Jurnal Florea Volume 2 No. 1, April 2015 (41-46) Diah Ari Dwitawati 1), Ani Sulistyarsi 2), Joko Widiyanto 3) 1,2,3)

dokumen-dokumen yang mirip
Diah Ari Dwitawati, Biomonitoring kualitas air...

STUDI KUALITAS AIR SUNGAI BONE DENGAN METODE BIOMONITORING (Suatu Penelitian Deskriptif yang Dilakukan di Sungai Bone)

BIOMONITORING KUALITAS AIR SUNGAI MADIUN DENGAN BIOINDIKATOR MAKROINVERTEBRATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON DI PERAIRAN SUNGAI DELI SUMATERA UTARA SUSANTI LAWATI BARUS

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Pengaturan air yang

Determination of the Air Hitam River, Pekanbaru City Water Quality Based Biotic Index Macrozoobenthos

STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River)

JENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGGUNAAN KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PENCEMARAN SUNGAI METRO, MALANG, JAWA TIMUR ABDUL MANAN

MAKROINVERTEBRATA SEBAGAI BIOINDIKATOR PENGAMATAN KUALITAS AIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah

Agus Sutanto Purwasih

PRODUKTIVITAS PRIMER PERIFITON DI SUNGAI NABORSAHAN SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Sungai merupakan salah satu sumber air utama bagi masyarakat luas baik

STATUS TROFIK PERAIRAN RAWA PENING KABUPATEN SEMARANG. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna memperoleh gelar Sarjana Sains

BIOASSESSMENT DAN KUALITAS AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI LEGUNDI PROBOLINGGO JAWA TIMUR SKRIPSI

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

ANALISIS KUALITAS DAN KLASIFIKASI MUTU AIR TUKAD YEH POH DENGAN METODE STORET

KUALITAS PERAIRAN SUNGAI KUNDUR BERDASARKAN MAKROZOOBENTOS MELALUI PENDEKATAN BIOTIC INDEX DAN BIOTILIK

ANALISIS KUALITAS PERAIRAN PANTAI SEI NYPAH KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA RIZKI EKA PUTRA

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

KONDISI PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI BABON SEMARANG

PENGUKURAN TINGKAT PENCEMARAN SUMBER MATA AIR YANG TERDAPAT DI KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN PARAMETER ORGANISME MAKROZOOBENTOS

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

DEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS DI BAGIAN HULU SUNGAI HORAS KECAMATAN HATONDUHAN KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA SKRIPSI

STUDI PENENTUAN STATUS MUTU AIR DI SUNGAI SURABAYA UNTUK KEPERLUAN BAHAN BAKU AIR MINUM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB II KUALITAS PERAIRAN DAN INDEKS

STATUS KUALITAS AIR SUNGAI SEKITAR KAWASAN PENAMBANGAN PASIR DI SUNGAI BATANG ALAI DESA WAWAI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

II. LINGKUP KEGIATAN PERUSAHAAN DAERAH PENELITIAN...22

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA AIR DI SUNGAI SAMIN KABUPATEN KARANGANYAR DAN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH. Skripsi

KUALITAS AIR SUNGAI DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN IRONGGOLO KEDIRI JAWA TIMUR DENGAN KERAGAMAN MAKROZOOBENTOS SEBAGAI BIOINDIKATOR SKRIPSI

Simulasi Penentuan Indeks Pencemaran dan Indeks Kualitas Air (NSF-WQI)

ANALISIS KUALITAS AIR AKIBAT KERAMBA JARING APUNG DI DANAU TOBA DUSUN SUALAN DESA SIBAGANDING KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA

PENENTUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIHAMPELAS DENGAN BIOINDIKATOR MAKROZOOBENTOS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bioassessment dan Kualitas Air Daerah Aliran Sungai Legundi Probolinggo Jawa Timur

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

STUDI LAJU DEOKSIGENASI PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG UNTUK RUAS SILIWANGI - ASIA AFRIKA, BANDUNG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

BAB I PENDAHULUAN. Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Malang sebesar 110,06 km 2

MAKROZOOBENTOS SEBAGAI BIOINDIKATOR UNTUK MENGEVALUASI KUALITAS AIR IRIGASI PERTANIAN DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PASURUAN SKRIPSI

PENENTUAN TINGKAT KESEHATAN SUNGAI BERDASARKAN STRUKTUR KOMUNITAS MAKROAVERTEBRATA DI SUNGAI CIHIDEUNG, KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

3. METODE PENELITIAN

bentos (Anwar, dkk., 1980).

Keanekaragaman serangga Ephemeroptera, Plecoptera, dan Trichoptera sebagai bioindikator kualitas perairan di Sungai Jangkok, Nusa Tenggara Barat

KANDUNGAN LOGAM KADMIUM (Cd), TIMBAL (Pb) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN KOMUNITAS IKAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI PERCUT TESIS.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Aliran sungai dari sumber Kuluhan banyak dimanfaatkan oleh sebagian besar warga

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Penurunan kualitas air sungai dapat disebabkan oleh masuknya

KUALITAS AIR SUNGAI BELAWAN DI DESA LALANG KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA IRMA SHINTA ROULIA

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

KAJIAN STATUS KUALITAS AIR SUNGAI RIAM KANAN Studi Kasus Sungai Riam Kanan Di Desa Awang Bangkal Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar

komponen ekosistem yang lain (Asdak, 2002). Sungai Tutupan dimanfaatkan masyarakat setempat sebagai penunjang kehidupan mereka, seperti sumber air, ke

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

PERBANDINGAN MAKROZOOBENTHOS DI LOKASI KERAMBA JARING APUNG DENGAN LOKASI YANG TIDAK MEMILIKI KERAMBA JARING APUNG SKRIPSI MUHAMMAD FADLY AGUSTIAN

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

ABSTRACT THE IMPACT OF AGRICULTURAL ACTIVITIES IN THE VARIOUS LEVELS OF EUTROPHICATION AND DIVERSITY OF PHYTOPLANKTON IN BUYAN LAKE BULELENG BALI

UJI TOKSISITAS DETERJEN CAIR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Oleh :

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

POLA SEBARAN KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA PARIT TOKAYA

KEANEKARAGAMAN BURUNG PANTAI DAN POTENSI MAKANAN DI PANTAI MUARA INDAH KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG PROPINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

SKRIPSI KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan luas ,30 ha. Tujuan penetapan kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan

KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Potensi budidaya ikan di Waduk Embung Klamalu Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat: Kajian kualitas fisika kimia air

HEWAN BENTOS SEBAGAI INDIKATOR EKOLOGI DI SUNGAI CIKAPUNDUNG, BANDUNG

stasiun 2 dengan stasiun 3 dengan stasiun 3 Stasiun 1 dengan Stasiun 1 Morishita Horn

ROTIFERA PADA AREA BEKAS TAMBANG EMAS DI KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG ROTIFERA AT GOLD MINED AREAS IN KABUPATEN SAWAHLUNTO SIJUNJUNG

ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

ANALISIS KUALITAS AIR DAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI SUNGAI SAMIN KABUPATEN KARANGANYAR. Skripsi

EVALUASI KUALITAS AIR BERDASARKAN KANDUNGAN KLOROFIL-a FITOPLANKTON DI WADUK BATUJAI KECAMATAN PRAYA BARAT LOMBOK TENGAH NUSA TENGGARA BARAT TESIS

Studi Kesesuaian Wisata dan Mutu Air Laut untuk Ekowisata Rekreasi Pantai di Pantai Maron Kota Semarang

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang kesejahteraan perekonomian keluarga dan daerah. Industri ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

STUDI POTENSI BEBAN PENCEMARAN KUALITAS AIR DI DAS BENGAWAN SOLO. Oleh : Rhenny Ratnawati *)

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI SUNGAI TALAWAAN MINAHASA UTARA, SULAWESI UTARA

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

Transkripsi:

Jurnal Florea Volume 2 No. 1, April 2015 (41-46) BIOMONITORING KUALITAS AIR SUNGAI GANDONG DENGAN BIOINDIKATOR MAKROINVERTEBRATA SEBAGAI BAHAN PETUNJUK PRAKTIKUM PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN SMP KELAS VII Diah Ari Dwitawati 1), Ani Sulistyarsi 2), Joko Widiyanto 3) 1,2,3) Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Madiun Email: aridwitawati@gmail.com Diterima 27 Januari 2015 disetujui 27 Februari 2015 ABSTRACT This study aims to determine the quality of the river water Gandong using bio-indicators of macroinvertebrates and utilize the results of this study to be used as the building blocks of practical guidance on the subject of environmental pollution junior class VII. The study was conducted in River Gandong Village. Ringinagung, Kab. Mabopane divided into 3 stations. Data obtained from direct observations in the field and laboratory tests. The method used is descriptive qualitative approach that gives an overview of water quality Gandong River. Data were analyzed after identifying the calculating method Family Biotic Index (FBI) based on tolerance index macroinvertebrates.the results of measurements of physical and chemical parameters, such as temperature for each station in the range of 25 C-26, turbidity range 27-30 cm, the ph range 7, the current speed 0,16-0,29 m / s, DO 5,8-6, 1 mg / L. Station II data has physical and chemical parameters lowest, but some aquatic biota able to survive despite the type and the amount is not much in the station I and III. As for the calculation of the FBI, the station I have the 6.39, 6.99 II station, and the station III 6.82. Water quality station I quite bad, but the quality of the station II and III declined to poor interpretation of the FBI. Family macroinvertebrates are most commonly found in every station is family Thiaridae and Physidae. The results of this study can be used as the building blocks of practical instructions Chapter Pollution Junior Class VII entitled "Observing types of animals macroinvertebrates in the river". Keyword : Biomonitoring, water quality, macroinvertebrates, Practical Hint PENDAHULUAN Air merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi makhluk hidup, manusia, hewan, maupun tumbuhan. Keberadaan air di bumi selalu berubah-ubah baik dari segi kualitas dan kuantitas, hal tersebut akibat dari perubahan kondisi alam dan aktivitas makhluk hidup. Perubahan kualitas dan kuantitas air akan mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Air sungai menjadi tempat yang strategis bagi makhluk hidup, karena sungai menjadi suatu ekosistem yang tidak terbatas peruntukannya. Salah satu sungai besar di daerah Kabupaten Magetan, yaitu Sungai Gandong. Sungai Gandong ini melewati Desa Ringinagung Kecamatan Magetan. Aktivitas masyarakat sekitar memanfaatkan Sungai Gandong sebagai tempat pembuangan limbah rumah tangga dan limbah industri. Pemanfaatan sungai untuk pembuangan limbah rumah tangga dan limbah cair penyamakan kulit akan mempengaruhi kualitas air Sungai Gandong. Akibat dari pembuangan limbah kemungkinan akan mencemari air sungai. Perubahan kualitas air sungai akan mempengaruhi kehidupan biota dan masyarakat sekitar yang memanfaatkan air sungai. Pemantauan kualitas air dapat menggunakan indikator biologis dengan metode biomonitoring. Indikator biologis yang paling baik digunakan adalah makroinvertebrata, karena adanya faktor preferensi habitatnya dan juga mobilitasnya yang relatif rendah menyebabkan makhluk hidup ini dapat digunakan sebagai 41

Biomonitoring Kualitas Air Sungai Gandong dengan Bioindikator Makroinvertebrata makhluk hidup yang keberadaannya sangat dipengaruhi secara langsung oleh semua bahan yang masuk ke dalam lingkungan lahan perairan (Sabaruddin Wagiman Tjokrokusumo, 2006: 11). Hasil pemantauan kualitas air dapat dijadikan petunjuk praktikum pelajaran IPA kelas VII. Pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SMP merupakan pelajaran yang berhubungan dengan alam. Di sekolah, siswa SMP lebih banyak mempelajari teori-teori pada sumber-sumber belajar yang dimiliki seperti buku ajar IPA. Pada pelajaran kelas VII SMP terdapat pokok bahasan tentang Pencemaran Lingkungan. Pelaksanaan praktikum mengenai pencemaran lingkungan jarang sekali dilakukan, padahal apabila melihat daerah sekitar kita sekarang dapat dijadikan obyek praktikum. Materi pelajaran tentang pencemaran lingkungan akan lebih mudah dipahami siswa apabila dapat secara langsung dilakukan praktikum. Sebagian hasil dari penelitian biomonitoring menggunakan bioindikator makroinvertebrata untuk menentukan kualitas air Sungai Gandong dapat dijadikan sebagai bahan penyusun petunjuk praktikum pada pokok bahasan pencemaran lingkungan SMP kelas VII untuk menunjang proses belajar mengajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air Sungai Gandong dengan menggunakan bioindikator makroinvertebrata dan memanfaatkan hasil penelitian ini untuk digunakan sebagai bahan penyusun petunjuk praktikum pada pokok bahasan pencemaran lingkungan SMP kelas VII. METODE Penelitian ini dilakukan di Sungai Gandong, Desa Ringinagung, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan.Sungai Gandong dibagi menjadi tiga stasiun yang mewakili hulu sungai, tengah, dan hilir. Tempat pengambilan data meliputi stasiun I yaitu hulu sungai yang belum tercemari, stasiun II yaitu aliran sungai yang mulai tercemari limbah rumah tangga dan industri berjarak sekitar 1 km dari stasiun I, dan yang terakhir stasiun III yaitu hilir sungai yang berjarak 1 km dari stasiun II. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai bulan Juni 2014. Pendekatan deskriptif kualitatif yang akan mengarah pada pendeskripsian data yang diperoleh dengan rinci dan datanya sesuai dengan di lapangan digunakan dalam penelitian ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah keberadaan makroinvertebrata di aliran Sungai Gandong. Data yang diperoleh berupa famili makroinvertebrata sebagai bioindikator kualitas air, kemudian melakukan perhitungan dengan metode Family Biotic Index (FBI). Selain itu, parameter fisik dan kimia meliputi suhu, ph, kekeruhan, kecepatan aliran, dan DO (Dissolved Oxygen) sebagai data pendukung juga disertakan untuk memperkuat status kualitas air. Pengambilan data dilakukan pada waktu pagi, siang dan sore hari. Pengambilan data diambil setiap tiga hari sekali selama dua minggu. Penangkapan makroinvertebrata secara langsung dengan menggunakan tangan dan jaring berukuran 500 µm. Teknik analisis data dilakukan untuk penelitian biomonitoring kualitas air dan petunjuk praktikum. Analisis penelitian biomonitoring menggunakan metode Family Biotic Index (FBI). FBI adalah penghitungan indeks kualitas air yang dikembangkan oleh Hinsenhoff (1988) berdasarkan nilai toleransi (ketahanan terhadap perubahan lingkungan) dari tiaptiap famili (Subekti Rahayu et al, 2009: 60). Adapun rumus yang digunakan dalam perhitungan sebagau berikut: Keterangan: FBI = nilai indeks makroinvertebrata bentik I = urutan kelompok familia yang menyusunkomunitas makro-invertebrata xi = jumlah individu kelompok famili ke-i 42

Dwitawati dkk ti = N = tingkat toleransi kelompok famili ke-i jumlah seluruh individu yang menyusun komunitas makroinvertebrata. Nilai yang dihasilkan dikonversikan dengan inteprestasi FBI dalam Tabel 1. Sebagian hasil dari penelitian biomonitoring kualitas air digunakan sebagai bahan untuk menyusun petunjuk praktikum. Rumus penilaian validasi : Tabel 1. Interpretasi FBI untuk Menilai Kualitas Air Famili Biotik Kualitas Air Tingkat Pencemaran Indeks 0,00 3,75 Sangat baik Tidak terpolusi bahan Organik 3,76 4,25 Baik sekali Sedikit terpolusi bahanorganik 4,26 5,00 Baik Terpolusi beberapa bahan organik 5,01 5,75 Cukup Terpolusi agak banyak 5,76 6,50 Agak buruk Terpolusi banyak 6,51 7,25 Buruk Terpolusi sangat banyak 7,26 10,00 Buruk sekali Terpolusi berat bahanorganik Tabel 2. Kriteria Penilaian Petunjuk Praktikum Nilai Huruf Keterangan 90-99% A Sangat Layak 80-89% B Layak 70-79% C Cukup Layak 60-69% D Kurang Layak 60% E Gagal 6,51 7,25 Buruk Terpolusi sangat banyak 7,26 10,00 Buruk sekali Terpolusi berat bahanorganik Sumber : Nana Sudjana (2011: 118) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian parameter fisik dan kimia yang diamati secara langsung di lapangan dan uji laboratorium didapatkan hasil nilai ph, kekeruhan, kecepatan aliran, suhu dan DO pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3. menun-jukkan bahwa kualitas aliran air sungai gandong berdasarkan parameter fisik dan kimia meliputi suhu dan ph masih memenuhi standart kualitas air bersih menurut Permenkes RI Nomor 416/ MENKES /PER/IX/1990. Kadar DO hanya di stasiun I yang masih memungkinkan kehidupan biota air. Menurut PP No. 82 Tahun 2001, standart DO > 6 mg/l. Stasiun I masih masih memenuhi standart, sedangkan stasiun II dan III kurang memenuhi standart. Hasil pengamatan secara langsung di lapangan dan identifikasi bioindikator makroinvertebrata yang ditemukan di stasiun I, II, dan III, memiliki total 14 famili yang ditemukan di aliran Sungai Gandong yaitu famili Coenagrionidae, Gecarcinucidae, Gerridae, Libe-llulidae, Erpobdellidae, Culicidae, Muscidae, Pyralidae, Hydropsychidae, Psephenidae, Chironomidae, Haplo-taxidae, Thiaridae, dan Physidae. Famili makroinvertebrata paling banyak secara berturut-turut mulai dari stasiun I, II, dan III. 43

Biomonitoring Kualitas Air Sungai Gandong dengan Bioindikator Makroinvertebrata Tabel 3. Hasil Pengamatan Fisik Dan Kimia Rata-rata Keadaan Air Sungai Gandong Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III Standart Kualitas Air Bersih Menurut Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 Lokasi Hulu Tengah Hilir Kecepatan 0,19 m/s 0,16 m/s 0,29 m/s - aliran Kekeruhan 29,5 cm 27,38 cm 28,4 cm - DO 6,1 mg/l 5,8 mg/l 5,9 mg/l - Suhu 25 0 C 26 0 C 25 0 C 20 0C-26 0 C ph 7 7 7 6,5-9,0 Tabel 4. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata pada Stasiun I Berdasarkan Family Biotic Index (FBI) NO. Paramater Jumlah (Xi) Toleransi (ti) Xi*ti Makroinvertebrata 1 Coenagrionidae 3 9 27 2 Gecarnucidae 14 6 84 3 Gerridae 60 8 480 4 Libellulidae 2 7 14 5 Erpobdellidae 5 8 40 6 Culicidae 14 8 112 7 Muscidae 22 6 132 8 Pyralidae 5 5 25 9 Hydropsychidae 6 5 30 10 Chironomidae 1 8 8 11 Haplotaxidae 14 5 70 12 Thiaridae 245 6 1470 13 Physidae 4 8 32 Jumlah 395 80 2524 Berdasarkan Tabel 4 nilai perhitungan Family Biotic Index (FBI) pada stasiun I adalah sebagai berikut : Jadi, hasil perhitungan FBI senilai 6, 39 yang berarti kualitas air dalam kategori agak buruk, dengan tingkat pencemaran terpolusi banyak. Hasil pengamatan makroinvertebrata pada stasiun II berdasarkan data FBI (Family Biotic Index) disajikan pada tabel 5. Jenis makroinvertebrata yang diukur FBI nya ada 8 jenis yaitu Coegnarionidae, Gecarnucidae, Libellulidae, Erphobdellidae, Muscidae, Chironomidae, Thiaridae, Physidae Berdasarkan Tabel 5. nilai perhitungan Family Biotic Index (FBI) pada stasiun II adalah sebagai berikut : Jadi, hasil perhitungan FBI untuk stasiun II senilai 6, 99 maka termasuk dalam interval 6,51 7,25 yang berarti kualitas air dalam kategori buruk, dengan tingkat pencemaran terpolusi sangat banyak. 44

Dwitawati dkk Tabel 5. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata pada Stasiun II Berdasarkan Family Biotic Index (FBI ) NO. Paramater Jumlah (Xi) Toleransi (ti) Xi*ti Makroinvertebrata 1 Coenagrionidae 4 9 36 2 Gecarnucidae 11 6 66 3 Libellulidae 1 7 7 4 Erpobdellidae 16 8 128 5 Muscidae 8 6 48 6 Chironomidae 15 8 120 7 Thiaridae 52 6 312 8 Physidae 31 8 248 Jumlah 138 58 965 Tabel 6. Hasil Pengamatan Makroinvertebrata pada Stasiun III Berdasarkan Family Biotic Index (FBI) NO. Paramater Jumlah (Xi) Toleransi (ti) Xi*ti Makroinvertebrata 1 Coenagrionidae 4 9 36 2 Gecarnucidae 3 6 18 3 Libellulidae 1 7 7 4 Erpobdellidae 7 8 56 5 Muscidae 2 6 12 6 Hydropsychidae 3 5 15 7 Psephenidae 4 4 16 8 Chironomidae 31 8 248 9 Haplotaxidae 1 5 5 10 Thiaridae 63 6 378 11 Physidae 17 8 136 Jumlah 136 72 927 Berdasarkan Tabel 6. nilai perhitungan Family Biotic Index (FBI) pada stasiun I adalah sebagai berikut : Jadi, hasil perhitungan FBI untuk stasiun III senilai 6, 82 maka termasuk dalam interval 6,51 7,25 yang berarti kualitas air dalam kategori buruk, dengan tingkat pencemaran terpolusi sangat banyak. Stasiun II dan III termasuk dalam kategori yang sama yaitu buruk dengan tingkat pencemaran terpolusi banyak. Makroinvertebrata Famili Thiaridae dan Physidae dari Ordo Gastropoda memiliki toleransi yang baik dengan kondisi perairan yang tercemar ringan sampai berat. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan Stevi Mardiani M. M (2012) yang menyatakan bahwa famili Thiaridae merupakan kelompok makroinvertebrata yang tahan bahan pencemar. Famili Gerridae di stasiun I tidak ditemui di stasiun II dan III, hal tersebut berarti famili Gerridae memiliki toleransi rendah. Famili Chironomidae mendominasi di Stasiun III, staisun III memiliki tingkat pencemaran buruk maka famili ini termasuk makroinvertebrata yang tahan terhadap pencemaran. Berdasarkan parameter fisik dan kimia, stasiun II memiliki ph 7 yang 45

Biomonitoring Kualitas Air Sungai Gandong dengan Bioindikator Makroinvertebrata bersifat netral, kadar DO yang paling rendah, suhu yang tinggi, kecepatan arus yang rendah, dan kekeruhan yang tinggi sehingga menjadikan kualitas air sungai Gandong di Stasiun II merupakan stasiun dengan tingkat pencemaran buruk. Stasiun I memiliki tingkat pencemaran paling rendah diantara stasiun-stasiun lainnya, didukung juga dengan parameter fisik dan kimia yang masih memenuhi standart ketentuan yang ada. Sebagian hasil dari penelitian biomonitoring kualitas air digunakan untuk menyusun petunjuk praktikum. Validasi kelayakan pertama memiliki nilai 71,67 sehingga dikatakan Cukup Layak, kemudian dilakukan revisi kembali. Validasi kelayakan kedua menunjukkan nilai nilai 88,3 yang berarti Layak sehingga siap digunakan praktikum oleh siswa SMP kelas VII. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian biomonitoring kualitas air Sungai Gandong, maka dapat disimpulkan bahwa Stasiun I termasuk dalam kategori tingkat pencemaran agak buruk, Stasiun II dan III termasuk dalam kategori tingkat pencemaran buruk menurut interprestasi FBI. Famili Thiaridae dan Physidae dari Ordo Gastropoda memiliki toleransi yang baik dengan kondisi perairan mulai dari yang tercemar agak buruk sampai buruk. Sebagian hasil dari penelitian digunakan untuk bahan penyusun petunjuk praktikum pada pokok bahasan pencemaran lingkungan siswa SMP kelas VII. DAFTAR PUSTAKA Chay Asdak. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen Ke Lektor Kepala dan Guru Besar, (online),(http:// www.dikti.go.id/files/atur/ PedomanNilaiLektorKepala- GuruBesar.pdf. Diunduh Maret 2014). Ghufran H. Kordi K dan Andi Baso Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta: PT Rineka Cipta. H. J. Mukono. 2006. Prinsip Dasar kesehatan Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press. Kaligis, Samidjo Broto K., dan Mieke M.. 2005. Materi Pokok Pendidikan Lingkungan hidup. Jakarta: Universitas Terbuka. Karden Manik, E. S. 2003. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan. Ratna Siahaan, Andry I., Dedi S., dan Lilik B. P.. 2011. Kualitas Air Sungai Cisade, Jawa Barat-Banten. Jurnal Ilmiah Sains, (Online), Vol. 11, No. 2, (http://ejournal.unsrat.ac.id, Diunduh 12 Maret 2014). Ricki M. Mulia. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sabaruddin Wagiman Tjokrokusumo. 2006. Bentik Makroinvertebrata sebagai Bioindikator Polusi Lahan Perairan. Jurnal Hidrosfir (Online), Vol. 1, No. 1, (http://ejurnal.bppt.go.id/ index.php/jhi/article/view/79/185, Diunduh 31 Januari 2014). Stevi Mardiani M. Maruru. 2012. Studi Kualitas Air Sungai Bone dengan Metode Biomonitoring, (online),(http://ejurnal.fikk.ung. ac.id, Diunduh 16 Februari 2014). Subekti Rahayu, Rudi Harta Widodo, Meine van Noordwijk, Indra Suryadi, dan Bruno Verbist. 2009. Monitoring Air Di Daerah Aliran Sungai. Bogor: World Agroforestry Centre. 46