Gambar Lampu kepala

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Gambar Sistem pengunci pintu (door lock)

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. proses aplikasi power window dan central door lock pada mobil Mitsubishi

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

DESKRIPSI : KELISTRIKAN BODI

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

PETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG

REKONDISI SISTEM KELISTRIKAN BODI PADA KENDARAAN HONDA ACCORD TAHUN 1982

PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KESALAHAN PADA PEMASANGAN TERMINAL BATERAI KENDARAAN

MODUL PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN BODI

- 1 - (1/1) Komponen. Lokasi

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

METODE PENELITIAN. Elektro Universitas Lampung. Penelitian di mulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan Agustus 2014.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

MEKANISME LAMPU KEPALA PADA ISUZU PANTHER HI-GRADE

機車標誌 標線 號誌選擇題 印尼文 第 1 頁 / 共 12 頁 題號答案題目圖示題目. (1) Tikungan ke kanan (2) Tikungan ke kiri (3) Tikungan beruntun, ke kanan dahulu

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

Gambar Konstruksi Kontaktor Magnit Merk HKE HRM1-5-DC12V

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PERAWATAN LAMPU KEPALA KIJANG INNOVA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO..

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

MODIFIKASI SISTEM KELISTRIKAN BODI MOBIL TOYOTA HI-ACE PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk Pembuatan rancangan trainer sistem kelistrikan body mobil toyota

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

BAB III PERANCANGAN ALAT

4.3 Sistem Pengendalian Motor

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN HASIL PENGAMATAN LISTRIK DINAMIS KELAS X4

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

Panduan penggunamu. NOKIA CK-7W

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM)

Buku Petunjuk Nokia Bluetooth Mono Headset BH-310

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN

CARA KERJA DAN JUMLAH ARUS LAMPU KEPALA YANG MENGALIR PADA KELISTRIKAN ENGINE STAND PROYEK AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PERANCANGAN PEMBUATAN ALAT SENSOR SINYAL BUNYI POLISI TIDUR

Crane Hoist (Tampak Atas)

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :

TUGAS AKHIR ANALISIS DAN MAINTENANCE SISTEM LAMPU TANDA BELOK ISUZU PANTHER

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

Buku Petunjuk Petunjuk Pemasangan Advanced Car Kit CK-7W

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 1 Tampilan alat

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

APLIKASI POWER WINDOW DAN CENTRAL DOOR LOCK PADA MOBIL MITSUBISHI COLT T-120 TAHUN 1977 PROYEK AKHIR

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Dua

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

ALAT PEMBATAS LAJU SEPEDA MOTOR. Dwi Hendro Kusumo, Jenny Ermanto, Sun ah Mufida Jurusan Fisika, Universitas Surabaya, Surabaya

機車標誌 標線 號誌是非題 印尼文 第 1 頁 / 共 15 頁 題號答案題目圖示題目. 001 X Tikungan beruntun, ke kiri dahulu. 002 O Persimpangan jalan. 003 X Permukaan jalan yang menonjol

Sistem Pengaman Rumah Dengan Sensor Pir. Berbasis Mikrokontroler ATmega : Ayudilah Triwahida Npm : : H. Imam Purwanto, S.Kom., MM.

MODEL SISTEM PARKIR INFORMATIF BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

PERAWATAN SISTEM PENERANGAN PADA MOBIL KIJANG 5K DI BENGKEL MOBIL ARJUNA GOMBONG

Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda Motor 2

BAB III LANDASAN TEORI

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

DELTA LOW COST LINE FOLLOWER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL

Pembacaan skala dan hasil pengukuran hambatan listrik =

Standar Keselamatan Sepeda Motor Roda Tiga

Alarm Anti Maling Menggunakan Sensor LDR

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

PROTOTIPE PALANG PINTU OTOMATIS UNTUK BUSWAY BERBASIS INFRA RED

Transkripsi:

BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan digunakan untuk penerangan di malam hari, lampu tanda belok untuk memberitahukan kendaraan lain atau pejalan kaki bahwa kendaraan akan membelok dan lampu belakang untuk informasi posisi keberadaan mobil. Selain sistem penerangan secara umum, kendaraan dilengkapi dengan berbagai macam fungsi tergantung kelas kendaraan dan di negara mana kendaraan tersebut beroperasi. Gambar 10.1. Lampu kepala Sistem penerangan pada kendaraan dalam bekerjanya harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku terutama menyangkut kode warna lampu sistem penerangan. Kode warna ini berlaku secara internasional. Berikut merupakan aturan sistem penerangan pada kendaraan di Indonesia sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi. Tabel 10.1. Sistem penerangan menurut Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993 Sistem Penerangan Lampu tanda belok Keterangan Lampu penunjuk arah berjumlah genap dan mempunyai sinar kelap-kelip berwarna kuning tua dan dapat dilihat pada waktu siang atau malam hari oleh pemakai jalan lainnya Lampu rem Lampu rem berjumlah dua buah dan berwarna merah dan mempunyai kekuatan cahaya lebih besar dari lampu posisi belakang Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 377

Lampu belakang Lampu mundur Lampu posisi belakang berjumlah genap, berwarna merah dan dipasang pada bagian belakang kendaraan Lampu mundur berwarna putih atau kuning muda dan tidak menyilaukan atau mengganggu pemakai jalan 10.2. Nama dan Fungsi Komponen Sistem Penerangan Gambar 10.2. Komponen lengkap sistem penerangan Berikut ini merupakan komponen sistem penerangan yang lengkap termasuk sistem utama yaitu lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok dan tanda bahaya. Namun untuk pembahasan sistem di luar sistem utama akan dijelaskan pada bab tersendiri yaitu Bab 13 tentang Sistem Kelistrikan Tambahan. 1. Lampu depan dan lampu kabut depan 2. Kombinasi lampu belakang (lampu kabut belakang) 3. Kontrol lampu dan saklar kombinasi (saklar lampu tanda belok, saklar lampu kabut depan/belakang) 4. Lampu tanda belok dan lampu tanda bahaya 5. Saklar tanda bahaya 6. Flasher tanda belok untuk meneruskan arus ke lampu tanda belok dan tanda bahaya secara terputus-putus 7. Sensor lampu mati untuk memberi tanda jika salah satu lampu putus 8. Relai gabungan 9. Sensor kontrol lampu otomatis untuk mendeteksi tingkat cahaya di sekitar kendaraan agar lampu dinyalakan atau dimatikan secara otomatis 10. Saklar kontrol tingkat lampu jauh untuk mendeteksi jarak pancaran lampu 11. Penggerak kontrol tingkat lampu jauh 12. Lampu Interior 13. Saklar courtesy pintu 14. Penerangan kunci kontak Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 378

10.2.1. Lampu Kepala 1. Sistem lampu depan Sistem lampu depan sering disebut dengan nama lain seperti lampu kepala atau lampu besar. Lampu depan digunakan untuk penerangan pada malam hari atau kondisi gelap. Sistem lampu depan terdiri dari sekering lampu kepala, saklar kontrol lampu, saklar dim, indikator lampu jauh dan lampu-lampu besar. Beberapa tipe menggunakan relai lampu kepala dan atau relai kombinasi. Relai lampu depan diaktifkan oleh saklar kontrol lampu sedangkan relai kombinasi diaktifkan oleh saklar dim. Saklar kontrol lampu memiliki posisi OFF, TAIL, HEAD. Saklar dim memiliki posisi LOW, HIGH dan FLASH. Secara umum, lampu kepala diaktifkan dengan menyalakan saklar kontrol lampu pada posisi HEAD. Khusus untuk FLASH dapat diaktifkan meskipun saklar kontrol lampu pada posisi OFF. Lampu flash merupakan lampu kepala jauh yang diaktifkan tanpa melalui saklar kontrol lampu. Lampu ini berfungsi untuk meminta perhatian pemakai jalan lain yang berada di depan kendaran dengan arah berlawanan kita. Fungsi ini hampir menyerupai klakson namun sedikit berbeda penggunaannya terutama menyangkut waktu dimana klakson jarang digunakan pada malam hari demi etika di jalan raya dan sebagai gantinya digunakan lampu flash. Saklar kontrol lampu umumnya menggunakan model tuas atau saklar putar. Model tuas letaknya berada pada sebelah kanan kemudi untuk kendaraan dengan kemudi kanan dan sebaliknya untuk kendaraan dengan kemudi kiri maka saklar terletak di sebelah kiri kemudi. Model saklar putar terletak pada dashboard. Gambar 10.3. Saklar kontrol lampu dan saklar dim lampu kepala Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 379

Rangkaian lampu depan dibedakan menurut komponen kelistrikannya. Sistem lampu depan terdiri dari tiga macam: a. Tipe tanpa relai lampu depan atau relai kombinasi b. Tipe dengan relai lampu depan dan tidak dengan relai kombinasi c. Tipe relai lampu depan dengan relai kombinasi Gambar 10.4. Rangkaian sistem lampu depan tanpa relai Gambar 10.5. Rangkaian lampu depan dengan relai Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 380

Gambar 10.6. Rangkaian lampu depan dengan relai kombinasi 10.2.2. Lampu Kota Lampu kota atau disebut juga lampu posisi depan dan belakang merupakan lampu yang berfungsi untuk penerangan dalam kondisi senja atau fajar dimana kondisi cahaya di sekitar kendaraan tidak begitu gelap. Lampu ini memberi peringatan terhadap lingkungan sekitar akan keberadaan kendaraan. Lampu kota terdiri dari komponen lampu posisi depan dan belakang dan saklar kontrol lampu. Saklar kontrol lampu kota merupakan saklar yang sama untuk lampu kepala. Lampu kota dapat diaktifkan dengan menyalakan saklar kontrol lampu pada posisi TAIL yaitu dengan memutar saklar kontrol lampu satu step. Pada step kedua baru digunakan untuk menyalakan lampu kepala. Beberapa model memiliki sistem lampu belakang yang dilengkapi dengan indikator lampu belakang. Ada dua tipe sistem lampu belakang: a. Tipe terhubung langsung tanpa relai b. Tipe relai lampu belakang Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 381

Gambar 10.7. Rangkaian lampu belakang 10.2.3. Lampu Tanda Belok dan Tanda Bahaya Gambar 10.8. Komponen lampu tanda belok dan tanda bahaya Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 382

Lampu tanda belok memberitahukan kepada pengguna jalan lain di sekitar kendaraan akan sinyal bahwa kendaraan akan membelok. Lampu akan berkedip saat saklar tanda belok dinyalakan. Lampu tanda belok terdiri dari kunci kontak, saklar tanda belok, flasher yang akan mengontrol arus yang menuju lampu secara terputusputus, buzzer untuk memberi tanda peringatan suara pada pengemudi saat lampu tanda belok aktif, lampu tanda belok dan lampu peringatan tanda belok pada meter kombinasi. Gambar 10.9. Saklar lampu tanda belok Saklar lampu tanda bahaya ditandai dengan sebuah lambang segitiga dengan garis ganda dengan tombol berwarna merah dan terletak secara terpisah dengan saklar lampu tanda belok. Meskipun saklarnya terpisah, lampu landa belok dan tanda bahaya menggunakan satu flasher yang sama. Gambar 10.10. Saklar lampu tanda bahaya Sistem lampu tanda belok pada awalnya menggunakan flasher model gulung dimana kemagnetan dimanfaatkan untuk menghubungkan dan memutuskan titik kontak sehingga arus yang menuju ke lampu terputus-putus. Ada juga tipe yang menggunakan bimetal dan kapasitor dimana kumparan pemanas dimanfaatkan untuk membengkokkan bimetal sehingga titik kontak terhubung dan terlepas. Mengingat kedua jenis flasher di atas masih mengandalkan sistem mekanis maka dalam perkembangannya digunakan flasher semi transistor dan sirkuit terintegrasi (IC). Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 383

Gambar 10.11. Rangkaian lampu tanda belok dengan flasher tipe kontak Gambar 10.12. Flasher lampu tanda belok Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 384

Gambar 10.13. Rangkaian lampu tanda belok dan tanda bahaya tipe semi transistor Gambar 10.14. Rangkaian lampu tanda belok menggunakan flasher tipe IC Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 385

Pada lampu tanda belok juga terintegrasi sistem tanda bahaya (hazards) dimana lampu tanda belok kanan dan kiri akan berkedip secara bersamaan jika saklar tanda bahaya dinyalakan. Lampu ini berfungsi sebagai tanda akan adanya gangguan pada kendaraan sehingga mobil tidak dapat berjalan atau meminta kepada pengguna jalan lain untuk memberi jalan karena situasi darurat. 10.3. Cara Kerja Sistem Penerangan 10.3.1. Lampu Kepala 1. Tipe tanpa relai lampu depan atau relai kombinasi Cara kerja lampu dekat (LO-beam) Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi LOW, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, lampu kepala dekat, saklar dim, saklar kontrol lampu dan menuju massa sehingga lampu depan (dekat) akan menyala. Cara kerja lampu jauh (HI-beam) Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi HIGH, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, lampu kepala jauh, saklar dim, saklar kontrol lampu dan menuju massa sehingga lampu depan (jauh) akan menyala. Pada saat yang bersamaan arus dari baterai juga akan mengalir ke lampu indikator jauh, saklar dim, saklar kontrol lampu dan menuju massa sehingga indikator lampu jauh pada meter kombinasi akan menyala. Gambar 10.15. Cara kerja lampu dekat tanpa relai Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 386

Gambar 10.16. Cara kerja lampu jauh tanpa relai Cara kerja lampu FLASH Pada saat saklar dim digerakkan ke posisi FLASH, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, lampu kepala jauh, saklar dim dan menuju massa sehingga lampu depan (jauh) akan menyala. Pada saat yang bersamaan arus dari baterai juga mengalir ke lampu indikator jauh, saklar dim dan menuju massa sehingga indikator lampu jauh pada meter kombinasi akan menyala. Terlihat di sini bahwa lampu jauh akan menyala tanpa arus dilewatkan pada saklar kontrol lampu. Dengan demikian lampu kepala dan indikator lampu kepala jauh akan tetap dapat dinyalakan meskipun saklar kontrol lampu pada posisi OFF. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 387

Gambar 10.17. Cara kerja lampu depan FLASH tanpa relai 2. Tipe dengan relai lampu depan dan tidak dengan relai kombinasi Cara kerja lampu dekat (LO-beam) Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi LOW, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, kumparan pada relai lampu kepala, saklar kontrol lampu, saklar dim dan menuju massa sehingga relai lampu depan akan bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, lampu kepala dekat, saklar dim dan menuju ke massa sehingga lampu dekat menyala. Cara kerja lampu jauh (HI-beam) Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi HIGH, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, kumparan pada relai lampu kepala, saklar kontrol lampu, saklar dim dan menuju massa sehingga relai lampu depan akan bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, lampu kepala jauh, saklar dim dan menuju ke massa sehingga lampu jauh menyala. Selain itu arus yang menuju ke lampu kepala juga melalui lampu kepala dekat, indikator lampu kepala jauh dan menuju ke massa. Dikarenakan lampu kepala jauh dan indikator lampu jauh dirangkai seri dengan tahanan lampu jauh yang lebih tinggi maka lampu kepala jauh tidak akan menyala sebaliknya lampu indikator jauh akan menyala terang. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 388

Gambar 10.18. Cara kerja lampu dekat dengan relai Cara kerja lampu depan FLASH Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi FLASH, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, kumparan pada relai lampu kepala, saklar dim dan menuju massa sehingga relai lampu depan akan bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, lampu kepala jauh, saklar dim dan menuju ke massa sehingga lampu jauh menyala. Selain itu arus yang menuju ke lampu kepala juga melalui lampu kepala dekat, indikator lampu kepala jauh dan menuju ke massa. Dikarenakan lampu kepala dekat dan indikator lampu jauh dirangkai seri dengan tahanan lampu dekat yang lebih tinggi maka lampu kepala dekat tidak akan menyala sebaliknya lampu indikator jauh akan menyala terang. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 389

Gambar 10.19. Cara kerja lampu jauh dengan relai Gambar 10.20. Cara kerja lampu FLASH dengan relai Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 390

3. Tipe relai lampu depan dengan relai kombinasi Cara kerja lampu dekat (LO-beam) Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi LOW, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, kumparan pada relai lampu kepala, saklar kontrol lampu, saklar dim dan menuju massa sehingga relai lampu depan akan bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, relai dim (kombinasi), lampu kepala dekat dan menuju ke massa sehingga lampu dekat menyala. Gambar 10.21. Cara kerja lampu dekat dengan relai kombinasi Cara kerja lampu jauh (HI-beam) Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi HIGH, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, relai lampu kepala, saklar kontrol lampu, saklar dim dan menuju massa sehingga relai lampu depan akan bekerja. Selain itu arus juga mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, relai lampu kepala, kumparan pada relai kombinasi, saklar dim dan menuju ke massa sehingga relai kombinasi bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, relai dim (kombinasi), lampu kepala jauh dan lampu indikator jauh menuju ke massa sehingga lampu kepala jauh dan indikator lampu kepala jauh menyala. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 391

Gambar 10.22. Cara kerja lampu jauh dengan relai kombinasi Gambar 10.23. Cara kerja lampu FLASH dengan relai kombinasi Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 392

Cara kerja lampu depan FLASH Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi FLASH, arus mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, relai lampu kepala, saklar dim dan menuju massa sehingga relai lampu depan akan bekerja. Selain itu arus juga mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, relai lampu kepala, kumparan pada relai kombinasi, saklar dim dan menuju ke massa sehingga relai kombinasi bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, relai dim (kombinasi), lampu kepala jauh dan lampu indikator jauh menuju ke massa sehingga lampu kepala jauh dan indikator lampu kepala jauh menyala. 10.3.2. Lampu Kota Cara kerja lampu belakang a. Tipe terhubung langsung tanpa relai Pada saat saklar kontrol lampu pindah ke posisi TAIL, arus mengalir dari baterai menuju sekering, saklar kontrol lampu, lampu belakang dan menuju ke massa sehingga lampu belakang menyala. b. Tipe dengan relai lampu belakang Pada saat saklar kontrol lampu pindah ke posisi TAIL, arus listrik mengalir dari baterai, sekering, kumparan pada relai lampu belakang, saklar kontrol lampu dan menuju ke massa sehingga relai lampu belakang bekerja. Akibatnya arus mengalir dari baterai, sekering, lampu belakang dan menuju ke massa sehingga lampu belakang menyala. Gambar 10.24. Cara kerja lampu belakang Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 393

10.3.3. Lampu Tanda Belok dan Tanda Bahaya 1. Cara kerja lampu tanda belok Pada saat saklar tanda belok diaktifkan, flasher tanda belok akan menyalakan lampu tanda belok kiri atau kanan. Selama lampu menyala, buzzer juga akan berbunyi sehingga pengendara akan mengetahui bahwa lampu tanda belok masih menyala. Cara kerja lampu tanda belok dengan flasher tipe kontak Saat kunci kontak posisi ON Saat kunci kontak diputar ke ON, arus mengalir dari baterai menuju kunci kontak, terminal B flasfer, titik kontak, kumparan L2 dan ke kapasitor untuk mengisi kapasitor. Kapasitor terisi penuh ketika kunci kontak pada posisi ON. Gambar 10.25. Kunci kontak ON dan pengisian kapasitor Saklar tanda belok diposisikan ke kanan atau ke kiri Saat saklar tanda belok diposisikan ke kanan atau ke kiri, arus mengalir dari baterai menuju kunci kontak, terminal B flasher, titik kontak, kumparan L1, terminal L flasher, saklar tanda belok, lampu-lampu tanda belok dan menuju ke massa. Lampu tanda belok akan menyala. Saat yang sama kemagnetan terbentuk pada kumparan L1 dan menarik titik kontak terbuka. Gambar 10.26. Saat saklar tanda belok ON dan lampu menyala Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 394

Bila titik kontak terbuka, pengeluaran (discharging) kapasitor dimulai sehingga arus yang mengalir ke kumparan L1 dan L2 berkurang. Saat ini kemaganetan masih dibangkitkan pada kedua kumparan dan tetap mempertahankan titik kontak terbuka. Pada saat yang sama arus dari baterai mengalir ke kunci kontak, terminal B flasher, resistor, kumparan L1, terminal L flasher, saklar tanda belok, ke lampu dan menuju massa. Karena arus yang mengalir rendah maka saat ini lampu tanda belok tidak menyala. Gambar 10.27. Pengeluaran kapasitor Bila pengeluaran kapasitor berakhir, maka kemagnetan pada kumparan L2 menghilang dan tidak mampu mempertahankan posisi titik kontak sehingga titik kontak menutup lagi. Arus selanjutnya dari baterai mengalir ke kunci kontak, terminal B flasher, titik kontak, kumparan L1, terminal L, saklar tanda belok, lampu tanda belok dan menuju massa menyebabkan lampu tanda belok menyala kembali. Pada saat yang sama arus dari baterai melakukan pengisian kapasitor melalui kumparan L2. Karena kemagnetan yang terbentuk pada kedua kumparan arahnya berlawanan maka saling meniadakan dan mempertahankan titik kontak tertutup sampai kapasitor terisi penuh. Bila kapasitor terisi penuh, arus yang mengalir ke kumparan L2 berhenti dan kemagnetan pada kumparan L1 akan menarik titik kontak untuk membuka sehingga lampu mati. Siklus yang berulang-ulang ini akan membuat lampu tanda belok berkedip-kedip selama interval waktu tertentu. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 395

Gambar 10.28. Lampu tanda belok menyala Cara kerja lampu tanda belok dengan flasher tipe IC Saat saklar tanda belok diposisikan ke kiri Pada saat saklar tanda belok di posisi kiri, kondisi antara terminal EL dari flasher lampu tanda belok dan massa akan berkelanjutan sehingga mengaktifkan transistor dan relai sisi kiri. Selanjutnya arus dari baterai menuju sekering utama, terminal +B flasher, kumparan relai kiri, transistor, massa. Sehingga relai kiri pada flasher bekerja dan arus mengalir ke terminal LL menuju lampu indikator belok kiri. Gambar 10.29. Cara kerja lampu tanda belok saat belok kiri Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 396

Saat saklar tanda belok diposisikan ke kanan Pada saat saklar tanda belok di posisi kanan, kondisi antara terminal ER dari flasher lampu tanda belok dan massa akan berkelanjutan sehingga mengaktifkan transistor dan relai sisi kanan. Selanjutnya arus dari baterai menuju sekering utama, terminal +B flasher, kumparan relai kanan, transistor, massa. Sehingga relai kanan pada flasher bekerja dan arus mengalir ke terminal LR menuju lampu tanda belok dan indikator tanda belok kanan. Gambar 10.30. Cara kerja lampu tanda belok saat belok kanan Jika lampu tanda belok mati, sejumlah arus listrik akan menurun. Penerangan (kedipan lampu) jadi lebih cepat sebagai tanda kepada pengendara. 2. Cara kerja lampu tanda bahaya Pada saat saklar lampu tanda bahaya di posisi ON, kondisi antara terminal EHW dari flasher lampu tanda belok dan massa akan berkelanjutan sehingga mengaktifkan transistor dan relai sisi kanan dan kiri. Selanjutnya arus dari baterai menuju sekering utama, terminal +B flasher, kumparan relai kanan dan kiri, transistor, massa. Sehingga relai kanan dan kiri pada flasher bekerja dan arus mengalir ke terminal LR dan LL menuju lampu tanda belok dan indikator tanda belok kanan dan kiri. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 397

Gambar 10.31. Cara kerja lampu tanda bahaya 10.4. Pemeriksaan Sistem Penerangan Pemeriksaan diawali dengan melepas terminal negatif baterai. Namun perlu dicatat informasi yang berhubungan dengan memori yang disimpan dalam ECU seperti stasiun radio, posisi tempat duduk, posisi roda kemudi dan sebagainya. Gambar 10.32. Melepas terminal negatif baterai Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 398

Berikut ini merupakan contoh pemeriksaan sistem penerangan lampu kepala: 1. Periksa bohlam lampu besar Gambar 10.33. Melepas konektor bohlam lampu kepala Gambar 10.34. Melepas tutup karet soket bohlam lampu kepala Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 399

Gambar 10.35. Melepas bohlam lampu besar dari dudukannya Lepas pegas yang menahan bohlam dan lepas bohlam. Hindarkan tangan agar tidak menyentuh bohlam karena akan memperpendek umur bohlam. Soket dudukan bohlam agar ditutup sehingga tidak memungkinkan benda-benda asing masuk ke bagian dalam dan merusak lensa. Gambar 10.36. Mengukur kontinuitas pada terminal bohlam Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 400

a. Set tester kelistrikan pada rentang pengukuran tahanan b. Hubungkan kawat timah tester kelistrikan pada bohlam dan periksa kontinuitas Sisi lampu dekat: Hubungkan tester antara terminal 1 dan terminal 3. Jika tidak ada kontinuitas berarti lampu putus. Sisi lampu jauh: Hubungkan tester antara terminal 2 dan terminal 3. Jika tidak ada kontinuitas berarti lampu putus. 2. Periksa tegangan baterai Gambar 10.37. Mengukur tegangan baterai a. Set tester kelistrikan pada rentang pengukuran tegangan DC. b. Hubungkan kawat timah sisi negatif tester pada terminal negatif baterai dan kawat timah sisi positif tester pada terminal positif baterai. c. Periksa tegangan baterai. Tegangan baterai biasanya sekitar 12.6 V; akan tetapi, tegangan aktual dapat berada di kisaran 10-14 V. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 401

3. Periksa sirkuit lampu besar Pemeriksaan sirkuit yang berhubungan dengan letak komponen, bentuk soket dan warna kabel dapat dilihat pada buku pedoman reparasi masing-masing kendaraan. Gambar 10.38. Memeriksa posisi konektor lampu kepala Gambar 10.39. Memeriksa bentuk konektor lampu kepala Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 402

Gambar 10.40. Memeriksa warna kabel pada sirkuit 4. Periksa saklar kontrol lampu (light control switch) Tekan cakar konektor dan tahan bodi konektor untuk melepas konektor. Gambar 10.41. Melepas saklar kontrol lampu Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 403

Gambar 10.42. Memeriksa saklar kontrol lampu 5. Periksa konektor saklar kontrol lampu Gambar 10.43. Memeriksa konektor saklar kontrol lampu Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 404

Gambar 10.44. Memeriksa warna kabel pada konektor saklar kontrol lampu Gambar 10.45. Melepas tuas saklar kontrol lampu Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 405

Gambar 10.46. Memeriksa kontinuitas saklar kontrol lampu Periksa kontinuitas saklar kontrol lampu a. Set tester kelistrikan pada rentang pengukuran kontinuitas. b. Periksa kontinuitas antara terminal-terminal saklar kontrol lampu sambil mengoperasikan saklar kontrol lampu. Gambar 10.47. Memeriksa kontinuitas saklar kontrol lampu posisi TAIL Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 406

Posisi TAIL Memutar saklar kontrol lampu ke posisi TAIL akan mengalirkan arus antara terminal A dan terminal B sehingga lampu belakang akan menyala. Gambar 10.48. Memeriksa kontinuitas saklar kontrol lampu posisi HEAD (LOW) Posisi HEAD (LOW) Memutar saklar kontrol lampu ke posisi HEAD (LOW) akan mengalirkan arus antara terminal C dan terminal E sehingga lampu kepala dekat akan menyala. Posisi HEAD (HIGH) Memutar saklar kontrol lampu ke posisi HEAD (HIGH) akan mengalirkan arus antara terminal D dan terminal E sehingga lampu kepala jauh akan menyala. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 407

Gambar 10.49. Memeriksa kontinuitas saklar kontrol lampu posisi HEAD (HIGH) 6. Periksa tegangan sirkuit lampu besar Pasang kembali terminal negatif baterai dengan hati-hati agar tidak merusak terminal dan kembalikan informasi seperti yang tercatat pada memori di kendaraan. Gambar 10.50. Memasang kembali terminal negatif baterai Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 408

Gambar 10.51. Memasang kembali soket saklar kontrol lampu Periksa tegangan konektor lampu besar a. Set tester kelistrikan pada rentang pengukuran tegangan. b. Hubungkan kawat timah tester pada terminal-terminal seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Periksa tegangan dengan cara menghubungkan kawat timah tester pada konektor lampu besar. Hindarkan menekan terminal dengan kuat karena dapat menye-babkan kerusakan pada terminal. c. Periksa apakah saklar kontrol lampu dan tegangan terminal yang diperiksa berubah saat saklar kontrol lampu dioperasikan ke low dan high. Gambar 10.52. Memeriksa tegangan sirkuit lampu dekat Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 409

Gambar 10.53. Memeriksa tegangan sirkuit lampu jauh Setelah memeriksa tegangan sirkuit lampu kepala, maka selanjutnya adalah pemeriksaan kerja sistem lampu besar pada kendaraan. Hal ini diawali dengan pemasangan kembali bohlam lampu kepala denga hati-hati pada dudukan lampu. Gambar 10.54. Memasang kembali bohlam lampu kepala Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 410

Gambar 10.55. Memasang penutup bohlam Gambar 10.56. Memasang konektor bohlam lampu kepala Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 411

Gambar 10.57. Memeriksa kerja sistem lampu dekat setelah semua terpasang Gambar 10.58. Memeriksa kerja sistem lampu jauh setelah semua terpasang Periksa adanya kesalahan pada prosedur pemasangan perlengkapan kelistrikan dan periksa bahwa lampu besar bekerja dengan baik. Operasikan saklar kontrol lampu pada posisi OFF, TAIL dan HEAD dan saklar dim pada posisi LOW, HIGH dan FLASH kemudian periksa bahwa lampu-lampu yang berhubungan menyala pada setiap posisi saklar. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 412

10.5. Gangguan dan Perbaikan Sistem Penerangan Tabel 10.2 Gangguan, penyebab dan cara mengatasi pada sistem penerangan Gangguan Kemungkinan Penyebab Cara Mengatasi Bohlam putus Ganti bohlam Soket, rangakaian kabel atau Perbaiki seperlunya massa, rusak Hanya satu lampu tidak menyala (lampu luar) Lampu besar tidak menyala Lampu besar jauh atau kilatan lampu besar tidak menyala Lampu belakang, lampu parkir dan lampu plat nomor tidak menyala Lampu rem tidak menyala Lampu rem tetap menyala Lampu instrumen tidak menyala (lampu belakang menyala) Salah satu lampu tanda belok tidak menyala Lampu tanda belok tidak bekerja Lampu tanda bahaya tidak bekerja Sekering HEAD putus Relai kontrol lampu besar rusak Saklar kontrol lampu besar rusak Rangkaian kabel atau massa rusak Saklar kontrol lampu, rusak Rangkaian kabel rusak Sekering TAIL putus Relai kontrol lampu kecil rusak Saklar kontrol lampu rusak Rangkaian kabel atau massa rusak Sekering STOP putus Saklar lampu rem rusak Rangkaian kabel atau massa rusak Saklar lampu rem rusak Rangkaian kabel atau massa rusak Saklar lampu tanda belok rusak Rangkaian kabel atau massa rusak Sekering ENGINE putus Flasher rusak Saklar lampu tanda belok rusak Rangkaian kabel atau massa rusak Sekering HAZARD putus Flasher rusak Saklar lampu tanda bahaya rusak Rangkaian kabel atau massa rusak Ganti sekering dan periksa hubungan singkat Periksa relai Periksa saklar Perbaiki seperlunya Periksa saklar Perbaikai seperlunya Ganti sekering dan periksa hubungan singkat Periksa relai Periksa saklar Perbaiki seperlunya Ganti sekering dan periksa hubungan singkat Periksa saklar Perbaiki seperlunya Stel atau ganti saklar Perbaiki seperlunya Periksa saklar Perbaiki seperlunya Ganti sekering dan periksa hubungan singkat Periksa Flasher Periksa saklar Perbaiki seperlunya Ganti sekering dan periksa hubungan singkat Periksa Flasher Periksa saklar Perbaiki seperlunya Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 413

10.6. Ringkasan Sistem penerangan memiliki fungsi yang sangat penting terutama untuk pencahayaan pada malam hari atau saat kondisi gelap. Sistem utama pada sistem penerangan terdiri dari sistem lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok dan lampu tanda bahaya. Tipe sirkuit lampu kepala dibedakan menurut komponen kelistrikannya apakah menggunakan relai lampu kepala dan relai kombinasi atau tidak. Lampu kota berfungsi untuk pencahayaan pada kondisi senja atau fajar saat lingkungan sekitar belum begitu gelap. Saat lampu kota diaktifkan maka lampu belakang secara bersamaan akan menyala. Lampu tanda belok berfungsi memberitahu pengguna jalan lain bahwa kendaraan akan membelok. Sedangkan lampu tanda bahaya memberi sinyal akan adanya gangguan pada kendaraan atau pemberitahuan akan situasi gawat yang sedang dialami pemakai kendaraan tersebut. Pemeriksaan pada sistem penerangan perlu dilakukan untuk menjamin bekerjanya sistem tersebut secara baik. 10.7. Soal-soal Latihan 1. Tuliskan komponen-komponen sistem penerangan! 2. Buatlah rangkaian sistem lampu kepala: a. Tanpa relai lampu kepala atau relai kombinasi b. Dengan relai lampu kepala tanpa relai kombinasi c. Dengan relai lampu kepala dan relai kombinasi 3. Buatlah rangkaian sistem lampu kota! 4. Buatlah rangkaian sistem lampu tanda belok dan tanda bahaya! 5. Jelaskan pemeriksaan yang perlu dilakukan pada sistem penerangan! Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 414