SISTEM INFORMASI PEMBUATAN DENGAN PEMODELAN UML Romdhoni Susiloatmadja 1, Wahyu Kusuma Raharja 2, Nur Fitriana Bintarika 3 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Pondok Cina, Depok, 16424 1 romdhoni@staff.gunadarma.ac.id, 2 wahyukr@staff.gunadarma.ac.id, 3 rhi_moff@yahoo.com Abstrak Pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian () prosesnya kurang cepat karena belum menerapkan sistem informasi yang standar. Penelitian ini bertujuan untuk membuat Sistem Informasi Pembuatan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pembuatan. Kemudian dilakukan analisis untuk mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan sistem. Perancangan sistem ini menggunakan pendekatan Unified Modelling Language (UML) yang meliputi 5 diagram, yaitu diagram use case, diagram kelas, diagram paket, diagram sekuensial, dan diagram deploymet. Pembangunan sistem menggunakan bahasa pemrograman Java dan MySQL server sebagai database, serta Windows XP SP 2 sebagai sistem operasi. Hasil uji coba menunjukkan bahwa sistem ini dapat berjalan dengan baik. Sistem ini terhubung dengan database kriminalitas, sehingga informasi mengenai ada tidaknya catatan kriminal dari pemohon dapat diperoleh dengan cepat tanpa harus menunggu. Sistem juga menyimpan data pemohon, sehingga pada proses perpanjangan tinggal update data dan tidak perlu mengulang entri data yang sama. Kata kunci : sistem, pembuatan, pemodelan, UML 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Surat Keterangan Catatan Kepolisian () adalah surat yang dikeluarkan oleh kepolisian yang menerangkan bahwa pemohon tidak pernah mempunyai kesalahan hukum sehingga pernah dipenjara, ataupun berkelakuan buruk yang mengakibatkan pemohon mempunyai catatan di kepolisian. Umumnya digunakan sebagai syarat melamar kerja di instansi pemerintah atau yang lainnya. Tujuan adalah untuk mengetahui riwayat hukum seseorang, dan untuk memastikan bahwa orang tersebut tidak mempunyai kesalahan hukum yang berat, yang dapat mengakibatkan reputasi instansi tersebut menjadi buruk. Diterima kerja ataupun tidak, umumnya yang telah diserahkan tersebut tidak dikembalikan. Sementara itu, suatu saat mungkin akan diperlukan lagi untuk syarat melamar kerja atau keperluan lainnya. Pembuatan di Kepolisian Sektor (Polsek) Cibitung prosesnya kurang cepat. Permasalahannya adalah karena petugas pembuat harus menunggu informasi hasil pengecekan data tindak pidana dari bagian kriminalitas. Pemohon bisa memperoleh apabila ia tidak terlibat atau sedang terlibat dalam suatu kasus tindak pidana. Permasalahan lainnya yaitu pada proses perpanjangan masa berlakunya. Untuk perpanjangan masa berlakunya, maka lama harus dikembalikan, kemudian akan dibuatkan pengganti berdasarkan data pada lama tersebut. Jika pemohon tidak bisa menyerahkan lama, maka dianggap belum pernah membuat dan dianggap sebagai pemohon baru yang harus mengikuti proses pembuatan dari awal, seperti mengisi formulir, menyerahkan surat pengantar dari RT, RW, Kelurahan, dan lain-lain, sehingga akan menyita waktu. Permasalahan tesebut terjadi karena belum ada penyimpanan data pemohon yang terkomputerisasi dengan baik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dibuat Sistem Informasi Pembuatan yang mudah dioperasikan. Pemohon maupun petugas pembuat akan merasakan manfaat sistem informasi ini. Dengan sistem ini, maka proses pembuatan menjadi lebih praktis dan lebih efisien. Sistem ini dapat membantu dan memudahkan pekerjaan petugas sehingga prosesnya menjadi lebih cepat selesai. Petugas memperoleh informasi langsung dari data kriminalitas, sehingga tidak ada waktu tunggu.
Data-data pemohon dan juga data dapat tersimpan dengan baik dalam database sehingga bisa digunakan untuk proses perpanjangan. Sistem ini juga masih bisa dikembangkan menjadi sistem yang lebih besar yang terhubung dengan data kependudukan melalui internet, sehingga nantinya data-data pemohon tidak perlu dientri karena sudah tersedia dalam database. Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah metode untuk menganalisa dan merancang sistem dengan pendekatan berorientasi objek. Keuntungan dari metode ini adalah: Mendesain program dalam bentuk objekobjek. Proses pembuatan software lebih cepat dan dapat menggunakan ulang model yang telah ada. Kualitas yang tinggi dari software dapat dicapai karena adanya tested components. Memudahkan dalam perawatan karena perbaikan kodenya hanya diperlukan pada satu tempat. Membuat perubahan pada sistem tidak perlu membangun ulang keseluruhan sistem. Dalam pembuatan sistem, sebelum dilakukan proses pengkodean (coding), terlebih dahulu dilakukan proses perancangan software yang dikenal sebagai pemodelan (modelling). Unified Modelling Language (UML) merupakan sistem arsitektur yang bekerja dalam OOAD dengan satu bahasa yang konsisten untuk menentukan, visualisasi, mengkonstruksi, dan mendokumentasikan artifact yang terdapat dalam sistem software, untuk memodelkan bisnis, dan sistem nonsoftware lainnya. Artifact adalah sepotong informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa software. Artifact dapat berupa model, deskripsi, atau software. Tujuan dari pemodelan UML adalah: Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model yang mudah dan dimengerti secara umum. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan. UML dapat digunakan untuk membuat model pada semua jenis aplikasi software, di mana aplikasi tersebut dapat berjalan pada hardware, sistem operasi, dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. UML menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, sehingga lebih cocok untuk penulisan software dalam bahasa pemrograman berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.Net. UML juga dapat digunakan untuk modeling aplikasi procedural dalam VB atau C. Java merupakan salah satu bahasa pemrograman berorientasi objek. Kelebihan Java dibanding dengan bahasa pemrograman lainnya adalah: Bersifat portable dan platform independent, dengan adanya Java Virtual Machine (JVM). Memiliki garbage collection yang dapat mendealokasi memori secara otomatis. Menghilangkan pewarisan berganda yang terdapat pada C++. Mengurangi pointer aritmetik yaitu dengan menggunakan reference. Memiliki array sejati. Mengurangi kerancuan antara pemberian nilai pada statement kondisional. 1.2. Identifikasi Masalah Proses pembuatan belum menerapkan sistem informasi. Belum ada penyimpanan data pemohon yang terkomputerisasi dengan baik. Data pemohon tidak disimpan ke dalam database. Untuk perpanjangan, data tersebut masih diperlukan. Proses pengecekan data tindak pidana membutuhkan waktu dan tidak bisa dengan segera. Agar proses pembuatan menjadi lebih mudah dan cepat, maka perlu diterapkan Sistem Informasi Pembuatan. 1.3. Tujuan Menghasilkan Sistem Informasi Pembuatan yang dirancang dengan pendekatan UML. Dengan menerapkan Sistem Informasi ini diharapkan dalam proses pembuatan menjadi lebih mudah dan cepat. 1.4. Metode Penelitian Data-data yang diperlukan dikumpulkan melalui observasi di Polsek Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Data tersebut kemudian dianalisis dan selanjutnya dirancang sistem yang akan dibuat. Perancangan sistem menggunakan pendekatan UML yang meliputi 5 diagram, yaitu diagram use case, diagram kelas, diagram paket, diagram sekuensial, dan diagram deploymet. Pembangunan sistem menggunakan bahasa pemrograman Java dan MySQL server sebagai database, serta Windows XP SP 2 sebagai sistem operasi. 2. Problem Domain Dari observasi yang dilakukan di Polsek Cibitung diperoleh data-data dan gambaran mengenai proses pembuatan. Gambaran kasar (Rich Picture) pembuatan baru adalah seperti pada gambar 1. Gambaran kasar (Rich
Picture) perpanjangan adalah seperti pada gambar 2. 3.1. Diagram Use Case Gambar 3. Diagram Use Case Utama Aktor dan Spesifikasi Use Case Gambar 1. Rich Picture Pembuatan Baru Gambar 4. Aktor yang terlibat dalam proses pembuatan Gambar 2. Rich Picture Perpanjangan 3. Perancangan Sistem Sistem Informasi Pembuatan ini dirancang dengan menggunakan pendekatan Unified Modelling Language (UML) yang terdiri dari 5 diagram, yaitu diagram use case, diagram kelas, diagram paket, diagram sekuensial, dan diagram deploymet. Gambar 5. Use Case Login untuk Petugas
3.2. Diagram Kelas Diagram kelas ini menggambarkan kelaskelas yang ada dalam aplikasi. Aplikasi dibuat menggunakan bahasa pemrograman Java. berisi d i b u a t membuat Memohon punya Gambar 6. Use Case Pembuatan baru Gambar 9. Diagram Kelas Proses Pembuatan 3.3. Diagram Paket (Package Diagram) Dari kelas-kelas tersebut, selanjutnya dikelompokkan ke dalam paket-paket sehingga terbentuklah 4 paket utama dalam proses pembuatan. Gambar 7. Use Case Perpanjangan Gambar 10. Diagram Paket Proses Pembuatan 3.4. Diagram Sekuensial (Sequence Diagram) Diagram sekuensial ini menggambarkan urutan lagkah yang akan dilakukan petugas pada saat menggunakan aplikasi. Terdiri dari 4 diagram sekuensial yaitu Login Petugas, Pembuatan Baru, Perpanjangan, dan Pembuatan Laporan. Gambar 8. Use Case Pembuatan Laporan
Gambar 13. Sequence Diagram Perpanjangan Gambar 11. Sequence Diagram Login Petugas Gambar 12. Sequence Diagram pembuatan Baru Gambar 14. Sequence Pembuatan Laporan
3.5. Diagram Deployment UI printer F M SI Server UI server Tindak Pidana F Server M Server UI Tindak Podana SI Server F Tindak Pidana M Tindak Pidana SI Tindak Pidana Gambar 15. Komponen Arsitektur Sistem Pembuatan 4. Implementasi Setelah sistem ini selesai dibuat, kemudian dicoba untuk dioperasikan. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem ini dapat berjalan dengan baik. diperoleh informasi mengenai ada tidaknya catatan kriminalitas/tindak pidana pemohon. Sistem ini menyimpan seluruh data pembuatan yang terjadi setiap hari, baik pembuatan baru, maupun perpanjangan masa berlaku. Sistem ini dapat digunakan untuk pembuatan laporan adanya pembuatan dalam periode bulanan. Sistem ini juga merekam siapa user yang melakukan input atau update data, sehingga dapat dilacak. Sebelum sistem ini diterapkan, disarankan agar dikembangkan terlebih dahulu, yaitu: Disesuaikan dengan keinginan dari pihakpihak pengguna dan kebijakan dari Pimpinan Kepolisian sehingga hasilnya dapat dipakai sebagai sistem standar untuk semua Polsek. Membuat agar sistem ini terhubung dengan database kependudukan dari Kelurahan atau Kecamatan, sehingga dapat mengambil datadata pemohon yang diperlukan dan tidak perlu entri data tersebut. Membuat sistem informasi pembuatan untuk Polres dan kepolisian lainnya yang terhubung dengan sistem ini, karena ada instansi yang membutuhkan yang dikeluarkan oleh Polres. Daftar Pustaka Gambar 16. Diagram Navigasi 5. Kesimpulan dan Saran [1] A. Suhendar dan Hariman Gunadi, 2002, Visual Modelling Menggunakan UML dan Rational Rose, Bandung, Informatika Bandung [2] Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta, Andi Offset [3] Ariesto Hadi Sutopo, 2002, Analisis dan Desain Berorientasi Objek, Yogyakarta, J & J Learning [4] Edhy Sutanta, 2004, Sistem Basis Data, Jakarta, Graha Ilmu [5] Julius Hermawan, 2004, Analisa Desain dan Pemrograman Berorientasi Objek dengan UML dan Visual Basic.Net, Yogyakarta, Andi Offset [6] Richardus Eko Indrajit, 2001, Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi, Jakarta, Elek Media Komputindo Sistem Informasi Pembuatan yang telah dibuat ini dimaksudkan untuk membantu petugas pembuat agar proses pembuatan menjadi lebih mudah, praktis dan cepat. Hasil uji coba menunjukkan bahwa sistem ini dapat berjalan dengan baik. Beberapa kelebihan dari sistem ini antara lain adalah: Sistem ini terhubung dengan database kriminalitas, sehingga dapat langsung