Sistem Catu Daya Sel Surya Otomatis untuk Komputer Bergerak Berbasis Switching Regulator

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sistem Catu Daya Sel Surya Otomatis untuk Komputer Bergerak Berbasis Switching Regulator"

Transkripsi

1 Sistem Catu Daya Sel Surya Otomatis untuk Komputer Bergerak Berbasis Switching Regulator Emmanuel Rico Manurung Nji Raden Poespawati Teknik Elektro Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Abstrak Makalah ini merancang bangun sebuah sistem catu daya berbasis switching regulator, yang digunakan untuk menjaga ke-stabilan tegangan keluaran perangkat sel surya. Selain itu, merancang pengendalian pembatasan pengisian tegangan ke baterai pada saat low voltage. Hal ini diperlukan, sebagai perlindungan terhadap rangkaian dan baterai dari low voltage, sehingga menjaga umur pemakaian rangkaian dan baterai komputer bergerak. Sistem ini terdiri dari switching regulator, voltage divider, komparator dan relay. Switching Regulator pada sistem ini menggunakan IC L4970A yang dapat memenuhi kebutuhan daya yang diperlukan oleh komputer bergerak. Voltage divider mengkonversi tegangan sel surya untuk keperluan masukan komparator sebagai sensing sinyal untuk pengendalian sistem. Relay mengontrol hubungan pen-saklaran komputer bergerak untuk charging atau discharging. Dari hasil pengujian, sistem catu daya ini sudah dapat diterapkan untuk penggunaan pada komputer bergerak bertegangan antara V. Automatic Solar Cell Power Supply System for Mobile Computing Based Switching Regulator Abstract This research study related to design and build up a power supply system based on switching regulators, to maintain the stability of the output voltage of solar cell devices. In addition, designing a voltage controller to the battery charging during low voltage. It is necessary, as a protection against a series of low voltage, thus keeping the circuit and the battery life of mobile computers. This system consists of a switching regulator, voltage divider, comparator and relay. This Switching Regulator system uses a L4970A IC that can meet the needs of the power required by the mobile computer. Voltage divider converting voltage of solar cells for sensing purposes as a comparator input signal to the controller system. Relay as a controller to mobile computer for charging or discharging function. From the test results, the power supply system is applicable for use in mobile computer requiring voltage between V. Keyword: Solar Cell, Switching Regulator, IC L4970 A Pendahuluan Perangkat teknologi berkembang dengan sangat pesat, sehingga secara otomatis kebutuhan akan sumber energi listrik semakin meningkat. Energi surya merupakan salah satu energi alternatif penghasil listrik.

2 Agar dapat memanfaatkan energi tersebut, dibuatlah sebuah perangkat sel surya. Namun dalam prakteknya, sel surya ini memiliki tegangan yang tidak stabil, sehingga dibutuhkan sebuah perangkat yang dinamakan regulator, yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan yang keluar dari perangkat sel surya. Switching regulator merupakan regulator yang ideal untuk melakukan konversi tegangan dan memiliki disipasi daya yang lebih sedikit dibanding linier regulator. Disipasi daya yang berlebihan akan menurunkan efisiensi regulator karena akan bersifat resistif. Switching regulator ini, bekerja melakukan penyearahan periodik yang dihubungkan pada beban oleh suatu switching transistor yang dikendalikan oleh pulse width modulator (PWM) dan diratakan filter L dan C (induktor dan kapasitor). Suatu komparator atau error amplifier akan mengamati tegangan output dan memperbesar duty cycle (durasi = lebar pulsa keluaran) dari siklus switching jika tegangan beban terlalu rendah dan menurunkan duty cycle jika tegangan beban terlalu tinggi. Dasar Teori 2.1 Sel Surya (Solar Cell) Sel surya pada umumnya adalah gabungan semikonduktor jenis P dan N yang diperoleh dengan cara doping pada silicon murni. Pada saat panel sel surya disinari, photon yang mempunyai energi sama atau lebih besar dari lebar pita energi material tersebut akan menyebabkan eksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi dan akan meninggalkan hole pada pita valensi. Elektron dan hole ini dapat bergerak dalam material sehingga menghasilkan pasangan elektron-hole. Apabila ditempatkan hambatan pada terminal sel surya, maka elektron dari area-n akan kembali ke area-p, sehingga menyebabkan perbedaan potensial dan arus akan mengalir. Skema cara kerja sel surya silikon ditunjukkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Prinsip Kerja Sel Surya Silikon [2]

3 2.2 Switching regulator Switching regulator adalah salah satu regulator tegangan DC-DC yang menggunakan elemen switch dimana akan membuka dan menutup untuk mengatur aliran listrik ke beban output, sehingga energi listrik dapat diubah secara efisien. Switching regulator dapat menghasilkan tegangan keluaran lebih besar daripada tegangan masukan atau dari polaritas sebaliknya. Proses switching ini memiliki frekuensi yang tinggi, yaitu antara 50 KHz 1 MHz Disipasi Daya Disipasi daya adalah hilangnya daya dari suatu sistem, daya yang hilang ini berubah menjadi bentuk energi yang lain yaitu panas. Akibat yang ditimbulkan dari disipasi daya ini adalah berkurangnya efisiensi suatu sistem, dikarenakan berkurangnya kemampuan suatu komponen dalam sistem akibat dari energi panas tersebut, sehingga komponen tersebut akan bersifat resistif. Perhitungan disipasi daya pada IC regulator dapat dirumuskan dengan: Pd = (V in V out ) x I OUT (2.1) 2.3 Hukum Induktansi Apabila sebuah induktor dilalui oleh tegangan, maka dalam induktor tersebut akan mengalir arus, arus yang masuk mengalir dalam suatu induktor akan bervariasi terhadap waktu walaupun tegangan yang masuk ke dalam induktor konstan. Hukum dasar yang menjelaskan hubungan antara tegangan dan arus dalam sebuah induktor dirumuskan dengan: V = L (di/dt) (2.2) Pada hukum induktansi terdapat dua karakteristik induktor : 1. Tegangan di sepanjang induktor dihasilkan hanya dari suatu arus yang berubah terhadap waktu. Arus DC yang stabil dalam induktor tidak menghasilkan tegangan di seberangnya (kecuali untuk tegangan jatuh yang kecil di seberang inti yang digunakan pada lilitan).

4 2. Arus yang mengalir dalam sebuah induktor tidak dapat berubah dengan drastis (dalam waktu nol detik), karena akan membutuhkan tegangan sebesar tak hingga untuk membuat kondisi tersebut terjadi. 2.4 Buck Regulator Buck regulator adalah switching converter yang digunakan untuk mengkonversi tegangan DC menjadi tegangan DC dengan nilai potensial yang lebih rendah dan polaritas yang sama. Regulator ini digunakan dalam sistem yang menggunakan rentang tegangan masukan (seperti 24 sampai 48 volt), yang akan dikonversi menjadi nilai tegangan keluaran tertentu seperti 5V, 12V atau 15V. Buck converter menggunakan sebuah transistor yang digunakan sebagai saklar yang akan berfungsi untuk mengalirkan dan memutuskan tegangan masukan ke sebuah induktor. Pada Gambar 2.2 memperlihatkan rangkaian Buck Regulator pada keadaan switch ON dan OFF. Gambar 2.2 Rangkaian Buck Regulator [5] Operasi keadaan tunak (steady state) terpenuhi, jika arus pada induktor pada akhir siklus penyaklaran adalah sama dengan saat awal penyaklaran, artinya perubahan pada arus induktor selama satu periode adalah nol. Hal ini berarti : ) closed + ) open = 0 Berdasarkan persamaan ) closed dan ) open, maka diperoleh (2.3)

5 Dengan menyelesaikan Vo diperoleh hubungan Vo = Vs. D (2.4) yang sama dengan apabila kita menghitung nilai dari integral keluaran selama 1 periode. (2.5) Berdasarkan pada Persamaan 2.3 dan Persamaan 2.4; karena nilai tegangan keluaran buck converter sebanding dengan nilai duty cycle, maka untuk memperoleh nilai keluaran tegangan yang bervariasi, caranya adalah dengan mengubah nilai duty cyclenya. 2.5 Metode Perancangan Switching Regulator Kapasitor Parasitik Kapasitor parasitik mempengaruhi kinerja switching regulator. Semua kapasitor mengandung unsur parisitik yang membuat kinerjanya kurang ideal, dimana posisi kapasitor terlihat seperti Gambar 2.3. Gambar 2.3 Kapasitor Parasitik[5] ESR (Equivalent Series Resistances) menyebabkan pemanasan internal karena akibat adanya daya disipasi dalam bentuk ripple yang mengalir kedalam dan keluar kapasitor. Kapasitor dapat gagal apabila arus ripple melebihi batas maksimum. ESR yang tinggi akan mengakibatkan tegangan keluaran ripple yang berlebihan, dan ketidakstabilan putaran regulator juga memungkinkan. ESR sangat bergantung pada suhu, meningkat dengan cepat pada temperatur dibawah sekitar 10 C.

6 ESL (Effective Series Inductance) membatasi efektivitas frekuensi tinggi dari kapasitor. ESL yang tinggi merupakan penyebab electrolytic capacitors perlu di-bypassed oleh film atau kapasitor keramik untuk memberikan kinerja frekuensi tinggi yang baik. ESR, ESL, dan C pada kapasitor membentuk sebuah rangkaian resonansi, yang frekuensi resonansinya harus setinggi mungkin. Switching regulator menghasilkan tegangan ripple pada keluarannya dengan komponen berfrekuensi tinggi (>10Mhz), yang dapat menimbulkan bunyi pada tegangan keluaran apabila frekuensi resonansi kapasitor rendah untuk berada didekat frekuensi ini. 2.6 Komparator Operational Amplifier (Op-Amp) Operasional amplifier sering digunakan untuk membandingkan amplitude sebuah tegangan dengan tegangan yang lain. Pada aplikasi ini, op-amp digunakan dengan konfigurasi open-loop, dimana sebuah tegangan diberikan pada salah satu masukan dan tegangan referensi diberikan pada masukan yang lain. Aplikasi dasar op-amp sebagai komparator adalah menentukan tegangan keluaran dengan membandingkan tegangan masukan yang diberikan dengan tegangan referensi. Perbedaan yang kecil saja antara tegangan input dengan tegangan referensi akan menyebabkan amplifier mencapai keadaan saturasi dan tegangan output bernilai sesuai dengan tegangan supply positif (V+) atau tegangan supply negatifnya (V-). Hal ini dapat terjadi karena penguatan tegangan pada konfigurasi open-loop adalah sangat besar. Rangkaian dasar dari komparator dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4(a) menunjukkan sebuah sumber tegangan tetap diberikan pada input inverting op-amp. Gambar 2.4(b) adalah rangkaian dasar komparator dengan menggunakan pembagi tegangan untuk mengatur tegangan referensi, sehingga tegangan referensi dapat ditentukan dengan rumus: V REF = x V CC (2.6) Gambar 2.4(c) adalah komparator yang menggunakan dioda zener untuk mengatur tegangan referensi (VREF = Vz). Selama tegangan masukannya bernilai lebih rendah daripada tegangan referensi, maka tegangan keluarannya berada pada level tegangan negatif maksimum, sedangkan pada saat tegangan masukan bernilai lebih tinggi daripada tegangan referensi, maka tegangan keluarannya berada pada level tegangan positif maksimum.

7 Jika tegangan referensi yang digunakan adalah masukan inverting (-) dan tegangan sinyal yang dimasukkan pada masukan non-inverting (+) sedikit lebih tinggi (beberapa ratus mikrovolt) dari tegangan referensi, maka tegangan keluarannya akan tinggi mendekati tegangan VCC. Rangkaian ini disebut komparator tak membalik (non-inverting comparator). Jika tegangan referensi yang digunakan adalah masukan non-inverting (+) dan tegangan sinyal yang dimasukkan pada masukan inverting (-) sedikit lebih tinggi dari tegangan referensi, maka tegangan keluarannya akan medekati ground. Gambar 2.4 Rangkaian Dasar Komparator[7] Perancangan Sistem Catu Daya Sel Surya Otomatis Untuk Komputer Bergerak Berbasis Switching Regulator 3.1 Spesifikasi Komputer Bergerak Komputer bergerak Acer Aspire 5594WXMi dan ZYREX Cruiser GEF 522 dipilih untuk digunakan sebagai beban. Data kelistrikan mengenai tegangan masukan minimum dan maksimum beban tidak ada dari perusahaan pembuat komputer. Penulis mendapatkan data kelistrikan tegangan dan arus dari adaptor komputer bergerak, yaitu 19V/4,74 A; dan 19V/3, Perancangan Sistem Sistem catu daya komputer bergerak ini mempunyai fitur-fitur sebagai berikut : 1. Perlindungan terhadap arus hubung singkat 2. Memberikan indikator keadaan sistem 3. Kontrol Sistem untuk mengendalikan sistem 4. Switching regulator untuk menjaga kestabilan keluaran dari catu daya tenaga surya 5. Low-Voltage load disconnect (LVD) mendeteksi besar tegangan masukan dan memberikan sinyal ke kontrol sistem untuk memutuskan beban

8 Agar sistem dapat mencapai fitur-fitur yang diinginkan, maka blok diagram keseluruhan sistem dibuat untuk membantu perancangan sistem seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1 : Gambar 3.1 Blok Diagram Pengontrol Catu Daya 3.3 Spesifikasi Sel Surya Jenis dan spesifikasi sel surya yang digunakan memiliki tegangan puncak berkisar antara 21 22,2 Volt dengan nilai arus puncak sekitar 3 Amper (sesuai dengan tegangan dan arus yang dibutuhkan adaptor komputer bergerak), sehingga memiliki daya puncak sekitar 50 Watt. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi tegangan jatuh yang biasanya diakibatkan oleh kondisi cuaca yang mendung atau berawan, sehingga mengurangi intensitas cahaya matahari yang diterima oleh panel surya selama masa pencatuan baterai laptop. 3.4 Rangkaian Switching Regulator Pada perancangan kontroler sel surya ini menggunakan switching regulator jenis buck regulator, yang memiliki prinsip operasi untuk mengkonversi tegangan DC menjadi tegangan DC dengan nilai potensial yang lebih rendah dan polaritas yang sama. Nilai keluaran dari switching regulator ini di-set sebesar 19V sebagai masukan untuk mengisi baterai dan nilai tegangan masukan maksimumnya sebesar 40V. Pada Gambar 3.2 memperlihatkan bentuk IC L4970A tampak depan, dimana IC ini memiliki 15 pin.

9 Gambar 3.2 Bentuk IC L4970A Tampak Depan [9] Berdasarkan spesifikasi perencanaan rangkaian switching regulator, maka penulis menggunakan rangkaian yang menggunakan Integrated Circuit (IC) switching regulator L4970A dari ST Electronics, dimana IC ini pernah digunakan oleh Prayudo Kusumo Wardhana [8] untuk membuat Catu Daya Switching Regulator bersumber Sel Surya dengan keluaran variabel. Namun pada sistem ini disesuaikan dengan masukan tegangan dari panel surya 50 W dan memiliki fitur memutus-hubungkan tegangan keluaran pada saat low voltage sebagai proteksi sistem. Agar dapat mengatur tegangan masukan sel surya (V oc = 21,2 V dan I sc = 4,72 A ) menjadi tegangan keluaran ( V out = 19 V dan I out = 4,74 A ), maka L 4970 mempunyai nilai R8 = 1 kω dan Rpot yang berupa resistor variabel sebesar 5 kω, sehingga nilai keluaran regulator sebesar 19V. Induktor yang digunakan pada rangkaian switching regulator ini bernilai 30 µh, untuk itu digunakan inti toroid magnetik dengan lilitan kawat tembaga 1,3 mm sebanyak 23 lilitan. Namun dalam perancangan induktor ini, 10 lilitan sudah memenuhi kebutuhan 30 µh, hal ini dikarenakan data yang diperlukan tidak banyak tersedia di pasaran, sehingga terkadang dalam membuat induktor jumlah lilitan yang semestinya berbeda dengan hasil perhitungan teoritis. Gambar perancangan rangkaian switching regulator dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.

10 Gambar 3.3. Rangkaian Sistem Switching Regulator L4970A Gambar 3.4. Rangkaian Otomatisasi Sistem Switching Regulator 3.5 Regulator tegangan referensi 9V / 30mA Regulator tegangan referensi berguna untuk meregulasi tegangan masukan sel surya menjadi tegangan keluaran 9 V. Untuk mendapatkan tegangan 9 V, dipilih diode zener D1 9,1V/1W V supp = V Z = 9,1 V I Z(maks) = = = 109,89 ma 3.6 Rangkaian Komparator Rangkaian komparator berguna untuk membandingkan tegangan masukan non inverting dan inverting. Dalam sistem ini, rangkaian komparator membandingkan tegangan masukan sel surya dengan tegangan referensi. Cara kerja komparator ini: Jika V in (tegangan masukan sel surya) lebih kecil daripada tegangan referensi, maka tegangan keluaran U1A sebesar 0V (tegangan masukan negatif saturasi komparator).

11 Jika V in (tegangan masukan sel surya) lebih besar daripada tegangan referensi, maka tegangan keluaran U1A sebesar 9,1V (tegangan masukan positif saturasi komparator). 3.7 Rangkaian Kontrol dan Pensaklaran Rangkaian Kontrol berguna untuk mengendalikan arus yang mengalir dari regulator ke beban. Cara kerja rangkaian kontrol: Rangkaian kontrol menerima sinyal masukan dari tegangan pada simpul Data. Jika tegangan pada simpul Data sebesar 0V, maka rangkaian kontrol akan menghubungkan regulator dengan beban. Jika rangkaian kontrol menerima sinyal masukan dari tegangan pada simpul Data sebesar 9,1V; maka rangkaian kontrol akan memutuskan regulator dengan beban. Dan akan menghubungkan kembali apabila simpul Data kembali sebesar 0V. Pengujian Dan Analisis 4.1 Pengujian dan Analisis Regulator dengan Sel Surya Pengujian sistem ini dilakukan dengan menggunakan power supply sebagai pengganti sel surya. Pada pengujian ini digunakan beberapa alat seperti: 1. Satu Buah Modul Sel Surya 50W dengan V oc = 21 22,2V dan I sc = 3A 2. Dua Buah Multimeter 3. Satu Buah Voltmeter 4. Rangkaian Regulator 5. 2 Buah Komputer Bergerak a. Zyrex Cruiser GEF 522 b. Acer Aspire 5594 WXMI Perangkat di atas dirangkai sesuai skema seperti pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Skema pengujian sistem Switching Regulator dengan menggunakan Sel Surya.

12 Pengujian dilakukan sekitar 30 menit dan dilakukan pengambilan data setiap 2 menit, sehingga tiap pengujian pada komputer menghasilkan 15 data. Hasil pengujian diinterpretasikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4.2, Gambar 4.3 dan Gambar 4.4. Gambar 4.2 Grafik Kondisi Charging Laptop Zyrex kondisi Siaga. Gambar 4.3 Grafik Kondisi Charging Laptop Zyrex kondisi Bekerja Gambar 4.4 Grafik Kondisi Charging Laptop Acer kondisi Siaga Seperti pada gambar grafik percobaan, terlihat tegangan masukan dan tegangan keluaran sistem catu daya ini cukup stabil, namun karena panel surya tidak dapat memenuhi kebutuhan arus komputer bergerak, maka proses charging pada komputer bergerak menjadi kurang maksimal. Pada penggunaan panel surya 50W, daya yang dihasilkan kurang maksimal dibandingkan adaptor komputer bergerak.

13 Idealnya komputer bergerak membutuhkan daya: P = V x I = 18,5V x 2,5A = 46,25 Watt sedangkan pada sistem catu daya ini: P = V x I = 13,1V x 1,9A = 24,89 Watt Dari perhitungan di atas, terlihat bahwa proses charging dengan menggunakan sistem catu daya ini membutuhkan waktu dua kali lebih lama dari adaptor bawaan komputer bergerak tersebut. 4.3 Analisis panel surya pada proses pengujian Pada pengujian menggunakan panel sel surya, nilai tegangan keluaran tanpa beban (V oc ) maksimum sebesar 21 22,2V namun dalam pengukurannya nilai tegangan keluaran tanpa beban (V oc ) hanya mencapai 18,5V hal ini dipengaruhi kondisi cahaya matahari yang tidak memberikan irradiansi secara maksimal ke panel surya. Nilai tegangan pada sel surya terus berubah-ubah sesuai kondisi cahaya matahari. Pada saat dihubungkan ke beban terlihat panel surya terjadi penurunan menjadi 16,5V, hal ini terjadi karena faktor beban komputer bergerak menyebabkan terjadinya transmisi daya dari sel surya ke beban dalam bentuk arus, sehingga tegangan pada sel surya dibebani lebih rendah dari tegangan V oc -nya. 4.4 Analisis Switching Regulator pada uji coba Switching regulator yang digunakan pada percobaan ini merupakan rangkaian yang menggunakan IC L4970A, dimana di dalam datasheet L4970A sudah diberikan rancangan rangkaian yang sudah bisa diterapkan. Rangkaian switching regulator ini memiliki potensiometer yang bisa diatur berapa nilai keluaran yang diinginkan. Pada percobaan, karena tegangan yang dibutuhkan oleh beban komputer bergerak berkisar diantara V, maka tegangan pada switching regulator diatur berada pada rentang tersebut. Pada percobaan terlihat tegangan yang dihasilkan oleh panel surya berubah ubah, namun selama tegangan yang dihasilkan oleh panel surya tersebut berada pada tegangan di atas 17V, maka switching regulator akan tetap mampu memberikan tegangan diatas 15V, namun jika tegangan sudah turun mencapai 15V, terlihat switching regulator hanya mampu mempertahankan tegangan yang diberikan ke beban hanya sampai 13V, dan hal ini membuat

14 sistem tidak mampu untuk bisa melakukan pengisian baterai pada beban komputer bergerak sehingga sensor akan memutus tegangan keluar. Pada Gambar 4.5. Terlihat otomatisasi cut off sistem catu daya saat tegangan input yang diberikan oleh panel surya kurang dari 12V. Gambar 4.5 Kondisi cut off sistem catu daya 4.5 Analisis beban komputer bergerak pada uji coba Pada percobaan saat beban komputer bergerak dalam keadaan siaga terlihat arus yang mengalir masuk ke beban hanya kecil, hal ini terjadi karena sistem memberikan arus ke dalam baterai untuk melakukan pengisian baterai, sedangkan saat komputer bergerak dalam keadaan bekerja, maka arus yang mengalir lebih besar karena sistem memberikan daya ke baterai dan komputer bergerak. Pada percobaan dengan menggunakan komputer Acer dan Zyrex terlihat perbedaan kebutuhan kedua beban, dalam hal ini pada komputer bergerak Acer membutuhkan daya yang lebih besar dari komputer bergerak Zyrex, hal ini terjadi karena pengaruh perbedaan kapasitas baterai dan hardware yang digunakan pada masing-masing komputer bergerak tersebut. Dalam pengujian regulator ini komputer bergerak Acer tidak dapat melakukan pengisian, hal ini disebabkan kebutuhan arus yang tinggi pada komputer tersebut yaitu 4,74A walaupun tegangan sudah mencukupi 15,5V; sedangkan panel surya hanya menghasilkan arus maksimal 3A. Sehingga percobaan hanya dapat dilakukan pada saat komputer bergerak Acer dalam keadaan siaga.

15 Kesimpulan 1. Telah dirancang bangun suatu Sistem Catu Daya Sel Surya Otomatis untuk Komputer Bergerak Berbasis Switching Regulator. 2. Secara otomatis Sistem Catu Daya Sel Surya Otomatis untuk Komputer Bergerak Berbasis Switching Regulator ini akan melakukan cut off ketika tegangan keluaran pada sel surya tidak sesuai untuk kebutuhan komputer bergerak, sehingga melindungi komputer bergerak dari kerusakan akibat Low Voltage. 3. Pengisian baterai komputer bergerak menggunakan sistem catu daya ini, memerlukan waktu dua kali lebih lama dari adaptor komputer bergerak karena bergantung pada arus yang dihasilkan oleh perangkat sel surya. 4. Pada penggunaan perangkat sel surya 50W, regulator ini dapat digunakan pada komputer bergerak yang membutuhkan arus tidak lebih dari 4 Amper. 5. Agar proses pengisian baterai komputer bergerak optimal, dapat menggunakan perangkat sel surya diatas 50W dengan tegangan masukan maksimal 40V. Daftar Referensi [1] K, Adrian.(2011), Principles of Solar Cells, LEDs and Diodes, Wiley-Blackwell. [2] Halomoan, Junarto. (Juni 2006). Sistem Daya Tenaga Surya untuk Komputer Bergerak, Tugas akhir Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia [3] Halme J., M.Sc. Thesis (2002). Department of Engineering Physics and Mathematics, Helsinki University of Technology. [4] Honsberg, Christiana & Bowden, Stuart. Photovoltaic: Device, Systems, and Application PVCDROM 1.0 [5] Dasar Teori Buck Converter. [6] M, Irving.(1992). Catu Daya Switching Regulator, GOTTLIEB, Elex Media Komputindo [7] Komparator Tegangan. Daftar Pustaka [1] Kusumo Wardhana, Prayudo. (Juni 2013). Sistem Catu Daya Sel Surya untuk Laptop Berbasis Switching Regulator dengan Tegangan Keluaran Variabel, Tugas akhir Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia.

16 [2] STMicroelectronics, L4970, 10A switching regulator

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya 1 Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya Annisa Triandini, Soeprapto, dan Mochammad Rif an Abstrak Energi matahari merupakan energi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengendali Pengisian Muatan Baterai dengan Tenaga Surya Sebagai Catu Daya Base Transceiver Station (BTS) GSM

Rancang Bangun Sistem Pengendali Pengisian Muatan Baterai dengan Tenaga Surya Sebagai Catu Daya Base Transceiver Station (BTS) GSM Rancang Bangun Sistem Pengendali Pengisian Muatan Baterai dengan Tenaga Surya Sebagai Catu Daya Base Transceiver Station (BTS) GSM Rianti Mawarni Shahab Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID Dian Sarita Widaringtyas. 1, Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. 2, Nurussa adah, Ir. MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ.

Lebih terperinci

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER DC KE DC CHOPPER PENGERTIAN DC to DC converter itu merupakan suatu device

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Perancangan dan pengerjaan perangkat keras (hardware) dan laporan

Lebih terperinci

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh filter warna kuning terhadap efesiensi Sel surya. Dalam penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL Sutedjo ¹, Rusiana², Zuan Mariana Wulan Sari 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah Mudeng, Vicky Vendy Hengki. 1, Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. 2, Ponco Siwindarto, Ir., MS. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya,

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Jurnal ELTEK, Vol 12 No 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 78 DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Achmad Komarudin 1 Abstrak Krisis energi memicu manusia

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER Oleh: Muhammad Anwar Widyaiswara BDK Manado ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

MEMAKSIMALKAN DAYA PHOTOVOLTAIC SEBAGAI CHARGER CONTROLLER

MEMAKSIMALKAN DAYA PHOTOVOLTAIC SEBAGAI CHARGER CONTROLLER MEMAKSIMAKAN DAYA PHOTOVOTAIC SEBAGAI CHARGER CONTROER Felix Yustian Setiono Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro dan Informasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 50234, Indonesia

Lebih terperinci

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.. Spesifikasi Sistem 4... Spesifikasi Panel Surya Model type: SPU-50P Cell technology: Poly-Si I sc (short circuit current) = 3.7 A V oc (open circuit voltage) = 2 V FF (fill

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konverter Elektronika Daya Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan daya elektrik dari satu bentuk ke bentuk daya elektrik lainnya di bidang elektronika

Lebih terperinci

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Andriani Parastiwi a), Ayu Maulidiyah a), Denda Dewatama a) Abstrak:-Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan dalam merealisasikan suatu alat yang memanfaatkan energi terbuang dari panas setrika listrik untuk disimpan

Lebih terperinci

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen Operasional Amplifier (Op-Amp). Adapun komponen yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sel Surya Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh komponen yang disebut sel photovoltaic (sel PV). Sel PV pada dasarnya semikonduktor dioda

Lebih terperinci

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Wahyudi Budi Pramono 1, wi Ana Ratna Wati 2, Maryonid Visi Taribat Yadaka 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP 9.1 Tujuan : 1) Mendemonstrasikan prinsip kerja dari rangkaian comparator inverting dan non inverting dengan menggunakan op-amp 741. 2) Rangkaian comparator menentukan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck PEROBAAN 5 REGUATOR TEGANGAN MODE SWITHING 1. Tujuan a. Mengamati dan mengenali prinsip regulasi tegangan mode switching b. Mengindetifikasi pengaruh komponen pada regulator tegangan mode switching c.

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1. Skema Buck Converter [5]... 7 Gambar 2. 2. Buck Converter: Saklar Tertutup [5]... 7 Gambar 2. 3. Buck Converter: Saklar Terbuka [5]... 8 Gambar 2. 4. Rangkaian Boost Converter

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1

Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1 Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1 PERANCANGAN SISTEM HIBRID SOLAR CELL - BATERAI PLN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS (DESIGN OF HYBRID SYSTEM SOLAR CELL - BATERRY - PLN USING PROGRAMMABLE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komponen dan rangkaian elektronika telah mampu menghasilkan sistem penyedia daya tegangan searah (DC), yang dihasilkan melalui konversi tegangan

Lebih terperinci

Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Ahmad Fathurachman, Asep Najmurrokhman, Kusnandar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan

Lebih terperinci

Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan.

Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan. Pengkonversi DC-DC (Pemotong) Definisi : Mengubah masukan DC tidak teratur ke keluaran DC terkendali dengan level tegangan yang diinginkan. Diagram blok yang umum : Aplikasi : - Mode saklar penyuplai daya,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PEMBATAS ARUS UNTUK SISTEM SEL SURYA DENGAN OPSI DUAL OUTPUT VOLTAGE BATERAI

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PEMBATAS ARUS UNTUK SISTEM SEL SURYA DENGAN OPSI DUAL OUTPUT VOLTAGE BATERAI RANCANG BANGUN RANGKAIAN PEMBATAS ARUS UNTUK SISTEM SEL SURYA DENGAN OPSI DUAL OUTPUT VOLTAGE BATERAI Mohamad Taufik 0706267862 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus Baru

Lebih terperinci

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat Modul 04: Op-Amp Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis Reza Rendian Septiawan March 3, 2015 Op-amp merupakan suatu komponen elektronika aktif yang dapat menguatkan sinyal dengan

Lebih terperinci

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

POT IKLAN BERTENAGA SURYA POT IKLAN BERTENAGA SURYA Kiki Prawiroredjo * & Citra Laras ** (*) Dosen Jurusan Teknik Elektro, FTI Universitas Trisakti (**) Alumni Jurusan Teknik Elektro, FTI Universitas Trisakti Abstract The Solar

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR M. Helmi F. A. P. 1, Epyk Sunarno 2, Endro Wahjono 2 Mahasiswa Teknik Elektro Industri 1, Dosen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

B B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah

B B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah BAB I PENDAHULUAN Pada tugas akhir ini penulis akan merancang dan membuat penguat audio kelas D tanpa tapis induktor-kapasitor (LC) yang memanfaatkan modulasi tiga aras. Pada bab I, penulis akan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan 19 BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Berikut merupakan diagram alur kerja yang menggambarkan tahapantahapan dalam proses rancang bangun alat pemutus daya siaga otomatis pada Peralatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB II LANDASAN SISTEM BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494 KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL9 Lukman Wira Cahyadi *), Trias Andromeda dan Mochammad Facta Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PENGISI BATERAI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL

PENGISI BATERAI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL PENGISI BATERAI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL Wahyu Purnomo Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 00 Depok 6424 telp (02) 78882, 7863788 Tanggal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM :2201141004 TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER Rangkaian ini merupakan salah satu konverter DC-DC pada Elektronika Daya (ELDA). Dengan rangkaian Buck-Converter ini, kita

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 Disusun Oleh : Daniel Wahyu Wicaksono (0922036) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PEMBATAS ARUS UNTUK SISTEM SEL SURYA DENGAN OPSI DUAL OUTPUT VOLTAGE BATERAI SKRIPSI

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PEMBATAS ARUS UNTUK SISTEM SEL SURYA DENGAN OPSI DUAL OUTPUT VOLTAGE BATERAI SKRIPSI RANCANG BANGUN RANGKAIAN PEMBATAS ARUS UNTUK SISTEM SEL SURYA DENGAN OPSI DUAL OUTPUT VOLTAGE BATERAI SKRIPSI MOHAMAD TAUFIK 0706267862 FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DEPOK JULI 2011 RANCANG

Lebih terperinci

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Perancangan Sistim Elektronika Analog Petunjuk Praktikum Perancangan Sistim Elektronika Analog Lab. Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Lab 1. Amplifier Penguat Dengan

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Dimas Bagus Saputra, Heri Suryoatmojo, dan Arif Musthofa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran. BAB II DASAR TEORI Dalam bab dua ini penulis akan menjelaskan teori teori penunjang utama dalam merancang penguat audio kelas D tanpa tapis LC pada bagian keluaran menerapkan modulasi dengan tiga aras

Lebih terperinci

MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN

MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH : FRANCISCO BOBBY HERMAWAN 06.50.0002 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

H. Suryoatmojo. Kata-kata kunci : Lithium Polymer, Dual Induktor, Penyeimbang SOC Baterai.

H. Suryoatmojo. Kata-kata kunci : Lithium Polymer, Dual Induktor, Penyeimbang SOC Baterai. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 H. Suryoatmojo ), D. S. Widiyanto, Soedibyo, R. Mardiyanto, E. Setijadi Abstrak: Saat ini baterai lithium polymer

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar sistem yang mendasari perancangan dan perealisasian alat manajemen pengisian daya aki otomatis dua kanal. Pada dasarnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Alat Pengujian dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja dan kemampuan dari perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem dari perangkat,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah sistem yang

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah sistem yang BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah sistem yang diimplementasikan telah memenuhi spesifikasi yang telah direncanakan sebelumnya. Hasil pengujian yang akan

Lebih terperinci

RANCANGAN SENSOR ARUS PADA PENGISIAN BATERAI DARI PANEL SURYA

RANCANGAN SENSOR ARUS PADA PENGISIAN BATERAI DARI PANEL SURYA RANCANGAN SENSOR ARUS PADA PENGISIAN BATERAI DARI PANEL SURYA Fathoni Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Malang pakfapyrus@yahoo.com Abstrak Daya listrik dari panel surya umumnya disimpan kedalam

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem yang dibuat, mulai dari desain sistem secara keseluruhan, perancangan hardware dan software sampai pada implementasi sistemnya.

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2 PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2 MAKALAH SKRIPSI Disusun oleh Joko Mulyadi 98/120813/TK/22633 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006 HALAMAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER 3.1 Deskripsi Plant Sistem solar tracker yang penulis buat adalah sistem yang bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan cahaya matahari pada

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol Eric Eko Nurcahyo dan Leonardus. H. Pratomo Prog.Di Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 JUNIMAR TIKA AFFITRI 5223050346 ANGGI NURSANTI 5223053214 Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM BAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM Pada bab ini perancangan pemodelan sistem kontrol daya synchronous rectifier buck converter dan non-synchronous rectifier buck converter agar mengetahui perbedaan dari

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 SISTEM KONVERTER DC Desain Rangkaian Elektronika Daya Oleh : Mochamad Ashari Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 Diterbitkan oleh: ITS Press. Hak Cipta dilindungi Undang undang Dilarang

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER 48 250 VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 *Ali Safarudin **Baisrum, Drs.,SST.,M.Eng **Kartono Wijayanto, Drs.,ST.,MT. * Mahasiswa Teknik Listrik Politeknik

Lebih terperinci

PORTABLE SOLAR CHARGER

PORTABLE SOLAR CHARGER PROYEK AKHIR PORTABLE SOLAR CHARGER Zainal Arifin NRP.7306.030.002 Dosen Pembimbing : Ir. Sutedjo, MT NIP. 19610107.199003.1.001 Ir. Suryono, MT NIP. 19631123.198803.1.002 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI

Lebih terperinci

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter 1 Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter M. Zaenal Effendi ¹, Suryono ², Syaiful Arifianto 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 Hariz Bafdal Rudiyanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Gunadarma Depok Kelapa Dua Email: hariz_bafdal@yahoo.co.id ABSTRAKSI Robot

Lebih terperinci

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward 1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward C. Karakteristik dioda dibias reverse D. Karakteristik dioda

Lebih terperinci

Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a)

Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a) Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a) Abstrak: Energi dari photovoltaic telah menjadi salah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem Secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci