GAMBARAN KEBUTUHAN PERAWATAN KARIES GIGI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KRISTEN 3 TOMOHON

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran Kebutuhan Perawatan Karies Gigi pada Siswa Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung

GAMBARAN INDIKASI PENCABUTAN GIGI DALAM PERIODE GIGI BERCAMPUR PADA SISWA SMP NEGERI 1 LANGOWAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

STATUS KARIES PADA GIGI BERJEJAL DI SD NEGERI 12 TUMINTING

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

GAMBARAN PENGGUNAAN SEMEN IONOMER KACA SEBAGAI BAHAN TUMPATAN DI RUMAH SAKIT ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO TAHUN

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

GAMBARAN PENCABUTAN GIGI MOLAR SATU MANDIBULA BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DI BALAI PENGOBATAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT MANADO TAHUN 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA BULAN KESEHATAN GIGI NASIONAL PERIODE TAHUN 2012 DAN 2013 DI RSGMP UNSRAT

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

Gambaran tindakan perawatan gigi anak di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam Ratulangi pada tahun 2011

GAMBARAN KARIES DAN KEBUTUHAN PERAWATAN RESTORASI PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN PAPUSUNGAN KECAMATAN LEMBEH SELATAN. Ratulangi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI SISWA SDN TUMALUNTUNG MINAHASA UTARA

GAMBARAN PENGGUNAAN MATERIAL RESTORASI SEMEN IONOMER KACA DI POLI GIGI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MANADO

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

ABSTRAK. Kata kunci: gigi impaksi, keadaan patologis, tindakan preventif, penatalaksanaan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENCABUTAN GIGI DI SMP NEGERI 2 LANGOWAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONSI BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED PADA SISWA KELAS II DI SMP NEGERI 2 BITUNG

PROFIL INDIKASI PENCABUTAN GIGI DI RSGM UNSRAT TAHUN 2015

GambaranPenggunaan Resin Kompositdan Semen Ionomer Kaca SebagaiBahanRestorasi di Poli Gigi Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon Tahun 2012

GAMBARAN STATUS KARIES PADA MURID SMP NEGERI 4 TOULUAAN KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

Pengaruh nilai intelligence quotient (IQ) terhadap status karies gigi siswa di SMA Binsus Manado

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi dan radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.

ABSTRAK. Efektivitas menyikat gigi, indeks plak, metode horizontal, metode roll

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang berkaitan dengan bagian tubuh yang lain. Dampak sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan prevalensi nasional untuk masalah gigi dan mulut di Indonesia

Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan kejadian Karies Gigi Siswa Sekolah Dasar Sumbersari Dan Puger Kabupaten Jember

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan

GAMBARAN TINGGINYA ANGKA KARIES GIGI PADA SD BINAAN PELAYANAN ASUHAN DI WILAYAH KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

GAMBARAN KEHILANGAN GIGI SULUNG PADA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL ISTIQAMAH BAILANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STATUS KEBERSIHAN MULUT ANAK USIA 9-11 TAHUN DAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI MALAM SEBELUM TIDUR DI SDN MELONGUANE

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN TOMPASO TERHADAP PEMAKAIAN GIGI TIRUAN

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan desain

PENILAIAN INDEKS DMF-T ANAK USIA 12 TAHUN OLEH DOKTER GIGI DAN BUKAN DOKTER GIGI DI KABUPATEN KETAPANG PROPINSI KALIMANTAN BARAT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

Gambaran kejadian karies gigi berdasarkan body mass index pada anak-anak usia bulan di TK Negeri Pembina Denpasar

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASANDI RSGMP-PSPDG FK UNSRAT MANADO

Gambaran Status Periodontal dan Kebutuhan Perawatan Anak Tunarungu Usia Sekolah di Sekolah Luar Biasa GMIM Damai Tomohon

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN KEHILANGAN GIGI TETAP DENGAN MINAT PEMAKAIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI SISWA SEKOLAH DASAR SUMBERSARI DAN PUGER KABUPATEN JEMBER. *Kiswaluyo

Status gingiva pada pasien pengguna gigi tiruan cekat di RSGM PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas 2001,

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KARIES GIGI PADA ANAK SD KELAS V - VI DI KELURAHAN PEGUYANGAN KANGIN TAHUN 2015

BAB III. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan. membandingkan antar kelompok. Desain penelitian ini menggunakan desain

GAMBARAN SKOR PLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADYAH GODEAN 1

PREVALENSI KARIES GIGI GERAHAM PERTAMA PERMANEN PADA ANAK UMUR 8 10 TAHUN DI SD KELURAHAN KAWANGKOAN BAWAH

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MULUT TERHADAP JUMLAH KARIES GIGI M1 PERMANEN PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN DI MI SYAFAAT MUHAMMADIYAH JETIS KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

ABSTRAK. Kata kunci: kecemasan dental, pencabutan gigi, mahasiswa program profesi pendidikan dokter gigi, rumah sakit gigi dan mulut maranatha.

BAB IV METODE PENELITIAN

PREVALENSI KARIES GIGI SULUNG ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

GAMBARAN PERAWATAN GIGI TIRUAN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PRODI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT TAHUN

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi observasional analitik potong lintang (crosssectional).

GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN PENYEBAB PENCABUTAN GIGI SULUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO PADA TAHUN 2012

DAFTAR GAMBAR. 2.1 Empat Faktor Utama Yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gambaran Klinis Karies Pada Daerah Occlusal...

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN SIKAP PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI TIRUAN

GAMBARAN ORAL HABIT PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN

e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017

KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTI BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED PADA USIA REMAJA TAHUN

GAMBARAN STATUS KARIES DAN POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MAHASISWA ASAL TERNATE DI MANADO

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa jenis antara lain; tunanetra, tunarungu/tunawicara, tunagrahita,

GAMBARAN PENGGUNAAN BAHAN TUMPATAN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PSPDG FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT TAHUN 2015

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

TINGKAT KEPARAHAN KARIES PADA GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN BERDASARKAN KELOMPOK UMUR 6 DAN 12 TAHUN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERTIWI, MAKASSAR

SPACE MAINTAINER TIPE CROWN AND LOOP: SUATU PERAWATAN KASUS TANGGAL DINI GIGI SULUNG. Vera Yulina *, Amila Yumna **, Dharli Syafriza *

PERSEPSI PASIEN PENGGUNA GIGI TIRUAN LEPASAN BERBASIS AKRILIK YANG MENGGUNAKAN JASA DOKTER GIGI DI KOTAMOBAGU

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Pengguna Alat Ortodontik Cekat di SMA Negeri 7 Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kementerian Kesehatan Tahun 2010 prevalensi karies di Indonesia mencapai 60

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

PENGARUH BAHAN TUMPAT GLASS IONOMER CEMENT TERHADAP ph SALIVA PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI- PETE,SAYEGAN,SLEMAN,YOGYAKARTA

Kata kunci : Pengetahuan, kesehatan gigi dan mulut, indeks def-t/dmf-t.

ABSTRAK. Kata Kunci: susu formula dalam botol, indeks karies, anak usia 3 4 tahun

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

Transkripsi:

GAMBARAN KEBUTUHAN PERAWATAN KARIES GIGI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KRISTEN 3 TOMOHON 1 Wilna R. M. Montolalu 2 Michael A. Leman 3 Stefana H. M. Kaligis 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 3 Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: montolaluwilna@gmail.com Abstract: Dental caries is one of many diseases indental health. Dental caries is a disease that affects most of the people in the world. The prevalence of dental caries is still high enough therefore still it apriority in dental health especially in school-age children. Treatment of dental caries is a preventive measure which can maintain dental structure and repair dental caries to prevent damage that can caused loss of teeth at a young age.the purpose of this study is to describe the needs of caries treatment in SMK Kristen 3 Tomohon students. This descriptive study has 68 sample taken with total sampling technique. Caries treatment needs in every sample assessed using WHO Dentition Status and Treatment Need. Result of this study showed as followed the highest caries treatment needs is the one surface filling is 182 teeth (40.2%), followed by the need for fissure sealant is168 teeth(37.1%), preventive caries arresting care is 46 teeth(10.2% ), pulp care and restoration is 21 teeth (4.6%), two or more surface fillings is 14 teeth(3.1%), tooth extraction as many as12 teeth(2.6%), and the lowest is the need of crown10 teeth (2.2%). Based on the research s result it can be concluded that most of the treatment in dental caries is needed by the students of SMK Kristen 3 Tomohon with one surface filling is the highest treatment needed and crown is the lowest one. Keywords: dental caries, treatment need, student ABSTRAK: Karies gigi merupakan salah satu dari berbagai penyakit kesehatan gigi. Karies gigi adalah penyakit yang menyerang hampir seluruh masyarakat di dunia. Prevalensi karies gigi masih cukup tinggi sehingga masih menjadi prioritas dalam masalah kesehatan gigi dan mulut terlebih pada anak-anak usia sekolah. Perawatan karies gigi merupakan tindakan pencegahan yang dapat mempertahankan struktur gigi dan memperbaiki karies gigi untuk mencegah kerusakan yang menyebabkan kehilangan gigi pada usia muda. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kebutuhan perawatan karies pada siswa SMK Kristen 3 Tomohon. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 68 orang yang diambil dengan teknik total sampling. Sampel diperiksa dengan menggunakan kriteria penilaian kebutuhan perawatan karies gigi menurut WHO. Hasil menunjukkan bahwa kebutuhan perawatan karies tertinggi adalah menumpat satu permukaan yaitu sebanyak 182 gigi (40,2%), diikuti oleh kebutuhan akan fissure sealant yaitu sebanyak 168 gigi (37,1%), perawatan pencegahan yaitu sebanyak 46 gigi (10,2%), perawatan saluran akar yaitu sebanyak 21 gigi (4,6%), menumpat dua permukaan atau lebih yaitu sebanyak 14 gigi (3,1%), pencabutan gigi yaitu sebanyak 12 gigi (2,6%), dan yang terendah adalah kebutuhan pemasangan crown yaitu 10 gigi (2,2%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hampir semua kebutuhan perawatan dibutuhkan oleh siswa-siswi SMK Kristen 3 Tomohon akan tetapi yang terbanyak adalah tumpatan satu permukaan dan yang paling sedikit adalah kebutuhan pemasangan crown. Kata kunci: karies gigi, kebutuhan perawatan, siswa 549

Kesehatan gigi dan mulut masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang masih kurang diperhatikan. Karies gigi merupakan salah satu dari berbagai penyakit kesehatan gigi. Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yang menyerang hampir semua masyarakat di dunia. Prevalensi karies gigi di dunia masih cukup tinggi.menurut World Health Organization (WHO), 60-90% dari anak usia sekolah dan hampir 100% orang dewasa, mengalami karies gigi. 1 Penilaian mengenai kebutuhan perawatan karies penting untuk dilakukan karena dapat menilai kebutuhan perawatan karies dalam suatu populasi. Kebutuhan perawatan karies gigi di suatu daerah akan berbeda tergantung pada status karies daerah itu sendiri. Penelitian sebelumnya mengenai kebutuhan perawatan di Nagrota Bagwananak kelompok usia 9-12 tahun didapati 41% membutuhkan perawatan pit dan fissure sealant, 31,2% membutuhkan restorasi satu permukaan gigi, 39,9% mebutuhkan restorasi dua permukaan gigi. 2 Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di Medan dan kecamatan Lembe Selatan juga memiliki hasil yang tidak jauh berbeda dengan kebutuhan perawatan karies gigi terbanyak adalah perawatan pit dan fissure sealant dan diikuti oleh perawatan lainnya. 3 Data menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan 25,9 % responden memiliki masalah dengan gigi.menurut data 68,9% penderita karies gigi tidak melakukan perawatan gigi. Dilihat berdasarkan kelompok umur ditemukan kelompok umur 15-24 tahun 24,3% koresponden memiliki masalah gigi dan mulut dan 26,2% koresponden melakukan perawatan. 4 Siswa SMA adalah anak dengan kisaran umur 15 17 tahun. Usia 15 tahun menurut WHO merupakan usia yang kritis untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan gigi, karena gigi yang dimiliki oleh anak usia 15 tahun sudah digunakan lebih kurang 3 9 tahun di dalam mulut dan telah bereaksi dengan rongga mulut dan berbagai macam bakteri penyebab karies gigi. Montolalu, Leman, Kaligis: Gambaran kebutuhan perawatan... 550 Kelompok usia ini telah diteliti di beberapa negara dan berdasarkan penelitian di Nigeria karies pada usia 15 24 tahun ada dalam kategori baik namun meningkatnya usia memengaruhi kesehatan gigi, dan ditemukan semakin meningkatnya usia seseorang kondisi gigi dan mulut menjadi semakin buruk. Apabila dilakukan perawatan yang tepat pada usia 15-24 tahun maka status kesehatan gigi dapat membaik dan dapat terkontrol. 5 SMK Kristen 3 Tomohon terdapat di kota Tomohon, dengan latar belakang sosial ekonomi yang berbeda, status sosial yang berbeda dan lingkungan tempat tinggal yang berbeda. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan beberapa pelajar memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut terutama karies gigi dan belum dilakukan perawatan. Sebagian pelajar mengemukakan bahwa pencabutan gigi adalah tindakan yang harus dilakukan jika mereka memiliki gigi berlubang dan hal inilah yang memicu rasa takut dari masing masing pelajar untuk mengunjungi dokter gigi maupun perawat gigi. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan crosssectional.bertempat di SMK Kristen 3 Tomohon pada bulan Februari Agustus 2015. Populasi ini ialah 117 pelajar di Sekolah Menengah Kejuruan Kristen 3 yang terdaftar aktif sebagai siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Kristen 3 Tomohon yang berusia 15-17 tahun. Sampel penelitian adalah semua siswa siswi SMK yang terdaftar aktif sebagai murid di SMK Kristen 3 Tomohon khususnya pada kelas X dan kelas XII, dengan mengeksklusikan pelajar kelas XI yang berada di tempat praktek kerja selama beberapa bulan. Sampel yang diteliti adalah siswa-siswi yang berusia 15-17 tahun, bersedia dengan sukarela untuk dijadikan subjek penelitian, bersifat kooperatif selama pengambilan data, belum pernah melakukan perawatan gigi.

Tabel 1. Definisi operasional kebutuhan perawatan karies gigi 5 Kode Kriteria untuk kebutuhan perawatan tidak membutuhkan perawatan. Kode ini dicatat jika mahkota dan akar keduanya 0 sehat, atau jika diputuskan bahwa gigi seharusnya tidak menerima pengobatan. P preventif, perawatan pencegahan karies F fissure sealant 1 menumpat satu permukaan 2 menumpat dua permukaan atau lebih 3 crown untuk alasan lainnya. 4 veneer (dapat dianjurkan untuk tujuan estetik). perawatan saluran akar dan restorasi, kode ini digunakan untuk menunjukkan bahwa gigi membutuhkan perawatan pulpa sebelum dilakukan restorasi dengan 5 penambalan atau penggunaan mahkota gigi yang disebabkan oleh karies gigi yang dalam dan luas, atau karena pemotongan gigi dan trauma. ekstraksi. Sebuah gigi dikategorikan untuk indikasi ekstraksi tergantung dari perawatan yang tersedia : i. Karies yang sudah merusak gigi sehingga tidak dapat di restorasi kembali. ii. Penyakit periodontal telah berkembang dan menyebabkab gigi goyang dan 6 menyakitkan atau tidak berfungsi, dan dalam penilaian klinis dari pemeriksa tidak dapat dikembalikan dalam keadaan fungsional sebelumnya. iii. Gigi yang butuh diektraksi untuk penggunaan protesa. iv. Ekstraksi gigi yang dilakukan untuk kepentingan ortodonti atau kepentingan estetik, ataupun disebabkan impaksi gigi kebutuhan perawatan lain. Pemeriksaharus menentukan secara spesifik tipe dari 7/8 perawatan untuk penggunaan kode 7 dan 8. Penggunaan kode kode ini harus dijaga seminimal mungkin. 9 tidak tercatat Sampel tidak di teliti bila tidak hadir di sekolah pada waktu pengambilan data, sedang mendapatkan perawatan gigi oleh tenaga kesehatan gigi, tidak mengijinkan penggunaan sonde dalam pemeriksaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Kebutuhan perawatan karies gigi yaitu kebutuhan perawatan gigi yang diperlukan oleh seseorang dengan dasar pemeriksaan status gigi dan kebutuhan perawatan gigi dan diukur oleh WHO Tabel 1. Formulir pengukuran kebutuhan perawatan karies gigi oleh WHO yang diterjemahkan oleh penulis dan divalidasi oleh dr. Stefana Kaligis, MSc. Alat yang diperlukan untuk penelitian antara lain: Sonde; Kaca mulut; Pinset; Alat tulis menulis; Masker; Sarung tangan; Wadah untuk sterilisasi alat diagnostik. Bahan yang diperlukan untuk penelitian:kapas, Alkohol 70%, Detol, Air. HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini jumlah subjek penelitian sebanyak 68 orang dan subjek adalah seluruh siswa SMK Kristen 3 Tomohon yang berusia 15-17 tahun yang hadir selama penelitian dilakukan dan bersedia menjadi sampel penelitian dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Tabel 2. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin (n) % Laki laki 26 38,2 Perempuan 42 61,8 Jumlah 68 100 Tabel 2 menunjukkan bahwa subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin sebagian besar adalah perempuan yaitu 42 orang (61,8%) dan laki laki sebanyak 26 orang (38,2%).Pemeriksaan kebutuhan 551

Montolalu, Leman, Kaligis: Gambaran kebutuhan perawatan... perawatan karies gigi dilakukan pada semua subjek yang diteliti dengan melakukan pemeriksaan pada seluruh gigi (Tabel 3). Tabel 3. Distribusi gigi yang diperiksa untuk kebutuhan perawatan karies pencabutan gigi yaitu sebanyak 12 gigi (2,6%), dan yang terendah adalah kebutuhan pemasangan crown yaitu 10 gigi (2,2%). Tabel 5. Distribusi hasil pemeriksaan berdasarkan jenis perawatan yang dibutuhkan Gigi (n) % Gigi yang diperiksa 1874 98,4 Gigi yang hilang 30 1,6 Jumlah gigi 1904 100 Tabel 3 menunjukkan bahwa gigi yang diperiksa berjumlah 1874 gigi (98,4%) dan gigi yang hilang adalah 30 gigi (1,6%). Tabel 4. Distribusi kebutuhan perawatan berdasarkan gigi yang membutuhkan perawatan dan yang tidak membutuhkan perawatan Kebutuhan Perawatan Jumlah gigi (n) Gigi yang membutuhkan 453 24,2 perawatan Gigi yang tidak membutuhkan 1421 75,8 perawatan Jumlah gigi 1874 100 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 1874 gigi yang diperiksa terdapat 455 gigi (24,3%) yang membutuhkan perawatan karies gigi dan 1419 gigi (75,7%) yang sehat atau tidak membutuhkan perawatan. Hasil pemeriksaan gigi dilihat dari kebutuhan perawatan karies gigi dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel 6 menunjukkan bahwa kebutuhan perawatan karies tertinggi adalah restorasi satu permukaan yaitu sebanyak 182 gigi (40,2%), diikuti oleh kebutuhan akan fissure sealant yaitu sebanyak 168 gigi (37,1%), perawatan preventif yaitu sebanyak 46 gigi (10,2%), perawatan saluran akar yaitu sebanyak 21 gigi (4,6%), restorasi dua permukaan atau lebih yaitu sebanyak 14 gigi (3,1%), % 552 Kebutuhan Perawatan Jumlah Karies Gigi (n) % Perawatan preventif 46 10.2 Fissure sealant 168 37.1 Restorasi satu permukaan 182 40.2 Restorasi dua permukaan atau lebih 14 3.1 Crown 10 2.2 Veneer 0 0.0 Perawatan saluran akar 21 4.6 Pencabutan gigi 12 2.6 Jumlah 453 100 Pemeriksaan kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan elemen gigi rahang atas dan rahang bawah dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. 100 80 60 40 20 0 M2 M1 P2 P1 C I2 I1 Gambar 1. Distribusi kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan elemen gigi pada Rahang Atas Keterangan: P= perawatan preventiv karies gigi, F= fissure sealant, 1 = restorasi satu permukaan, 2 = restorasi dua atau lebih permukaan, 3 = crown, 4 = veneer, 5 = perawatan saluran akar, 6 = pencabutan gigi, 7,8,9 tidak digunakan karena berdasarkan hasil penelitian tidak membutuhkan perawatan tambahan selain perawatan dengan kode P, F, 1,2,3,4,5,6. Gambar 1 menunjukkan kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan elemen 6 5 4 3 2 1 F

gigi pada Rahang Atas. Berdasarkan hasil yang didapatkan maka yang membutuhkan perawatan terbanyak adalah gigi molar kedua dengan kebutuhan terbanyak adalah perawatan fissure sealant, sedangkan elemen gigi yang membutuhkan perawatan yang paling sedikit adalah gigi insisivus pertama. 120 100 80 60 40 20 0 M2 M1 P2 P1 C I2 I1 Gambar 2. Distribusi kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan elemen gigi pada Rahang Bawah Keterangan: P= perawatan preventiv karies gigi, F= fissure sealant, 1 = restorasi satu permukaan, 2 = restorasi dua atau lebih permukaan, 3 = crown, 4 = veneer, 5 = perawatan saluran akar, 6 = pencabutan gigi, 7,8,9 tidak digunakan karena berdasarkan hasil penelitian tidak membutuhkan perawatan tambahan selain perawatan dengan kode P, F, 1,2,3,4,5,6. Gambar 2 menunjukkan kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan elemen gigi pada Rahang Bawah. Berdasarkan hasil yang didapatkan maka yang membutuhkan perawatan terbanyak adalah gigi molar pertama dengan kebutuhan terbanyak adalah tumpatan satu permukaan, sedangkan elemen gigi yang membutuhkan perawatan yang paling sedikit adalah gigi premolar satu. Tabel 7. Distribusi kebutuhan perawatan berdasarkan regio rahang Regio Rahang (n) % Rahang Atas 210 46,4 Rahang Bawah 243 53,6 Jumlah 453 100 6 5 4 3 2 1 F P 553 Tabel 7 menunjukkan pebandingan kebutuhan perawatan karies berdasarkan regio rahang dan yang membutuhkan perawatan karies gigi terbanyak adalah regio gigi rahang bawah yaitu 243 gigi (53,6%) pada regio gigi rahang atas yaitu 210 gigi (46,4%). BAHASAN Karies gigi yang tidak dirawat sangat berpengaruh pada kesehatan secara umum, rasa nyeri dan ketidaknyamanan dalam melakukan aktifitas sehari hari. Oleh karena itu sangat dibutuhkan perencanaan terhadap kebutuhan perawatan karies gigi yang akan dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada 68 orang siswa SMK Kristen 3 Tomohon, peneliti memeriksa keseluruhan gigi dari siswa siswi dan sebagian besar dari murid murid yang diperiksa adalah perempuan yaitu 42 orang (61,8%) dan laki laki sebanyak 26 orang (38,2%).Berdasarkan gigi yang diperiksa, terdapat 455 gigi (24,3%) yang membutuhkan perawatan. Hal ini tidak berbeda jauh hasilnya dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di kepulauan Lembe kebutuhan perawatan yang dibutuhkan adalah 20,9% dari total keseluruhan gigi yang diperiksa, 3 besar perbandingan dengan penelitian pada anak sekolah dengan kelompok usia 15 17 tahun di Baku yang dilakukan oleh Pashayev dkk menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan yaitu 86,1% dari total gigi yang diperiksa, membutuhkan perawatan karies gigi. Adanya perbedaan yang besar ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang sebagian besar penduduk Baku memiliki status sosial ekonomi yang rendah dan daerah tempat tinggal mereka adalah pedesaan yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan gigi sehingga kesehatan gigi mereka tidak diperhatikan secara maksimal. 6 Berbeda dengan kecamatan Lembe Selatan dan SMK Kristen 3 Tomohon yang terletak di perkotaan dimana tingkat sosial ekonominya lebih baik dari pada masyarakat di Baku, pada penelitian ini yaitu di Kota Tomohon masyarakatnya

lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan secara umum dan juga kesehatan gigi dan mulut baik secara preventif, kuratif dan juga rehabilitatif. Distribusi kebutuhan perawatan karies gigi tertinggi yaitu adalah restorasi satu permukaan yaitu sebanyak 182 gigi (40,2%), dan yang terendah adalah kebutuhan pemasangan crown yaitu 10 gigi (2,2%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadilah di PERUM DAMRI Bandung, kebutuhan perawatan restorasi satu permukaan adalah yang terbanyak yaitu 74,13% dari total gigi yang diperiksa. 8 Hal ini disebabkan karena ditemukan bahwa karies pada satu permukaan sering ditemui dan menjadi awal terbentuknya karies yang luas dan melibatkan beberapa permukaan lainnya. Distribusi kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan elemen gigi menunjukkan bahwa gigi-gigi posterior memiliki presentasi lebih tinggi dibandingkan gigigigi pada bagian anterior. Gigi posterior terdapat fisura-fisura yang menjadi tempat berakumulasinya plak dan menimbulkan karies gigi. 25 Selain itu gigi molar pertama permanen juga merupakan gigi yang pertama tumbuh di antara gigi permanen lainnya, yaitu dimulai pada usia 6 tahun sehingga biasanya dikenal dengan sebutan six-years molar, hal ini menyebabkan gigi molar pertama lebih sering dan lebih lama berkontak dengan makanan. 9,10 Letak gigi molar menyulitkan pembersihan secara baik oleh sikat gigi, maka berdasarkan letaknya maka gigi anterior lebih mudah dijangkau oleh sikat gigi sehingga mudah untuk dibersihkan daripada gigi molar yang adalah gigi posterior. 9 Distribusi subjek penelitian berdasarkan regio rahang menunjukkan gigi yang berada di regio rahang bawah membutuhkan perawatan karies gigi yang paling banyak yaitu 243 gigi (53,6%) dan pada regio gigi rahang atas yaitu 210 gigi (46,4%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Mon Mon Tin dkk yang dilakukan di Malaysia dimana angka kebutuhan perawatan karies gigi berdasarkan regio rahang yang tertinggi Montolalu, Leman, Kaligis: Gambaran kebutuhan perawatan... 554 adalah region rahang bawah dan terendah yaitu pada regio rahang atas. 10 Hal ini menunjukkan karies paling banyak dialami oleh gigi geligi yang berada di rahang bawah daripada gigi geligi rahang atas. Hal ini terjadi karena hampir semua gigi rahang bawah erupsi lebih awal daripada gigi geligi rahang atas sehingga resiko untuk mengalami karies lebih tinggi dialami gigi yang berada di rahang bawah.keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan adalah penelitian ini dilakukan oleh peneliti sebagai pengumpul data tunggal. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dari peneliti yang tidak melakukan kalibrasi sebelum dilakukan penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan kalibrasi sebelum penelitian agar disaat akan menetapkan kebutuhan perawatan dari responden dapat saling memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perawatan. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa, hampir keseluruhan jenis perawatan karies gigi dibutuhkan oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan Kristen 3 Tomohon, dimana kebutuhan perawatan tertinggi yang diperlukan adalah restorasi satu permukaan sedangkan yang terendah ialah pemasangan crown, sedangkan untuk elemen gigi yang terbanyak membutuhkan perawatan adalah gigi molar pertama dan yang paling sedikit adalah gigi premolar pertama. DAFTAR PUSTAKA: 1. WHO (World Health Organization). Oral Health [serial online]. 2012 [cited 2013 apr 9] Available from URL : http://www.who.int/mediacentre/facts heets/fs318/en/ 2. Sharma A, Bansal P, Grover A, Sharma S. Oral health status and treatment needs among primary school going children in Nagrota Bagwan block of Kangra, Himachal Pradesh. Journal of Indian Society of Periodontology. 2014;18(6):762-6. 3. Ticoalu R. Gambaran kebutuhan perawatan karies gigi pada siswa sekolah

menengah atas di kecamatan Lembeh selatan kota Bitung. [Skripsi] Manado: Universitas Sam Ratulangi; 2013. 4. Soendoro T. Riset kesehatan dasar. Departemen Kesehatan. Jakarta. 2013. p.110 3. 5. World Health Organization. Oral health survey. Basic method 4 th ed. Geneva:WHO, 1997; p.7. 6. Pashayev AC, Mammadov FU, Husseinova ST, An investigation into the prevalence of dental caries and its treatment among the adult population with low socio-economic status in Baku, Azerbaijan. OHDM. 2011; 10(1):7-12. 7. Fadilah R. Status kesehatan gigi dan Perawatan gigi pada karyawan PERUM DAMRI Bandung. [Skripsi] Bandung: Universitas Padjajaran; 2010. 8. Wang JD, Chen X, Freneken J, Du MQ, Chen Z. Dental caries and first permanent molar pit and fissure morphology in 7-to8-year-old children in Wuhan, China. International Journal of oral science. 2012;4:157-60. 9. Leroy R, Martens LC, Vannobergen J, Bogaerts K, Declerck D. Caries experience and gingivitis levels of permanent first molar in relation of timing of emergence. OHDMBSC. 2009;8(3):33-42. 10. Tin M, Naing L, Mani S. Dental caries experience and treatment needs in the mixed dentition in North East Malaysia. Arch Orofac Sci.2011; 6(2);1-8. 555