MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DISERTAI ICE BREAKER PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Oleh: Larasati Dian Palupi; Puji Nugraheni; Mita Hapsari Jannah Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: dlaras32@ymail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa SMK Muhammadiyah Kutowinangun kelas X TKR C. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dimana tiap siklus terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X TKR C SMK Muhammadiyah Kutowinangun tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 39 siswa. Instrumen penelitian ini adalah lembar angket minat belajar yang terdiri dari 20 pernyataan pada tiap akhir siklus, dan tes uraian yang terdiri dari 5 soal akhir siklus. Setelah data terkumpul, data dianalisis menggunakan rumus persentase. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: minat belajar siswa kelas X TKR C SMK Muhammadiyah Kutowinangun dapat dicapai dalam dua siklus. Minat siswa yang mencapai skor 70% sejumlah 61,53% pada siklus I sedangkan di siklus II minat seluruh siswa sudah mencapai skor 70%. Dari minat yang meningkat hasil belajar siswa juga meningkat. Pada siklus I yang memenuhi KKM sebesar 56,41% sedangkan di siklus II sebesar 92,30%. Kata kunci: Quantum Teaching, Ice Breaker, dan Minat Belajar Matematika. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dianggap siswa sebagai mata pelajaran yang menakutkan, membosankan, dan penuh dengan angka serta rumus. Tetapi di sisi lain matematika sangat memegang peranan penting karena dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berfikir cermat. Oleh karena itu, matematika perlu dikuasai oleh siswa. Dalam kehidupan sehari-hari, matematika digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh manusia. Ekuivalen: Model Pembelajaran Quantum Teaching Disertai Ice Breaker Pada Siswa Smk Muhammadiyah Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013 297
Keberhasilan proses belajar didukung oleh banyak faktor, salah satunya adalah minat belajar siswa. Seseorang dikatakan memiliki minat terhadap sesuatu apabila ia mempunyai perasaan senang, perasaan tertarik, dan penuh perhatian terhadap sesuatu hal tersebut. Slameto (2010: 180) mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa yang lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Dari maksud di atas ialah, seseorang dikatakan memiliki minat terhadap sesuatu, apabila ia mempunyai perasaan senang, perasaan tertarik dan penuh perhatian terhadap sesuatu hal tersebut. Syamsudin dalam Puspasari (2010: 44) berpendapat tentang cara mengembangkan minat: 1) mengenal tujuan, 2) membuat situasi menarik, 3) memelihara kondisi fisik dan mental. Minat belajar yang tumbuh dari dalam dan tanpa paksaan akan memudahkan siswa untuk menerima pelajaran dengan baik. Ismiatun (2010: 41) dituliskan ada beberapa indikator minat. Indikator tersebut adalah: 1) pengalaman belajar, 2) mempunyai sikap emosional yang tinggi, 3) pokok pembicaraan, 4) buku bacaan, 5) pertanyaan. Berdasarkan informasi dan pengalaman dari guru matematika kelas X TKR C SMK Muhammadiyah Kutowinangun, yaitu:1) minat siswa pada pelajaran matematika rendah, 2) matematika dianggap siswa sebagai pelajaran yang sulit, 3) lingkungan kelas yang membosankan. Hal ini dapat disebabkan karena cara guru mengajar di kelas masih menggunakan model pembelajaran tradisional yaitu ceramah. Dari permasalah tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Model pembelajaran Quantum Teaching berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya (Potter, dkk, 2008: 5). Dari model pembelajaran Quantum Teaching ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar matematika siwa. Untuk meningkatkan minat dalam belajar, dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching terdapat rancangan pengajaran yang dapat mewujudkan pembelajaran yang dinamis (Potter, dkk, 2008: 5). Langkah-langkah 298 Ekivalen: Kemampuan Memecahkan Masalah dalam Kompetensi Dasar Menghitung Keliling dan Luas Segitiga, Segiempat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013
pada model pembelajaran Quantum Teaching dikenal dengan singkatan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi, Rayakan). Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching ini akan lebih menyenangkan jika diselingi dengan Ice Breaker. Pengunaan Ice Breaker dalam pembelajaran dapat menghidupkan suasana belajar di kelas, yang berdurasi 2-5 menit. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah model pembelajaran Quantum Teaching disertai Ice Breaker dapat meningkatkan minat belajar matematika, khususnya pada siswa kelas X TKR C SMK Muhammadiyah Kutowinangun. Salah satu penelitian relevan sebelumnya adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Wahyu Widi Asrini (2010) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Bahasan Virus Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas X Semester 1 MAN 2 Kebumen. Menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas belajar siswa yang ditandai dengan meningkatnya persentase tiap aspek aktivitas belajar siswa pada siklus II meliputi aspek menyatakan pendapat 11,3%, menerima pendapat 11,4%, bekerjasama dalam kelompok 22,7%, mengikuti presentasi yang sedang berlangsung 9,9%, membuat catatan materi 12,1%, dan mengikuti proses pembelajaran yang antusias 0,7%. Hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan yang ditandai dengan adanya effect size sebesar 0,61%. METODE PENELITIAN Desain pada penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi.ptk dilakukan secara kolaborasi bertujuan untuk mengurangi unsur subjektivitas peneliti dan untuk kecermatan pengamat. Pada penelitian tindakan kelas (PTK) terdapat empat tahapan yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, 4) refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKR C SMK Muhammadiyah Kutowinangun tahun pelajaran 2012/2013, Objek dalam penelitian ini adalah proses penerapan model pembelajaran Quantum Teaching disertai Ice Breaker. Metode pengumpulan Ekuivalen: Model Pembelajaran Quantum Teaching Disertai Ice Breaker Pada Siswa Smk Muhammadiyah Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013 299
data menggunakan metode angket/kuesioner, dokementasi, dan metode tes tertulis. Teknik pengolahan data menggunakan rumus persentase. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari analisis data pada pengisian lembar angket minat dan tes tertulis siklus I, diperoleh minat siswa pada siklus I yang mencapai skor 70% sebesar 61,53% sedangkan persentase siswa yang melebihi KKM adalah 56,41% dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa melebihi KKM. Pada pengisian angket minat dan tes tertulis siklus II diperoleh bahwa pencapaian minat pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu mencapai skor 70% per siswa dan persentase siswa yang melebihi KKM adalah 92,30% dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa melebihi KKM. Pada siklus I rerata nilai hasil belajar siswa mencapai 66,63% dengan jumlah siswa yang 38 dari 39 siswa, ada sekitar 44% dari 39 siswa belum memenuhi batas minimal dari indikator keberhasilan yang diharapkan pada penelitian ini yaitu 70. Hal tersebut di atas disebabkan karena sebagian besar siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran Quantum Teaching sehingga dalam pembelajaran mereka merasa malu untuk bertanya jika ada hal yang belum jelas dan bingung dalam menerima pelajaran yang disampaikan dan siswa masih merasa kesulitan untuk mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas. Langkah yang diambil untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I adalah dengan lebih membangkitkan minat siswa agar lebih giat belajar, memperbanyak soal-soal latihan dan memberi hadiah kepada siswa yang dapat menjawab soal-soal latihan dengan benar serta membimbing siswa selama proses pembelajaran berlangsung, memberikan tugas kepada siswa pada pertemuan sebelumnya, memberikan gambaran tentang materi yang akan disampaikan pada siklus II. 300 Ekivalen: Kemampuan Memecahkan Masalah dalam Kompetensi Dasar Menghitung Keliling dan Luas Segitiga, Segiempat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013
Setelah dilakukan perbaikan, hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibanding pada siklus I. Untuk rerata nilai hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai 77,26% dengan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan indikator keberhasilan sudah mencapai 36 siswa, hasil ini sudah mencapai indikator keberhasilan sesuai yang diharapkan. Hasil tersebut diiringi dengan sebagia besar siswa sudah mulai giat mengerjakan soal-soal latihan dan tugas, hal ini terpantau peneliti selama siklus II, siswa sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan di kelas, banyak siswa yang aktif bertanya mengenai materi yang kurang dipahami dan tidak malu lagi untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas. Karena pada hasil siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan maka tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas X TKR C SMK Muhammadiyah Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013 khususnya pada materi trigonimetri setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum Teaching. Hasil penelitian selama siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan minat belajar siswa dan hasil belajar siswa kelas X TKR C SMK Muhammadiyah Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi trigonometri. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa lebih mudah menerima materi pelajaran melalui model pembelajaran Quantum Teaching, khususnya pada materi trigonometri. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: minat belajar siswa kelas X TKR C SMK Muhammadiyah Kutowinangun dapat dicapai dalam dua siklus. Minat siswa yang mencapai skor 70% sejumlah 61,53% pada siklus I sedangkan di siklus II minat seluruh siswa sudah mencapai skor 70%. Dari minat yang meningkat hasil belajar siswa juga meningkat. Pada siklus I yang memenuhi KKM sebesar 56,41% sedangkan di siklus II sebesar 92,30%. Ekuivalen: Model Pembelajaran Quantum Teaching Disertai Ice Breaker Pada Siswa Smk Muhammadiyah Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012/2013 301
Ada beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: 1) Bagi siswa, hendaknya selalu mempersiapkan diri dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran sehingga lebih mudah untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. 2) Bagi guru, untuk terus menerapkan variasi dalam proses belajar, sehingga siswa tetap bersemangat mengikuti proses belajar tersebut. 3) Bagi sekolah, perlu ditingkatkan kembali kelengkapan sarana dan prasarana sebagai penunjang proses belajar. 4) Bagi peneliti selanjutnya, Quantum Teaching menawarkan banyak variasi dalam pembelajaran yang menyenangkan, sehingga banyak peluang untuk dapat mempraktekannya, dan untuk lebih memaksimalkan proses serta hasil pembelajaran, pertimbangan dan persiapkan segala sesuatunya dengan sebaik mungkin. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika. DePorter Bobbi, Reardon, Mark & Singer, Sarah Nourie. 2008. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa. Ismiatun Erni. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Minta Belajar PAI Siswa Kelas VII D SMP N 2 Pandak Bantul. Diakses darigilib.uin-suka.ac.id/5857/1/bab%20i, IV,% 20DAFTAR.pdf pada tanggal 20 Maret 2013. Slameto. 2010. Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Suryoharjuno Kusumo. 2012. 100+ Ice Breaker Penyemangat Belajar. Surabaya: Ilman Nafia. 302 Ekivalen: Kemampuan Memecahkan Masalah dalam Kompetensi Dasar Menghitung Keliling dan Luas Segitiga, Segiempat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013