BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) yang tumbuh sejak lebih dari 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara tercermin dalam keseluruhan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

Abstrak. Kualitas Pelayanan, Kemampuan Pengurus, Partisipasi Anggota, Sisa Hasil Usaha (SHU).

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. dan bertahan hidup tentunya dengan caranya sendiri-sendiri.

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa yang selesai menempuh jenjang pendidikan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

KONSEP DASAR KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan menjadi masalah nasional. Tidak hanya bidang sosial

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

Perbedaan koperasi dengan arisan maupun perusahaan swasta/negara adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

Koperasi. By :

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. tiga yang meliputi: a) remaja awal tahun, b) remaja madya tahun,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

2016 PENGARUH KEMAMPUAN KEWIRAKOPERASIAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI KOPERASI

Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa

Pentingnya Koperasi bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat yang dinamakan gerakan koperasi. perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakangMasalah Ahmad Dali Majid,2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi pasar bebas tahun 2015 dimana berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Finy F. Basarah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dikenal dengan tiga pilar perekonomian Indonesia.Pada masa sekarang ini

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berjalan demikian pesat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang banyak. Hal tersebut

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembelajaran kewirausahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERAN PENGURUS HMP PGSD DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DI PROGDI PGSD FKIP UMS

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun 2015 sebagai penanda mulainya pasar bebas ASEAN atau disebut

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

SKRIPSI. Disusun oleh: TRI PRASETIYA B

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat dalam masyarakat kita telah menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Koperasi merupakan suatu bentuk kerja sama dalam perekonomian,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam mengembangkan kreativitas generasi muda, peneliti dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

I. PENDAHULUAN. secara rinci masing-masing kajian tersebut dikemukakan sebagai berikut. Pendidik di SMK Negeri 1 Candipuro harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi juga berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi, sekaligus gerakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian nasional, yang dimiliki oleh orang atau sekelompok orang demi memenuhi kepentingan bersama. Koperasi merupakan organisasi bisnis yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Pada hakikatnya koperasi didirikan untuk membangun kemandirian, menguatkan kesetiakawanan, serta meningkatkan kesejahteraan anggota. Pendapat tersebut diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan Dalam tata perekonomian nasional, koperasi diharapkan dapat menempati tempat dan posisi yang penting dalam memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia. Koperasi Indonesia memiliki dasar konstitusional yang kuat, sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi, Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Sebagai badan usaha, koperasi merupakan sebuah perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri secara mandiri ketika menjalankan kegiatan usahanya dalam memperoleh laba. Selain bertujuan untuk memperoleh laba, kegiatan koperasi di Indonesia juga berorientasi pada manfaat (benefit oriented). Pada dasarnya koperasi dikelola dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat secara keseluruhan. Meskipun koperasi tidak mengutamakan keuntungan, usaha-usaha yang dikelola oleh 1

2 koperasi harus memperoleh SHU (Sisa Hasil Usaha) yang layak, sehingga koperasi dapat mempertahankan hidup dan meningkatkan kemampuan usaha serta kesejahteraan anggotanya. Hal ini sejalan dengan Tujuan Koperasi Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Pasal 3 No. 25 Tahun 1992 yang menyatakan bahwa: Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan pasal 3 UU No. 25/1992 tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan koperasi di Indonesia adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan turut serta dalam membangun tatanan perekonomian Indonesia. Suatu masyarakat dapat dikatakan sejahtera apabila masyarakat tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa menggantungkan kebutuhan hidupnya kepada orang lain, dengan kata lain masyarakat itu sudah mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Alma (2004: 33) ada beberapa sikap yang harus dikembangkan dalam membentuk perilaku kemandirian yaitu: kreatif, inovatif, kepemimpinan, banyak ide atau gagasan dalam segala hal, mencari dan mengisi peluang, disiplin, tanggung jawab, bekerja keras, berani mengambil resiko, percaya diri, disiplin dan dapat memecahkan masalah. Kemandirian warga negara, hendaknya mulai dipupuk sejak usia dini. Dengan ditanamkannya karakter kemandirian sejak usia dini maka ketika menginjak usia dewasa di dalam diri seorang warga negara tersebut akan tertanam jiwa kreativitas dan memiliki kemampuan untuk menemukan inovasi-inovasi baru yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan seharihari. Di tingkat universitas, pengembangan karakter kemandirian merupakan salah satu tujuan PKn, sebagaimana dalam buku buku encyclopedia of education (Wuryan dan Syaifullah 2009: 75) dikemukakan bahwa Pendidikan kewarganegaraan dapat ditelaah dalam arti sempit dan luas. Dalam arti sempit pendidikan kewarganegaraan membahas tentang hak dan kewajiban.sedangkan dalam arti luas, pendidikan kewarganegaraan

3 membahas masalah moral, etika, sosial serta berbagai aspek kehidupan ekonomi. Pada jenjang perguruan tinggi mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan menjadi mata kuliah dasar umum (MKDU) yang wajib dikontrak oleh seluruh mahasiswa dari semua jurusan, namun bobotnya hanya dua SKS sehingga hal ini dirasa kurang, oleh karena itu untuk mengembangkan karakter kemandirian mahasiswa di perguruan tinggi dapat dilakukan dengan mengikuti salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang bernama Koperasi Mahasiswa (KOPMA). Perilaku kemandirian di kampus diperlukan agar seorang mahasiswa mengetahui bagaimana mahasiswa dapat bertanggung jawab serta percaya diri dan mampu memecahkan permasalahan yang ada baik pribadi ataupun orang lain. Kampus merupakan salah satu lembaga yang bertanggungjawab untuk mengembangkan perilaku kemandirian yang akan diwujudkan terhadap mahasiswa melalui Koperasi Mahasiswa. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) adalah koperasi bagi kalangan mahasiswa, yang masa pendidikannya di perguruan tinggi juga disiapkan sebagai insane pembangunan masa depan, mestinya juga melalui pengkajian keterkaitan antara koperasi dengan program industrialisasi yang dilaksanakan sebagai bagian pembangunan. (Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, 2007: 203). Sesuai dengan pendapat di atas maka Koperasi Mahasiswa adalah koperasi yang berada dalam lingkungan kampus yang anggotanya adalah mahasiswa dari berbagai jurusan di universitas tersebut yang dapat melakukan kegiatan ekonomi ada atau tanpa badan hukum. Struktur organisasi koperasi mahasiswa yaitu tersusun atas dewan penasihat dan alat perlengkapan organisasi. Dewan penasihat terdiri atas Rektor dan Direktur Kemahasiswaan. Sedangkan alat perlengkapan organisasi terdiri dari rapat anggota, pengurus koperasi dan badan pemeriksa/ pengawas. Salah satu peran koperasi mahasiswa ini adalah agar para mahasiswa tumbuh jiwa setia kawan, saling menghargai, kesamaan derajat dan gotong royong antar sesamanya dan menumbuhkan serta mengasah demokrasi, kreativitas, kemampuan, pengetahuan dan lain sebagainya.

4 Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang memiliki sebuah koperasi mahasiswa yang representatif dalam hal mengembangan karakter kemandirian anggota, hal ini terlihat dari sistem kerja, kepengurusan, pengawasan serta bimbingan dan lain sebagainya. Meskipun demikian, perlu adanya optimalisasi terhadap pembentukan sikap kemandirian. Mahasiswa merupakan golongan masyarakat yang mendapatkan pendidikan tertinggi, dan mempunyai perspektif luas untuk bergerak di seluruh aspek kehidupan serta merupakan generasi yang bersinggungan langsung dengan kehidupan akademis, sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk menguasai keterampilan-keterampilan sosial, kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya serta memiliki karakter yang baik. Idealnya jika seorang mahasiswa sudah selesai mengenyam pendidikannya di universitas dan mendapatkan gelar sarjana, mereka sudah bisa bekerja dengan layak sesuai kapasitas yang mereka miliki. Bahkan akan lebih baik lagi jika seorang sarjana tersebut bisa membuka lapangan kerja selain untuk dirinya sendiri, juga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Sedangkan menurut catatan dari Badan pusat statistik (BPS) kota Bandung, pada tahun 2011 mencatat ada sekitar 492.343 S-1 yang belum mendapat pekerjaan, ditambah lagi sekitar 244.687 tamatan Diploma yang menganggur sehingga jumlah pengangguran intelektual mencapai 737.030. Jumlah pengangguran intelektual ini diperkirakan akan bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan pemaparan di atas, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi banyaknya pengangguran intelektual di kota Bandung. Pertama, belum maksimalnya pemerintah dalam mengembangkan jiwa entrepreuner pada mahasiswa yang masih aktif di perguruan tinggi, hal ini juga diduga karena kurangnya sosialisasi mengenai dana pinjaman bagi mahasiswa untuk mengembangkan usaha. Selain itu, para mahasiswa masih belum terlalu yakin dalam mengemban jiwa entrepreunership, sehingga setelah mendapatkan gelar sarjana, para mahasiswa menjadi seorang pencari kerja. Yang kedua, dari mahasiswa sendiri masih kurang dalam melakukan aktivitas-aktivitas organisasi, padahal manfaat berorganisasi bagi mahasiswa

5 sangat tinggi dan akan berdampak ketika mendapatkan gelar sarjana. Misalnya saja dengan aktif di organisasi mahasiswa akan lebih mudah ketika ingin mengembangkan sebuah usaha, maka tidak perlu ada penambahan pengangguran saat mendapatkan gelar sarjana. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa salah satu faktor banyaknya pengangguran intelektual adalah mahasiswa yang masih kurang dalam melakukan aktivitas-aktivitas organisasi, padahal manfaat berorganisasi bagi mahasiswa sangat tinggi dan akan berdampak ketika mendapatkan gelar sarjana, sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam kampus itu terdapat KOPMA yang dapat dijadikan sebagai salah satu wadah dalam mengembangkan jiwa entrepreuner mahasiswa. Pada saat ini seorang mahasiswa dituntut menjadi seorang yang berkarakter mandiri, sehingga memiliki jiwa entreupreneur agar mereka siap dalam menghadapi persaingan global. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Direktur Bank BJB, Dr. Zainal, M.Si dalam Stadium General yang mengambil tema Creating an Innovative and Creative Entrepreneurship Education Through the Business Edupreneur Relationship Strategy, Jumat (12/10/2012). Kewirausahaan merupakan fenomena penting bagi kemajuan dan kesejahteraan dunia, bahkan telah menjadi pangkal pertumbuhan ekonomi. Suatu negara dapat berkembang secara ideal jika wirausahanya sudah mencapai 2% dari jumlah penduduk. Jika melihat kebutuhan dunia pada saat ini warga negara Indonesia dituntut untuk menjadi manusia yang memiliki jiwa wirausaha (entrepreuner) yang tinggi agar bisa bersaing dengan warga negara yang ada di seluruh dunia, terutama bagi seorang mahasiswa, karena mahasiswa merupakan agen of change (agen perubahan bangsa). Akan lebih baik jika jiwa entrepreneur seorang mahasiswa telah di pupuk sejak mereka masih duduk di bangku perkuliahan, misalnya dapat di lakukan dengan cara mengikuti unit kegitan mahasiswa yang ada di kampus, salah satunya dengan masuk menjadi anggota KOPMA (Koperasi Mahasiswa). Dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat seperti KOPMA diharapkan akan timbul karakter kemandirian pada diri mahasiswa, sehingga

6 dengan memiliki karakter kemandirian maka akan menumbuhkan jiwa entrepreuner pada dirinya. Dari kajian di lapangan ditemukan bahwa Koperasi Mahasiswa tidak serta merta mencari keuntungan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Mutis, (1998: 30) secara ideal koperasi adalah salah satu lembaga yang mengembangkan kekuatan sendiri sebagai modal dasar adalah koperasi. Hereg Muljanto (Anoraga danwidiawati, 2007: 205) mengemukakan bahwa lewat gerakan ini, diharapkan jiwa kekoperasian dan kesadaran akan masa depan bangsa akan terlahir lewat kegiatan KOPMA dan akan dapat membantu memecahkan masalah bangsa secara mendasar. Sesuai dengan kedua pendapat tersebut, maka KOPMA dibutuhkan untuk membina dan mengembangkan perilaku kemandirian warga negara khususnya bagi mahasiswa. Dengan adanya koperasi mahasiswa di lingkungan kampus, diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam mengembangkan karakter kemandirian warga negara khususnya mahasiswa. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Peranan Koperasi Mahasiwa dalam Mengembangkan Karakter Kemandirian Warga Negara (Studi Deskriptif Analitis pada Koperasi Mahasisiswa Universitas Pendidikan Indonesia). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan: Bagaimanakah Peranan Koperasi Mahasiwa dalam Mengembangkan Karakter Kemandirian Warga Negara. Untuk mempermudah langkah penelitian dan tidak menyimpang dari pokok masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat dibatasi ke dalam subsub pokok sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pengembangan karakter kemandirian warga negara melalui Koperasi Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia?

7 2. Nilai-nilai perubahan apa yang dirasakan oleh anggota koperasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia setelah mengikuti kegiatan Kopma sebagai bekal dalam mewujudkan kemandiriannya dalam kehidupan bermasyarakat? 3. Perilaku kemandirian apa saja yang paling dominan dikembangkan melalui kegiatan Koperasi Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia? 4. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Koperasi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dalam proses mengembangan karakter kemandirian warga negara? 5. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan Koperasi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia untuk mengatasi kendala-kendala dalam mengembangkan karakter kemandirian warga negara? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai peranan koperasi mahasiswa dalam mengembangkan karakter kemandirian warga negara di koperasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui proses pengembangan karakter kemandirian warga negara melalui Koperasi Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia. b. Untuk mengetahui nilai-nilai perubahan apa yang dirasakan oleh anggota koperasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia setelah mengikuti kegiatan Kopma sebagai bekal dalam mewujudkan kemandiriannya dalam kehidupan bermasyarakat.

8 c. Untuk mengetahui perilaku kemandirian apa saja yang paling dominan dikembangkan melalui kegiatan koperasi mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia. d. Untuk mengidentifikasi kendala-kendala apa saja yang dihadapi koperasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dalam proses mengembangan karakter kemandirian warga negara. e. Untuk mengidentifikasi upaya-upaya apa saja yang dilakukan koperasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia untuk mengatasi kendala-kendala dalam mengembangkan karakter kemandirian warga negara. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Manfaat penelitian secara teoritis adalah sebagai berikut: Diharapkan dapat menambah wawasan tentang peranan koperasi mahasiswa dalam mengembangkan karakter kemandirian warga negara di Koperasi Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Secara Praktis Manfaat penelitian secara praktis adalah sebagai berikut: a. Bagi Peneliti Peneliti dapat mempelajari peranan koperasi mahasiswa dalam mengembangkan karakter kemandirian warga negara. b. Bagi Mahasiswa 1. Meningkatkan motivasi untuk dapat mengembangkan karakter kemandirian 2. Himbauan kepada mahasiswa agar mengembangkan potensi yang dimiliki agar menjadi mahasiswa yang mandiri

9 3. Dapat mengimplementasikan proses pengembangan karakter kemandirian dalam kehidupan sehari-hari c. Bagi Koperasi Mahasiswa 1. Meningkatkan motivasi untuk membina mahasiswa dalam kegiatan Koperasi Mahasiswa 2. Membentuk mahasiswa yang dapat mengembangkan karakter kemandirian sehingga dapat mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari 3. Meningkatkan ketertarikan mahasiswa agar mampu mengembangkan karakter kemandirian 4. Dapat memberikan inovasi dalam proses pengembangan karakter kemandirian warga negara melalui koperasi mahasiswa. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam penelitian ini di mana pada bab I terdapat: 1. Latar belakang masalah, 2. Rumusan masalah, 3. Tujuan penelitian, 4. Manfaat penelitian, 5. Struktur organisasi. Selanjutnya pada bab II terdapat beberapa bagian dalam sub bagian, antara lain: 1. Tinjauan Pendidikan Kewarganegaraan, 2. Tinjauan Koperasi, 3. Tinjauan Karakter, 4. Tinjauan Kemandirian, 5. Pendidikan Karakter Mandiri, 6. Tinjauan Warga Negara. Selanjutnya bab III yang merupakan penjelasan mengenai metodologi yang digunakan oleh peneliti dengan sub bab, diantaranya: 1. Pendekatan Penelitian, 2. Metode Penelitian, 3. Teknik Pengumpulan Data yang terdiri dari sub-sub bagian yaitu: a. wawancara, b. observasi, c. studi dokumentasi, d.studi literatur. 4. Subjek Penelitian, 5. Teknik Analisis Data yang terdiri dari : a. reduksi data, b. penyajian data, c. kesimpulan dan verifikasi. 6. Pengujian Keabsahan Data, 7. Tahap-tahap Penelitian.

10 Kemudian pada bab IV berisi mengenai hasil penelitian yang terdiri dari: 1. Profil, 2. Deskripsi hasil penelitian, 3. Pembahasan hasil penelitian. Struktur organisasi terakhir adalah bab V yang terdiri dari kesimpulan dan saran.