BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran. beban daripada upaya aktif untuk memperdalam ilmu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. permasalahan yang akan dihadapi. Selama ini proses pembelajaran PKn di

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (Perserikatan Bangsa-Bangsa). (Yusuf dan Anwar, 1997) dalam menjawab tantangan zaman di era globalisasi. Pembelajaran bahasa Arab

MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISTEM TATA SURYA MELALUI INKUIRI ILMIAH SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 04 TANGGUL JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Abad informasi sekarang dan masa mendatang peranan Matematika akan

BAB I PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional memerlukan sumber daya manusia yang unggul dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR. MODUL 7 Strategi Pembelajaran di SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA SISWA KELAS V SDN 05 SANGGAU ARTIKEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jenjang pendidikan dasar, sekolah seyogyanya dikembangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir dapat dipastikan bahwa dalam kehidupan sehari hari tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Reska Nur aini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek

PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Bahasa asing sangat

BAB I PENDAHULUAN. diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Rusman (2012:4) mengemukakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional peserta didik dalam mempelajari semua bidang studi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang paling dasar pada pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MATA PELAJARAN IPA KELAS III SDN 19 KUBU ARTIKEL PENELITIAN OLEH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

DI INDONESIA PADA SISWA KELAS XI TKR 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

Keperluan korespondensi, HP : ,

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Simulasi di Kelas V SDN Pembina Tataba

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

ANALISIS SITUASI. IPS. Pelajaran IPS bagi sebagian besar siswa adalah pelajaran yang membosankan,

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang tidak terlepas dengan kata pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Pendidikan berfungsi untuk mendorong suatu perubahan agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pembelajaran pada lembaga pendidikan formal merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan paling mendasar yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak kalangan pelajar menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran pada sutau pokok bahasan, baik yang sedang disampaikan guru maupun yang sedang dihadapi di meja belajar. Kegiatan itu hampir selalu dirasakan sebagai beban daripada upaya aktif untuk memperdalam ilmu. Mereka tidak menemukan kesadaran untuk mengerjakan seluruh tugastugas sekolah. Banyak diantara siswa yang menganggap, mengikuti pelajaran tidak lebih rutinitas untuk mengisi daftar absen, mencari nilai, melewati jalan yang harus ditempuh, dan tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan ataupun mengasah keterampilan. Di kelas III SD Inpres Popaya, menurunya gairah belajar, selain disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis, juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan metode pengajaran klasikal dan ceramah, tanpa pernah diselingi berbagai metode yang menantang untuk berusaha, termasuk adanya penyekat ruang struktural yang begitu tinggi antara guru dan siswa. Peristiwa yang menonjol ialah siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat, dan tidak punya inisiatif serta kontributif baik secara intelektual maupun emosional. Pertanyaan dari siswa, gagasan, ataupun pendapat jarang muncul. 1

Kalaupun ada pendapat yang muncul jarang dikikuti oleh gagasan lain sebagai respon. Kesalahan diatas tidak bisa hanya dibebankan kepada siswa saja, tetapi yang pertama bertanggung jawab hendaknya guru. Guru kadang-kadang secara sadar atau tidak menerapkan sifat otoriter, menghindari pertanyaan dari siswa, menyampaikan ilmu pengetahuan secara searah, menganggap murid sebagai penerima, pencatat, dan pengingat. Oleh karena itu, guru hendaknya memiliki pemahaman yang memadai tentang peserta didik yang menjadi sasaran tugasnya. Pemahaman ini mencakup kesiapan, kemampuan, ketidakmampuan, dan latar belakang peserta didik yang semua itu akan membantu guru dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Bertolak dari permasalahan diatas, guru perlu memberikan respon positif secara konkret dan objektif yang berupa upaya membangkitkan partisipasi siswa baik dalam bentuk kontributif maupun inisiatif. Dengan peningkatan partisipasi itu akan mampu mengurangi bentuk penindasan kepada siswa. Siswa bukan lagi bejana kosong yang siap diisi oleh guru, juga bukan celangan yang siap diisi oleh guru. Tanpa melibatkan siswa secara utuh dalam kegiatn belajar mengajar (KBM), maka guru secara tidak langsung membuat kesenjangan dengan siswa, guru menguasai siswa, dan guru menganggap bodoh muridnya karena menganggap mereka tidak memiliki pengetahuan apapun. Menganggap bodoh orang lain inilah suatu ciri idiologi penindasan. Dalam konteks ini, fungsi guru adalah mempermudah siswa untuk belajar, memberikan kondisi yang kondusif yang mampu memberikan pembelajaran 2

bermakna secara signifikan bagi diri siswa secara holistik, tujuannya untuk kepentingan kelompok meliputi guru, dan komunitasnya termasuk siswa. Keingintahuan siswa secara bebas, keterbukaan, dan segala sesuatunya bisa digali dan dipertanyakan. Pada akhirnya, tuntutan mutu pendidikan untuk mampu menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas dapat tercapai. Mutu pendidikan dapat terwujud, jika KBM dapat berjalan secara efektif yang artinya proses belajar dapat berjalan lancar, terarah, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kriteria proses belajar mengajar yang efektif meliputi: 1 Mampu mengembangkan konsep generalisai serta mampu mengubah bahan ajar yang abstrak menjadi jelas dan nyata, 2 Mampu Melayani gaya belajar dan kecepatan belajar peserta didik yang berbeda-beda, 3 Mampu melayani perkembangan belajar peserta didik yang berbeda-beda, dan 4 melibatkan peserta didik secara aktif dalam mengajar sehingga proses belajar mengajar mampu mencapai tujuan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Menurut kurikulum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan), dan sosial serta sesuai tingkat perkembangannya secara sistematis. Sesuai dengan dasar pemikiran dan kenyataan diatas, kurangnya kualitas pembelajaran PKn, maka perlu adanya pemecahan permasalahan tersebut dengan melakukan pengembangan pembelajaran kooperatif tipe talking stick. 3

Keunggulan tipe talking stick adalah untuk memperluas pengetahuan dan wawasan anak. Berdasarkan permasalahana di atas, sebagai upaya pemecahannya peneliti akan membahasnya lebih lanjut melalui penelitian tindakan kelas yang berjudul Meningkatkan Partisipasi Siswa Melalui Penerapan Model kooperatif Tipe Talking Stick Pada Pembelajaran PKn di Kelas III SD Inpres Popaya Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato 1.2 Identifikasi Masalah Setidaknya ada tiga faktor penyebab rendanya partisipasi siswa kelas III SD Inpres Popaya Kecamatan Dengilo dalam KBM, yakni : 1. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri, 2. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain, dan 3. Siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang lain. 1.3 Rumusan masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui penerapan model kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan partisipasi siswa di kelas III SD Inpres Popaya Kecamatan Dengilo Kabupaten Pohuwato 4

1.4 Cara Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang ditempuh sebagai solusi terhadap permasalahan di atas adalah dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dengan langkah langkah sebagai berikut: a. Guru membagi siswa menjadi berpasang pasangan b. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk membaca dan membuat ringkasan.. c. Guru dan siswa menetapan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.. d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide ide pokok kedalam ringkasannya. Sementara, pendengar menyimak/ mengoreksi / menunjukkan ide ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau materi lainnya.. e. Bertukar peran, yang semula sebagai pembicara, ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan langkah langkah seperti di atas.. f. Siswa bersama sama dengan guru membuat suatu kesimpulan dari kegiatan yang sudah dilakukan tersebut.. g. Guru menutup pembelajaran. 5

1.5 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa kelas III SD Inpres Popaya kecamatan Dengilo melalui penerapan model kooperatif tipe talking stick 1.6 Manfaat Penelitian a. Bagi Guru : Diharapkan para guru mengerti dan dapat menerapkan pengetahuan tentang berbagai alternatif penggunaan model pembelajaran dalam pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sekaligus dapat mengalternatifkan penerapan model kooperatif tipe talking stick dalam pengajaran di sekolah masing-maing. b. Bagi siswa : Diharapkan dapat meningkatkan partisipasi belajarnya dalam pelajaran Pendidikan Krewarganegaraan c. Bagi sekolah : Bagi pihak sekolah menjadi masukan dalam terhadap peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran serta menemukan kesulitan siswa dalam pelajaran Pendidikan kewarganegaran melalui penerapan model kooperatif tipe Talking Stick. d. Bagi peneliti : diharapkan menjadi bahan kajian dalam melakukan penelitian selanjutnya. 6