUNAAN KOLOM TENGAH PADA BANGUNAN GEDUNG DIDAERAH DITINJAU DARI ANALISA BIAYA PELAKSANAAN

PENGARUH UKURAN BUTIR TERHADAP NILAI CBR MATERIAL CRUSHED LIMESTONE ABSTRAK

MUHAMMAD SYAHID THONTHOWI NIM.

PENGARUH VARIASI BENTUK KOMBINASI SHEAR CONNECTOR TERHADAP PERILAKU LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON-KAYU ABSTRAK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT MENGGUNAKAN SAP2000

TUGAS AKHIR. Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib. Yohanes, ST.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN STRUKTUR PORTAL DENGAN BALOK PRATEGANG

Transkripsi:

PERILAKU PENAMBAHAN KOLOM BATU (STONE COLUMN) SEBAGAI PERKUATAN PADA TANAH DASAR (SUB GRADE) LUNAK. Fajar Tri Wibowo 1), Bambang Setiawan 2), R. Harya Dananjaya H.I 3) 1) Mahasiswa Program S1 Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret 2) 3) Pengajar Program Studi Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No.36A Surakarta 5716.Telp: 0271647069. Email : fajartriwibowo25@gmail.com Abstrak Kerusakan jalan mengakibatkan perlunya perkuatan tanah untuk mengatasi permasalahan pada tanah lunak, perkuatan stone column salah satu alternatif yang bisa digunakan. Perkuatan ini berupa rangkaian beberapa pondasi kolom batu yang dipasang memanjang pada tanah dasar (sub grade) perkerasan jalan raya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perilaku stone column terhadap lendutan pada tanah dasar (sub grade) lunak, dan membandingkan lendutan antara pengamatan dengan pendekatan menggunakan rumus Hetenyi (1974). Koefisien sub grade tanah di gunakan untuk mengetahui besarnya modulus reaksi tanah dasar, yang selanjutnya di gunakan untuk menganalisis hasil lendutan dengan metode pendekatan menggunakan rumus Hetenyi (1974). Penentuan koefisien sub grade di dapat dari lendutan rerata hasil uji secara pengamatan. Penelitian ini merupakan penelitian skala kecil uji model laboratorium. Tanah lunak di perkuat dengan kolom batu (stone column) dengan ukuran batu lolos saringan 3/8 tertahan saringan 4. Jaring kawat digunakan untuk membungkus batu-batu tersebut agar dapat di bentuk menjadi semacam tiang yang kemudian di masukkan ke dalam tanah yang telah di lubangi dengan jarak antar kolom adalah 125 mm. Penambahan sub base kerikil setinggi 30 mm dan base course pasir setinggi 30 mm juga termasuk variasi dalam penelitian kali ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perkuatan dengan stone column mampu mereduksi lendutan yang terjadi pada pelat jika di bandingkan tanpa perkuatan sebesar 25,18% untuk titik sentris, dan 33,65% untuk titik eksentris. Perbandingan lendutan antara pengamatan dengan metode pendekatan rumus Hetenyi (1974) secara umum memberikan lendutan yang hampir sama, akan tetapi selisih nilai pembebanan masih cukup besar Kata kunci : tanah lunak, koefisien sub grade, stone column, lendutan. Abstract The damage to roads lead to the need for soil reinforcement to solve the problems on soft soil, stone column reinforcement one alternative that can be used. This system consisted of some stone columns footing which attached horizontally on sub grade of the highway. The purpose of this study was to determine the behavior of stone column against the deflection on the soft subgrade, and compare the deflection between the observations with the approach of using formula Hetenyi (1974 ). The coefficient of sub -grade soil is used to determine the modulus of subgrade reaction, which in turn is used to analyze the results of deflection by using a formula approach Hetenyi (1974 ). The determination of the coefficient of sub -grade on average can of deflection in the observation test results. This study is a small-scale model test laboratory. Soft soil reinforced with stone columns ( stone column ) with the size of the stones through sieve 3/8 and retained through sieve 4. Wire mesh used to wrap the stones so they can be in the form of a sort of pole then be entered into the land that has been in the holes with distance between columns is 125 mm. The addition of sub- base gravel as high as 30 mm and base course of sand as high as 30 mm also includes variations in the current study. The result of this study showed that reinforcement using stone column decreased the deflection on the plate when compared with no unreinforced of 25.18 % for centric point, and 33.65 % for the eccentric point. Comparison of deflection between observation methods Hetenyi formula approach (1974 ) generally provides deflection which is almost the same, but the difference in value of loading is still quite large Keywords: soft soil, sub grade coefficient, stone column, deflection PENDAHULUAN Perkembangan zaman mengakibatkan berkembang pula kehidupan manusia, sehingga berubahnya suatu kebutuhan sekunder menjadi kebutuhan primer. Sebagai contoh kebutuhan akan kendaraan bermotor yang semakin lama semakin tidak terkendali jumlahnya, mengakibatkan kepadatan lalu lintas. Semakin padat lalu lintas mengakibatkan semakin beratnya beban yang melintas diatas perkerasan jalan, mengakibatkan terjadinya kerusakan jalan. Kerusakan jalan bisa disebabkan oleh kerusakan material perkerasan karena kualitas yang digunakan kurang sesuai standar perencanaan atau kerusakan yang disebabkan oleh tanah dasar (sub grade). Kondisi tanah dasar (sub grade) yang lunak akan mengakibatkan jalan mudah mengalami kerusakan, maka dari itu perlunya perkuatan pada tanah dasar (sub grade) lunak. Perkuatan pada tanah dasar (sub grade) sudah banyak dilakukan, diantaranya dengan Geotektile, Cerucuk Bambu, dan Cakar Ayam Modifikasi. Perkuatan stone column salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk memperkuat tanah dasar (sub grade). Perkuatan ini berupa batu yang dibungkus dengan kawat pembungkus dan dibentuk seperti tiang besi kemudian dimasukan kedalam tanah seperti kolom-kolom tiang pancang. Perkuatan ini diharapkan mampu memperkuat tanah dasar (sub grade) lunak, sehingga perkerasan jalan akan semakin tahan lama, aman, nyaman dan tidak mudah rusak. e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/314

TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang perkuatan tanah lunak oleh Hardiyatmo telah banyak dilakukan dengan model skala kecil, salah satunya adalah Penelitian Hardiyatmo, (2002) tentang analisis lendutan pelat yang didukung kelompok tiang pada tanah lunak menghasilkan kesimpulan bahwa tiang-tiang perkuatan mampu mereduksi lendutan pada pile cap akibat beban yang diberikan. Reduksi lendutan bergantung pada kerapatan antar tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang. Penggunaan perkuatan tiang pada tanah dasar (sub grade) lunak telah diperjelas lagi dalam penelitian Firdaus, (2010) yang menggunakan pelat beton sebagai pile cap, dan menghasilkan suatu kesimpulan bahwa ketebalan pelat beton akan mempengaruhi lendutan, semakin tebal pelat beton, dapat mengakibatkan nilai redusi lendutan, momen positif naik, momen negatif turun dan gaya lintang sedikit bertambah serta distribusi semua pengaruhnya akan semakin jauh disepanjang pelat tersebut. Pebaikan dengan stone column telah di teliti juga oleh Nurtjahjaningtyas, (2009) yang menghasilkan kesimpulan bahwa diperlukan 25 stone column per meter panjang dengan panjang tiang 15-25 meter untuk tinjauan masing-masing titik. Penambahan stone column mampu memberikan efektifitas pengurangan besar pemanpatan setelah dipasang stone column sebesar 20% - 60%. Pengertian koefisian sub grade (k v) menurut Firdaus (2010) adalah nilai perbandingan tekanan tanah dengan penurunan yang terjadi, yang ditentukan dengan uji beban pelat (plate load test). Pelat yang relatif tipis, sehingga pelat akan berperilaku sebagai pelat fleksibel Hardiyatmo dkk (1999) menyarankan pada persamaan tentang modulus reaksi tanah dasar dengan rumus Hetenyi (1974). Koefisein sub grade kemudian digunakan untuk menghitung nilai (λ) fleksibilitas balok di atas tanah (Hetenyi 1974), selanjutnya nilai k v dan λ digunakan untuk menghitung lendutan yang terjadi pada pelat baik dititik sentris maupun eksentris dengan menggunakan pendekatan rumus Hetenyi (1974) CARA PENELITIAN Tahap Persiapan Tahap persiapan diperlukan guna memperlancar kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan di Laboratorium. Tahap persiapan tersebut berupa tahap persiapan benda uji, persiapan media tanah dan persiapan alat pembebanan. Penelitian ini menggunakan benda uji berupa batu pecah yang akan dibuat seperti tiang pancang. Batu pecah yang digunakan berdiameter 5-10 mm dengan lolos saringan nomor 3/8 tertahan nomor 4. Media tanah yang digunakan dengan sistem pengambilan terganggu (disturbed sample). Persipan uji Membuat lubang untuk perletakan stone column dengan alat pengebor dengan diameter 50 mm dan kedalaman 200 mm pada setiap jarak 125 mm. Memasukan kerikil dengan diameter rata-rata adalah 1 cm ke dalam jaring kawat, sebelumnya batu di timbang seberat 475 gram untuk setiap tiangnya. Memasukkan stone column secara tegak lurus ke dalam lubang yang ada pada media tanah. Menggantungkan alat pembebanan aksial pada balok penyangga. Memasang alat pembebanan aksial tidak secara permanen, melainkan secara fleksibel dengan sebuah pengunci. Meletakkan pelat dalam kotak uji dengan dimensi 800 mm 300 mm, di usahakan agar pelat rata menyentuh tanah. Menaruh waterpass untuk memastikan bahwa pembebanan dilakukan secara merata e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/315

Gambar 1 Tampak samping pemasangan alat penguji Tahap penelitian utama Alat pembebanan diatur sehingga stabil (kaku). Tuas alat pembebanan diputar sehingga torak memberi tekanan pada pelat tumpuan stone coloumn sampai dial gauge menunjukkan pergerakan sedikit. Hal ini untuk memastikan bahwa torak benar-benar menyentuh pelat secara keseluruhan. Pengujian dilakukan setelah dial gauge diatur pada angka nol. Setelah itu pembebanan dilakukan dengan memberikan beban 20 kg, kemudian dikembalikan ke 0, diberi beban lagi 20 kg, sampe berulang 3 kali, seterusnya beban bertambah menjadi 40 kg, 60 kg dan maksimal 80 kg. Pengujian lendutan di bedakan menjadi 4 variasi yang di sajikan dalam Tabel 1 di bawah ini Tabel 1. Variasi pengujian lendutan NO Variasi Keterangan 1 Tanpa Perkuatan Tanpa Perkuatan 2 Perkuatan Stone column Perkuatan stone column 3 Dengan Sub base Variasi B + Penambahan sub base kerikil setinggi 3 cm 4 Dengan Base course Variasi C + Penambahan base course pasir setinggi 3 cm ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN a. Perbandingan lendutan semua variasi Tabel 2 Perbandingan lendutan maksimum setiap variasi No Perlakuan Beban Bacaan Dial Lendutan (mm) (Kg) A B C D E 1 Tanpa Perkuatan 80 0.076 0.316 0.927 0.347 0.13 2 Perkuatan Stone column 80-0.05 0.203 0.693 0.227-0.06 3 Dengan Sub base 80-0.063 0.143 0.56 0.133-0.08 4 Dengan Base course 80-0.03 0.967 0.28 0.08-0.04 Le nd ut an (m m) 0,50 0,00-0,50-1,00 tanpa perkuatan dengan stone column dengan sub base dengan base course Gambar 3 Perbandingan lendutan sentris pengamatan dari setiap variasi perlakuan pada tanah lunak Gambar diatas menunjukkan perbandingan antara semua variasi, lendutan paling besar ditunjukkan pada grafik tanpa perkuatan, karena beban yang diberikan langsung menyentuh tanah dasar yang lunak. perkuatan stone column mampu mereduksi lendutan sebesar 25,18 % untuk pembebanan sentris, reduksi lendutan terjadi karena adanya perkuatan pada tanah daasar lunak tersebut, sehingga membuat tanah akan semakin kuat. Variasi perlakuan ketiga yaitu dengan penambahan sub base berupa haparan kerikil setinggi 3 cm memberikan reduksi lendutan sebesar 39,5 % terhadap variasi tanpa perkuatan. Reduksi lendutan terjadi karena penambahan sub base berupa hamparan kerikil setinggi 3 cm membuat beban yang diberikan tidak langsung menyentuh tanah, akan tetapi beban ditahan terlebih dahulu oleh sub base yang kemudin beban diteruskan sampai ke tanah dasar.variasi perlakuan tanah keempat yaitu variasi ketiga kemudian ditambahan lagi base course berupa hamparan pasir setinggi 3 cm. Variasi ini terbukti memberikan reduksi lendutan sebesar 69,78 % terhadap varisi tanpa perkuatan, 59,6 % terhadap variasi hanya perkuatan stone column dan 50 % terhadap e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/316

hanya dengan sub base. Hal ini disebabkan karena lapisan tanah semakin tebal dengan adanya tambahan sub base dan base course yang sehingga membuat beban yang diberikan untuk sampai ke tanah dasar semakin kecil karena beban terbagi terlebih dahulu oleh adanya sub base dan base course. 3 Perbandingan hasil lendutan eksentris dari setiap variasi NO Perlakuan Beban Bacaan Dial Lendutan (mm) (Kg) A B C D E 1 Tanpa Perkuatan 80-0.05 0.00 0.17 1.05 0.24 2 Perkuatan Stone column 80-0.047 0.00 0.08 0.69 0.19 3 Dengan Sub base 80 0.00-0.0567 0.16 0.63 0.1267 4 Dengan Base course 80-0.05 0.00 0.15 0.42 0.733 Le nd ut an (m m) 0,50 0,00-0,50-1,00-1,50 tanpa perkuatan dengan stone column dengan sub base dengan base course Gambar 4 Perbandingan lendutan eksentris maksimum dari setiap variasi perlakuan pada tanah lunak Gambar 4 diatas menunjukkan perbandingan antara semua variasi, lendutan paling besar ditunjukkan pada grafik tanpa perkuatan. Perkuatan stone column mampu mereduksi lendutan sebesar 33,65 % untuk pembebanan eksentris. Variasi perlakuan ketiga yaitu dengan penambahan sub base berupa haparan kerikil setinggi 3 cm memberikan reduksi lendutan sebesar 40 % terhadap variasi tanpa perkuatan. Variasi perlakuan tanah keempat yaitu variasi ketiga kemudian ditambahan lagi base course berupa hamparan pasir setinggi 3 cm. Variasi ini terbukti memberikan reduksi lendutan sebesar 60 % terhadap varisi tanpa perkuatan, 39,7 % terhadap variasi hanya perkuatan stone column dan 33,68 % terhadap hanya dengan sub base. b. Perbandingan lendutan pengamatan dengan metode Hetenyi (1974) Pengujian lendutan variasi A (tanpa perkuatan) 1. Beban sentris Pengujian beban sentris yang telah dilaksanakan didapat hasil sebagai berikut 0,5 0-0,5-1 Hetenyi (1974) Pengamatan e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/317

Gambar 5 Lendutan sentris variasi A antara pengamatan dan Hetenyi (1974) Gambar 5 menunjukan grafik perbandingan lendutan antara hasil pengamatan dan menggunakan pendekatan rumus Hetenyi (1974). Berdasarkan gambar tersebut pendekatan menggunakan rumus Hetenyi (1974) memberikan lendutan yang hampir sama jika dibandingkan dengan lendutan pengamatan, akan tetapi untuk selisih nilai lendutan jika dibandingkan dengan pengamatan masih cukup jauh. Hal ini disebabkan karena metode rumus Hetenyi (1974) sebenarnya digunakan untuk pelat yang tebal dan kaku, serta dengan perkuatan pipa cakar baja yang monolite dengan pelat. Akan tetapi dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode rumus Hetenyi (1974) secara umum bisa digunakan untuk pelat yang relatif tipis dan fleksible dengan perkuatan yang tidak harus monolite dengan sistem pelat yang panjang terbatas (finite beam) 2. Beban eksentris 0,5 0-0,5-1 -1,5 Hetenyi 1974 Pengamatan Gambar 6 Lendutan eksentris variasi A antara pengamatan dan Hetenyi (1974) Gambar 6 diatas menunjukan grafik perbandingan lendutan eksentris tanpa perkuatan dengan beban maksimal 80 kg antara hasil pengamatan dan menggunakan pendekatan rumus Hetenyi (1974). Berdasarkan grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan menggunakan rumus Hentenyi (1974) secara umum memberikan lendutan yang hampir sama dengan pengamatan. Selisih nilai pada titik A, titik B, titik C dan titik E sebenarnya memberikan nilai yang hampir sama, adapun untuk titik D selisih nilai antara pengamatan dan rumus masih terlalu besar. Hal ini disebabkan karena selisih lendutan antara titik D dan lainnya terlalu besar, sehingga membuat perbedaaan antara pengamatan dan metode Hetenyi (1974) menjadi cukup signifikan. Akan tetapi secara umum metode pendekatan rumus Hetenyi (1974) ini dapat digunakan pada pelat tipis dan fleksible. KESIMPULAN 1. Perkuatan stone column mampu mereduksi lendutan yang terjadi pada pelat untuk pembebanan sentris sebesar 25,18 %, dan untuk pembebanan eksentris sebesar 33,65 %. Perkuatan stone column kemudian di tambah sub base berupa hamparan kerikil mampu mereduksi lendutan sentris pada pelat dibandingkan tanpa sub base sebesar 19,23 %, dan untuk pembebanan eksentris sebesar 9,09 %. Terhadap tanpa perkuatan mampu mereduksi lendutan sentris sebesar 39,5 % dan 40 % untuk pembebanan eksentris. Perkuatan stone column ditambah sub base berupa hamparan kerikil serta ditambah lagi dengan base course berupa hamparan pasir mampu memberikan reduksi pada pelat terhadap tanpa base course untuk pembebanan sentris sebesar 50 %, dan untuk pembebanan eksentris sebesar 33,68 %. Terhadap tanpa base course dan sub base mampu mereduksi lendutan sebesar 59,6 % untuk pembebanan sentris, dan 39,7 % untuk pembebanan eksentris. Terhadap tanpa perkuatan apapun mampu mereduksi lendutan sebesar 69,78 % untuk pembebanan sentris, dan 60 % untuk pembebanan eksentris 2. Metode rumus pendekatan Hetenyi (1974) untuk secara umum memberikan lendutan yang hampir sama dengan metode pengamatan secara langsung, baik pembebanan di titik sentrsi maupun pembebanan di titik e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/318

eksentris, sehingga metode pendekatan rumus Hetenyi (1974) bisa digunakan untuk pelat yang tipis dan fleksible. REFERENSI Hardiyatmo, H.C. 2006. Teknik Pondasi I Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Beta Offset Hardiyatmo, H.C, 2010. Analisis dan Perancangan Pondasi II. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hardiyatmo, H.C, 2010. Mekanika Tana h I. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. 2013. Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013. Jakarta. Hardiyatmo, H.C, 2009. Metoda Hitungan Lendutan Pelat Dengan Menggunakan Modulus Reaksi Tanah Dasar Ekivalen Untuk Struktur Pelat Fleksible, Dinamika Teknik Sipil, Volume 9 Nomor 2, Yogyakarta. Puri, A. 2013. Penerapan Metode Analisis Lendutan Pelat Terpaku Pada Model Skala Penuh dan Komparasi dengan Uji Pembebanan. Konferensi Nasional Teknik Sipil 7, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Firdaus, W. 2010, Prediksi Pelat Beton di Atas Tanah Lunak Menggunakan Metode Boef (Beam On Elastic Foundation) Ditinjau Pada Variasi Tebal Pelat Beton dan Nilai Pembebanan, Skripsi. Program Studi Teknik Sipil. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Subekti, H.G, 2009, Uji Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang Pipa Baja Ujung Terbuka Pada Tanah Lunak (Uji Model Laboratorium). Skripsi, Program Studi Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret. Surakarta Nurtjahjaningtyas, I. 2009, Efektifitas Penggunaan Stone column Untuk Mengurangi Besar Pemampatan Pada Tanah Dengan Daya Dukung Rendah, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah. Universitas Jember. Ridho, R. 2010, Uji Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang Kelompok Ujung Tertutup Pada Tanah Pasir Berlempung Dengan Variasi Jumlah Tiang, Skripsi, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Yanto, F.H, 2015, Analisis Lendutan Perkerasan Kaku Pada Tanah Lunak Dengan Perkuatan Kolom Soil Cement, Tesis S-2, Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hardiyatmo, H.C, 2002, Analisis Lendutan Pelat Yang Didukung Oleh Kelompok Tiang Pada Tanah Lunak, PIT Geoteknik, Surabaya. e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/319