BAB II KAJIAN TEORITIS. Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005,

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

PENTINGNYA KEHADIRAN ARSIPARIS DALAM MENUNJANG AKTIVITAS KERJA PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MANADO MUHAMMAD S. LADJA NIM :

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP PENGOLAHAN ARSIP STATIS

PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP. Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

MANAJEMEN KEARSIPAN. Oleh: Rr. Sarwendah Pancaningsih Arsiparis Pertama Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang Semarang 50275

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi, informasi merupakan sesuatu yang penting dalam mendukung proses

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PENGARSIPAN DOKUMEN KEUANGAN NEGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. adalah sekelompok kegiatan yang saling berkaitan yang secara bersama-sama berusaha

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1.

SARANA DAN PRASARANA KEARSIPAN DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR BATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka melaksanakan segala kegiatan pada kantor-kantor, lembaga-lembaga negara,

MANAJEMEN ARSIP DINAMIS (AKTIF & IN AKTIF)

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

SISTEM PENGARSIPAN DOKUMEN KEUANGAN NEGARA

BAB II KERANGKA TEORI. Pengertian kearsipan menurut Undang-undang nomor 43 Tahun Tentang Kearsipan pada pasal 1 ayat 1 berbunyi :

BAB II KAJIAN TEORI. atau rakitan komponen atau bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan yang utuh

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.243, 2013 ARSIP NASIONAL. Peraturan Daerah. Penyelenggaraan Kearsipan. Materi Muatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP FASILITATIF NON KEUANGAN DAN NON KEPEGAWAIAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II KAJIAN TEORETIS. Saiman (2000:16) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tanpa disadari

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini semakin

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KONSEP ARSIP DAN KEARSIPAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak menciptakan arsip dalam berbagai bentuk dan media. Tidak dipungkiri

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG

2016, No Kementerian sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh at

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden No

2016, No tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31A 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 A TAHUN 2010 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2012, No SISTEMATIKA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. MAKSUD DAN TUJUAN C. RUANG LINGKUP D.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BAB II LANDASAN TEORI. pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan

2016, No tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi Unda

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN STATISTIK

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

URGENSI KEARSIPAN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI SUMBER DAYA MANUSIA

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam menyelesaikan tugas tugas pada Divisi Research and. dipertanggungjawabkan adalah sebagai berikut :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN PENGADAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa kutipan pengertian arsip:

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1873); 4. Peraturan Kepala A

PENYIMPANAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI BAGIAN TATA USAHA SMA PERTIWI 1 KOTA PADANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 667, 2014 ANRI. Retensi Arsip Polhukam. Pertahanan. Pedoman.

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENETAPAN JADWAL RETENSI ARSIP

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ARSIP DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Informasi yang diperlukan oleh setiap organisasi yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. tersebut masih sangat dibutuhkan keberadaannya. Keberadaan arsip sering

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Arsip Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea, lalu berubah lagi menjadi archeon. Arche berarti permulaan, jabatan, atau fungsi kekuasaan peradilan dan archea artinya dokumen atau catatan mengenai permasalahan. Gie (dalam Sugiarto dan Wahyono, 2005: 4) mengemukakan bahwa arsip merupakan suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali. Menurut istilah bahasa Indonesia (dalam Barthos, 2009: 1) bahwa arsip (record) sebagai warkat, pada pokoknya dapat diberikan pengertian sebagai setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingatan orang itu pula. Undang-Undang No. 7 Tahun 1971 (dalam Amsyah 2005: 2) menegaskan bahwa yang dimaksud arsip itu: 1. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga dan Badan-badan Pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan. 2. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan Swasta atau perorangan, dalam bentuk corak apa pun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan. 6

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa arsip merupakan suatu dokumen atau catatan yang diterima oleh baik pemerintah maupun swasta dalam bentuk surat, rekaman, maupun gambar yang mempunyai tujuan tertentu. 2.2 Pengertian Arsip dan Kearsipan Menurut UU Nomor 43 Tahun 2009 Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 43 Tahun 2009 mengenai Kearsipan, beberapa pengertian mengenai arsip dan kearsipan telah terangkum di dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1. Berikut ini pengertian arsip dan kearsipan menurut UU No. 43 Tahun 2009: 1. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip. 2. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu. 4. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya merupakan persyaratan dasar bagi kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan tidak tergantikan apabila rusak atau hilang. 5. Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau terus menerus. 6. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah menurun. 7. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan berketerangan dipermanenkan yang telah

diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan/atau lembaga kearsipan. 8. Arsip terjaga adalah arsip negara yang berkaitan dengan keberadaan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara yang harus dijaga keutuhan, keamanan, dan keselamatannya. 9. Arsip umum adalah arsip yang tidak termasuk dalam kategori arsip terjaga. Sedemikian lengkap UU No. 43 Tahun 2009 ini mewadahi pengertian arsip dan kearsipan. Tinggal bagaimana penerapannya dalam pengelolaan arsip bagi kehidupan kebangsaan, organisasi, perusahaan dan perkantoran sehingga pada akhirnya dapat terwujud dunia kearsipan tanah air yang terkelola secara optimal, efektif dan efisien. 2.3 Peranan dan Tujuan Kearsipan Arsip mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi pimpinan untuk membuat keputusan dan merumuskan kebijakan. Oleh sebab itu untuk dapat menyajikan informasi yang lengkap, cepat dan benar, haruslah ada sistem dan prosedur kerja yang baik dalam bidang pengelolaan arsip. Barthos (2009: 2) mengatakan bahwa kearsipan mempunyai peranan sebagai pusat ingatan, sebagai sumber informasi dan sebagai alat pengawasan yang sangat diperlukan setiap organisasi dalam rangka kegiatan perencanaan, penganalisaan pengembangan, perumusan kebijaksanaan, pengambilan keputusan, pembuatan laporan, pertanggungjawaban, penilaian dan pengendalian setepat-tepatnya. Peranan arsip atau kearsipan adalah merupakan sumber informasi dan dokumentasi. Sebagai sumber informasi, arsip akan dapat membantu mengingatkan petugas yang lupa mengenai suatu masalah. Sebagai sumber dokumentasi, arsip dapat digunakan oleh pimpinan

organisasi untuk membuat ataupun mengambil keputusan secara tepat mengenai masalah yang sedang dihadapinya. (Mardiana dan Setiawan, 1999: 35) Selain itu kearsipan juga memiliki tujuan yaitu: 1. Agar arsip terpelihara dengan baik, teratur dan aman 2. Mudah ditemukan kembali dengan cepat dan tepat 3. Menghindari pemborosan waktu dan tenaga dalam mencari yang dibutuhkan 4. Untuk menjaga kerahasiaan suatu organisasi 2.4 Peralatan dan Perlengkapan Arsip Peralatan yang penting dipergunakan dalam penyimpanan arsip dapat yaitu: 1. Alat penyimpanan tegak (vertical file); jenis yang umum dipergunakan dalam kegiatan pengurusan arsip. Jenis ini sering disebut dengan lemari arsip (filling cabinet). 2. Alat penyimpanan menyamping (lateral file); walaupun sebenarnya arsip diletakkan secara vertical, tetapi peralatan ini tetap saja disebut lateral file, karena letak map-mapnya menyamping laci. Dengan demikian file ini lebih menghemat tempat dibanding dengan filling cabinet. Selain peralatan utama untuk penyimpanan arsip perlu juga disediakan perlengkapanperlengkapan dalam penyimpanan arsip, yakni: 1. Penyekat; lembaran yang dapat dibuat dari karton atau tripleks yang digunakan sebagai pembatas dari arsip-arsip yang disimpan. 2. Map (folder); berguna untuk menyimpan berkas arsip-arsip/surat-surat. 3. Penunjuk (guide); berfungsi sebagai tanda untuk membimbing dan melihat cepat kepada tempat-tempat yang diinginkan di dalam file. 2.5 Sistem Penataan Arsip

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, penataan berasal dari kata tata yang artinya adalah aturan, biasanya dipakai dalam kata majemuk, kaidah aturan dan susunan, cara menyusun, sistem. Jadi yang dimaksud dengan penataan adalah merupakan suatu proses, cara atau pembuatan, menata, pengaturan, penyusunan. Menurut Martono (1992: 21), penataan berkas adalah mengatur dan menyusun sehingga membentuk berkas sesuai dengan tipe dan kegunaan arsip bagi kepentingan pekerjaan. Dalam kegiatan ini termasuk didalamnya mempersiapkan kelengkapan atau sarana penempatan arsip pada tempat penyimpanannya. Sedangkan menurut Abubakar (1991: 66) penataan arsip merupakan proses menata berkas, mengatur, menyusun berkas-berkas sesuai dengan pola klasifikasi kearsipan yang telah dibuat. Penataan arsip dikatakan baik jika pada waktu diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat. Kunci utama agar arsip ditemukan kembali terletak pada ketepatan mengenali dan memilih informasi untuk dijadikan petunjuk atau tanda pengenal (indeks). Dan selanjutnya bagaimana cara melakukan penyimpanan arsip yang baik sehingga arsip mudah kembali ditemukan. 2.6 Struktur Penataan Arsip Ada beberapa macam struktur/tata penataan arsip, yakni sebagaimana terdapat di standar ISAD (G): General International Standard Archives Description (1999) yang ditetapkan oleh International Council on Archives adalah sebagai berikut: 1. Item adalah unit arsip terkecil yang tidak dapat dibagi lagi secara intelektual, misalnya sebuah surat, memo, laporan, foto dan lain-lain.

2. Berkas adalah unit/himpunan arsip terorganisir yang dikelompokkan bersama baik untuk penggunaan saat ini oleh penciptanya ataupun saat dalam proses manajemen arsip statis karena arsip-arsip tersebut berkaitan dengan subjek aktivitas atau transaksi yang sama. Berkas biasanya merupakan unit dasar dari suatu seri arsip. 3. Seri adalah sejumah arsip yang ditata sesuai dengan sistem pemberkasan atau disimpan sebagai suatu unit karena arsip-arsip tersebut merupakan hasil dan akumulasi atau proses pemberkasan yang sama, atau aktivitas yang sama, memiliki bentuk (format) yang sama, atau karena keterkaitan lainnya yang muncul pada saat pembuatan, penerimaan atau penggunaannya. 4. Fond adalah keseluruhan arsip, apapun bentuk ataupun medianya yang diciptakan dan/atau diakumulasi secara terstruktur dan digunakan oleh baik instansi pemerintah, swasta ataupun badan hukum tertentu dalam menjalankan aktivitas dan fungsinya. 2.7 Petugas Kearsipan Untuk dapat menjadi petugas kearsipan yang baik diperlukan sekurang-kurangnya 4 (empat) syarat, yakni sebagai berikut (Gie, 2000: 150): 1. Ketelitian Pegawai itu dapat membedakan perkataan, nama-nama atau angka-angka yang sepintas lalu tampaknya sama. Disamping itu pegawai harus memiliki jiwa yang cermat. 2. Kecerdasan Untuk ini memang tidak perlu suatu pendidikan yang sangat tinggi, tetapi sekurangkurangnya pegawai arsip harus dapat menggunakan pikirannya dengan baik, karena ia harus memilih kata-kata untuk sesuatu pokok soal. Selain itu daya ingatnya juga cukup tajam sehingga ia tidak melupakan sesuatu pokok soal yang telah ada di kartu arsipnya.

3. Kecekatan Pegawai arsip harus memiliki kondisi jasmani yang baik sehingga ia dapat bekerja secara gesit, terlebih kedua tangannya harus digunakan dengan leluasa untuk dapat mengambil surat dari berkasnya secara tepat. 4. Kerapian Sifat ini diperlukan agar kartu-kartu, berkas-berkas dan tumpukan surat tersusun rapi. Surat yang disimpan dengan rapi akan lebih mudah ditemukan kembali, selain itu surat juga menjadi lebih awet karena tidak sembarangan ditumpuk. Menurut Littlefield dan Peterson (dalam Tjandra dkk, 2008: 290), seorang arsiparis harus memenuhi 6 (enam) syarat pokok yang mutlak dan harus dimiliki, yakni: 1. Berpendidikan sekolah menengah dan memiliki kecerdasan yang normal. 2. Memahami susunan abjad dengan baik dan memiliki penglihatan yang tajam untuk dapat membedakan nama-nama kecil dan angka-angka dalam warkat. 3. Memiliki kecermatan 4. Memiliki suatu pikiran yang tertarik pada perincian-perincian yang kecil. 5. Memiliki sifat kerapihan dalam bekerja. 6. Memiliki sifat pertimbangan yang baik.