BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam ajaran Islam, menghadap arah Kiblat merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya menentukan arah Kiblat ketika hendak melaksanakan shalat. Bagi

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

BAB I PENDAHULUAN. wajib benar benar menghadap Ka'bah itu ( 'ain Ka'bah) tetapi orang yang jauh

Salman Alfarisy, Lc.* Sekretaris Asia Pacific Community for Palestine

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON

PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT

BAB V PENUTUP. penulis akan menyimpulkan sebagai jawaban dari beberapa pokok-pokok

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sesuai tuntutan zaman, baik pada zaman pra-

SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIK

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti zakat, infak, shadaqah, hibah, dan wakaf. Lembaga-lembaga ekonomi

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ARAH KIBLAT

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. (Kunandar,

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KONSEP UMUM TENTANG ARAH KIBLAT

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

PENENTUAN ARAH QIBLAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Zakat bukanlah sesuatu yang

Cara Mudah Penentuan Arah Kiblat

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

A. JUDUL. Oleh. Drs. H. Nabhan Maspoetra, MM

PEMANFAATAN METODE PERGESERAN TITIK BAYANGAN MATAHARI DALAM MENENTUKAN ARAH KIBLAT MESJID AGUNG DAN MESJID JAMI KOTA PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

BAB I PENDAHULUAN. Swt. yang utama adalah mendirikan shalat. Perintah ini langsung diturunkan oleh

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID BAITUSSALAM DUKUH GIRIKUSUMA DESA BANYUMENENG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK. Skripsi

MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA!

(Fenomena Matahari di Atas Ka bah) Pandapotan Harahap NIM: Abstrak

PENGARUH PERGESERAN LEMPENG BUMI TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI KOTA YOGYAKARTA

BAB IV AKURASI METODE ARAH KIBLAT MASJID-MASJID DI DESA SRUNI, KEC. JENGGAWAH, KAB. JEMBER JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB II LANDASAN TEORI. hukum menghadap kiblat dan cara menentukan arah kiblat sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

LEMBAR PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memenuhi salah

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten sidoarjo adalah Karena peneliti melihat masih banyak masjid masjid

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Paparan Data Masjid Ulul Albab (UIN) Maulana Malik Ibrahim

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan, yaitu perpindahan harta benda dan hak-hak material dari pihak yang

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

PENGENALAN PENGUKURAN ARAH KIBLAT DI TINGKAT MADRASAH IBTIDAIYAH/SEKOLAH DASAR MELALUI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SUDUT

BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL. A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel

BAB I PENDAHULUAN. salah satu fitrah manusia. Nilai itulah yang diajarkan oleh al-qur an. Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. karunia dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB IV NAVIGASI MAPALSA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. begitu saji di terapkan di peta karena adanya variasi magnet bumi, yaitu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (selanjutnya disebut LDII) merupakan

BAB IV ANALISIS METODE BAYANG-BAYANG AZIMUTH TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID BAITUR ROHIM

BAB IV ANALISIS METODE AZIMUTH BULAN SEBAGAI ACUAN PENENTUAN ARAH KIBLAT. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimuth Bulan

MENYELAMI KALBU AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan satu sama lainnya. Begitupun kegiatan manusia sehari-hari yang

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).

EXECUTIVE SUMMARY SKRIPSI PANDANGAN TOKOH MUHAMMADIYAH TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT DI KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir. Disebarluaskan melalui:

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh Mbah Shonhaji. Mbah Shonhaji adalah murid Sunan Ampel yang. Sunan Ampel dengan menunjuk jari tangannya ke arah barat, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan

APLIKASI ATURAN COSINUS DAN SINUS SEGITIGA BOLA DALAM PERHITUNGAN ARAH KIBLAT (SEBUAH RELASI ANTARA MATEMATIKA DAN AGAMA)

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TERJADINYA GERHANA DENGAN RUBU AL-MUAJAYYAB. A. Analisis Perhitungan terjadinya Gerhana dengan Rubu al-mujayyab

1 Abdu`rrahman, Aspek-Aspek Bantuan Hukum di Indonesia,(Jakarta: Cendana Press, 1983), h. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi suatu kesepakatan di kalangan para ulama bahwa. menghadap kiblat dalam suatu ibadah terutama pada ibadah shalat bisa

GRAF DUAL (DUAL GRAPH) DARI GRAF RODA (W n ) DAN GRAF HELM TERTUTUP (ch n ) SKRIPSI OLEH SUSANTIN FAJARIYAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. banyak manfaatnya dalam kehidupan praktis. Berbagai aspek kehidupan dan

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN. perkara perdata islam tertentu, bagi orang-orang islam di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanah pasal 4 Undang-Undang No 14 Tahun 1970 jo

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan oleh setiap umat muslim. Melaksanakan shalat dengan menghadap ke

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara maka semakin besar peluang kemajuan yang akan dicapai. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makkah. Orang muslim melakukan shalat dan ibadah yang lain dengan. bagian interior masjid yang mengarah ke Makkah.

PEMAHAMAN ADVOKAT ANGGOTA DPC PERADI MALANG TERHADAP SENGKETA EKONOMI SYARIAH SKRIPSI. Oleh: Indah Wati NIM

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

HISAB ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN RUBU MUJAYYAB (Studi Pemikiran Muh. Ma sum Bin Ali Dalam Kitab Ad-Durus Al-Falakiyyah) SKRIPSI

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

MAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

BAB I PENDAHULUAN. menyadarkan manusia akan potensi-potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan.

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang dilakukan pada sumber empiris. Aspek yang diteliti adalah alumni fakultas

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penentuan arah kiblat pada dasarnya mengkaji posisi atau markaz

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Falak merupakan salah satu khazanah keilmuan dalam Islam yang mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing. Dengan tujuan agar dapat diketahui posisi benda langit antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat membantu dalam pelaksanaan ibadah yang terkait dengan arah dan waktu. 1 Dalam ajaran Islam, menghadap ke arah kiblat ( Masjidil Haram / Ka'bah ) adalah suatu tuntutan syariah di dalam melaksanakan ibadah tertentu. Seperti hendak mengerjakan shalat dan menguburkan jenazah orang 1 Moh.Murtadho.Ilmu Falak Praktis, (Malang: UIN Malang Press, 2008), 05 1

2 Islam, ia juga merupakan sunah ketika adzan, berdoa, berdzikir, membaca Al- Quran, menyembelih binatang dan sebagainya semua itu wajib dilakukan menghadap kiblat. 2 Pada hakekatnya Kiblat adalah masalah arah, yakni arah yang menunjuk ke Ka bah di Makkah. Dan di seluruh titik permukaan bumi ini dapat ditentukan ke mana arah kiblatnya dengan cara perhitungan dan pengukuran. Oleh karena itu, perhitungan arah kiblat adalah perhitungan untuk mengetahui dan menetapkan ke arah mana Ka bah di Makkah itu dilihat dari suatu tempat di permukaan bumi ini, sehingga semua gerakan orang yang sedang melaksanakan shalat, baik ketika berdiri, ruku, maupun sujudnya selalu berimpit dengan arah yang menuju Ka bah. 3 Menghadap ke arah kiblat merupakan syarat sah bagi umat Islam yang hendak menunaikan shalat baik shalat fardhu lima waktu sehari semalam atau shalat-shalat sunnat yang lain. Hal ini berdasarkan surat Al-Baqarah 149: Artinya : Dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram, Sesungguhnya 2 http://rukyatulhilal.org/artikel/rashdul-qiblat-2008.html, (di akses tanggal 02 juli 2011) 3 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005), Cet.II,49

3 ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. 4 Banyak masjid masjid yang selama ini kita lihat belum diketahui apakah arah kiblatnya sudah tepat atau tidak. Karena dalam mengukur arah kiblatnya hanya dengan menggunakan alat - alat sederhana saja atau hanya dikira kira. Dalam hal itu Terdapat sebagian umat Islam yang mengambil sikap acuh tak acuh dan menganggap kelonggaran yang diberikan oleh syara yang membenarkan cukup menggunakan kaedah kiblat secara dzani saja. Masalah ini berkenaan dengan Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 144 : 4 Departeman Agama RI, Al-qur an dan terjemahannya (Bandung: AL-JUMANATUL ALI- ART,2004), 23

4 Artinya : Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. 5 Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kaidah penentuan arah kiblat baik secara tradisional maupun modern menyebabkan banyak sekali terdapat kekeliruan terhadap kenyataan arah kiblat yang ada di masyarakat. Kebanyakkan umat Islam sekarang lebih cenderung menggunakan kiblat masjid mengikut tradisi lama yaitu dari generasi ke generasi dan tidak pernah diukur ulang ketepatannya. Berdasarkan dari pengamatan sementara di kecamatan wonoayu kabupaten sidoarjo peneliti tertarik untuk meneliti tentang arah kiblat masjid yang berada di kecamatan wonoayu. Karena setelah peneliti melihat adanya masjid yang diperbaiki baik dari segi bangunan maupun arah dari masjid tersebut antara 3 sampai 5 masjid. Sehingga banyak dari masyarakat yang belum memahami bagaimana cara penghitungan arah kiblat yang benar. Dan peneliti ingin memberitahukan 5 Departeman Agama RI, 23

5 secara langsung jika metode perhitungan yang traditional lebih akurat dibanding dengan peralatan modern. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID DENGAN METODE BAYANG BAYANG KIBLAT (Study di Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo). B. Batasan Masalah Batasan masalah dalam ruang lingkup penelitian ini digunakan agar penelitian ini tidak kabur dan melebar pada permasalahan lain yang lebih luas. Maka peneliti memberikan batasan masalah penelitian ini pada pengujian Akurasi Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Bayang Bayang Kiblat ini hanya menggunakan 23 masjid dari 54 masjid yang ada di kecamatan wonoayu kabupaten sidoarjo. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah akurasi penentuan arah kiblat masjid Dikecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo berdasarkan metode bayang bayang kiblat? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan memahami perbandingan akurasi penentuan arah kiblat dengan metode bayang bayang kiblat. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini diantaranya yaitu:

6 a. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, pengalaman dan pemahaman yakni ilmu falak tentang bayang bayang kiblat yang berkaitan erat dengan penentuan arah kiblat. b. Dengan Hasil yang sudah diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pemikiran pemikiran ilmiah bagi Fakultas Syari ah khususnya di Jurusan Al-Ahwal Asy- Syakhshiyyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN MALIKI) Malang. c. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai titik awal dari penelitian selanjutnya dengan tema yang sama. d. Penelitian ini juga sebagai syarat untuk mendapatkan gelar S1 di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN MALIKI) Malang. Fakultas Syari ah khususnya di Jurusan Al-Ahwal Asy- Syakhshiyyah. 1. Secara Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan mahasiswa agar Dapat membandingkan dengan realita yang ada dilapangan dengan teori yang diperoleh dibangku kuliah khususnya ilmu falak tentang bayang bayang kiblat yang berkaitan erat dengan penentuan arah kiblat. b. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat Sebagai informasi dan pedoman untuk

7 mengaplikasikan Metode penentuan arah kiblat dalam penentuan arah kiblat sesuai dengan ilmu falak yang benar dan baku, dalam hal ini pengaplikasian bayang bayang kiblat dalam menentukan arah kiblat. F. Definisi operasional Untuk lebih mudah memahami pembahasan dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan beberapa kata pokok yang sangat erat kaitannya dengan penelitian ini. Di antaranya adalah: 1. Akurasi adalah ketepatan, kecermatan, ketelitian, kejituan, dan keakuratan. 6 Dalam hal ini adalah pengujian keakuratan arah kiblat Masjid. 2. Arah Kiblat adalah arah atau jarak terdekat sepanjang lingkaran besar yang melewati kota Ma kah (Ka bah) dengan tempat kota yang bersangkutan. 3. Metode Bayang Bayang Kiblat adalah bayangan suatu benda/tongkat yang ditancapkan tegak lurus pada bumi yang bila bayangan itu diperpanjang akan mengarah ke kiblat. G. Penelitian Terdahulu Kegiatan penelitian hampir semuanya selalu bertolak dari ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Pada semua ilmu pengetahuan, ilmuwan selalu memulai penelitiannya dengan cara mengutip apa-apa yang 6 M.dahlan Y. al-barry dan L. Lya Sofyan Yacub. Kamus Istilah Popular.(Surabaya: Target Press, 2003), hal 26

8 sudah dikemukakan ahli lain. Peneliti memanfaatkan teori-teori yang ada di buku atau hasil penelitian lain untuk kepentingan penelitiannya. Seorang peneliti yang mendalami, mencermati, menela ah dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku referensi atau hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitiannya, disebut mengkaji bahan pustaka atau studi kepustakaan. 7 Penelitian terdahulu berfungsi untuk membedakan antara penelitian yang peneliti akan lakukan dengan penelitian yang sudah ada. Berdasarkan pembahasan dalam skripsi ini penulis berusaha untuk melakukan telaah penelitian terdahulu, tetapi sejauh pengetahuan penulis, masih sedikit penelitian-penelitian yang membahas tentang permasalahan ilmu falak khususnya tentang Penentuan Arah Kiblat diantaranya adalah. Muhammad Ma mun (00210036) 2004, yang berjudul Penentuan Arah Kiblat Masjid-Masjid Di Kecamatan Lowokwaru Malang (Analisis Akurasi Menurut Metode Imam Nawawi Al-Bantani). 8 Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan mengenai penentuan arah kiblat dengan menggunakan metode Imam Nawawi Al-Bantani dengan tingkat akurasi masjid-masjid di kecamatan Lowokwaru dengan arah bervariasi jika diukur melalui arah barat ke utara. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan atau pengukuran sudut arah kiblat dari perbedaan mulai dari 11 kurang miring ke utara sampai dengan 28 terlalu miring ke utara. Sedangkan 7 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), 45 8 Mahasiswa universitas islam negeri maulana malik ibrahim malang fakultas syari ah jurusan al-ahwal asy-syaksiyyah.

9 sudut yang sebenarnya menurut metode Imam Nawawi Al-Bantani adalah 22. Abdullah Yakin (02210020) 2008, dengan judul Uji Akurasi Arah Kiblat Masjid Berdasarkan Teori Rubu Mujayyab Dan Teori Sinus-Cosinus (Studi Arah Kiblat di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember). 9 Peneliti memaparkan bahwa arah kiblat masjid-masjid di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember menggunakan teori rubu dengan besar deviasinya antara 0 sampai dengan 9. Dari kesemua penyelewengan dalam penentuan arah kiblat yang menggunakan teori rubu mengarah atau condong ke arah barat, berarti bangunan berada di sebelah selatan dari arah yang sebenarnya. Arah kiblat yang tepat mengarah ke arah kiblat dengan memakai teknik yang akurat menurut trigonometri (sinus-cosinus) adalah 0. Sedangkan arah bangunan masjid masjid yang menggunakan teori rubu jika diambil rata-rata dari deviasi di atas adalah 0 condong ke barat sejauh 4 dari deviasi 0 kurang mengarah ke utara 4. Dwi Nurul Khotimah (01210007) 2005, dengan judul Studi Empiris Arah Kiblat Masjid-Masjid Di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar (Studi Arah Kiblat Berdasarkan Teori sinus-cosinus). 10 Secara garis besar 40% masyarakat Ponggok dalam menentukan arah kiblat menggunakan kompas umum, 20% menggunakan rubu, dan 6,7 % menggunakan bencet Kesesuaian arah kiblat masjid-masjid di kecamatan 9 Mahasiswa universitas islam negeri maulana malik ibrahim malang fakultas syari ah jurusan al-ahwal asy-syaksiyyah. 10 Mahasiswa universitas islam negeri maulana malik ibrahim malang fakultas syari ah jurusan al-ahwal asy-syaksiyyah.

10 Pogok bila dihitung berdasarkan teori sinus cosinus dan besar deviasi tiaptiap masjid. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa kesesuaian arah kiblat menurut hasil perhitungan trigonometri, yaitu arah kiblat yang tepat menghadap kiblat sesuai dengan hitungan trigonometri sebanyak 47 % (41 masjid dari 88 masjid) dan masjid yang kurang tepat menghadap kiblat sesuai perhitungan trigonometri sebanyak 53 % (53 masjid dari 88 masjid). Tabel 1.1 No Nama/Tahun Lulus 1. Muhammad Ma mun/ 2004 2. Abdullah Penelitian Terdahulu Penentuan Arah Kiblat Masjid-Masjid Di Kecamatan Lowokwaru Malang (Analisis Akurasi Menurut Metode Imam Nawawi Al-Bantani). Uji Akurasi Arah Kiblat Obyek Yang Diteliti Semua metode yang digunakan dalam menentukan arah kiblat Semua metode yang Yakin/ 2008 Masjid Berdasarkan digunakan dalam Teori Rubu Mujayyab menentukan arah kiblat Dan Teori Sinus- Cosinus (Studi Arah

11 3. Dwi Nurul Kiblat di Kecamatan Ajung Kabupaten Jember) Studi Empiris Arah Semua metode yang Khotimah/ Kiblat Masjid-Masjid digunakan dalam 2005 Di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar (Studi Arah Kiblat Berdasarkan Teori sinus-cosinus). menentukan arah kiblat H. Sistematika Pembahasan Untuk memberikan gambaran mengenai isi skripsi dalam penelitian ini maka sistematika penulisan dan pembahasannya disusun sebagai berikut:: BAB I : PENDAHULUAN Yang meliputi beberapa keterangan yang menjelaskan tentang Latar belakang masalah sebagai penjelasan tentang timbulnya ide dan dasar pijakan penulisan ini, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Penelitian Terdahulu dan Sistematika Pembahasan.

12 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori dan konsep diantaranya membahas tentang pengertian arah kiblat, hukum menghadap kiblat, hikmah menghadap kiblat, metode Penentuan arah kiblat. Ini digunakan agar tidak terjadi perluasan dalam pembahasan. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pengantar dalam pengumpulan data yang diteliti dan dianalisis agar dalam penulisan penelitian ini bisa terarah. Bab ini dibagi menjadi beberapa sub bab, yaitu lokasi penelitian, jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan metode analisis data. BAB IV : PEMBAHASAN Bab ini berisi analisis data yang memuat tentang paparan data kecamatan wonoayu berupa data geografis dan kondisi sosial masyarakat, serta memuat rumusan masalah mengenai penentuan arah kiblat dengan metode bayang bayang kiblat dan bagaimana akurasinya.

13 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir yaitu penutup, yang berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran setelah diadakannya penelitian oleh peneliti.