Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMATISASI PENERANGAN DAN MOTION DETECTOR SEBAGAI PROTEKSI KERAMBA PADA SENTRA BUDIDAYA IKAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Rancang Bangun Catu Daya Tenaga Surya Untuk Perangkat Audio Mobil

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

Desain Boosting MPPT Tiga Level untuk Distributed Generation Tiga Fasa Presented by: Hafizh Hardika Kurniawan

PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

RANCANG BANGUN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) UNTUK OPTIMASI DAYA PADA PANEL SURYA BERBASIS ALGORITMA INCREMENTAL CONDUCTANCE

Oleh : Aries Pratama Kurniawan Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng Vita Lystianingrum ST., M.Sc

RANCANGAN SENSOR ARUS PADA PENGISIAN BATERAI DARI PANEL SURYA

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM CATU DAYA OTOMATIS MENGGUNAKAN SOLAR CELL PADA ROBOT BERODA PENGIKUT GARIS

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

Perancangan Simulator Panel Surya Menggunakan LabView

Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1

PERANCANGAN SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKING CONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328

H. Suryoatmojo. Kata-kata kunci : Lithium Polymer, Dual Induktor, Penyeimbang SOC Baterai.

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

RANCANG BANGUN KONVERTER PHOTOVOLTAIC DAN PENTAKSIRAN DAYA PHOTOVOLTAIC UNTUK DC POWER HOUSE

MEMAKSIMALKAN DAYA PHOTOVOLTAIC SEBAGAI CHARGER CONTROLLER

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE KENDALI ARUS BERBASIS dspic30f4012

PORTABLE SOLAR CHARGER

Perbaikan Variabel Step Size MPPT pada Aplikasi Panel Surya untuk Perubahan Iradiasi Matahari yang Cepat

akan menurunkan tegangan dari solar cell menjadi tegangan yang

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

Perancangan Sistem Charger Otomatis pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

Desain Dan Implementasi Penyeimbang Baterai Lithium Polymer Berbasis Dual Inductor

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MULTI-INPUT KONVERTER DC-DC PADA SISTEM TENAGA LISTRIK HIBRIDA PV/WIND

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a)

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

Pengaturan Switching Boost Converter Menggunakan Logika Fuzzy pada Sistem Solar Cell Sebagai Tenaga Alternatif

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1375

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik

PERANCANGAN BATTERY CHARGE CONTROL UNIT (BCCU) UNTUK APLIKASI SOLAR HOME SYSTEM (SHS)

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN BATERAI PADA DC POWER HOUSE

BAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH DC: KONTROL MANAJEMEN BATERAI BI- DIRECTIONAL (DC-DC CONVERTER) TUGAS AKHIR

Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3122

DESAIN MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA PHOTOVOLTAIC

RANCANG BANGUN UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) DENGAN ENERGI HYBRID (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

Kata Kunci Sistem Hibrida PV-Genset, Sensor Arus, Otomatisasi Pensaklaran, SFC Genset, Zelio Logic Smart Relay.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

Sistem Catu Daya Sel Surya Otomatis untuk Komputer Bergerak Berbasis Switching Regulator

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

METODE PENGENDALIAN DAYA PADA PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN METODE KENDALI INTERNAL TUGAS AKHIR

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah sistem yang

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENAIK TEGANGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI KY CONVERTER DAN BUCK- BOOST CONVERTER

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

DESAIN RANGKAIAN BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM CHARGING LAMPU PENERANGAN LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI KOTA MALANG

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH

Studi Analisa Synchronous Rectifier Buck Converter Untuk Meningkatkan Efisiensi Daya Pada Sistem Photovoltaic

PERANCANGAN CATU DAYA DENGAN PENAMBAHAN PANEL SURYA PADA SMART TRAFFIC LIGHT

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Disain Konverter Charge Pump Rasio Tinggi Untuk Aplikasi Mobil Listrik

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino

Transkripsi:

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah Mudeng, Vicky Vendy Hengki. 1, Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. 2, Ponco Siwindarto, Ir., MS. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya, 2 Dosen Teknik Elektro Univ. Brawijaya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: mudengvicky@gmail.com Abstrak Auto charger system dalam penelitian ini untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pada robot management sampah. Robot management sampah yang kekurangan energi listrik secara otomatis akan menuju tempat pengisian energi listrik yang dilengkapi dengan solar cell. Energi listrik yang dihasilkan oleh solar cell akan disimpan di dalam accu, kemudian energi listrik pada accu akan digunakan untuk mencharge accu dan baterai pada robot management sampah. Intensitas cahaya matahari yang berubah-ubah dapat menyebabkan accu lebih cepat rusak karena tegangan yang masuk ke accu tidak konstan. Penelitian ini menggunakan topologi cuk converter yang dapat menaikkan dan menurunkan tegangan sumber dengan mengubah-ubah nilai duty cycle. sumber akan turun jika nilai duty cycle cuk converter kurang dari 50% dan akan naik jika nilai duty cycle cuk converter lebih dari 50%. Charger dari accu ke accu dan dari accu ke baterai dirancang menggunakan boost converter yang didesain menggunakan IC XL6009. Pengujian cuk converter menghasilkan error rata-rata sebesar 8,68% dengan selisih antara teori dan praktek paling besar adalah 1,3V. Pengujian boost converter menghasilkan error rata-rata sebesar 2,52% dengan selisih antara teori dan praktek paling besar adalah 1,52V. Kata Kunci Robot Management Sampah, Cuk Converter, Boost Converter, Solar Cell. I. PENDAHULUAN Dalam penelitian sebelumnya, robot management sampah mengikuti garis hitam untuk mengangkut dan membuang sampah dengan memberi tanda pada tempat-tempat yang telah ditentukan. Robot management sampah memiliki bak untuk menampung sementara isi tempat sampah yang telah diangkat. Robot ini menggunakan 1 accu 12V dan 1 baterai 12V sebagai catu daya [1]. Kekurangan energi listrik pada robot management sampah menyebabkan robot tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik. Salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan energi listrik robot management sampah yaitu menggunakan solar cell. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini dirancang suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan energi listrik robot management sampah menggunakan solar cell. Solar cell digunakan karena ramah lingkungan dan tidak menyebabkan polusi [2]. Tujuan penelitian ini adalah membuat sistem yang dapat menstabilkan tegangan yang dihasilkan solar cell dengan menggunakan cuk converter untuk men-charge accu dan sistem yang dapat menaikkan tegangan dengan menggunakan boost converter untuk men-charge accu robot management sampah dari accu dan men-charge baterai robot management sampah dari accu. 1 II. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Perancangan dan pembuatan alat dapat dirangkum dalam sebuah diagram blok seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1. Gambar 1. Diagram Blok Sistem Penjelasan mengenai diagram blok sistem sebagai berikut: 1. Solar cell berfungsi sebagai pengonversi energi cahaya matahari menjadi energi listrik. 2. Rangkaian cuk converter berfungsi sebagai penstabil tegangan. 3. Boost converter digunakan untuk menaikkan tegangan accu 1 sehingga mencapai 15V agar dapat men-charge accu 2 dan digunakan sebagai power supply balancer baterai LiPo. 4. Balancer baterai LiPo digunakan sebagai rangkaian charger baterai LiPo. 5. Terdapat 4 sensor tegangan yang digunakan untuk mengetahui besar tegangan yang dihasilkan solar cell, accu 1, accu 2, dan baterai LiPo. 6. Microcontroller yang digunakan adalah ATMEGA 32 yang berfungsi sebagai pengontrol dan pemproses data. 7. Saklar digunakan untuk memilih boost converter dihubungkan ke accu 2 atau ke balancer baterai LiPo. 8. Rangkaian transistor digunakan sebagai saklar elektronik yang menghubungkan keluaran cuk converter dengan accu 1, boost converter dengan accu 2, dan boost converter dengan charger baterai LiPo.

A. Pemodelan Solar Cell Perancangan sistem ini membutuhkan beberapa parameter. Parameter solar cell ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Parameter Solar Cell Parameter Solar Cell Nilai Maximum Power (P max ) 50 Watt-Peak Short Circuit Current (I SC ) 3,12A Maximum Power Current (I mpp ) 2,92A Open Circuit Voltage (V OC ) 21,63V Nominal Voltage (V mpp ) 17,13V B. Perancangan Rangkaian Cuk Converter [3] Cuk Converter merupakan rangkaian yang dapat menaikkan atau menurunkan tegangan masukan. Rangkaian Cuk Converter terdiri dari 2 kapasitor (C 1 dan C 2 ) dan 2 buah induktor (L 1 dan L 2 ). 1. Pemilihan Induktor Ukuran induktor ditentukan dengan perubahan arus induktor tidak lebih dari 5% dari arus induktor rata-rata. Berikut Persamaan induktor L: (1) Dengan V s = V mpp, D = 1 saat kondisi V mpp, ripple arus sebesar 0,146A dan frekuensi yang digunakan 50kHz, maka didapatkan nilai L 1 = 2,35mH dan nilai L 2 = 2,28mH. 2. Pemilihan Kapasitor Pemilihan kapasitor agar ripple tegangan tidak lebih dari 5% adalah dengan tegangan rata-rata yang melewati kapasitor (C 1 ) sebagai berikut: (2) Untuk ripple tegangan maksimum: (3) Dengan nilai V o = 15V, nilai tegangan maksimum yang diizinkan masuk accu 1 dan P o daya maksimum dari solar cell. Persamaan R pengganti beban: Berikut Persamaan untuk mencari nilai kapasitor C 1 : Melalui Persamaan (5) didapatkan nilai C 1 = 42,7µF. Nilai C 2 didapatkan dengan Persamaan berikut: (6) Maka didapatkan nilai C 2 = 7,5µF 3. Pemilihan Dioda Dioda yang dipilih adalah dioda schottky karena dioda jenis ini memiliki tegangan maju yang rendah dan memiliki reverse recovery time yang cepat. Dalam perancangan ini dipilih dioda tipe 1N5819. Dioda ini mampu melewatkan tegangan maksimal 40V [4]. 4. Pemilihan MOSFET drain-source (V DS ) MOSFET dapat mencapai 17,13V didapat dari nominal voltage (V mpp ) solar cell. Digunakan MOSFET tipe IRF540 dengan nilai maksimum I D = 28A dan V DS = 100V [5]. Rangkaian keseluruhan cuk converter ditunjukkan dalam Gambar 2 [6]. (4) (5) 2 Gambar 2. Rangkaian Cuk Converter C. Perancangan Pulse Width Modulation (PWM) [7] Gelombang PWM dioperasikan dengan mode Fast Correct PWM. Frekuensi yang dibutuhkan 50.000Hz dengan komponen crystal yang terpasang pada microcontroller sebesar 11,0592MHz serta prescaller (N) sebesar 1, nilai TOP didapatkan dengan Persamaan (7): ( ) (7) Maka didapatkan nilai TOP = 220,184 220. D. Perancangan Sistem Minimum ATMEGA 32 Microcontroller yang digunakan dalam perancangan ini adalah ATMEGA 32 yang dirangkai pada sistem minimum microcontroller. Microcontroller berfungsi untuk mengolah data sensor tegangan dan menghasilkan PWM yang digunakan untuk rangkaian cuk converter. Sistem minimum ATMEGA 32 ditunjukkan dalam Gambar 3. Fungsi setiap pin sistem minimum microcontroller ATMEGA 32 yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pin A.0 digunakan untuk sensor tegangan accu 2. 2. Pin A.1 digunakan untuk sensor tegangan baterai LiPo. 3. Pin A.2 digunakan untuk sensor tegangan solar cell. 4. Pin A.3 digunakan untuk sensor tegangan accu 1. 5. Pin B.0 digunakan sebagai sinyal kontrol accu 2 dan baterai LiPo. 6. Pin B.2 digunakan sebagai sinyal kontrol accu 1. 7. Pin D.5 digunakan sebagai sinyal PWM kontrol cuk converter. 8. Pin C digunakan sebagai sinyal data LCD 16x2. Gambar 3. Rangkaian Sistem Minimum ATMEGA 32 E. Perancangan Rangkaian Boost Converter [8] Rangkaian boost converter yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan IC XL6009. Rangkaian boost converter ditunjukkan dalam Gambar 4.

Mulai Inisialisasi Variabel Solar Cell Accu 1 Accu 2 Baterai Li-Po Selesai Tampilan LCD Sinyal Kontrol Accu 2 dan Baterai Li-Po Sinyal Kontrol Accu 1 Kontrol Duty Cycle PWM Gambar 6. Flow Chart Algoritma Program Gambar 4. Rangkaian Boost Converter XL6009 keluaran rangkaian ini didapat menggunakan Persamaan (8): ( ) (8) F. Perancangan Rangkaian Sensor Sensor tegangan yang digunakan berjumlah 4 buah. Sensor tegangan berfungsi untuk mengetahui nilai tegangan pada solar cell (sensor tegangan 1), tegangan accu 1 (sensor tegangan 2), tegangan accu 2 (sensor tegangan 3), dan tegangan baterai LiPo (sensor tegangan 4) serta berfungsi sebagai penurun tegangan agar nilai tegangan yang dihasilkan dapat diproses oleh microcontroller. Rangkaian sensor tegangan ditunjukkan dalam Gambar 5. Nilai R 1 dan R 2 didapat menggunakan Persamaan (9): ( ) (9) Dengan nilai V 1 = 0, maka didapatkan: (10) III. PENGUJIAN DAN ANALISIS A. Pengujian Solar Cell Parameter yang diuji dalam pengujian solar cell 50 Wp tipe polycristalline adalah tegangan dan arus. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui tegangan open circuit (V OC ) dan arus short circuit (I SC ) yang dihasilkan oleh solar cell. Pengujian dilakukan pada kondisi suhu lingkungan 25 o C, saat 1-1.287 AM. Lokasi pengujian berada di 7.949386 LS dan 112.611912 BT. Rangkaian pengujian ditunjukkan dalam Gambar 7. Grafik hasil pengujian solar cell ditunjukkan dalam Gambar 8. Gambar 7. Rangkaian Pengujian Solar Cell Gambar 8. Grafik Pengujian Solar Cell Gambar 5. Rangkaian Sensor 1. Sensor 1 dan Sensor 2 Sensor tegangan 1 dan 2 dirancang agar microcontroller dapat memproses tegangan yang besarnya 0V sampai 23V. Jika R 2 = 1kΩ, maka didapatkan R 1 = 4,55kΩ dengan penguatan (Gain) sebesar 0,22. 2. Sensor 3 dan Sensor 4 Sensor tegangan 3 dan 4 dirancang agar microcontroller dapat memproses tegangan yang besarnya 0V sampai 13V. Jika R 2 = 1kΩ, maka didapatkan R 1 = 2,63kΩ dengan penguatan (Gain) sebesar 0,38. G. Perancangan Algoritma Program Algoritma program merupakan perencanaan program yang akan ditulis ke dalam microcontroller. Program yang dibuat meliputi beberapa sub-program yang ditunjukkan dalam Gambar 6. Dari hasil pengujian solar cell dapat diketahui bahwa I SC terbesar adalah 3,28A, sedangkan V OC terbesar adalah 20.52V. B. Pengujian Rangkaian Cuk Converter Pengujian ini dilakukan dengan menghubungkan rangkaian dalam Gambar 9. Gambar 10 menunjukkan hasil pengujian rangkaian cuk converter untuk menaikkan tegangan 10V menjadi -15,22V dan menurunkan tegangan dari 10V menjadi -7,12V. Gambar 9. Rangkaian Pengujian Cuk Converter Gambar 10. Hasil Pengujian Menaikkan dan Menurunkan 3 Dari hasil pengujian rangkaian cuk converter didapatkan bahwa tegangan keluaran rangkaian dapat berubah-ubah sesuai dengan duty cycle yang diberikan oleh

microcontroller. Grafik pengujian rangkaian cuk converter ditunjukkan dalam Gambar 11. D. Pengujian Rangkaian Boost Converter Pengujian boost converter dengan merangkai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 17. Gambar 18 menunjukkan boost converter yang digunakan dapat menaikkan tegangan masukan. Grafik hasil pengujian boost converter ditunjukkan dalam Gambar 19. Pengujian dilakukan dengan menentukan nilai R 1 = 270Ω. Gambar 17. Rangkaian Pengujian Boost Converter Gambar 11. Grafik Pengujian Rangkaian Cuk Converter Gambar 18. Hasil Pengujian Menaikkan C. Pengujian Pulse Width Modulation Cuk Converter Pengujian ini bertujuan untuk melihat bentuk gelombang PWM dan frekuensi yang dibutuhkan oleh rangkaian cuk converter. Gambar 12 menunjukkan rangkaian pengujian PWM. Gambar 12. Rangkaian Pengujian PWM PWM dengan duty cycle 70% dan frekuensi 50kHz ditunjukkan dalam Gambar 13. Grafik pengujian PWM ditunjukkan dalam Gambar 14. Gambar 19. Grafik Pengujian Boost Converter E. Pengujian Rangkaian Sensor Pengujian sensor tegangan dengan merangkai rangkaian seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 15. Grafik hasil pengujian masing-masing sensor tegangan ditunjukkan dalam Gambar 16. Gambar 13. PWM dengan Duty Cycle 70% Gambar 15. Rangkaian Pengujian Sensor Gambar 14. Grafik Pengujian PWM 4 Gambar 16. Grafik Pengujian Sensor

F. Pengujian Rangkaian Transistor Tujuan pengujian rangkaian transistor untuk mengetahui respon transistor jika kaki basis diberi tegangan dan arus. Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan dan arus pada kaki basis dan mengukur tegangan kolektor sebagai tegangan keluaran rangkaian transistor. Rangkaian pengujian rangkaian transistor ditunjukkan dalam Gambar 17. Transistor akan aktif jika sensor tegangan mengukur tegangan accu 1, accu 2, atau baterai LiPo di bawah 10 volt. Hasil pengujian rangkaian transistor ditunjukkan dalam Tabel 2. 15 volt yang digunakan sebagai power supply charger baterai LiPo untuk men-charge baterai LiPo. Gambar 17. Rangkaian Pengujian Sensor Tabel 2. Hasil Pengujian Rangkaian Transistor V basis (volt) V in (volt) V out (volt) 0 16 0 0 16 0 0 16 0 5 16 15,45 5 16 15,44 5 16 15.45 Tabel 2 menujukkan bahwa jika kaki basis transistor diberi tegangan dan arus maka transistor akan aktif yang menyebabkan adanya tegangan keluaran. Tidak adanya tegangan keluaran disebabkan kaki basis yang tidak diberi tegangan dan arus. G. Pengujian Keseluruhan Sistem Tujuan pengujian keseluruhan sistem untuk menganalisis apakah sistem telah bekerja sesuai dengan perancangan. Parameter yang diuji adalah nilai tegangan accu 1, accu 2, dan baterai LiPo serta waktu yang dibutuhkan untuk men-charge accu 1, accu 2, dan baterai LiPo. Pengujian keseluruhan sistem adalah dengan merangkai semua rangkaian seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1. Pengujian keseluruhan sistem dilakukan hari Minggu, 27 Juli 2014 pada kondisi suhu lingkungan 23 o C, dimulai pukul 08.00 WIB. Lokasi pengujian berada di 7.949386 LS dan 112.611912 BT. Hasil pengujian keseluruhan sistem ditunjukkan dalam Gambar 18. Pengisian energi listrik pada accu 1 membutuhkan 2,5 jam, pengisian energi listrik pada accu 2 membutuhkan 2 jam, dan pengisian energi listrik pada baterai LiPo membutuhkan 1,5 jam. Dapat disimpulkan bahwa sistem dapat men-charge accu 1 dari tegangan solar cell yang telah distabilkan menjadi 15 volt menggunakan rangkaian cuk converter, sistem dapat men-charge accu dari accu dengan menggunakan rangkaian boost converter yang mampu menaikkan tegangan accu 1 menjadi 15 volt yang digunakan untuk men-charge accu 2, dan sistem dapat men-charge baterai dari accu dengan menggunakan rangkaian boost converter yang mampu menaikkan tegangan accu 1 menjadi Gambar 18. Grafik Pengujian Keseluruhan Sistem IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Rangkaian cuk converter mampu menaikkan dan menurunkan tegangan memiliki error rata-rata 8,68% dengan selisih tegangan antara perhitungan dan pengukuran paling besar adalah 1,3 volt. Pengaruh frekuensi pada perancangan adalah semakin besar frekuensi yang digunakan maka semakin kecil ripple arus induktor L1 dan L2 serta semakin kecil ripple tegangan kapasitor C1 dan C2. Rangkaian cuk converter digunakan untuk menstabilkan tegangan yang dihasilkan oleh solar cell menjadi 15 volt. yang telah distabilkan digunakan untuk men-charge accu 1. 2. Rangkaian boost converter yang dirancang menggunakan IC XL6009 mampu menaikkan tegangan dengan mengatur perbandingan nilai resistor memiliki error rata-rata 2,52% dengan selisih tegangan antara perhitungan dan pengukuran paling besar adalah 1,52 volt. Rangkaian boost converter digunakan untuk menaikkan tegangan accu 1 menjadi 15 volt yang digunakan untuk men-charge accu 1 dan sebagai power supply charger baterai LiPo yang digunakan untuk men-charger baterai LiPo. 3. Perancangan sistem monitoring pengisian energi listrik accu atau baterai robot management sampah dapat dideteksi menggunakan sensor tegangan. Jika sensor tegangan accu 1, accu 2, dan baterai LiPo mengukur tegangan kurang dari 10 volt, maka rangkaian transistor sebagai saklar otomatis akan aktif dan terjadi proses charging. Terdapat 4 rangkaian sensor tegangan. Sensor tegangan solar cell memiliki error rata-rata 0.0062%, sensor tegangan accu 1 memiliki error rata-rata 0,0015%, sensor tegangan accu 2 memiliki error ratarata 0,26%, dan sensor tegangan baterai LiPo memiliki error rata-rata 0,15%. B. Saran 1. Pemilihan dan pembuatan induktor sebaiknya menggunakan alat ukur dengan akurasi dan kepresisian 5

yang tinggi serta diperlukan tes frekuensi agar dapat memperkecil persentase kesalahan. 2. Memperbaiki metode yang digunakan sebagai charger accu menggunakan solar cell dengan topologi cuk converter, sehingga daya yang didapat dari energi matahari tidak banyak terbuang. 3. Sistem ini dapat dikembangkan menjadi satu dengan robot dan bukan merupakan sistem yang terpisah. DAFTAR PUSTAKA [1] Sulistiyono, Taufiq Yudi, Nurussa adah, dan Eka Maulana. 2014. Komparasi Sistem Komunikasi Serial Multipoint pada Robot Management Sampah Menggunakan I2C dan SPI. Malang. Universitas Brawijaya. [2] S, Syam M dan T. Sreejith Kailas. 2013. Grid Connected PV System using Cuk Converter. IEEE, International Conference on Microelectronics, Communication and Renewable Energy. [3] Triandini, Annisa, Soeprapto, dan Mochammad Rif an. 2013. Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya. Malang. Universitas Brawijaya. [4] Fairchild Semiconductor Coorporation. 2001. 1N5817-1N5819. [5] Vishay. 2011. Power MOSFET IRF540, SiHF540. [6] Oi, Akihiro. 2005. Design And Simulation Of Photovoltaic Water Pumping System. Tesis tidak dipublikasikan. San Luis Obispo: California Politechnic State University. [7] Atmel Coorporation. 2003. Atmega32. [8] XLSEMI. XL6009 400KHz 60V 4A Switching Current Boost / Buck-Boost / Inverting DC/DC Converter. 6