PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

dokumen-dokumen yang mirip
KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

Konstitusi dan Rule of Law

UU & Lembaga Pengurus Tipikor L/O/G/O

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Reformasi Kelembagaan MPR Pasca Amandemen UUD 1945

BAB XIII AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR 1945

ara urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

LEMBAGA LEMBAGA NEGARA. Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEWARGANEGARAAN KONSTITUSI, KONSTITUSIONALISME DAN RULE OF LAW. Modul ke: 05Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

Dua unsur utama, yaitu: 1. Pembukaan (Preamble) ; pada dasarnya memuat latar belakang pembentukan negara merdeka, tujuan negara, dan dasar negara..

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Tugas Lembaga PKN. Disusun oleh: Rafi A. Naufal R. Raden M. Adrian Y.

CHECK AND BALANCES ANTAR LEMBAGA NEGARA DI DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA. Montisa Mariana

LEMBAGA NEGARA DALAM PERSPEKTIF AMANDEMEN UUD 1945 H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dasar Pemikiran Perubahan. Sebelum Perubahan. Tuntutan Reformasi. Tujuan Perubahan. Kesepakatan Dasar. Dasar Yuridis. Hasil Perubahan.

RANGKUMAN KN KEDAULATAN ARTI : KEKUASAAN TERTINGGI

R U J U K A N UNDANG UNDANG DASAR 1945 DALAM PUTUSAN-PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

Ulangan Akhir Semester (UAS) Semester 1 Tahun Pelajaran


PENDAHULUAN. kendatipun disebut sebagai karya agung yang tidak dapat terhindar dari

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) hukum kenamaan asal Austria, Hans Kelsen ( ). Kelsen menyatakan

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA BAHAN TAYANGAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

PERUBAHAN KETIGA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN HADIRI PERTEMUAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Urgensi Menata Ulang Kelembagaan Negara. Maryam Nur Hidayat i-p enelit i P usat St udi Fakult as Hukum UI I

MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan)

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Perkembangan Pasca UU MD3/2014. Herlambang P. Wiratraman Unair

Faridah T, S.Pd., M.Pd. NIP Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan

Macam-macam konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum ( rechtsstaat), dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan oleh lembaga legislatif.

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

MEMAHAMI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. OLEH : SRI HARININGSIH, SH.,MH

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 125/PUU-XIII/2015 Penyidikan terhadap Anggota Komisi Yudisial

Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H.

KARAKTERISTIK PENGAWASAN YANG DIMILIKI OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS UNDANG-UNDANG DI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

SOAL VALIDITAS Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d,!

II. TINJAUAN PUSTAKA. kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran kamar kedua dalam

Demokrasi: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

PERTANYAAN Bagaimanakan kasus Marbury vs Madison Apa alasan John Marshall membatalkan Judiciary Act. Bagaimana pemikiran Yamin tentang Yudisial Review

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 79/PUU-XII/2014 Tugas dan Wewenang DPD Sebagai Pembentuk Undang-Undang

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL

Mengenal Mahkamah Agung Lebih Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.4 Metode penelitian

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41B/DPR RI/I/ TENTANG

CATATAN HASIL SIDANG TAHUNAN MPR 2000

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lembaga Kepresidenan dalam Sistem Presidensial

HAN Sektoral Pertemuan Kedua HAN Sektoral dan Peraturan Perundang-Undangan SKEMA PEMERINTAH

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT,

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adanya korupsi di berbagai bidang menjadikan cita-cita demokrasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

e. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP;

A. Komisi II No Nama RUU Pembahas Status Jadwal Pembahasan 1 Tata Cara Pembentukan Peraturan Perundangundangan

Pendidikan Kewarganegaraan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan pada bab-bab terdahulu, dapat ditarik. 1. Lembaga Negara independen adalah lembaga yang dalam pelaksanaan

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

ASAS HUKUM TATA NEGARA. Riana Susmayanti, SH.MH

TINJAUAN ATAS PENGADILAN PAJAK SEBAGAI LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA

Konferensi Pers Presiden RI Tentang Kasus Hukum Ketua MK, tgl 5 Okt 2013, di Jakarta Sabtu, 05 Oktober 2013

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang (UU) tehadap Undang-Undang Dasar (UUD). Kewenangan tersebut

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-4

Transkripsi:

Modul ke: 07 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Rizky Dwi Pradana, M.Si

Sub Bahasan 1. Pengertian dan Definisi Konstitusi 2. Hakikat dan Fungsi Konstitusi 3. Dinamika Pelaksanaan Konstitusi 4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi 5. Pengertian Rule of Law 6. Latar Belakang Rule of Law 7. Fungsi Rule of Law 8. Dinamika Pelaksanaan Rule of Law

1. Pengertian dan Definisi Konstitusi Konstitusi : constituer (Prancis) membentuk. Konstitusi a/ pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan aturan suatu negara. UUD : Gronwet (Belanda). Wet (UU) dan Grond (tanah atau dasar). Dalam ilmu politik, Konstitusi : keseluruhan dari peraturan-peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana sesuatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.

1. Pengertian dan Definisi Konstitusi Tokoh Konstitusi UUD LL.J. Van Apeldoorn Peraturan tertulis dan peraturan tidak tertulis Bagian tertulis dari konstitusi. Sri Sumantri E.C.S. Wade Herman Heller C.F. Strong Menyamakan arti keduanya (sesuai dengan praktik ketatanegaraan di sebagian besar negara-negara dunia : Indonesia 1. Konstitusi : mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan (arti politis dan sosiologis) 2. Konstitusi : kesatuan kaidah yang hidup dala masyarakat (arti hukum atau yuridis) 3. Konstitusi : kesepakatan yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara. Konstitusi: kumpulan asas-asas yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan, hak-hak dari pemerintah dan hubungan antara pemerintah dan yang diperintah. - Naskah yang memberikan rangka dan tugas pokok dari badan-badan pemerintahan dan menentukan pokok-pokok cara kerjanya

1. Pengertian dan Definisi Konstitusi Konstitusi : a. Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada para penguasa. b. Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu sistem politik. c. Suatu gambaran-gambaran dari lembaga-lembaga negara. d. Suatu gambaran yang menyangkut masalah hak-hak asasi manusia.

2. Hakikat dan Fungsi Konstitusi 1. Hakikat Isi Konstitusi (UUD) Konstitusi berisi tiga hal pokok, yaitu: Jaminan terhadap HAM dan warga negaranya Susunan ketatanegaraan Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan M.Budiardjo: UUD memuat ketentuan: a. Organisasi Negara Konstitusi berisi hal-hal sebagai berikut: 1) Pembagian kekuasaan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) 2) Pembagian kekuasaan (pemerintah pusat/ federal dengan daerah/ negara bagian) 3) Prosedur penyelesaian pelanggaran hukum 4) Bangunan hukum dan semua organisasi-organisasi yang ada dalam negara. 5) Bentuk negara/ pemerintahan/ sistem pemerintahan b. Hak dan Kewajiban Warga Negara/ Negara dan Hubungan Keduanya c. Prosedur Mengubah UUD

2. Hakikat dan Fungsi Konstitusi 2. Fungsi Konstitusi (UUD) Fungsi konstitusi (UUD) secara umum adalah sebagai: a. Tata aturan pendirian lembaga-lembaga yang permanen b. Tata aturan hubungan negara dengan warga negara dan dengan negara lain c. Sumber hukum dasar yang tertinggi Fungsi konstitusi (UUD) secara khusus dalam negara demokrasi dan negara komunis: Negara Demokrasi Konstitusional 1. Membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-wenang. 2. cara yang efektif dalam membagi kekuasaan. 3. Perwujudan dari hukum yang tertinggi (supremasi hukum). Negara Komunis 1. Cerminan kemenangan-kemenangan yang telah dicapai dalam perjuangan ke arah masyarakat komunis. 2. Pencatatan formal dari perjuangan yang telah dicapai. 3. Dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-citakan.

3. Dinamikan Pelaksanaan Konstitusi di Indonesia 1. UUD 1945, Berlaku 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 2. Konstitusi RIS, Berlaku 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950 3. UUDS, Berlaku 15 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959 4. UUD 1945, Berlaku 5 Juli 1959 sampai 1966 5. UUD 1945 pada Tahun 1966 sampai dengan 1999 6. UUD 1945 Amandemen 1999, sejak 1999-Sekarang Inti penerapan sistem pemerintahan pasca amandemen konstitusi: a. Perubahan ideologi politik dari sosialis demokrat liberal (demokrasi, kebebasan individu serta pasar bebas). b. Penyelenggaraan otonomi daerah kepada Pemda tingkat I dan II c. Pelaksanaan pemilu langsung presiden dan wakil presiden d. Pelaksanaan kebebasan pers yang bertanggung jawab. e. Perubahan UU politik yang berintikan pemilu langsung dan sistem multipartai. f. Pelaksanaan Amandemen Konstitusi (UUD 1945) yang berintikan struktur ketatanegaraan Indonesia.

3. Dinamikan Pelaksanaan Konstitusi di Indonesia 7. Proses Perubahan UUD 45 Sidang Umum MPR 19 September 1999 (Amandemen I) Sidang Tahunan MPR 18 Agustus 2000 (Amandemen II) Sidang Tahunan 9 November 2001 (Amandemen III) Sidang Tahunan MPR 10 Agustus 2002 (Amandemen IV) Hak dan kewajiban presiden dan wakil presiden serta hak legislatif. otonomi daerah, DPR, wilayah negara, kewarganegaraan, hak dasar (HAM), pertahanan dan keamanan, serta perlengkapan negara. Kedaulatan dan Negara Indonesia, MPR, pencalonan presiden dan wakil presiden, pemilihan presiden dan wakil presiden, permakzulan, hak-hak presiden, kementerian negara, DPR, pemilihan umum, keuangan negara, BPK, MA dan kekuasaan kehakiman, Komisi Yudisial, serta Mahkamah Konstitusi. Keanggotaan MPR, pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung, pemakzulan, hak presiden, Dewan Penasehat Presiden, mata uang, bank sentral, kekuasaan kehakiman, pendidikan dan kebudayaan, perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial, fakir miskin dan anak terlantar, perubahan konstitusi, aturan peralihan serta aturan tambahan.

4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi dan Perundangundangan 1. Institusi Legislasi Badan Legislatif (DPR) dan Badan Eksekutif (Presiden). Kedua lembaga ini bertugas membuat undang-undang. Bentuk produk perundang-undangan yang dihasilkan oleh institusi di atas adalah berupa UUD, UU, PERPU, dan PP. 2. Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD), dan Pembuatan UU, PERPU, PP, dan PERDA Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD 1945) 1. MPR mengadakan rapat konsultasi dengan seluruh badan kelengkapan MPR dan anggotanya, yaitu DPR 1945 dan DPD. 2. Mendapat persetujuan 2/3 anggota DPR/MPR atas rencana amandemen UUD 45 tersebut. 3. MPR membentuk Panitia Perumus Badan Pekerja (BP-MPR) yang bertugas merumuskan RUUD 1945. 4. Hasil perumusan Panitia Badan Pekerja MPR RI menyerahkan hasil perumusan RUU kepada pimpinan MPR RI. 5. Pimpinan MPR menyelenggarakan Sidang Umum MPR RI Tahunan.

4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi dan Perundangundangan 2. Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD), dan Pembuatan UU, PERPU, PP, dan PERDA Mekanisme Pembuatan UU dan PERPU 1. Pemerintah mengajukan RUU melalui Menteri Sekretariat Negara kepada Setjen DPR RI. 2. Setjen DPR RI mengirimkan RUU kepada pimpinan DPR RI. 3. impinan DPR RI mengirimkan RUU tersebut kepada komisi yang terkait. 4. Pimpinan Komisi membentuk panitia khusus untuk membahas RUU usulan pemerintah atau usulan inisiatif DPR RI. 5. Panitia Khusus mengadakan rapat dengar pendapat dengan elemenelemen yang meliputi : pemerintah, profesional, pengusaha, partai politik, LSM, ormas, OKP, tokoh masyarakat dan unsur lain yang terkait. 6. DPR mengadakan Sidang Paripurna untuk mendengarkan pandangan umum dari fraksi-fraksi yang selanjutnya menetapkan RUU menjadi UU.

4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi dan Perundangundangan 2. Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD), dan Pembuatan UU, PERPU, PP, dan PERDA Mekanisme Pembuatan UU atas Usul Inisiatif DPR RI 1. Komisi mengajukan usul inisiatif RUU kepada Badan Legislasi DPR RI. 2. Badan Legislasi DPR RI mengirimkan RUU kepada pemerintah untuk dibahas dan dikembalikan lagi kepada pimpinan DPR RI. 3. Pimpinan DPR RI mengirimkan RUU tersebut kepada komisi yang terkait. 4. Pimpinan Komisi membentuk panitia khusus untuk membahas RUU usulan pemerintah atau usulan inisiatif DPR RI. 5. Panitia Khusus mengadakan rapat dengar pendapat dengan elemenelemen yang meliputi : pemerintah, profesional, pengusaha, partai politik, LSM, ormas, OKP, tokoh masyarakat dan unsur lain yang terkait. 6. Pimpinan DPR RI mengadakan Sidang Paripurna untuk mendengarkan pandangan umum dari fraksi-fraksi yang selanjutnya menetapkan RUU menjadi UU.

4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi dan Perundangundangan 2. Mekanisme Amandemen Konstitusi (UUD), dan Pembuatan UU, PERPU, PP, dan PERDA Mekanisme Pembuatan PERDA 1. Pemerintah daerah tingkat I atau II mengajukan rancangan PERDA kepada DPRD melalu Sekretaris DPRD I atau II. 2. Sekretaris DPRD mengirim Rancangan Perda kepada pimpinan DPRD tingkat I atau II. 3. Pimpinan DPRD tingkat I atau II mengirimkan Rancangan Perda kepada komisi yang terkait. 4. Panitia Khusus mengadakan rapat dengar pendapat dengan elemenelemen yang meliputi : pemerintah, profesional, pengusaha, partai politik, LSM, ormas, OKP, tokoh masyarakat dan unsur lain yang terkait. 5. DPRD tingkat I atau II mengadakan Sidang Paripurna untuk mendengarkan pandangan umum dari fraksi-fraksi yang selanjutnya menetapkan Rancangan Perda menjadi Perda.

4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi dan Perundangundangan Mekanisme Pembuatan Peraturan Pemerintah (PP) Pembuatan PP dilakukan oleh Pemerintah (Eksekutif). PP berfungsi sebagai peraturan mengenai pelaksanaan UU atau PERPU. Hierarki Peraturan Perundang-undangan TAP MPR No. III/MPR/2000: 1. UUD 1945 2. Ketetapan MPR RI 3. UU 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPU) 5. Peraturan Pemerintah (PP) 6. Peraturan Presiden (KEPRES) 7. Peraturan Daerah (PERDA)

5. Pengertian dan Latar Belakang Rule of Law Penegakan hukum (rule of law): doktrin hukum yang muncul pada abad ke- 19, bersamaan dengan kelahiran negara berdasarkan hukum dan demokrasi. (Friedman) membedakan rule of law menjadi dua: 1. Formal : kekuasaan umum yang terorganisasi, dapat diartikan bahwa setiap negara mempunyai aparat penegak hukum. 2. Hakiki/material: menyangkut ukuran hukum baik dan buruk. Rule of law adalah rule by the law bukan rule by the man. Inti dari rule of law : Jaminan adanya keadilan bagi masyarakatnya, khususnya keadilan sosial. Pembukaan UUD 1945 memberi jaminan adanya rule of law dan sekaligus rule of justice.

6. Fungsi dan Prinsip Rule of Law Fungsi : Jaminan secara formal terhadap rasa keadilan bagi rakyat Indonesia dan juga keadilan sosial, sehingga diatur dalam Pembukaan UUD 1945, bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan negara. Prinsip-prinsip secara formal: Negara Indonesia adalah negara hukum (Pasal 1 ayat 3) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang Independen (Pasal 24 ayat 1) Setiap warganegara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan atau Equality before The Law (Pasal 27 ayat 1) Berhak untuk bekerja, mendapat imbalan dan perlakuan adil dalam hubungan kerja (Pasal 28D ayat 2)

7. Dinamika Pelaksanaan Rule of Law Lembaga Penegak Hukum Lembaga Kepolisian Kejaksaan KPK Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Pengadilan Tinggi dan Negeri Fungsi/Tupoksi/Wewenang Memelihara KAMTIBMAS, penegakan hukum, serta perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat. Melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dan penyidikan pidana khusus berdasarkan KUHP. Supervisi/koordinasi/monitoring penanganan TIPIKOR, Pencegahan dan Penangkapan, Penyelidikan, Penyidikan dan Penuntutan TIPIKOR 1. Mengadili pada tingkat kasasi, 2. Menguji peraturan perundang-undangan terhadap undang-undang 1. Menguji undang-undang terhadap UUD 1945 2. Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara 3. Memutuskan pembubaran partai politik 4. Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum Tingkat provinsi dan kabupaten yang menyelenggarakan peradilan baik pidana dan perdata ditingkat kabupaten/kota dan tingkat banding di peradilan negeri

Terima Kasih Rizky Dwi Pradana, M.Si