Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

dokumen-dokumen yang mirip
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

Pengaruh Perkuatan Sheetpile terhadap Deformasi Area Sekitar Timbunan pada Tanah Lunak Menggunakan Metode Partial Floating Sheetpile (PFS)

Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

Pemodelan 3D pada Perbaikan Tanah Lunak Menggunakan Metode Deep Mixed Column

ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

Analisis Perilaku Timbunan Tanah Pasir Menggunakan Uji Model Fisik


PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di daerah Kalimantan timur memiliki tanah organic clay yang menutupi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE

Pemodelan Vertical Drain Dengan Menggunakan Model Elemen Hingga Pada Analisis Konsolidasi Di Bendungan Marangkayu Kalimantan Timur

Analisis Stabilitas Pada Tanah Timbunan Dengan Perkuatan Geotekstil Dikombinasikan Dengan Dinding Penahan Tanah Di Ruas Jalan Tol Cisumdawu

Pengaruh Infiltrasi Hujan dalam Analisis Stabilitas Lereng Kondisi Jenuh Sebagian Menggunakan Metode Elemen Hingga

Analisis Daya Dukung Lateral Fondasi Tiang Tunggal Menggunakan Metode Elemen Hingga

Analisis Rembesan dan Stabilitas Bendungan Bajulmati dengan Metode Elemen Hingga Model 2D dan 3D

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

Pengaruh Floating Stone Column Dalam Perbaikan Tanah Pada Tanah Lempung Lunak Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

Pemodelan Numerik Pada Perbaikan Tanah Menggunakan Stone Column Di Tanah Lempung Lunak Di Bawah Tanah Timbunan

Analisis Stabilitas Lereng Tanah Berbutir Kasar dengan Uji Model Fisik

Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Karakterisasi Sifat Fisis dan Mekanis Tanah Lunak di Gedebage

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

BAB II TI JAUA PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

Analisis Kapasitas Daya Dukung Pondasi Dangkal Pada Tanah Jenuh Sebagian

Analisis Konsolidasi Dengan Prefabricated Vertical Drain Untuk Beberapa Soil Model Menggunakan Metode Elemen Hingga

MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment Di Daerah Reklamasi (Studi Kasus : Malalayang)

STUDI PENGARUH TEBAL TANAH LUNAK DAN GEOMETRI TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS TIMBUNAN

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

Analisis Model Fisik dan Model Numerik pada Daya Dukung Fondasi Lingkaran di Atas Tanah Lunak

ANALISIS PERUBAHAN TEGANGAN DI DALAM TANAH AKIBAT TIMBUNAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

STUDI PERILAKU TEGANGAN-DEFORMASI DAN TEKANAN AIR PORI PADA TANAH DENGAN METODE ELEMEN HINGGA STUDI KASUS PENIMBUNAN PADA TANAH LEMPUNG LUNAK ABSTRAK

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

ANALISIS POTENSI LONGSOR PADA LERENG GALIAN PENAMBANGAN TIMAH (Studi Kasus Area Penambangan Timah Di Jelitik, Kabupaten Bangka)

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG

Analisis Stabilitas Lereng dalam Penanganan Longsoran di Jalan Tol Cipularang Km dan Km Menggunakan Metode Elemen Hingga (FEM)

ANALISIS DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL TANAH LUNAK DI BAWAH PILED-GEOGRID SUPPORTED EMBANKMENT

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SKRIPSI

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

Korelasi Kandungan Mineral Terhadap Parameter Kuat Geser Dan Kompresibilitas Tanah

SHEAR STRENGHT OF SOIL, BEARING CAPACITY AND FOUNDATION

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN AIR PORI PADA TANAH LUNAK DI BAWAH PILED - GEOGRID SUPPORTED EMBANKMENT. Oleh: Adhe Noor Patria.

PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK

Studi Kasus Analisis Kerusakan Abutmen Jembatan Sungai Bahalang Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE FELLENIUS (Studi Kasus: Kawasan Citraland)

BAB IV KRITERIA DESAIN

ANALISIS TIMBUNAN PELEBARAN JALAN SIMPANG SERAPAT KM-17 LINGKAR UTARA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

ANALISA TANAH PADA BUKAAN TEROWONGAN (Studi Kasus: Terowongan Kawasan Green Hill, Malendeng)

BAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut.

I. PENDAHULUAN. beban akibat konstruksi di atasnya, maka diperlukan perencanaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. KUAT GESER TANAH

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

BAB III LANDASAN TEORI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Analisis Kinerja Fondasi Kelompok Tiang Bor Gedung Museum Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

STUDI GERAKAN TANAH AKIBAT PEMANCANGAN TIANG FONDASI (SQUARE PILE) STUDI KASUS PADA PEMBANGUNAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA SUPADIO PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

Perilaku Tiang Pancang Tunggal pada Tanah Lempung Lunak di Gedebage

MEKANIKA TANAH SOIL SETTLEMENT/ PENURUNAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

PERBAIKAN TANAH DASAR AKIBAT TIMBUNAN PADA JALAN AKSES JEMBATAN TAYAN

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

KONSOLIDASI. Konsolidasi.??? 11/3/2016

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

Stabilitas Lereng Menggunakan Cerucuk Kayu

MODUL 4 (MEKANIKA TANAH II) Penurunan Konsolidasi Tanah Consolidation Settlement

PENGARUH TINGGI GALIAN TERHADAP STABILITAS LERENG TANAH LUNAK ABSTRAK

PERENCANAAN SISTEM PERBAIKAN TANAH DASAR TIMBUNAN pada JEMBATAN KERETA API DOUBLE TRACK BOJONEGORO SURABAYA (STA )

TUGAS AKHIR. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Program Studi Teknik Sipil. Disusun Oleh NIM NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MUHADI, 2013

ANALISA PERKUATAN GEOTEKSTIL PADA TIMBUNAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN PLAXIS 2D

Transkripsi:

Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 2 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juni 2017 Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan RIFKI FADILAH, INDRA NOER HAMDHAN Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional, Bandung e-mail: fadilahrifki95@gmail.com ABSTRAK Solusi penimbunan di atas tanah lunak di Indonesia sudah dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah penggunaan material ringan sebagai timbunan di atas tanah lunak. Analisis Stabilitas dan Penurunan akan dilakukan pada timbunan yang menggunakan mortar busa ringan di oprit jembatan Kedaton Kota Cirebon, Jawa Barat dan di ruas badan jalan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Pemodelan dilakukan menggunakan metode elemen hingga dengan 3 model tanah yang berbeda. Pada studi kasus di oprit jembatan model timbunan biasa terjadi penurunan rata rata sebesar 3,34 m dengan nilai faktor keamanan (SF) 1,129 sedangkan pada timbunan yang menggunakan material ringan penurunan yang terjadi sebesar 1 m dengan nilai faktor keamanan (SF) sebesar 3. Pada studi kasus di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah model timbunan biasa terjadi penurunan sebesar 2,5 m dengan nilai faktor keamanan (SF) sebesar 2,3 sedangkan pada timbunan ringan penurunan terjadi sebesar 1 m dengan nilai faktor keamanan (SF) sebesar 6,1. Kata kunci: timbunan, analisis geoteknik, faktor keamanan, metode elemen hingga, penurunan. ABSTRACT In Indonesia there are many solution that has been applied for land work above poor ground condition, one of the solution is using a lightweight material as an embankment above the poor ground condition. Stability and settlement analysis will be calculated in approach embankment for bridge in Kedaton Cirebon, Jawa Barat and in road embankment Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah using Finite Element Method with 3 different soil models. In approach embankment using selected fill the value of settlement is 3,34 m with safety factor value 1,129 while using a lightweight material embankment the value of settlement is 1 m with safety factor value 3. In road embankment using selected fill the value of settlement is 2,5 m with safety factor value 2,3 while using a lightweight material embankment the value of settlement is 1 m with safety factor value 6,1. Keywords: embankment, geotechnical analysis, safety factor, finite element method, settlement. Reka Racana - 1

Rifki Fadilah, Indra Noer Hamdhan 1. PENDAHULUAN Solusi penimbunan di atas tanah lunak di Indonesia sudah dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah penggunaan material ringan sebagai timbunan di atas tanah lunak. Material ringan yang terdiri dari campuran pasir, air, semen, dan foaming agent merupakan salah satu alternatif solusi penimbunan di atas tanah lunak, dengan berat isi yang ringan yaitu 0,5 t/m 3-1,2 t/m 3 akan mengurangi tegangan tanah dasar, mengurangi besarnya penurunan, dan memiliki stabilitas yang baik karena bersifat kaku seperti beton. Adapun mengetahui timbunan tersebut aman atau tidak, yaitu dengan mencari nilai safety factor atau faktor keamanan pada timbunan ringan tersebut Pada tugas akhir ini akan dilakukan analisis stabilitas dan penurunan pada timbunan yang menggunakan material ringan pada lokasi yang telah dilaksanakan penimbunan dengan menggunakan material ringan guna memprediksi seberapa besar dampak pengurangan penurunan yang terjadi serta penambahan kestabilan timbunan. Analisis dilakukan dengan menggunakan Metode Elemen Hingga dengan bantuan program Plaxis 2D AE. Lokasi studi kasus timbunan ringan dapat dilihat pada Gambar 1. Manfaat penelitian ini, yaitu dapat menambah pengetahuan menganalisis dan mendesain timbunan yang menggunakan material ringan sebagai salah satu solusi penimbunan di atas tanah dasar yang lunak. (Sumber: Iqbal, M., 2012) (Sumber: Numan, A., 2012) Gambar 1. Lokasi timbunan mortar busa ringan Reka Racana - 2

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Lunak Umumnya lapisan tanah yang disebut lapisan tanah lunak merupakan lanau (silt) dan lempung (clay). Tanah jenis ini memiliki sifat mekanik yang kurang baik. Selain itu, tanah lunak memiliki kadar air yang tinggi, kompresibilitas tinggi, daya dukung rendah, stabilitas rendah, serta koefisien permeabilitas kecil yang akan mengakibatkan proses konsolidasi akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. 2.2 Timbunan Di atas Tanah Lunak Timbunan yang merupakan lereng alami akan mengalami keruntuhan apabila tidak dirancang dengan baik, pada umumnya konstruksi timbunan dilaksanakan di atas tanah lunak yang bisa menyebabkan stabilitas pada timbunan menjadi kurang baik dan penurunan yang terjadi sangat besar. Tanah yang tidak datar seperti lereng akan menghasilkan komponen gravitasi dan berat yang cenderung menggerakan massa tanah dari elevasi tinggi ke rendah 2.2.1 Penurunan pada Tanah Lunak Lapisan tanah lunak umumnya mempunyai permeabilitas yang rendah. Tanah lunak bila dibebani akan berpengaruh pada tekanan air pori yang akan meningkat dan berbeda antara satu titik dengan titik lainnya. Hal ini mengakibatkan pengaliran air pori ke lapisan tanah dengan tekanan air pori yang lebih rendah, sehingga menyebabkan tanah lunak tersebut mengalami pemampatan yang disertai dengan penurunan muka tanah. Pemampatan tersebut disebabkan oleh deformasi pada partikel tanah, perubahan struktur pada partikel tanah, keluarnya air atau udara dari dalam pori tanah. Terzaghi dalam Das, B.M tahun 1995 mengemukakan bahwa proses keluarnya air dalam rongga pori dan posisinya tidak tergantikan oleh udara dinamakan konsolidasi. Secara umum, penurunan pada tanah yang disebabkan oleh adanya pembebanan atau penambahan beban dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu penurunan konsolidasi dan penurunan seketika. 2.2.2 Teori Konsolidasi 1D Terzaghi Pada tanah lunak, koefisien rembesan tanah jauh lebih kecil apabila dibandingkan dengan koefisien tanah pasir. Apabila terjadi penambahan beban pada tanah lunak tersebut, penambahan tekanan air pori akan berkurang secara lambat dalam waktu yang sangat lama. Perubahan volume yang disebabkan oleh keluarnya air dari dalam pori, akan terjadi sesudah penurunan seketika atau biasa disenut dengan penurunan konsolidasi. Terzaghi dalam Das, B.M tahun 1995 mengemukakan teori penurunan konsolidasi dengan didasarkan pada beberapa anggapan, antara lain pemampatan tanah dan aliran air pori hanya terjadi dalam arah vertical, tanah bersifat homogen, koefisien pemampatan, volume dan koefisien permeabilitas konstan, butiran tanah dan air tidak dapat dimampatkan, hukum Darcy berlaku untuk seluruh gradien hidrolis, regangan kecil, dan tegangan total serta tegangan efektif pada semua bidang horisontal. Percobaan teori konsolidasi Terzaghi menghasilkan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 2. Reka Racana - 3

Rifki Fadilah, Indra Noer Hamdhan Gambar 2. Grafik hasil uji konsolidasi Terzaghi (Das, B.M., 1995 ) Dari grafik tersebut, terdapat 3 tahapan yang berbeda-beda pada saat jenis tanah kohesif mengalami pemampatan, yaitu: 1. Tahap 1 adalah pemampatan awal (Initial Compression) yang pada umumnya disebabkan oleh pembebanan awal. 2. Tahap 2 adalah konsolidasi primer (Primary Consolidation) yaitu suatu periode selama tekanan air pori secara lambat laun dipindahkan ke dalam tegangan efektif sebagai akibat keluarnya air pori tanah. 3. Tahap 3 adalah konsolidasi sekunder (Secondary Consolidation) terjadi setelah air pori hilang seluruhnya dengan kata lain tegangan efektifnya konstan. Konsolidasi sekunder terjadi pada saat berakhirnya proses konsolidasi primer. 2.2.3 Stabilitas pada Timbunan Di atas Tanah Lunak Timbunan yang dibuat di atas lapisan tanah lunak dapat terjadi keruntuhan pada tanah di bawah timbunan tersebut karena tanah timbunan biasanya lebih kaku dan kuat dibandingkan dengan lapisan tanah dibawahnya, hal itu memungkinkan timbunan akan mengalami patah saat lapisan tanah di bawah berdeformasi, mengalami penurunan akibat berat sendiri, dan terjadi keruntuhan akibat tegangan dan regangan antara timbunan dan lapisan tanah dibawahnya. 2.2.4 Teori Keruntuhan Mohr-Coulomb Timbunan mempunyai tendensi untuk runtuh didasari oleh tegangan geser yang terjadi pada tanah. Tegangan geser tersebut dapat berasal dari gravitasi, ataupun gaya-gaya lain (aliran air, tektonik, aktifitas seismik). Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan Teori Mohr-Coulomb. Teori keruntuhan Mohr Coulomb diperkenalkan oleh Mohr yang menyatakan bahwa keruntuhan terjadi pada suatu material akibat kombinasi kritis antara tegangan normal dan geser, bukan hanya akibat tegangan normal dan geser dalam kondisi maksimum saja. Faktor keamanan ditentukan berdasarkan jarak dari titik pusat lingkaran Mohr ke garis kekuatan batuan (kurva intrinsik) dibagi dengan jari-jari lingkaran Mohr seperti ditunjukan pada Gambar 3. Reka Racana - 4

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Gambar 3. Kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb (Das, B.M., 1995 ) Kriteria Mohr-Coulomb didefinisikan pada Persamaan 1 τ = c + σ tanϕ Untuk kondisi tanah jenuh air didefinisikan pada Persamaan 2 τ = c + σ tanϕ Untuk kondisi tanah unsaturated didefinisikan pada Persamaan 3... (1)... (2) Dimana: σ τ c σ φ : tegangan efektif : tegangan geser : kohesi : tegangan normal : sudut geser dalam τ = c + σ tanϕ... (3) 2.2.5 Konsep Stabilitas Lereng Dengan Metode Elemen Hingga Pemahaman mengenai faktor keamanan (safety factor) sangat penting dalam perencanaan sebuah lereng. Besar faktor keamanan dalam aplikasinya tergantung pada kualitas penyelidikan tanah, fungsi lereng, dan pengalaman perencana. Semakin rendah kualitas penyelidikan tanah dan pengalaman perencana semakin besar faktor keamanan yang diambil, sehingga diperlukan faktor keamanan yang tinggi untuk mengantisipasi keetidakpastian tersebut. Pada metode elemen hingga analisis stabilitas lereng digunakan dengan teknik reduksi kekuatan geser, pada prinsipnya metode elemen hingga adalah memecahkan persoalan yang rumit atau sukar dengan cara membagi-baginya menjadi bagian-bagian kecil sehingga menjadi lebih sederhana untuk penyelesaiannya. Proses pembagian elemen ini akan menghasilkan perhitungan yang sangat banyak. Dalam metode ini, parameter kekuatan geser tanah yang tersedia berturut-turut direduksi secara otomatis hingga kelongsoran terjadi. Reka Racana - 5

Rifki Fadilah, Indra Noer Hamdhan 2.3 Timbunan Dengan Mortar Busa Ringan Penggunaan material ringan telah banyak dilakukan seperti menggunakan roda ban karet atau limbah buangan hasil produksi baja (slag), balai pengembangan pusat jalan dan jembatan belum lama ini mengembangkan suatu teknologi material ringan pengganti timbunan menggunakan mortar busa ringan (Abramson, L.W., 2002). Material timbunan dengan mortar busa yang merupakan (foamed embankment mortar) atau disebut juga sebagai high grade soil yang terdiri dari campuran antara pasir + cairan foaming agent + semen + air dengan berat isi basah antar 0,5 t/m 3 1,2 t/m 3 atau lebih ringan dari timbunan material pilihan (selected fill). Material timbunan ringan dengan mortar busa mempunyai beberapa keunggulan diantaranya: 1. Ringan dan kekuatannya cukup tinggi untuk subgrade dan pondasi perkerasan jalan. 2. Berat isi dan kuat tekan campuran ini dapat didesain sesuai kebutuhan. 3. Kemudahan dalam pelaksanaan karena dapat memadat sendiri. 4. Material campuran mortar busa dapat mengembang sampai dengan 4 kali volume awal sehingga kebutuhan material dapat dikurangi. Timbunan dengan material ringan dapat mengurangi berat timbunan dan dapat mengurangi tegangan yang terjadi pada tanah di bawah timbunan serta akan mengurangi penurunan dan masalah ketidakstabilan timbunan tersebut. Pada pelaksanaannya timbunan mortar busa ringan ini telah diterapkan di Indonesia pada timbunan dibawah badan jalan dan pada timbunan pendekat jembatan (oprit). 3. ANALISIS DATA 3.1 Pemodelan Timbunan Pemodelan timbunan terdiri dari 2 studi kasus, yang pertama pada timbunan oprit jembatan di Kedaton, Cirebon Jawa Barat, dan yang kedua pada timbunan badan jalan ruas jalan Pangkalan Lima-Kumai, Pangkalan Bun Kalimantan Tengah, pemodelan timbunan pada tiga model tanah yaitu Soft Soil, Mohr-Coulomb, dan Hardening Soil, analisis stabilitas dan penurunan timbunan dilakukan menggunakan Program Plaxis 2D AE berbasis Elemen Hingga. Data parameter timbunan ringan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Parameter Timbunan Ringan Parameter Timbunan Ringan 2000 (kn/m 2 ) 800 (kn/m 2 ) γ unsat (kn/m 3 ) 8 6 γ sat (kn/m 3 ) 8 6 E (kn/m 2 ) 1.411.379 892.635 v 0,2 0,2 c (kn/m 2 ) 60 60 φ ( o ) 45 40 Ѱ ( o ) 0 0 Model Mohr - Coulomb Mohr - Coulomb Reka Racana - 6

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan 3.2 Metode Penelitian Metodologi analisis yang dijadikan dasar studi ini dapat dijabarkan dalam bentuk diagram alir (flow chart) pada Gambar 4. Mulai Rumusan Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Geometri Timbunan Parameter Tanah Timbunan Ringan Pemodelan Timbunan Dengan Plaxis 2D Timbunan Pada Oprit Jembatan Timbunan Pada Badan Jalan Analisa Stabilitas dan Penurunan Dengan Metode Elemen Hingga 1.Besar Penurunan 2.Bidang Kelongsoran 3.Nilai Faktor Keamanan Pembahasan dan Kesimpulan Selesai Gambar 4. Bagan alir analisis stabilitas dan penurunan timbunan ringan Reka Racana - 7

Rifki Fadilah, Indra Noer Hamdhan 3.3 Pemodelan dan Hasil Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Oprit Jembatan Desain timbunan pada timbunan oprit jembatan dimodelkan separuh dari bentuk aslinya karena timbunan simetris di kedua sisinya seperti telihat pada Gambar 5. Analisis dilakukan 2 model yaitu timbunan yang menggunakan tanah pilihan biasa dan timbunan yang menggunakan mortar busa ringan dengan 3 material model yang berbeda yaitu Hardening Soil model, Mohr-Coulomb model, dan Soft Soil model, tinggi timbunan pada oprit jembatan di Kedaton adalah sebesar 4,2 meter dengan pelaksanaan dilakukan secara bertahap sebesar 30 cm 50 cm dengan waktu pelaksanaan tiap lapisan selama 4 hari - 7 hari. Gambar 5. Geometri timbunan oprit jembatan Hasil perhitungan yang diambil dari pemodelan timbunan di oprit jembatan ini yaitu nilai penurunan konsolidasi ultimit dan safety factor. Nilai penurunan akan dibandingkan antara timbunan dengan tanah biasa dengan timbunan ringan. Selain itu nilai penurunan juga akan dibandingkan dengan pemantauan yang ada di lapangan untuk memprediksi penurunan yang akan terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Tabel 3 dan Tabel 4 memperlihatkan hasil output penurunan dari Plaxis 2D AE. Tabel 3. Hasil Perhitungan Analisis Plaxis Timbunan Biasa No Model Penurunan SF 1 Mohr Coulomb 2,59 m 1,317 2 Soft Soil 3,73 m 1,035 3 Hardening Soil 3,71 m 1,035 Tabel 4. Hasil Perhitungan Analisis Plaxis Timbunan Ringan No Model Penurunan SF 1 Mohr Coulomb 0,2 m 2,982 2 Soft Soil 1,09 m 3,866 3 Hardening Soil 0,72 m 3,020 Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan material ringan sebagai timbunan mampu mengurangi besarnya penurunan yang terjadi selain itu dengan memakai Reka Racana - 8

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan timbunan ringan ini meningkatkan nilai faktor keamanan, sehingga stabilitas timbunan bisa dikatakan lebih aman. Selain itu, pada kondisi nyata di lapangan terdapat hasil pemantauan yang dilakukan dengan surface marker setelah 4 bulan masa konstruksi berakhir, hasil pemantauan dibandingkan dengan 3 jenis material model untuk melihat model yang lebih mirip dengan kondisi di lapangan untuk memprediksi penurunan yang terjadi di tahun-tahun berikutnya. Hasil perbandingan surface marker dan output plaxis ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6. Perbandingan model plaxis dengan pemantauan di lapangan Dari grafik tersebut tidak terdapat material yang lebih mendekati dengan pemantauan yang dilakukan di lapangan, mungkin dikarenakan pemantauan visual yang hanya didapat satu data saja. 3.4 Pemodelan dan Hasil Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Badan Jalan Desain timbunan pada timbunan badan jalan dimodelkan separuh dari bentuk aslinya karena timbunan simetris di kedua sisinya seperti telihat pada Gambar 7. Analisis dilakukan 2 model yaitu timbunan yang menggunakan tanah pilihan biasa dan timbunan yang menggunakan mortar busa ringan dengan 3 material model yang berbeda. Gambar 7. Geometri timbunan badan jalan Hasil perhitungan yang diambil dari pemodelan timbunan di oprit jembatan ini yaitu nilai penurunan konsolidasi ultimit dan safety factor. Nilai penurunan akan dibandingkan antara timbunan dengan tanah biasa dengan timbunan ringan. Selain itu nilai penurunan juga akan dibandingkan dengan pemantauan yang ada di lapangan untuk memprediksi penurunan yang Reka Racana - 9

Rifki Fadilah, Indra Noer Hamdhan akan terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Tabel 5 dan Tabel 6 memperlihatkan hasil output penurunan dari Plaxis 2D AE. Tabel 5. Hasil Perhitungan Analisis Plaxis Timbunan Biasa No Model Penurunan SF 1 Mohr Coulomb 0,8895 m 1,533 2 Soft Soil 2,496 m 2,317 3 Hardening Soil 2,216 m 2,312 Tabel 6. Hasil Perhitungan Analisis Plaxis Timbunan Ringan No Model Penurunan SF 1 Mohr Coulomb 0,2 m 6,430 2 Soft Soil 1,09 m 6,129 3 Hardening Soil 0,42 m 6,565 Dari hasil analisis di atas terdapat kesamaan hasil analisis dengan model pada timbunan oprit jembatan bahwa penggunaan material ringan dapat mengurangi besarnya penurunan konsolidasi dan meningkatkan stabilitas timbunan. Pada timbunan ringan di badan jalan ini terdapat hasil pemantauan yang dilakukan dengan instrumen settlement plate selama 2 tahun pemantauan, hasil pemantauan dibandingkan dengan 3 jenis material model untuk melihat model yang lebih mirip dengan kondisi di lapangan untuk memprediksi penurunan yang terjadi di tahun-tahun berikutnya. Hasil perbandingan surface marker dan output Plaxis ditunjukkan pada Gambar 8. Gambar 8. Perbandingan model plaxis dengan pemantauan di lapangan Dari grafik tersebut material model soft soil dilakukan di lapangan. lebih mendekati dengan pemantauan yang 4 KESIMPULAN 1. Dilihat dari perbandingan penurunan yang terjadi antara timbunan menggunakan tanah biasa dan timbunan menggunakan mortar busa ringan, timbunan yang Reka Racana - 10

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan menggunakan material ringan dapat mengurangi besarnya penurunan yang terjadi akibat berat isi material yang ringan. 2. Dilihat dari nilai faktor keamanan timbunan ringan mempunyai nilai yang lebih besar dibandingkan dengan timbunan tanah biasa karena sifat mortar busa ringan yang kaku seperti beton meningkatkan stabilitas timbunan tersebut. 3. Pada perbandingan antara hasil analisis plaxis dan kondisi pemantauan di lapangan terdapat kecocokan pada material model yang dilakukan, sehingga penurunan yang akan terjadi pada tahun-tahun berikutnya dapat diprediksi. DAFTAR RUJUKAN Abramson, L.W. (2002). Slope Stability and Stabilization Methods Second Edition. New York: John Wiley & Sons Inc. Das, B.M. (1995). Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Iqbal, M. (2012). Evaluasi Kinerja Uji Coba Skala Penuh Timbunan Ringan dengan Mortar Busa di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Bandung: Kolokium Jalan dan Jembatan Puslitbang Jalan dan Jembatan Numan, A. (2012). Evaluasi Kinerja Jangka Panjang Timbunan Oprit Jembatan Dengan Material Beton Ringan. Bandung: Kolokium Jalan dan Jembatan Puslitbang Jalan dan Jembatan. Plaxis (2013). Tutorial Manual 2013. Netherland: Plaxis BV Reka Racana - 11