BAB 1 PENDAHULUAN. waralaba dalam bahasa inggris disebut franchise,adalah pemberian hak oleh

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak bisa dihindari. Kehadiran Indonesia dalam peta ekonomi dunia,

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA. (Studi Pada Perjanjian Waralaba Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo) S K R I P S I

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARALABA. waralaba dapat diartikan sebagai usaha yang memberikan untung lebih atau

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat adalah melalui jalur wirausaha. Kemampuan teknologi dan. tersebut kepada pihak lain untuk menjalankan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah bagi pemerintah untuk menjalankan pembangunan di bidang lainnya

PERAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL UNTUK MELINDUNGI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN PATI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan-pembangunan berkesinambungan. Pembangunan-pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat serta kompleks melahirkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi banyak variabel diantaranya jual beli, barter sampai kepada leasing,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat ukur kemakmuran dari suatu negara. 1 Untuk mencapainya diperlukan

I. PENDAHULUAN. adanya perjanjian franchise. Franchise, adalah pemberian hak oleh franchisor

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang sangat pesat, hal ini tidak terlepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia pada dewasa ini telah dikenal usaha franchise di berbagai bidang

Franchise Bisnis dan Pengaturan Hukum Lintas Batas

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 12/M-Dag/Per/3/2006 tentang Ketentuan dan tata Cara Penerbitan. Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia telah memasuki era globalisasi,

STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE AGREEMENT) DI BIDANG PENDIDIKAN (STUDI DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah ada, dikenal istilah franchise yang sudah di Indonesiakan menjadi

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. memulai usaha dari nol, karena telah ada sistem yang terpadu dalam. berminat untuk melakukan usaha waralaba.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang waralaba (selanjutnya disebut PP No. 42 Tahun 2007) dalam

KATA PENGANTAR. Penulis. Irsyad Anshori

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI

WEWENANG KURATOR DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN PAILIT OLEH PENGADILAN

BAB I PENDAHULUAN. lapangan-lapangan pekerjaan baru, investasi-investasi yang dapat menjadi solusi

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Industri Restoran di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang baik secara pribadi maupun terhadap orang lain.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia yang demikian pesat tidak terlepas dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah franchise dalam Bahasa Prancis memiliki arti kebebasan atau freedom.

BISNIS WARALABA. STMIK-STIE Mikroskil. Maggee Senata

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba dan. mendatang. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), waralaba adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya franchise merupakan suatu konsep pemasaran dalam

PERSIAPAN LEGALISASI USAHA WARALABA

BAB I PENDAHULUAN. sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di bidang ekonomi, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Waralaba (franchise) merupakan suatu sistem bisnis yang telah lama dikenal

KEDUDUKAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang bergerak melaju sangat pesat, serta

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis internasional. Bentuk kerjasama bisnis ini ditandai dengan semakin

memberi kebebasan kepada para pihak. Hakikat dari pengertian franchise adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa saling

BAB I PENDAHULUAN. dengan tumbuh dan berkembangnya perusahan perusahan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

MANIS PAHITNYA BISNIS FRANCHISE

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. penjualan mesin jahitnya. Walaupun usaha Isaac Singer tersebut gagal, dialah yang

KARAKTERISTIK YURIDIS PERJANJIAN WARALABA. Oleh: Selamat Widodo

BAB I PENDAHULUAN. menjamur, hal ini disebabkan oleh adanya keinginan pemilik franchise untuk

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

MERINTIS USAHA MELALUI BISNIS FRANCHISE Retno Djohar Juliani Dosen Administrasi Niaga Universitas Pandanaran

BAB I PENDAHULUAN. tidak lebih dari membeli dan menjual baramg antara pengusaha-pengusaha yang

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

PROSES PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN BAGI ANAK YANG TERLAMBAT MENDAFTARKAN KELAHIRANNYA DAN AKIBAT HUKUMNYA

PENERAPAN AZAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA MELALUI MEDIASI BERDASARKAN PERMA NO

BAB I PENDAHULUAN. mudahnya untuk dilaksanakan. Oleh karena itu bisnis di zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, kehidupan manusia juga berkembang. memenuhi kebutuhannya. Produsen berusaha menjual produknya sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan setiap kelahiran anak yang dilakukan oleh pemerintah berasas non

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

International Marketing. Philip R. Cateora, Mary C. Gilly, and John L. Graham

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang semakin komplek tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan jika

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

STUDI TENTANG PERLINDUNGAN MEREK DAGANG DI PT. MONDRIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

Fendhi Harsinto Aji NIM : C

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

40 Yustlsla EdisiNomor 74 Mei- Agustus2008 Kontribusi Hukum Terhadap Perkembangan...

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif

ASPEK-ASPEK HUKUM DALAM PENGELOLAAN ASET TANAH INSTANSI PEMERINTAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2006 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah dapat berkembang maka secara tidak langsung dapat

BISNIS INTERNASIONAL. By Nina Triolita, SE, MM. Pertemuan ke 14 Pengantar Bisnis

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN HAK CIPTA LUKISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan (%)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. itu tidaklah mudah. Salah satu alternatif yang di ambil guna mencukupi

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA INTERNASIONAL DI INDONESIA PADA PT. FASTFOOD INDONESIA TBK. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat luas, begitu populernya kegiatan usaha ini, sehingga cepat

PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR DALAM TRANSAKSI PADA DERIVATIVES MARKET DI ASIA TRADE POIN FUTURE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor.

TANGGUNGJAWAB PENERBIT DAN PERCETAKAN DALAM MELINDUNGI HAK CIPTA PENGARANG BUKU PADA CV MEDIATAMA COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. Aliran sumber daya jenis ini entah dipakai atau tidak, terus menerus ada dan. diperbaharui ini dapat mengakibatkan kerugian.

TINJAUAN YURIDIS BILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI BANK BTN CABANG SURAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1997 TENTANG WARALABA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Arus globalisasi ekonomi dunia dalam bidang perdagangan sangat berkembang pesat,salah satunya adalah adanya perjanjian waralaba.perjanjian waralaba dalam bahasa inggris disebut franchise,adalah pemberian hak oleh franchisor (pemberi waralaba) kepada franchise (penerima waralaba) untuk menggunakan kekhasan usaha atau ciri pengenal bisnis di bidang perdagangan atau jasa berupa jenis produk dan bentuk yang diusahakan termasuk identitas perusahaan (logo,merek dan desain perusahaan,penggunaan rencana pemasaran sertabpemberian bantuan yang luas,waktu atau jam operasional,pakaian dan penampilan karyawan) sehingga kekhasan usaha atau bisnis dagang atau jasa milik franchisor. 1 Waralaba merupakan salah satu metode pengembangan usaha.keegen mengatakan bahwa para pengusaha yang bermaksud mengembangkan usahanya secara internasional dapat melakukan beberapa macam metode,dari metode yang paling sederhana hingga paling komplek. Secara singkat dikatakan oleh Keegen bahwa ada lima macam metode pengembangan usaha,yaitu: 2 a. Melalui perdagangan internasional dengan cara ekspor impor; b. Dengan pemberian lisensi; 1 Ita Gambiro, Laporan Akhir Tim Penyusun Naskah Akademis Peraturan Perundang-Undangan tentang Usaha Waralaba (Franchise), Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional,1995, hal. 1. 2 Warren J.Keegen,Global Marketing Management,New york: Baron s Educational Series Inc,1990, hal. 73. 1

2 c. Melakukan franchising(pemberi waralaba); d. Membentuk perusahaan patungan (joint venture) e. Melakukan penanaman modal langsung (foreign direct invesment) dengan kepemilikan yang menyeluruh,atau melalui merger,konsolidasi maupun akuisisi. Waralaba berasal dari kata wara artinya lebih dari laba artinya untung. Dari arti secara harafiah tersebut,maka dapat diketahui,bahwa waralaba merupakan usaha yang memberikan keuntungan lebih/istimewa. Disamping pengertian tersebut,ada pengertian dari waralaba menurut doktrin,sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharnoko, Franchise pada dasarnya adalah sebuah perjanjian mengenai metode pendistribusian barang dan jasa kepada konsumen. 3 Rumusan yang mengatakan perjanjian franchising (waralaba) adalah suatu perjanjian dimana frachisee (pembeli franchise) menjual produk atau jasa sesuai dengan cara dan prosedur yang telah ditetapkan oleh franchisor yang membantu melalui iklan,promosi,dan jasa-jasa nasihat lainnya. 4 Pada tulisan ini kata franchise diartikan waralaba,dengan demikian rumusan franchising tersebut diatas dapat diartikan rumusan waralaba. Dari rumusan diatas,terdapat beberapa unsur tentang waralaba (franchise) tersebut adalah : 3 Aniditia Pramusti,2007,Skripsi Perlindungan Bagi Franchise Dalam Hal Keterlambatan- Keterlambatan Pembayaran Fee,Fakultas Hukum UGM : Yogyakarta 4 Hadiyanto,S.H, LL. M. : Aspek-Aspek Hukum Perpajakan Dalam Usaha Franchise, Makalah Pada Pertemuan Ilmiah Tentang Franchise,Jakarta,1993.

3 1. Merupakan suatu perjanjian 2. Penjualan produk/jasa dengan merek dagang pemilik waralaba(franchisor) 3. Pemilik waralaba membantu pemakai waralaba (franchisee) dibidang pemasaran,manajemen dan membantu teknik lainnya 4. Pemakai waralaba membayar fee atau royalti atas penggunaan merek pemilik waralaba Waralaba (franchising) adalah salah satu usaha strategi pemasaran dari banyak kemungkinan cara memasarkan usaha.waralaba adalah sebuah bentuk jaringan bisnis,jaringan yang terdiri dari banyak pengusaha yang bekerja dengan sebuah sistem yang sama. 5 Waralaba pertama kali ditemukan di Jerman pada abad ke-18 ketika sebuah perusahaan di Jerman memberikan Lisensi dan bantuan pengelolaan keuangan pada pemasaran eksklusif pada beberapa merek. 6 Namun demikian, waralaba mulai mengalami perkembangan yang sangat baik bersamaan dengan dinamisnya perekonomian Amerika Serikat. Pada tahun 1863,perusahaan mesin jahit singer memperkenalkan untuk pertama kalinya bentuk waralaba modern. Tahun 1890, industri minuman ringan dan industri otomotif mengadopsi waralaba sebagai metode utama dalam mendistribusikan,yang kemudian diikuti oleh produsen-produsen minyak pada tahun 1935.Industri waralaba mulai tumbuh pesat pada tahun 1950-an dan booming pada tahun 1990-an,pada bidang usaha restoran fastfood,bisnis jasa,konstruksi,hotel,pariwisata dan hiburan. 7 Waralaba 5 http : //www.smfranchise.com-/franchise/istilah waralaba.html 6 Donald.W.Hacket,The Internasional Expansion of U.S. Franchise Syatem :Status and Strategis. Durham : Whitemore School of Bussiness, University of New Hampshire,1976,hal.76 7 Ibid.

4 berkembang dengan pesat karena sistem ini memiliki beberapa keunggulan yang layak untuk dipertimbangkan.waralaba merupakan konsep baru dalam perdagangan internasional yang sangat efektif digunakan oleh perusahaan multinasional untuk mengembangkan usahanya ke negara lain.keunggulan yang lain adalah waralaba dapat dipakai oleh perusahaan besar dalam pembiayaan perusahaan.pada sisi yang lain waralaba memungkinkan terjadi transfer sumber daya dengan melintasi batas-btas negara. 8 Seperti telah dikatakan diatas,bahwa waralaba merupakan salah satu metode pengembangan usaha secara tanpa batas keseluruh bagian dunia. Hal ini berarti bahwa seorang pemberi waralaba(franchisor) harus mengetahui secara pasti ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di negara dimana waralaba akan diberikan atau dikembangkan,agar nantinya penerima waralaba(franchisee) tidak beralih wujud dari mitra usaha menjadi kompetitor. 9 Pada sisi lain,seorang atau suatu pihak penerima waralaba(franchisee) yang menjalankan kegiatan usaha sebagai mitra usaha pemberi waralaba (franchisor) menurut ketentuan dan tata cara yang diberikan,juga memerlukan kepastian bahwa kegiatan usaha yang sedang dijalankan oleh masyarakat,serta akan dapat memberikan suatu manfaat(finansial) baginya. Ini berarti waralaba sesungguhnya juga hanya memiliki satu aspek yang diharapkan baik oleh pengusaha pemberi waralaba maupun mitra usaha penerima waralaba,yaitu masalah kepastian dan perlindungan hukum. 10 8 Colin Barrow. Taking Up a Franchise, London :Kogan Page Limited,1992,hal.48. 9 Gunawan Widjaja,Waralaba. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2003,hal.5. 10 Ibid.

5 Di Indonesia, pada tahun 1997, untuk pertama kalinya pemerintah mengelurkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 tentang waralaba, yang diikuti dengan dikeluarkannyakeputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 259/MPR/KEP/7/1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba. Dalam peraturan perundang-undangan tersebut ditegaskan bahwa waralaba(franchise) adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dana atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang atau jasa. 11 Dengan demikian, setiap perjanjian waralaba harus merujuk pada ketentuan-ketentuan yang ada pada kedua peraturan perundang-undangan tersebut. Hal ini perlu ditegaskan mengingat disamping keunggulan-keunggulan pada usaha waralaba, misalnya: pelarian modal ke luar negeri,pemborosan devisa negara,dan juga masuknya tenaga kerja asing sebagai pesaing tenaga kerja Indonesia. 12 Dalam rangka mengembangkan usaha waralaba di indonesia untuk lebih maju lagi,maka dikeluarkan Peraturan Mentri Perdagangan Repulik Indonesia Nomor 12/M-DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Usaha Waralaba. Perubahan yang mendasar pada 11 Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1997 tentang Waralaba. 12 Gunawan Widjaja,Waralaba (Seri Hukum Bisnis) Jakarta : Raja Grafindo Persada,2001,hal. 32.

6 peraturan ini adalah pengaturan jangka waktu perjanjian waralaba utama dan waralaba lanjutan. 13 Berdasarkan uraian diatas,penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan melakukan penelitian untuk penulisan skripsi yang berjudul: PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA DI SURAKARTA (Studi Kasus di Restoran Cepat Saji Zona Steak dan Puspasari). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba mengatur perjanjian waralaba antara pemberi waralaba dan penerima waralaba? 2. Masalah-masalah apa sajakah yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian waralaba di Surakarta? 3. Bagaimanakah cara mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian waralaba? 13 Ita Gambiro,Usaha Waralaba. Jakarta : BPHN,1995.hal. 46.

7 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba mengatur perjanjian waralaba antara pemberi waralaba. 2. Untuk mengetahui dan memahami masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian waralaba. 3. Untuk mengetahui bagaimanakah cara mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian waralaba. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Dengan adanya penelitian ini,penulis berharap dapat memberikan pengetahuan serta pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan pada khususnya mengenai pelaksanaan perjanjian waralaba. b. Memberikan sumbangan pemikiran dan suatu gambaran terhadap perjanjian waralaba. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan bahan masukan bagi penulis sendiri mengenai ruang lingkup yang dibahas dalam penelitian ini. b. Hasil penelitian ini dapat membantu penulis dalam memahami pelaksanaan perjanjian waralaba.

8 E. Metodologi Penelitian 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis sosiologis, yaitu pendekatan dengan menitik beratkan penelitian pada data lapangan yang berhubungan dengan hukum atau aturan yang berlaku. 2. Jenis Penelitian Jenis Penelitian dalam penulisan ini adalah penelitian diskriptif yaitu suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran selengkap-lengkapnya mengenai masalah yang diteliti. 3. Lokasi penelitian Untuk mempermudah pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang penulis teliti, maka penulis melakukan penelitian Restoran Cepat Saji Zona Steak dan Puspasari. 4. Jenis data dan sumber data a. Sumber data primer Berupa data yang dapat memberikan informasi secara langsung mengenai hal yang berkaitan dengan obyek penelitian. b. Sumber data sekunder Data yang berupa dokumen, majalah, referensi, dari berbagai informasi yang berkaitan dengan obyek penelitian. 14 14 Khudzaifah Dmiyati dan Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum, Buku Pegangan Kuliah, Surakarta: FH UMS, hal, 47.

9 5. Teknik Pengumpulan data Pada pengumpulan data yang penulis gunakan, berkisar pada tiga instrumen, yaitu observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Untuk dapat memperoleh data dalam penelitian diskriptif, maka dapat dipakai teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Pengamatan Langsung(observasi) Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis yang dilakukan penulis secara langsung dengan mendatangi langsung lokasi penelitian dan pengamatan secara langsung yang akan dilaksanakan di cepat saji zona steak dan puspasari. b. Wawancara (interview) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dan lisan dengan responden, guna memperoleh informasi atau keterangan yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. 15 c. Studi Kepustakaan (library research) Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bahan-bahan bacaan, termasuk peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan masalah diatas. Cara ini dimaksud untuk mencari konsep-konsep, teori-teori, atau pendapat yang berhubungan dengan pokok permasalahan. 15 S.Nasution, 2001, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: PT. Buana Aksara, hal 113.

10 6. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Menurut Soerjono Soekanto analisis data kualitatif adalah merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis maupun lisan, dan perilaku nyata. 16 F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metodologi Penelitian F. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perjanjian B. Pengertian Waralaba C. Pengertian Perjanjian Waralaba D. Dasar Hukum Waralaba 16 Soerjono Soekanto, 1986,Pengantar Penelitian Hukum,Jakarta: UI Press, hal 31.

11 E. Jenis-Jenis Waralaba F. Keuntungan Waralaba BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba mengatur perjanjian waralaba antara pemberi waralaba dan penerima waralaba B. Masalah yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian waralaba di Surakarta C. Alternatif solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian waralaba di Surakarta BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran