BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
REDESAIN PASAR INDUK KABUPATEN WONOSOBO

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

STADION AKUATIK DI SEMARANG

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

TUGAS AKHIR 131/ BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ORART ARET ART SPACE

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB IV PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

Lapas Kelas I A Kedungpane

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB VI KONSEP DAN DASAR PROGRAM PERANCANGAN RELOKASI STADION LEBAK BULUS, JAKARTA

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI KABUPATEN TEGAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Bab ini merupakan bahasan mengenai hasil dari pemikiran menyeluruh. Konsep dan program dasar ini berfungsi sebagai penentu desain Pasar Jombang, Tangerang Selatan baik secara kualitatif maupun kuantitatif melalui perincian kebutuhan ruang beserta fasilitas yang ada dalam Pasar Jombang, serta penekanan desain yang digunakan sebagai acuan perancangan. Kemudian, konsep dan program dasar ini ditransformasikan dalam bentuk desain dalam tahap grafis. 6.1 Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan ini dilatarbelakagi oleh adnya peristiwa kebakaran di Pasar Jombang, Tangerang Selatan pada 2004 dan 2013. Kebakaran ini terjadi akibat arus pendek. Akibat dari kebakaran ini menyebabkan ratusan kios terbakar dan membuat kerugian miliaran rupiah bagi para pelaku pasar. Hal ini tentu saja menyebabkan turunnya perputaran uang di Pasar Jombang. Pada peristiwa kebakaran di tahun 2004, pasar ini sempat mengalami perbaikan walaupun tidak menyeluruh. Namun, ini menyebabkan bangunan pasar menjadi tidak terselesaikan. Di tahun 2013, bangunan pasar yang belum rampung ini, kembali dilalap api, beruntung api dapat cepat dipadamkan sehingga baik kios ataupun lapak yang terbakar tidak sebanyak seperti peristiwa sebelumnya sehingga kerugian yang dialami para pedagang lebih sedikit dibanding sebelumnya. Melihat dari permasalahan yang ada, penulis merasa bahwa diperlukan pembangunan kembali Pasar Jombang, Tangerang Selatan. Kebutuhan masyarakat akan pasar tradisional yang mampu mengakomodir keamanan, kebersihan, dan kenyamanan bagi pengunjung, pedagang maupun masyarakat sekitar menjadi dasar untuk mewujudkan Pasar Jombang, Tangerang Selatan yang higienis, sehat, aman, dan nyaman. Penanggulangan-penanggulangan masalah yang ada seperti pemadaman kebakaran dan kenyaman di dalam bangunan menjadi sangat penting untuk diutamakan. Sedangkan peningkatan potensi pasar yang sudah ada perlu dilakukan. Pasar Jombang ini juga diharapkan menjadi ikon pasar tradisional dalam kemasan modern. Sebagai bangunan yang bersifat publik dan komersil, maka faktor efisiensi, efektivitas, dan fleksibilitas menjadi pertimbangan penting. Fungsi kegiatan yang diwadahi, yaitu pusat perdagangan tradisional harus terwakili dalam citra bangunan. Citra modern, representative, nyaman, bersih, dan aman diperlukan untuk menghadirkan nuansa baru dalam kejenuhan pasar tradisional. Pencitrraan melalui bangunan menjadi penting untuk membangkitkan kembali pasar tradisional di antara pesatnya pertumbuhan pasar modern. 6.1.1 Program Ruang Pasar Jombang, Tangerang Selatan Program Ruang Pasar Jombang, Tangerang Selatan ini didapatkan dari hasil perhitungan proyeksi 5 tahun mendatang terhadap kenaikan jumlah pedagang di Pasar Jombang, Tangerang Selatan. Proyeksi ini dilakukan karena pertumbuhan pertambahan jumlah pedagang dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang signifikan sehingga adanya kekhawatiran tidak terpenuhinya ruang untuk kegiatan berdagang di Pasar Jombang, Tangerang Selatan yang dapat mengakibatkan menjamurnya PKL. Berikut merupakan tabel program ruang Pasar Jombang, Tangerang Selatan. 56

Tabel 6.1 Program Ruang Pasar Jombang, Tangerang Selatan No JENIS RUANG KAP STD SM BR JML LUAS (m 2 ) LxJ (m 2 ) Keterangan Kelompok Kegiatan Utama 1 Kios 2 org 8 m 2 /unit PD 382 8 3056 2 Toko Kecil Toko Sedang Toko Besar 2 org 2 org 2 org 9 m 2 /unit 12 m 2 /unit 15 m 2 /unit 96 67 37 9 12 15 864 804 555 3 Los 1 org 4 m 2 /unit 63 4 252 4 Hall 50% A 0,8 m 2 /org DA 1 203,73 203,73 A= jumlah pengunjung/3 Flow Area 30% 5734,73 TOTAL 8028,622 ± 8030 Kelompok Kegiatan Pendukung 1 Tempat Penitipan 50 org 1 m 2 /anak DA 1 50 50 anak 2 Pos Keamanan 2 4 m 2 DA 2 4 8 3 Atm Center 5 1,6 m 2 /org DA 1 8 8 4 Koperasi 5 12 m 2 /unit 1 12 12 5 Gerai Makan R. Makan Kasir 6 Gudang Penyimpanan 10% A 2 4,85m 2 /4 org 1,6 m 2 /org DA DA (32%B):3 6 m 2 /unit AN 1 1 1 1 61,76 3,2 486 486 7 TPS 25 m 2 /unit 2 25 50 A=jumlah Pengunjung/3 Kap. Counter = P 2015 8 IPAL 60 m 2 /unit 1 60 60 B=jumlah Pedagang 9 Shaft Sampah 2 m 2 /unit 16 2 32 10 Gudang 9 m 2 /unit 1 9 9 Flow Area 30% 238,488 TOTAL 1033,448 ± 1035 Kelompok Kegiatan Pengelola 1 Ruang Kepala Pasar 1 org 20 m 2 /unit DA 1 20 20 2 R. Administrasi & Humas Kabag Staff 3 R. Keuangan 1 org 2 org 9 m 2 /unit 3 m 2 /unit AN 1 9 6 15 Unit = 3 locker+sirkulsi 57

Kabag 1 org 9 m 2 /unit AN 1 9 Staff 2 org 3 m 2 /unit 6 15 4 Teknisi 4 org 3 m 2 /unit AN 1 12 12 5 R. Kebersihan dan Keamanan Kabag Staff 1 org 6 org 9 m 2 /unit 3 m 2 /unit AN 1 9 18 27 6 Ruang Penerima 5 org 1,6 m 2 /org DA 1 8 8 tamu 7 Ruang Rapat 12 org 1,6 m 2 /org DA 1 19,2 19,2 8 Ruang Pelayanan 3 org 3 m 2 /unit DA 1 3 9 9 Ruang arsip 1 unit 9 m 2 /unit AN 1 9 9 10 Lavatory 4 unit 2,4 m 2 /unit DA 1 2,4 9,6 Unit = 1closet + 1 wastafel 11 Pantry 1 unit 5 m 2 /unit AN 1 5 5 12 Gudang 9 m 2 /unit 1 9 9 Flow Area 20% 31,56 TOTAL 189,36 ± 190 Kelompok Kegiatan Servis 1 Toilet Pria 4 unit 2,4 m 2 /unit Wanita 4 unit 2,4 m 2 /unit DA 4 9,6 9,6 2 Ruang Informasi 2 org AN 1 7,5 7,5 3 x 2,5 m 3 Musholla 15 org 50 m 2 1 50 50 Kelompok Mekanikal 1 R. Genset 40 m 2 DA 1 40 40 2 R. Pompa 25 m 2 DA 1 25 25 3 Lift Barang 4 m 2 PT 2 4 8 4 R. Eskalator 1,8x13m PT 2 23,4 46,8 5 Tangga 5,5 x 2,5 m PT 4 13,75 55 6 R. Control 36 m 2 AN 1 36 36 7 Tangga Darurat 5,5 x 2,5 m PT 4 13,75 55 Flow Area 20% 221,8 TOTAL 487,6 ± 488 Kelompok Parkir dan Bongkar Muat Parkir ±7220 Bongkar Muat ± 128 TOTAL ±17191 Sumber: Analisa DA 4 9,6 9,6 Unit = 1closet + 1 wastafel 58

6.1.2. Tapak Terpilih Tapak Pasar Jombang terpilih merupakan tapak yang digunakan bangunan pasar jombang lama dengan penambahan luasan lahan. Tapak terletak di jalan Raya Jombang. Kriteria yang dipertimbangkan untuk tetap memilih tapak ini adalah sebagai berikut: 1. Terletak di jalan yang menghubungkan, Ciputat - Bintaro - BSD - Pondok Aren, dima ke empat daerah tersebut merupakan kawasan permukiman berkepadatan tinggi. 2. Pencapaian menuju lokasi yang mudah, banyaknya moda transportasi umum yang melewati tapak ini. Baik, kendaraan mobil umum, ojek, bahkan kereta api (commuterline). 3. Tapak relatif datar, berpotensi untuk pengembangan lahan. 4. Peraturan bangunan yang berlaku di lokasi tapak adalah sebagai berikut: KDB maksimal : 70% KLB maksimal : 8 KDH minimal : 10% 5. Sudah ada fasilitas dan sarana umum yang dapat digunakan untuk Pasar jombang 6. Tapak bangunan sesuai dengan landuse yang direncanakan pemerintah daerah. Gambar 6.1 Lokasi Tapak Terpilih Pasar Jombang Sumber: Wikimapia.org Tapak Pasar Jombang, Tangerang Selatan memiliki luasan 20.750 m 2 dengan KDB 60%. Dengan data ini maka dapat dihitung luas ketinggian bangunan adalah sebagai berikut: Luas = 20750 m 2 Lahan terbangun maksimal KDB = 60% 60% x 20750 m 2 = 12450 m 2 Kebutuhan ruang = 17191 m 2 59

6.2 Konsep Dasar Perancangan 6.2.1 Aspek Kinerja Melalui pendekatan struktur dan bahan bangunan maka dapat diuraikan sebagai berikut: A. Struktur Struktur modern yang dapat diterapkan pada Pasar Jombang, Tangerang Selatan adalah dengan mengkombinasikan struktur rangka dan struktur rangka ruang, adapun pembahasannya adalah sebagai berikut: 1. Struktur Rangka Kaku Struktur rangka kaku merupakan struktur yang terdiri dari atas elemen-elemen linear, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh titik hubung yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkannya. 2. Struktur Rangka Baja Konstruksi rangka baja adalah suatu konstruksi yang dibuat dari susunan batang-batang baja yang membentuk kumpulan segitiga, dimana setiap pertemuan beberapa batang disambung pada alat pertemuan/simpul dengan menggunakan alat penyambung. Gambar 6.2 Struktur Rangka Baja Sumber: google.com B. Bahan Bangunan Pemilihan bahan bangunan untuk Pasar Jombang, Tangerang Selatan harus didasari pada aspek-aspek estetika dan ramah lingkungan. Bahan bangunan yang dipilih harus mengutamakan unsur estetika dan mencitrakan nuansa modern pada Pasar Jombang ini. Bahan bangunan yang digunakan antara lain, kaca, aluminium panel, gypsum, dan lain sebagainya. 6.2.2 Aspek Teknis Aspek Tenis sangat berkaitan dengan utilitas bangunan, yaitu bangunan dapat berfungsi dan beroperasi sebagaimana mestinya bangunan ini direncanakan sebelumnya. A. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan dalam bangunan, termasuk pasar tradisional pada umumnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Sistem Pencahayaan Alami Sistem pencahayaan alami mengoptimalkan sumber penerangan dari cahaya matahari, sehingga dapat menghemat listrik pada siang hari. Dalam bangunan pasar 60

tradisional, sistem pencahayaan alami biasa digunakan untuk menerangi area sirkulasi (jalan) pada siang hari. b. Sistem Pencahayaan Buatan Sistem pencahayaan buatan pada pasar tradisional digunakan pada malam hari atau saat cuaca buruk, misal pada kios-kios dan tempat display pakaian, sehingga barang dagangan yang dijual terlihat lebih jelas. B. Sistem Penghawaan Sistem penghawaan yang biasa digunakan dalam bangunan pasar dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Sistem Penghawaan Alami Sistem penghawaan alami dalam bangunan pasar tradisional diterapkan melalui pengaplikasian dinding yang tidak masif, sehingga angin masih dapat berhembus dengan nyaman di dalam bangunan. Sistem cross ventilation diterapkan dalam desain bangunan pasar tradisional agar sirkulasi udara tetap berjalan lancar ke segala arah, sehingga pasar tradisional tidak pengap dan tetap sejuk. b. Sistem Penghawaan Buatan Sistem penghawaan buatan dalam bangunan pasar tradisional biasanya hanya digunakan pada area-area tertentu, seperti kantor pengelola dan area dalam kios. Sistem penghawaan buatan dalam ruangan dapat menggunakan AC maupun kipas angin. C. Transportasi Vertikal Transportasi vertikal pada bangunan pasar ini dibagi berdasarkan jenis pengguna, yaitu yang dimaksudkan adalah transportasi manusia dan barang secara vertikal. Pada transportasi manusia menggunakan eskalator, tangga dan ramp yang aksesibel untuk semua kalangan. Sedangkan pada barang menggunakan ramp dengan bantuan gerobak pendorong yang mampu memudahkan manusia memindahkan barang secara vertikal serta lift barang yang memudahkan pengangkutan barang secara vertikal. D. Jaringan Listrik Jaringan listrik diperoleh dari PLN, kemudian dialirkan ke gardu listrik di dalam site lalu dialirkan ke setiap ruangan dengan meteran. Bagi pengguna kios, los, maupun gerai makanan menggunakan meteran masal, yakni 1 meteran untuk 15-20 pedagang. Sedangkan untuk pedagang pada toko memiliki 1 meteran untuk tiap tokonya dengan meteran pra bayar. Semua sistem jaringan listrik terpusat dan ada ruang kontrol panel. Sebagai tenaga cadangan digunakan tenaga yang berasal dari genset yang diletakkan diluar bangunan. Hal ini untuk mengantisipasi adanya kekurangan pasokan listrik untuk pasar. E. Jaringan Air Bersih Jaringan air bersih diperoleh dari PDAM dan sumur arthesis. Sistem jaringan air bersih menggunakan sistem down-feed. Pada sistem down-feed, air yang diperoleh dari sumber air disalurkan kemudian ditampung di roof tank, kemudian menggunakan pompa dialirkan ke seluruh bangunan. 61

F. Jaringan Air Kotor Pada jaringan air kotor, terdapat pemisahan antara grey water dan black water. Grey water merupakan air kotor yang berasal dari air hujan. Air dari air hujan dialirkan melalui pipapia yang dirancang berada dalam kolom bangunan. Kemudian dari pipa ini difilter untuk menghasilkan air yang baik untuk dimanfaatkan kembali pada kebutuhan-kebutuhan air (konservasi air). Sedangkan sistem pada black water atau air limbah pasar yang berasal dari kegiatan lavatory maupun kegaian perdagangan (ikan, daging) sebelum dibuang ke saluran kota, terlebih dahulu ada pengolahan limbah berupa IPAL sederhana yang ada di lingkungan bangunan. G. Jaringan Sampah Sistem pembuangan sampah pada pasar biasanya terdiri dari: a. Tempat sampah, dibedakan berdasarkan jenis sampahnya, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah-sampah dalam tempat sampah tersebut dibuang setiap hari menuju Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara yang biasanya berada di luar gedung pasar. b. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara, merupakan tempat pengumpulan sampah berupa container sampah, yang menampung sampah-sampah dalam pasar untuk selanjutnya diangkut oleh truk sampah menuju tempat pembuangan akhir (TPA). Pengambilan sampah oleh truk sampah dilakukan secara berkala setiap hari ketika sore, sehingga tidak terjadi penumpukan sampah. Lokasi TPS sementara harus mudah dijangkau oleh truk sampah dan letaknya cukup tersembunyi, sehingga tidak mengganggu visual pengunjung. H. Jaringan Pemadam Kebakaran 1. Pencegahan Kebakaran Pada pencegahan kebakaran terdapat 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu sistem deteksi dan alarm. Pada sistem deteksi, digunakan heat-detector yang dipasang moduler dengan jarak yang telah ditetapkan, kemudian terdapat alarm kebakaran 2. Pemadaman Kebakaran Pada pemadaman kebakaran yang biasa digunakan adalah springkler, hydrant, dan fire extinguisher, akan tetapi bila bangunan pasar menggunakan springkler dirasa kurang efektif dan efisien, sehingga bila pun springkler digunakan hanya akan diletakkan pada bagian penyimpanan. Dan berikut ini penjelasan mengenai hydrant dan fire extinguisher sebagai berikut: a. Hydrant Hydrant di dalambangunan dengan selang diameter 1,5-2 terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan panjang selang 20-30 m. Sedangkan Hydrant di luar bangunan diletakkan di beberapa titik strategis yang dapat dijangkau mobil pemadam. Hydrant ini dihubungkan langsung ke ground reservoir. b. Fire Extinguisher Fire Extingusher merupakan alat pemadam api ringan. Alat ini diletakkan di tiap-tiap blok untuk mencegah kebakaran besar yang terjadi 62

3. Evakuasi Pada bangunan Pasar Jombang, Tangerang Selatan dirancang terdapat tangga darurat dan jalur evakuasi kebakaran. Jalur evakuasi untuk manusia dan barang dibedakan. Selain adanya jalur evakuasi, bangunan ini direncanakan memiiki jalur yang dapat dimanfaatkan mobil pemadam kebakaran menjangkau titik-tiik api sekalipun berada di tengah bangunan. I. Jaringan Penangkal Petir Sistem penangkal petir yang diterapkan pada bangunan disesuaikan dengan masa bangunan. Sistem yang digunakan pada Pasar Jombang, Tangerang Selatan adalah sistem Faraday, adalah dengan menggunakan tiang setinggi 30 cm dari atap bangunan, dihubungkan dengan konduktor dengan jarak antar tiangnya berkisar 3,5 m. Namun system ini mempunyai kelemahan yaitu tidak mampu menjangkau seluruh bangunan sehingga bangunan masih berpotensi terkena petir tersebut. 6.2.3 Aspek Arsitektural a) Masa bangunan menyesuaikan dengan bentuk tapak Pasar Jombang dengan memperhatikan sumbu, orientasi, posisi, dan hirarki bangunan. b) Tampilan bangunan memperhatikan orientasi matahari, dengan penataan lansekap yang mendukung tampilan bangunan. c) Penempatan vegetasi di sepanjang tepi jalan sebagai peneduh dan estetika d) Menggunakan material beton, baja atau kaca yang diekspos, yang merupakan salah satu ciri dari arsitektur modern 63