BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN MANAJEMEN PELATIHAN TENAGA PERAWAT DI BIDANG KEPERAWATAN RSU KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2008 (Form Karakteristik Informan) Pedoman wawancara

BAB 6 HASIL PENELITIAN

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Rumah Sakit Umum. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan.

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN KOMPETENSI SDM LINGKUP UPTD KABUPATEN/ KOTA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

GUBERNUR BALI, Mengingat

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 84 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOERATNO GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

BAB VII PENUTUP. Kabupaten Solok Selatan diketahui berdasarkan komponen input :

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.717, 2010 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI dan UKM. Organisasi dan Tata Kerja. Lembaga Layanan Pemasaran.

LAPORAN PPID SKPD DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

PEDOMAN WAWANCARA (Informan 1 dan 2)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN (PKK) TAHUN 2016

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

STANDARD PELAYANAN PRIMA LABORATORIUM SISTEM KONTROL

WALIKOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

Pemerintah Kota Tangerang

1. Kepala Kantor Arsip Daerah Kota Tangerang Selatan

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 51 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 243 TAHUN 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V PENUTUP. Inspektorat Kota Padang mengenai reviu laporan keuangan untuk meningkatkan kualitas

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

Penjelasan Lampiran 1. Pembagian Tugas dalam Struktur. Organisasi Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMBAWA.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

RANCANGAN RENCANA KERJA ( RENJA ) KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI TAHUN 2014 KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN.

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. D. 6 Nopember 2008

BAB V PENUTUP. 1. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan. dan cepat serta biaya ringan, meliputi:

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

PROJECT CHARTER 1. IDENTITAS PROYEK

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUARA ENIM NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA : 120/Permentan/OT.140/11/2013

STANDAR PEMBIAYAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR :194 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA CIMAHI

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

Standard Operating Procedure. Kegiatan Pelatihan

MANUAL PROSEDUR PENYELENGGARAAN WORKSHOP/PELATIHAN JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI. NOMOR 46 TAHUN A Tahun 2011 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

RENCANA PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN RSU. C-BMC TAHUN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana disajikan pada bab IV, dapat

Transkripsi:

94 BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan 8.1.1 Input a. SDM Dalam setiap pelaksanaan pelatihan perawat, selalu dibentuk panitia penyelenggara. Panitia yang terbentuk, berasal dari bidang atau instalasi yang menyelenggarakan. Namun di lain kesempatan, ada kalanya juga panitia merupakan kumpulan dari para perawat yang telah mengikuti pelatihan dengan topik sama. Meskipun bentuknya tidak selalu tetap, namun tidak ada kendala dalam hal kepanitiaan ini. Disamping itu, pemilihan pelatih juga telah dilakukan sesuai persyaratan dan berkompeten dapat membantu perawat RSU Kabupaten Tangerang dalam memahami dan mengaplikasikan ilmu serta skill yang telah didapatkan di pelatihan tersebut. b. Dana RSU Kabupaten Tangerang telah menyediakan dana khusus untuk kegiatan pelatihan perawat. Dana yang akan digunakan tersebut berada di Bidang Pelayanan Medik. Selain itu, diketahui bahwa untuk pelatihan perawat telah dilakukan pengalokasian dana dengan jelas untuk melancarkan proses administratif, dengan besaran sesuai angka yang tercantum di Rencana Bisnis Anggaran. c. Metode Dalam penyelenggaraan pelatihan perawat, pihak penyelenggara telah menetapkan metode yang akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan program. Selama tahun 2009 ini, metode yang sering dipakai dalam penyampaian materi pelatihan perawat internal adalah metode ceramah, tanya jawab/diskusi, presentasi kasus, simulasi/demonstrasi, dan latihan lapangan. Namun, penggunaan metode simulasi atau bed side teaching masih jarang digunakan dalam penyelenggaraan pelatihan perawat.

95 d. Sarana dan Prasarana Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana untuk pelatihan perawat RSU Kabupaten Tangerang sudah cukup memadai. Ada 3 ruangan yang dapat dipakai untuk pelaksanaan program tersebut. Penyediaan sarana seperti papan tulis, kursi belajar, ATK, OHP, laptop, LCD, dan modul pelatihan juga telah cukup difasilitasi dengan baik oleh pihak rumah sakit, sehingga tidak ada kendala yang terlalu menyulitkan ketika pelatihan perawat diselenggarakan. Namun, untuk alat bantu pelatihan seperti boneka phantom belum tersedia, hal ini cukup menjadi kendala ketika ingin melakukan test terhadap perawat orientasi dan ketika simulasi pelatihan. 8.1.2 Proses a. Perencanaan Hal pertama yang dilakukan oleh Bidang Keperawatan dalam rangka menyusun program pelatihan perawat adalah melihat kebutuhan pelatihan perawat. Hal tersebut pernah dilakukan dengan mapping tenaga untuk mengetahui jenjang karir perawat dan kriteria tentang pelatihan yang sudah pernah diikuti. Setelah melakukan analisis kebutuhan pelatihan perawat, lalu dirumuskan tujuan program pelatihan perawat. Hal tersebut tentunya disesuaikan dengan visi dan misi rumah sakit. Perencanaan pelatihan perawat tersebut dilakukan setiap awal tahun dan telah tertulis di RBA. Selain itu, disusun juga proposal pelatihan perawat yang berisi keterangan dari kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan. b. Pengorganisasian Selama tahun 2009, pengorganisasian yang dilakukan oleh Bidang Keperawatan dalam hal pelatihan perawat adalah dengan menjalin kerja sama dengan Instalasi Perawatan, Bidang Pelayanan Medik, dan juga Seksi Pelatihan & Litbang. Setiap hubungan berbeda bentuknya, hal tersebut

96 disesuaikan dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dipegang oleh pihak terkait. Hal tersebut bermanfaat untuk sinkronisasi kegiatan pelatihan perawat. Kegiatan pengorganisasian penyelenggaraan pelatihan perawat ini dapat dikatakan telah berlangsung secara efektif karena selama prosesnya tidak ditemui kendala yang cukup bermakna. c. Pelaksanaan Secara garis besar, kegiatan administratif dalam pelaksanaan pelatihan perawat RSU Kabupaten Tangerang telah berjalan dengan lancar. Cara untuk menggerakan perawat adalah dengan memberikan pengumuman terkait kegiatan pelatihan yang dilakukan melalui rapat koordinasi kepala ruang atau menelepon setiap instalasi untuk kembali mengingatkan tentang kegiatan pelatihan. Secara keseluruhan, tidak ada kendala yang berarti dalam hal pelaksanaan pelatihan perawat. d. Pengawasan Dalam pelaksanaan program pelatihan RSU Kabupaten Tangerang tahun 2009, fungsi pengawasan telah cukup dijalankan. Diketahui bahwa kegiatan pengawasan ini dilakukan baik secara intern dan juga ekstern. Pengawasan intern dilakukan oleh pihak rumah sakit kepada perawat peserta pelatihan yang telah mengikuti pelatihan keluar untuk memberikan kelengkapan administrasinya selama mengikuti kegiatan pelatihan eksternal serta pengkoreksian materi pelatihan internal yang disusun oleh pembicara. Pengawasan ekstern dilakukan oleh Inspektorat Pemda yang datang untuk melihat Laporan Kinerja Triwulan yang berisi tentang laporan kegiatan pengembangan keperawatan juga. Di Laporan Kinerja Triwulan tersebut tertulis dengan jelas setiap tahapan perencanaan kegiatan samapai pelaksanaan, sehingga memudahkan pihak pengawas untuk melakukan pengkoreksian.

97 e. Penilaian Hasil penelitian mengungkapkan bahwa untuk pelaksanaan pelatihan selama tahun 2009 sudah dilakukan evaluasi. Bentuk penilaian yang dilakukan oleh pihak penyelenggara dapat berupa kuestioner, pre dan post test, pemantauan aplikasi keterampilan asuhan perawatan di lapangan, laporan akhir kegiatan (dalam bentuk notulen), dan membagikan ilmu. Hanya saja dalam pelaksanaan pre dan post test tidak selalu dilakukan. Dan penilaian pada program pelatihan perawat baru dilakukan pada tingkat peserta. 8.1.3 Output Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak semua pelatihan perawat yang direncanakan dalam RBA direalisasikan seiring tahun berjalan. Selain itu, didapati juga bahwa intensitas pelatihan internal perawat RSU Kabupaten Tangerang masih dirasa kurang, justru yang lebih dominan adalah pelatihan eksternal. Kondisi tersebut dapat membuat proses pengembangan SDM perawat tidak berjalan dengan maksimal. Namun, didapati juga bahwa pelaksanaan pelatihan dirasa telah cukup mengakomodir kebutuhan perawat dalam melaksanakan tugas perawat sehari-hari. 8.2 Saran 8.2.1 Kepada Direksi a. Meningkatkan fungsi pengawasan untuk lebih mengetahui kondisi pengembangan perawat RSU Kabupaten Tangerang dengan tujuan optimalisasi pelayanan 8.2.2 Kepada Bidang Keperawatan a. Mengajukan usulan pembuatan protap khusus pelatihan perawat untuk kelancaran proses manajemen program pelatihan perawat di masa mendatang

98 b. Mengajukan penambahan intensitas pelatihan perawat internal untuk memenuhi kebutuhan optimalisasi kinerja perawat c. Mengajukan permohonan penambahan sarana pelatihan perawat agar pelatihan perawat dapat diselenggarakan lebih efektif d. Meninjau ulang proses perencanaan agar pelatihan perawat yang diselenggarakan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara menyeluruh dan tepat memenuhi kebutuhan perawat pada akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit