PENGUKURAN DAN ANALISA SENSOR STRAIN GAUGE UNTUK PENGAMATAN LONGSOR

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISAS I SENSOR STRAIN GAUGE Kurriawan Budi Pranata 1, Wignyo Winarko 2, Solikhan 3

KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE. Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

TEGANGAN DAN REGANGAN

ISI PENDAHULUAN STRAIN GAGES TAHANAN LISTRIK JENIS-JENIS STRAIN GAGES KALIBRASI

BAB III METODE KAJIAN

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 1 Januari s/d Juni

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

MEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER

PENGARUH TINGGI GALIAN TERHADAP STABILITAS LERENG TANAH LUNAK ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

PENDAHULUAN. berkaitan dengan Modulus Young adalah elastisitas. tersebut berubah.untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JOBSHEET SENSOR BEBAN (STRAIN GAUGE)

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

Bab II STUDI PUSTAKA

Hukum Hooke. Diktat Kuliah 4 Mekanika Bahan. Ir. Elisabeth Yuniarti, MT

1. PERUBAHAN BENTUK 1.1. Regangan :

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

Diktat-elmes-agustinus purna irawan-tm.ft.untar BAB 2 BEBAN, TEGANGAN DAN FAKTOR KEAMANAN

Perbandingan Hasil Analisa Konsentrasi Tegangan Pada Plat Berlubang Akibat Beban Tarik Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga dan Kajian Eksperimen

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS LERENG DENGAN PERKUATAN PONDASI TIANG

BAB III KONSEP DASAR PERANCANGAN

PENGARUH VARIASI SUDUT DIES TERHADAP PENARIKAN KAWAT ALUMINIUM. Asfarizal 1 dan Adri Jamil 2. Abstrak

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304

Mengukur Modulus Elastisitas Batang Logam dengan Pelengkungan. Dwi Handayani Yulfi FKIP, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN ALAT UKUR REGANGAN MENGGUNAKAN SENSOR STRAIN GAUGE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 DENGAN TAMPILAN LCD

ANALISIS TEGANGAN EKSPERIMENTAL PADA BALOK BAJA WF 150x75x5x7 DENGAN MENGGUNAKAN STRAIN GAUGE

TUGAS SARJANA CHRYSSE WIJAYA L2E604271

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

TUGAS AKHIR. Analisa Tegangan dan Defleksi Pada Plat Dudukan Pemindah Transmisi Tipe Floor Shift Dengan Rib Atau Tanpa Rib. Yohanes, ST.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

Sistem pembumian plat Tahanan tubuh manusia Arus melalui tubuh manusia Arus fibrasi

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

BAB 11 ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE

STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR 2015

ANALISIS UNTUK MENENTUKAN FAKTOR KONSENTRASI TEGANGAN DENGAN EKSPERIMENTAL DAN METODE ELEMEN HINGGA

PERHITUNGAN BEBAN DAN TEGANGAN KRITIS PADA KOLOM KOMPOSIT BAJA - BETON

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI )

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

Kompetensi Dasar: 3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran:

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

matematis dari tegangan ( σ σ = F A

RANCANG BANGUN DYNAMOMETER UNTUK PENGUKURAN GAYA POTONG MESIN BUBUT

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kekuatannya yang besar dan keliatannya yang tinggi. Keliatan (ductility) ialah

I. TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER

Uji Kompetensi Semester 1

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

PENGUKURAN GAYA GESEK STATIS PADA BERBAGAI MACAM BERAS

ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

MATERIAL BETON PRATEGANG

BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

l l Bab 2 Sifat Bahan, Batang yang Menerima Beban Axial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

RANCANG BANGUN KIT PENENTUAN MODULUS YOUNG KAWAT BERBASIS MIKROKONTROLER

Kuliah ke-2. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH DIMENSI DAN JARAK PELAT KOPEL PADA KOLOM DENGAN PROFIL BAJA TERSUSUN

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

BAB II TEORI DASAR. seorang perencana / desainer harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang :

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

BAB III LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR BEBAN KERETA API. Enda Permana* )

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua

Transkripsi:

PENGUKURAN DAN ANALISA SENSOR STRAIN GAUGE UNTUK PENGAMATAN LONGSOR Djuhana, Bambang Herlambang Program Studi Teknik Mesin, Fak. Teknik, Univ. Pamulang Jl. Surya Kencana, No. 1, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, INDONESIA Abstrak - Sensor strain gauge sebagai alat pengamatan longsor telah dibuat. Sensor strain gauge dipasang pada sebuah pelat dari bahan baja tahan karat, kemudian sensor tersebut dihubungkan dengan unit display. Satuan yang ditunjukkan pada unit display adalah satuan gaya. Rancangan percobaan yang akan dilakukan adalah sebidang tanah yang mempunyai karakteristik tertentu, kemudian sensor gaya dipasang pada tanah tersebut, lalu timbunan tanah tersebutdisiram dengan intensitas curah hujan buatan setara dengan intensitas curah hujan 70 mmdan sebelum percobaan pengamatan longsor dilakukan dengan menggunakan strain gauge, sistem strain gauge perlu dilakukan pengukuran untuk mengetahui karakteristik. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa strain gauge yang dipasang menunnjukkan linieritas yang baik. Kata Kunci: strain gauge, pengukuran,longsor, curah hujan,baja tahan karat. Abstract - Strain gauge sensors as tools observations have been made. Strain gauge sensors mounted on a plate of stainless steel material, then the sensor is connected to the display unit. The units shown on the display unit is a unit of force. The design of experiments to be performed is a plot of land that have certain characteristics, then the force sensor is mounted on the land and soil deposits tersebutdisiram with rainfall intensity artificial equivalent to the intensity of the rainfall 70 mm and prior experimental observations landslide done using a strain gauge, system strain gauge measurements were taken to determine the characteristics. The measurement results show that the strain gauge mounted menunnjukkan good linearity. Key words: strain gauge,, pengukuran, landslides, rainfall, stainless steel. I. PENDAHLUAN Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Longsor merupakan perpindahan bebatuan dan material lainnya dalam jumlah besar secara tiba-tiba atau berangsur yang umumnya terjadi di daerah terjal dan tidak stabil. Dengan kondisi longsor ini mengakibatkan banyak korban. Berbagai cara pengamatan longsor dari mulai yg sederhana maupun dengan peralatan yang rumit. Salah satu alat untuk pengamatan longsor dapat menggunakansensor strain gauge. Strain gauge merupakan sensor yang paling banyak dipakai untuk pengukuran regangan. Operasinya berdasarkan pada prinsip bahwa tahanan lisrtik suatu konduktor (penghantar) berubah bila mengalami deformasi mekanik. Dalam pemakaiannya, strain gauge dengan lem khusus disatukan dengan specimen dalam kondisi tanpa beban. Ketika specimen mendapat beban, deformasi akan terjadi baik pada specimen maupun strain gauge yang mengakibatkan perubahan tahanan strain gauge. Dengan menggunakan rangkaian jembatan Wheatstone perubahan tahanan tersebut dapat mengukur regangan specimen. Perubahan regangan yang bisa dikonversikan ke satuan gaya dan juga keluaran sensor langkah adalah besaran listrik maka memungkinkan untuk dihubungkan ke sistem kontrol atau komputerisasi. Sensor gaya yang dibuat adalah bahan baja tahan karat. Kemudian dilakukan pengukuran gaya dengan kapasitas tetentu dan dianalisa untuk mendapatkan karakteritik dari sensor tersebut. Tulisan bertujuan rancang bangun sensor gaya yang akan digunakan untuk percobaan pengamatan tanah longsor. ISSN : 2541-3546 C - 24

II. TEORI DASAR Kelongsoran adalah suatu proses perpindahan massa tanah atau batuan dengan arah miring dari kedudukan semula sehingga terpisah dari massa yang mantap karena pengaruh gravitasi dan rembesan (seapage). Faktor-faktor penyebabkelongsoran Faktor-faktor penyebab kelongsoran secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu akibat pengaruh luar (External Effect) dan akibat pengaruh dalam (Internal Effect) [1]. Analisis stabilitas lereng meliputi konsep kemantapan lereng yaitu penerapan pengetahuan mengenai kekuatan geser tanah. Keruntuhan geser pada tanah dapat terjadi akibat gerak relatif antar butirnya. Karena itu kekuatannya tergantung pada gaya yang bekerja antar butirnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan geser terdiri atas, bagian yang bersifat kohesif, tergantung pada macam tanah dan ikatan butirnya dan bagian yang bersifat gesekan, yang sebanding dengan tegangan efektif yang bekerja pada bidang geser. Dalam menganalisa stabilitas lereng harus ditentukan terlebih dahulu faktor keamanan ( FK ) dari lereng tersebut. Secara umum faktor keamanan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya penahan dan gaya penggerak longsoran [2]. Gaya penggerak FK = ------------------------ (1) Gaya penahan dengan : FK = Faktor keamanan (tanpa satuan) Gaya penggerak (N) Gaya penahan (N) Analisis kestabilan lereng dapat dihitung dengan menghitung momen penahan dan momen penggerak pada lingkaran longsoran. 2.1. Sensor Gaya Suatu batang dengan panjang L 0 menerima gaya aksial sebesar F, sedemikian hingga batang tersebut mengalami deformasi bertambah panjang sebesar L, maka dikatakan bahwa pada batang timbul regangan longitudinal atau regangan normal sebesar [ 1] : L ε a = (2) L0 dengan: L = Perubahan panjang (mm) L 0 = Panjang semula (mm) Gambar 1. Regangan pada batang dengan beban tarik. ISSN : 2541-3546 C - 25

Pada saat yang sama, karena volume batang tetap, penampang batang akan berkurang dan dikatakan pada batang tersebut timbul regangan transversal sebesar : dengan : ε t = Regangan transversal (tanpa satuan) D = Perubahan panjang pada penampang batang (mm) D 0 = Panjang semula pada penampang batang (mm) D ε = (3) D Perbandingan antara regangan transversal dengan regangan normal disebut Poisson s Ratio yang dinyatakan dengan : ε t ν = ------------- (4) ε a Harga ν (Poisson Ratio) selalu negatip karena nilai ε t dan ε a selalu berlawanan tanda. Besarnya harga ν untuk setiap material pada umumnya 0,3. 2.2. Hubungan Tegangan Regangan Hubungan antara tegangan dan regangan dapat diperoleh dari hasil uji tarik material yang diplot dalam bentuk grafik dan biasa disebut Diagram Tegangan Regangan. Diagram Tegangan Regangan menjelaskan karakterisrik / sifat mekanis material. Ditunjukan bahwa pada awalnya terjadi hubungan tegangan regangan yang linier disebut daerah elastisitas sampai titik tertentu yang disebut titik batas elstisitas atau batas proporsional, pada daerah inilah berlaku hukum Hooke. Hukum Hooke dituliskan [3]: dengan : σ = Tegangan (N/m 2) ε = Regangan (m/m) atau (%) E = Modulus elastisitas (N/m 2) 0 σ = ε x E [N/m 2 ] (5) 2.3. Sensor Regangan Resistif. Sensor ini bekerja berdasarkan perubahan nilai resistansi akibat adanya perubahan mekanik. Sensor ini disebut sensor regangan tahanan listrik (Electrical Resistance Strain Gauge). Gambar 2. Sensor regangan resistif ISSN : 2541-3546 C - 26

Prinsip dasar cara kerjanya adalah berdasarkan perubahan bentuk / dimensi dari suatu kawat logam akan mengakibatkan perubahan tahanan listrik kawat tersebut berdasarkan persamaan : L R = ρ (6) A R = Tahanan listrik (Ω) ρ = Tahanan jenis kawat (Ω / m) L = Panjang kawat (m) A = Luas penampang kawat (m 2 ) III. METODE PENELITIAN Material untuk tempat sensor menggunakan baja tahan karat 3016 L dengan pertimbangan bahan tersebut mempunyai tahan terhadap korosi lebih baik. Bahan tersebut dirancang bebentuk pelat dan dibentuk dengan menggunakan proses mesin frais. Kemudian setelah pelat dibentuk lalu strain gauge dipasang pada pelat tersebut. Strain Gauge yang dipilih adalah bentuk satu arah (single) dengan ukuran sedang (Grid length 3 mm) dalam hal ini digunakan produk TML tipe FLA-3-350-11 Gauge length 2 mm Untuk Steel Tahanan 350 Ohm Lem jenis CN (cyanoacrylate) Dimensi pelat dudukan sensor strain gauge seperti berikut : SG t = 1 40 2 Gambar 3. Sensor strain gauge Peralatan Pengukuran Peralatan yang digunakan untuk pengukuran adalah sebagai berikut: 1. Anak timbangan 0,025 kg s.d 0,250 kg 2. Amplifier tipe DS-24 Full Bridge. Cara Pengukuran 1. Pasang penjepit pada rangka. 2. Pasang sensor strain gauge pada penjepit. 3. Hubungkan amplier dengan sensor strain gauge. 4. Tempatkan anak timbangan pada sensor strain gauge. 5. Pembebanan strain gauge secara bertahap dari mulai 0,025 kg s.d 0,25 kg. 150 IV. HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA Hasil pengukuran strain gauge dengan variasi masa dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. ISSN : 2541-3546 C - 27

Tabel 1. Hasil Pengukuran Gaya Nominal Gaya Sebenarnya KetidakPastian Kgf kgf N Kgf N 0,00 0,00 0,00 0,06 0,57 0,24 0,25 2,48 0,06 0,57 0,49 0,51 5,00 0,06 0,57 0,73 0,78 7,68 0,06 0,57 0,98 1,03 10,13 0,06 0,57 1,22 1,29 12,68 0,06 0,57 1,47 1,53 15,04 0,06 0,57 171 1,77 17,33 0,06 0,57 1,96 1,99 19,52 0,06 0,57 2,20 2,20 21,61 0,06 0,57 2,45 2,44 23,90 0,06 0,57 Hubungan antara gaya aktual dengan gaya nominal diperlihatkan pada gambar 4 sebagai berikut. Gambar 4. Hubungan antara Gaya Aktual terhadap gaya Nominal Dari tabel 1 dan gambar 4 menunjukkan bahwa hasil pengukuran strain gauge yang dipasang dan dudukannya menunjukkan kekuatan gaya aktual sampai 2,44 kgf. Sedangkan penekanan lebih dari gaya tersebut tidak menunjukkan linier. Kemudian dari hasil evaluasi perhitungan nilai ketidakpastian yang diperoleh adalah 0,57 N. ISSN : 2541-3546 C - 28

V. KESIMPULAN Hasil pengukuran dan analisa yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa strain gauge yang dipasang adalah linier 2. Perolehan ketidakpastian adalah 0,57 N. DAFTAR PUSTAKA [1]. Karl Hoffmann, An Introduction to Measurement using Strain Gauge, Hottinger, 1994. [2]. Thomas G.Beckwith, N.Lewis Buck, Roy D.Marangoni, Univercity of Pittsburgh, Pengukuran Mekanis, Edisi Ketiga Jilid I, Alih Bahasa : Ir. Kusnul Hadi, Penerbit Erlangga 1987. [3]. Howard, Metal Handbook,American Society for Metals, Ohio,1995. [4]. Steven C. Chapra, Metode Numerik Untuk Teknik Dengan Penerapan Pada Komputer Pribadi, Penterjemah S. Sardy, Pendamping Lamyarni I.S, Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 1991. [5]. J.P.Holman, Professor of Mechanical Engineering Southern Methodist University, Terjamahan dalam Bahasa Indonesia, Erlangga, 1987. [6]. W.J.Gajda,Jr, Associate Professor of Electrical Engineering University of Notre Dame, Metode Pengukuran Teknik Edisi ke empat, Penterjemah Ir.E.Jasjfi, M.Sc, Lembaga Minyak dan Gas Bumi, Penerbit Erlangga 1985. ISSN : 2541-3546 C - 29