KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Plt Kepala, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA

dokumen-dokumen yang mirip
LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei Sekretaris Utama, DR. Sudibyo Alimoeso, MA i

MATRIKS 2.3. RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN FEBRUARI 2013

BAB. I TARGET SASARAN KINERJA PELAKSANAAN KEPENDUDUKAN DAN KB PROVINSI JAWA TENGAH

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM ( RADALGRAM ) MARET 2016 PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN JULI 2012

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

Yang kami hormati: Assalamu alaikum wr wb; Selamat Pagi dan Salam Sejahtera, Oom swastiastu,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DAN ANGGARAN (RADALGRAM) DATA sd. SEPTEMBER 2015

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN AGUSTUS 2012

Potret KB DIY dan Tantangan ke Depan

DAFTAR ISI B. PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA C. PROGRAM KETEHANAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA D. PROGRAM PENGUATAN PELEMBAGAAN KELUARGA KECIL

KATA PENGANTAR KEPALA BKKBD KAB.MINAHASA TENGGARA. Dr.SAUL E ARIKALANG,M.Kes. PEMBINA UTAMA MUDA NIP

RAPAT KERJA DAERAH (RAKERDA) PROGRAM KB NASIONAL Mamuju, 1 8 Maret 2009

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Maret 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Data s.d Maret P a g e

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Februari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Maret 2014)

BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013

LAKIP TA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA PEMERINTAH KOTA PASURUAN P E M E R I N T A H K O T A P A S U R U A N

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang

ANALISIS & EVALUASI HASIL PELKON & DALLAP. (Data Bulan Mei 2014)

POINTERS KEYNOTE SPEECH MENTERI KESEHATAN RI PADA RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB TAHUN 2013 Jakarta, 30 Januari 2013

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2015

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Februari 2014)

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan September 2014)

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2013 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

KEGIATAN STRATEGIS BIDANG DALDUK

15. URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN MEI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

TAHUN RENJA 2015 Created by Tim Penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR,

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Mei 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Page 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

EVALUASI PROGRAM KKBPK KABID ADPIN

Rencana Strategis BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN

AKSELERASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK SEMESTER II TAHUN 2016

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM S/D BULAN FEBRUARI 2012 PERWAKILAN BKKBN PROV. KALTIM SAMARINDA

RENJA 2015 Created by Tim Penyusun

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Juni 2014)

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Januari 2012 Page 1

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN DESEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KB NASIONAL PROPINSI SULAWESI BARAT TAHUN 2009

Grafik 1. Cakupan Laporan JANUARI 45,67 39,75 FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA

CAPAIAN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KB DAN PEMBANGUNAN KELUARGA sd. BULAN MEI 2016

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan April 2014)

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Desember 2012 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM & ANGGARAN. (Data Bulan Desember 2014)

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Program KKB Kota Tegal Tahun 2015

KATA PENGANTAR. Palembang, 15 Agustus 2012 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP

MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL. Oleh : Drs. Andang Muryanta

MATERI TELAAH PROGRAM KKBPK TAHUN 2016 BIDANG KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA. Jakarta, 5 September 2016

Oleh; Drs. Ipin.Z.A Husni, MPA Kepala Biro Perencanaan BKKBN

PARAMETER KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

PROFIL BPPKB KABUPATEN KARANGASEM

Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya

ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN FEBRUARI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN NOVEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN NOVEMBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

MEMAHAMI ARAH PROGRAM KKBPK TAHUN

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 45 TAHUN 2008 T E N T A N G

Jalan Rasuna Said No. 74 Padang Sumatera Barat Telp Fax Kode Pos : 25114

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA SELATAN

Grafik 1. Cakupan Laporan Kaltim FEBRUARI 24,86 FKB FKB SWASTA DPS BPS LAINNYA PEMERINTAH. Grafik 2. Cakupan Laporan Kaltara FEBRUARI

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN OKTOBER Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

KONTRAK KINERJA PROGRAM D.I. YOGYAKARTA 2013

RAPAT PENGENDALIAN PROGRAM DATA S.D BULAN JANUARI Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, maka penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2012 BKKBN dapat diselesaikan dengan baik. Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap Kementerian dan Lembaga Non Kementerian wajib melaporkan akuntabilitas kinerjanya, oleh sebab itu BKKBN telah menyusun LAKIP Tahun 2012 sebagai alat penilaian kualitas kinerja yang diharapkan dapat mendorong etos kerja seluruh personil, baik secara individu maupun sebagai bagian dari teamwork, agar menjadi lebih baik pada tahun-tahun mendatang. Selain dari itu, laporan akuntabilitas ini juga diharapkan dapat mempercepat terwujudnya good governance dan berfungsi sebagai laporan pertanggungjawaban kepada publik dalam melaksanakan pembangunan Kependudukan dan KB untuk mendukung pencapaian terwujudnya Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Dengan dilandasi kesadaran bahwa apa yang telah dilaksanakan dan dicapai oleh BKKBN tidak terlepas dari peran aktif dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih. Akhirnya, kritik serta sumbang saran pembaca sangat kami harapkan sebagai bahan koreksi dan untuk penyempurnaan penulisan LAKIP BKKBN di masa-masa yang akan datang. Jakarta, Maret 2013 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Plt Kepala, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA i

Ringkasan Eksekutif Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) merupakan salah satu fokus program prioritas nasional yang mendapatkan perhatian dan komitmen dari Pemerintah. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang merupakan penjabaran visi dan misi Pemerintah berisikan kebijakan, progam, dan kegiatan Pemerintah untuk kurun waktu 2010-2014 termasuk upaya pengendalian penduduk sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan SDM yang berharkat, bermartabat, beretika, berbudaya, beradab dan berdaya saing. Dalam RPJMN disebutkan bahwa program KKB merupakan rangkaian pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas sebagai langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Pembangunan Kependudukan di Indonesia diarahkan sebagai upaya pengendalian kuantitas penduduk melalui keluarga berencana dan penyerasian kebijakan pengendalian penduduk dengan pembangunan lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas penduduk melalui perwujudan keluarga kecil yang berkualitas dan pembangunan yang berwawasan kependudukan. Rencana strategis (Renstra) BKKBN tahun 2010-2014, yang merupakan penjabaran dari RPJMN, merupakan dasar pelaksanaan program KKB selama 5 tahun. Upaya yang berkaitan dengan pengendalian kuantitas dan peningkatan kualitas penduduk, keluarga dan masyarakat tersebut dituangkan ke dalam satu program teknis, yaitu Program Kependudukan dan Keluarga Berencana, serta tiga program generik, yaitu Program Pelatihan dan Pengembangan BKKBN; Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya; dan Program Pengawasan dan Peningkatan Aparatur BKKBN. Renstra BKKBN tersebut kemudian dijabarkan sebagai rencana kerja tahunan (RENJA) dimana perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan evaluasinya dilakukan melalui pencatatan dan pengukuran kinerja yang dilakukan secara rutin. Dengan demikian proses perencanaan program dan anggaran dapat dilakukan lebih relevan dan terukur karena telah mengacu kepada perencanaan yang berbasis kinerja, ii

Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah dan anggaran terpadu (unified budgeting). Dalam pelaksanaannya pembangunan KKB diarahkan untuk memenuhi harapan Customer yang terdiri dari para pemangku kepentingan (stakeholder) dan mitra kerja baik di pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten-kota). Sedangkan pada pemantauanevaluasi, semua kinerja BKKBN telah melalui pengendalian program yang berkesinambungan dan berkala. Kesemuanya telah didokumentasikan secara baik dan dimanfaatkan sebagai alat pengendali kinerja. Untuk pengukuran kinerja BKKBN telah disusun indikator kerja utama (IKU) serta dipantau setiap bulan dalam forum rapat pengendalian program (Radalgram), setiap Semester melalui Review program KKB dan Tahunan melalui penilaian KKB dan KPI. Sementara itu, langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan program KKB di daerah dilakukan dengan sinkronisasi dan pengembangan kegiatan terpadu dan komprehensif melalui berbagai kegiatan yang telah disosialisasikan kepada pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten dan kota melalui Perwakilan BKKBN Provinsi dengan merujuk kepada Renstra BKKBN dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam memperkuat langkah tersebut di lapangan, dilakukan antara lain melalui (1) Penguatan kemitraan dengan stakeholder dan mitra kerja terkait; (2) Sinkronisasi Program dan Anggaran Pusat dan Daerah; (3) Penguatan Dana Alokasi Khusus (DAK) bagi Kabupaten dan Kota tertentu. Berdasarkan Pemantauan dan Evaluasi Program KKB menurut hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 (SP 2010) menunjukkan jumlah penduduk mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah sekitar 32 juta dari jumlah penduduk tahun 2000. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk Indonesia periode 2000-2010 berkisar pada angka 1,49% per tahun atau naik 0,04% dibandingkan hasil SP 2000. Oleh sebab itu diperlukan upaya yang lebih keras agar target RPJMN pada akhir tahun 2014 untuk laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,14% dapat tercapai. RPJMN 2010-2014 juga menargetkan rata-rata jumlah anak yang dimiliki wanita Indonesia adalah 2,1 anak. Jika diperhatikan tren angka fertilitas (TFR) hasil Sensus dan Supas dari tahun 1971 sampai 2005 menunjukkan adanya kecenderungan iii

menurun. Pada awal tahun 1970 angka fertilitas total 5,61 per wanita menurun signifikan menjadi 2,26 per wanita pada tahun 2005. Namun, hasil SDKI tahun 2007 menunjukkan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita masih 2,6 anak, dan hasil SDKI 2012 menunjukkan perkembangan yang stagnan, yaitu tetap pada angka 2,6 per wanita. Disamping itu angka kesuburan remaja yang diukur dengan ASFR 15 19 tahun menunjukkan masih belum mencapai sasaran yang diharapkan, yaitu 48 per 1000 wanita sehingga fokus kepada remaja harus ditingkatkan. Bila dilihat persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi kontrasepsi modern, hasil SDKI 2012 (preliminary report) menunjukkan tidak ada kenaikan yang signifikan dalam penggunaan kontrasepsi dibandingkan dengan hasil SDKI 2007. Pada tahun 2007, SDKI mencatat sebanyak 57,4% pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi modern, sedangkan SDKI 2012 mencatat angka 57,9% atau kenaikannya hanya sebesar 0,5% selama kurang lebih 5 tahun. Hasil SDKI 2012 mencatat persentase jumlah wanita yang sudah tidak ingin anak lagi dan atau masih ingin mempunyai anak tetapi ditunda dan tidak menggunakan salah satu metoda kontrasepsi (unmet need) sebesar 8,5%. Walaupun angka ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 (9,1%), namun angka ini masih jauh apabila dibandingkan target RPJM sebesar 5,0%. Diperlukan upaya-upaya yang mempunyai daya ungkit yang tinggi antara lain peningkatan akses informasi dan akses pelayanan KB sehingga unmetneed dapat diturunkan paling sedikit 3,5% dalam waktu 2 tahun ke depan. Untuk pencapaian program tahun 2012 yang berkaitan dengan indikator kinerja peserta KB baru (PB), seperti PB Total, PB Mandiri, PB MKJP, PB Pria, dan PB KPS & KS-I, data statistik rutin BKKBN menujukkan hasil yang menggembirakan, kecuali untuk PB Mandiri. Untuk PB Total, dari target sebesar 7,38 juta peserta tercapai sebesar 9,39 juta peserta atau 127,1%. PB Mandiri, dari target sebesar 3,4 juta peserta tercapai 3,1 juta peserta atau 91,2%. PB MKJP dengan target sebesar 12,9% dari PB Total tercapai 17,8% atau 138%. PB Pria dengan target sebesar 4,3% dari total PB Total tercapai iv

sebesar 8,5% atau 197,7%. Sementara itu, PB KPS dan KS-I dengan target sebanyak 3,9 juta peserta tercapai sebanyak 4,2 juta peserta atau 107,7%. Untuk pencapaian indikator kinerja peserta KB aktif (PA), seperti PA, PA Mandiri, PA MKJP, dan PA KPS & KS-I, hasilnya bervariasi. Untuk PA Total, dari target sebesar 28,2 juta peserta tercapai sebesar 28 juta peserta atau 99,31%. PA Mandiri, dari target sebesar 49,7% dari PA tercapai 43,8% atau 88,1%. PA MKJP dengan target sebesar 25,9% dari PA tercapai 24,9% atau 96,1%. Sementara itu, PA KPS dan KS-I dengan target sebanyak 12,5 juta peserta tercapai sebanyak 14,6 juta peserta atau 116,8%. Dukungan anggaran untuk pelaksanaan program KKB nasional tahun 2012 yang dituangkan melalui APBN sejumlah Rp.2.272.536.381.000,-. Secara nasional mengalami penurunan sebesar Rp.248.867.745.000 (9,87%) dibanding anggaran tahun 2011 sebesar Rp.2.521.404.126.000,-.Dukungan anggaran tersebut dialokasikan untuk pelaksanaan satu program teknis, yaitu Program Kependudukan dan KB, serta tiga program generik, yaitu Program Pelatihan dan Pengembangan BKKBN; Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya; serta Program Pengawasan dan Peningkatan Aparatur BKKBN. Dukungan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Kabupaten-Kota tertentu tahun 2012 adalah sebesar Rp. 392.257.000.000,- Penyerapan anggaran BKKBN pada tahun 2012 sebesar Rp 2.212.791.468.184,- atau 97,37% persen dari total pagu anggaran, namun masih terdapat permasalahan dalam pengelolaan Keuangan dan BMN yang harus disempurnakan pada tahun 2013 antara lain legalitas atau payung hukum dari alokasi anggaran APBN kepada SKPD-KB Kabupaten dan kota. v

DAFTAR ISI Hal. KATA PENGANTAR... RINGKASAN EKSEKUTIF... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... i ii vi vii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... B. Tugas, fungsi, dan Kewenangan BKKBN... C. Struktur Organisasi... D. Dasar Hukum... E. Sistematika Penyajian... 1 3 4 6 6 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 8 A. Perencanaan Kinerja... B. Perjanjian Kinerja... 8 17 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUNAN... 19 A. Analisis Pencapaian Indikator Kinerja Tahun 2012... B. Akuntabilitas Keuangan... 19 49 BAB IV. PENUTUP... 55 LAMPIRAN vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk terhadap 23 Sasaran Gambar 3.2 Perkembangan Pencapaian CPR terhadap Sasaran 24 Gambar 3.3 Perkembangan Pencapaian Unmet Need terhadap Sasaran 25 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Perkembangan Pencapaian PA terhadap Sasaran Perkembangan Pencapaian PB Mandiri terhadap Sasaran 28 30 Tahun 2010, 2011 dan 2012 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Perkembangan Pencapaian PA Mandiri terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perkembangan Pencapaian PB MKJP terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perkembangan Pencapaian PA MKJP terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perkembangan Pencapaian PB Pria terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perkembangan Pencapaian PB KPS dan KS I terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Perkembangan Pencapaian PA KPS dan KS I terhadap Sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 Sertifikat Opini BPK RI Atas Laporan Keuangan BKKBN 31 32 33 34 35 36 49 Tahun 2011 Gambar 3.13 Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Tahun 2012 52 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Perkembangan Pencapaian PB terhadap PPM-PB 26 Menurut Jenis Kontrasepsi Tahun 2010, 2011 dan 2012 Tabel 3.2 Perkembangan Pencapaian PB menurut Jenis 27 Kontrasepsi terhadap Total PB Tahun 2010, 2011 dan 2012 Tabel 3.3 Persentase Keluarga, PUS, WUS dan Remaja yang 37 pernah Mendengar Informasi tentang Kependudukan dan KB melalui Media Massa dan Luar Ruang Tabel 3.4 Realisasi Anggaran s.d Desember 2012 51 vii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kondisi kependudukan di Indonesia saat ini baik yang menyangkut jumlah, kualitas, maupun persebarannya merupakan tantangan yang berat yang harus diatasi bagi tercapainya keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia. Situasi dan kondisi kependudukan yang ada pada saat ini merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian penanganan secara seksama, lebih sungguh-sungguh dan berkelanjutan. Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk yang telah dijalankan selama ini dilakukan melalui program pengaturan kelahiran atau program keluarga berencana (KB). Selain melalui pengaturan kelahiran, upaya pengendalian pertumbuhan penduduk juga harus didukung dengan adanya penyerasian kebijakan pengendalian penduduk dengan kebijakan pembangunan bidang lainnya terutama yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas, maupun mobilitas penduduk agar selaras, serasi, dan sinergis. Program Kependudukan dan KB (KKB) merupakan bagian dari pembangunan prioritas nasional dan pembangunan bidang sosial budaya dan kehidupan beragama guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang ditandai meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan tercapainya penduduk tumbuh seimbang. Pembangunan program KKB ini diarahkan dalam upaya pengendalian kuantitas penduduk melalui 3 fokus prioritas, yaitu revitalisasi program keluarga berencana, penyerasian kebijakan pengendalian penduduk, dan peningkatan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat dan tepat waktu. Namun dalam pelaksanaannya BKKBN mendapatkan amanah untuk melaksanakan revitalisasi KB dan penyerasian kebijakan pengendalian penduduk. Dalam RPJMN 2010-2014, Revitalisasi Program KB dilaksanakan melalui: (a) pengembangan dan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk yang responsif gender; (b) pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana; (c) promosi dan penggerakan masyarakat; (d) peningkatan dan pemanfaatan Sistem Informasi 1

Manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi; (e) pelatihan, penelitian dan pengembangan program kependudukan dan KB; dan (f) peningkatan kualitas manajemen program. Sedangkan Penyerasian kebijakan pengendalian penduduk dilakukan melalui; (a) penyusunan peraturan perundangan pengendalian penduduk; (b) perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antara aspek kuantitas, kualitas dan mobilitas; dan (c) penyediaan sasaran parameter kependudukan yang disepakati semua sektor terkait. Rencana Strategis BKKBN (RENSTRA) Tahun 2010-2014 menjabarkan semua program dan kegiatan tersebut diatas. Untuk mendukung semua fokus prioritas pengendalian kuantitas penduduk dan program KB diatas, maka BKKBN menetapkan Visi Penduduk Tumbuh Seimbang 2015 melalui Misi Mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Sasaran program pembangunan KKB yang dituangkan dalam RENSTRA BKKBN 2010-2014 itu, menurunkan TFR menjadi 2,1, meningkatkan angka kesertaan ber-kb (CPR) menjadi 65% dan menurunkan Unmet Need menjadi 5% pada tahun 2014, guna mencapai LPP = 1% per tahun. Dengan adanya Undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, maka kewenangan dan urusan BKKBN sebenarnya semakin luas, tidak hanya terbatas pada masalah keluarga berencana dan keluarga sejahtera, namun juga menyangkut masalah pengendalian kependudukan. Undang-Undang ini kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Presiden nomor 62 tahun 2010, yang mengatur kelembagaan BKKBN yang sebelumnya sebagai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, disebutkan bahwa setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Oleh karena itu, BKKBN berkewajiban untuk 2

menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. B. TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN BKKBN BKKBN merupakan lembaga pemerintah non kementerian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden melalui Menteri yang bertanggung jawab di bidang Kesehatan. BKKBN, sesuai Perpres 62 tahun 2010, mempunyai tugas melaksanakan pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Dalam melaksanakan tugasnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Perpres 62 tahun 2010, BKKBN menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; 2. Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; 3. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; 4. Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; 5. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; 6. Pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Selain menjalankan fungsi sebagaimana di atas, BKKBN juga menyelenggarakan fungsi: 1. Penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana; 3

2. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di lingkungan BKKBN; 3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKKBN; 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan 5. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. C. STUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, struktur Organisasi BKKBN (Lampiran I terlampir) terdiri atas: 1. Kepala 2. Sekretariat Utama, terdiri dari: a. Biro Perencanaan; b. Biro Kepegawaian; c. Biro Keuangan dan Pengelolaan Barang Milik Negara; d. Biro Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat; dan e. Biro Umum 3. Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, terdiri dari: a. Direktorat Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk; b. Direktorat Perencanaan Pengendalian Penduduk; c. Direktorat Kerjasama Pendidikan Kependudukan; dan d. Direktorat Analisis Dampak Kependudukan 4. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, terdiri dari: a. Direktorat Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Pemerintah; b. Direktorat Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Swasta; 4

c. Direktorat Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus; dan d. Direktorat Kesehatan Reproduksi 5. Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, terdiri dari: a. Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak; b. Direktorat Bina Ketahanan Remaja; c. Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan; dan d. Direktorat Pemberdayaan Ekonomi Keluarga. 6. Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi, terdiri dari: a. Direktorat Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi; b. Direktorat Bina Hubungan Antar Lembaga; c. Direktorat Bina Lini Lapangan; d. Direktorat Pelaporan dan Statistik; dan e. Direktorat Teknologi Infromasi dan Dokumentasi 7. Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan, terdiri dari: a. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana (PULAP); b. Pusat Pelatihan dan Kerja Sama Internasional Kependudukan dan Keluarga Berencana (PULIN); c. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan (PUSDU); dan d. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (PUSNA). 8. Inspektorat Utama, terdiri dari: a. Inspektorat Program (IRPRO); b. Inspektorat Keuangan dan Perbekalan (IRKEP); dan c. Inspektorat Ketenagaan dan Administrasi Umum (IRKAD) 9. Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana di 32 Provinsi. 5

D. DASAR HUKUM Dasar hukum penyusunan Lakip BKKBN Tahun 2012 adalah: 1. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Peraturan Presiden RI Nomor 62 Tahun 2010 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 4. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012; 5. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 6. Peraturan Menteri Negara Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 72 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 8. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 92 Tahun 2011 tentang Balai Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga berencana; 9. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 133/PER/B1/2011 tentang Adendum Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2010-2014. E. SISTEMATIKA PENYAJIAN Laporan Akuntabiltas Kinerja BKKBN Tahun 2012 ini menjelaskan pencapaian kinerja BKKBN selama tahun 2012 sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi. Sistematika penyajian Laporan Kinerja adalah sebagai berikut: 6

1. Bab I (Pendahuluan) Bab ini menjelaskan secara ringkas latar belakang; tugas, fungsi dan wewenang; struktur organisasi; dasar hukum; dan sistematika penyajian LAKIP. 2. Bab II (Perencanaan dan Perjanjian Kinerja) Bab ini menjelaskan rencana strategis BKKBN 2010-2014, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Strategi, Program, dan Kegiatan Pembangunan Kependudukan dan KB tahun 2012. 3. Bab III (Akuntabilitas Kinerja) Bab ini menjelaskan pencapaian kinerja tahun 2012 beserta realisasi anggaran dibandingkan dengan pencapaian kinerja tahun sebelumnya. 4. Bab IV (Penutup) Bab ini berisi atas Laporan Kinerja BKKBN tahun 2012 dan harapan-harapan. 7

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional ditetapkan bahwa pimpinan Kementerian/Lembaga menentukan Rencana Strategis (Renstra) K/L setelah disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Rencana Strategis (Renstra) BKKBN Tahun 2010-2014 disusun mengacu kepada RPJMN 2010-2014 dan Peraturan Kepala BKKBN No. 133/PER/B1/ 2011 tentang Rencana Strategis BKKBN Tahun 2010-2014 untuk pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Renstra ini sudah meliputi perencanaan program dan kegiatan strategis, dan perencanaan pendanaan berdasarkan sistem Perencanaan Anggaran Berbasis Kinerja (PBK) serta telah mengacu kepada Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) dan Penganggaran Terpadu (Unified Budgeting). Sebagai acuan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan KKB, Renstra BKKBN memuat beberapa hal sebagai berikut: 1. VISI, MISI DAN TUJUAN a. Visi Visi merupakan gambaran masa depan yang hendak diwujudkan dan bersifat praktis, realistis untuk dicapai, memberikan tantangan serta menumbuhkan motivasi yang kuat bagi pegawai BKKBN untuk mewujudkannya. Visi BKKBN adalah Penduduk Tumbuh Seimbang 2015. Visi tersebut merupakan salah satu dari prioritas pembangunan nasional yaitu mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas yang 8

ditandai dengan menurunnya angka fertilitas (TFR) menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR) =1. b. Misi Misi merupakan jalan untuk mencapai Visi. Misi BKKBN adalah Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Misi ini dilakukan dengan cara: 1) Penyerasian kebijakan pengendalian penduduk; 2) Penetapan parameter penduduk; 3) Peningkatan penyediaan dan kualtias analisis data dan infromasi; 4) Pengendalian penduduk dalam pembangunan kependudukan dan keluarga berencana; serta 5) Mendorong stakeholder dan mitra kerja untuk menyelenggarakan pembangunan keluarga berencana dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagai remaja, pemenuhan hak-hak reproduksi, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga peserta KB. Melalui misi ini BKKBN berupaya untuk menciptakan penduduk yang berkualitas yang akan mempercepat tercapainya pertumbuhan ekonomi dan tujuan pembangunan. c. Tujuan Tujuan merupakan penjabaran dari visi dan misi yang telah ditentukan dan menggambarkan kondisi yang diinginkan pada akhir periode Renstra. Tujuan yang harus dicapai oleh BKKBN yaitu: 1) Mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional dan daerah yang berwawasan kependudukan. 9

2) Mewujudkan penduduk tumbuh seimbang melalui pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan tersebut BKKBN menjalin kemitraan dengan pihakpihak terkait baik dari kementerian/lembaga maupun dari organisasi non pemerintah. 2. SASARAN, ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM TAHUN 2010-2014 a. Sasaran Strategis 2010-2014 Sasaran strategis yang harus dicapai oleh BKKBN sampai dengan tahun 2014 untuk mencapai penurunan laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,1 persen, Total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR)= 1 adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate (CPR) cara modern dari 57,4 persen (SDKI 2007) menjadi 65 persen. 2) Menurunnya kebutuhan ber-kb tidak terlayani (unmet need) dari 9,1 persen (SDKI 2007) menjadi sekitar 5 persen dari jumlah pasangan usia subur. 3) Meningkatnya usia kawin pertama (UKP) perempuan dari 19,8 tahun (SDKI 2007) menjadi sekitar 21 tahun. 4) Menurunnya Age Specific Fertility Rate (ASFR) 15-19 tahun dari 35 (SDKI 2007) menjadi 30 per seribu perempuan. 5) Menurunnya kehamilan tidak diinginkan dari 19,7 persen (SDKI 2007) menjadi sekitar 15 persen. 6) Meningkatnya peserta KB baru pria dari 3,6 persen menjadi sekitar 5 persen. 10

7) Meningkatnya kesertaan ber KB pasangan usia subur (PUS) Pra-S dan KS I anggota kelompok Usaha Ekonomi Produktif dari 80 persen menjadi 82 persen, dan Pembinaan Keluarga menjadi sekitar 70 persen. 8) Meningkatnya partisipasi keluarga yang mempunyai anak dan remaja dalam kegiatan pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dari 3,2 juta menjadi 5,5 juta keluarga balita dan Bina Keluarga Anak dan Remaja (BKR) dari 1,5 juta menjadi 2,7 juta keluarga remaja. 9) Menurunnya disparitas TFR, CPR dan unmet need antar wilayah dan antar sosial ekonomi (tingkat pendidikan dan ekonomi). 10) Meningkatnya keserasian kebijakan pengendalian penduduk dengan pembangunan lainnya. 11) Terbentuknya BKKBD di 435 kabupaten dan kota. 12) Meningkatnya jumlah Klinik KB yang memberikan pelayanan KB sesuai SOP (informed consent) dari 20 persen menjadi sebesar 85 persen b. Arah Kebijakan Renstra 2010-2014 Dalam rangka mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga kecil bahagia sejahtera yang ditandai dengan menurunnya angka TFR menjadi 2,1 dan NRR= 1,0; meningkatnya CPR cara modern menjadi 65%; meningkatnya median Usia Kawin Pertama (UKP) perempuan menjadi 21 tahun; menurunnya ASFR (15-19 tahun) menjadi 30 per 1000 perempuan usia 15-19 tahun;serta meningkatnya kesejahteraan peserta KB dan meningkatnya ketahanan keluarga, maka arah kebijakan program KKB nasional periode 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1) Revitalisasi Program KB, yang ditekankan pada pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana; promosi dan penggerakan masyarakat; pengembangan dan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk; peningkatan 11

pemanfaatan sistem informasi manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi; pelatihan, penelitian, dan pengembangan program KKB; serta peningkatan kualitas manajemen program dan kegiatan. 2) Penyerasian kebijakan pengendalian Penduduk yang ditekankan pada penyusunan peraturan perundangan pengendalian penduduk; perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antara aspek kuantitas, kualitas, dan mobilitas; penyediaan sasaran parameter kependudukan yang disepakati semua sektor terkait. c. Strategi Adapun strategi yang ditetapkan untuk melaksanakan kebijakan tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1) Penggembangan dan melakukan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk guna mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dengan menyerasikan kebijakan pengendalian penduduk, menjamin ketersediaan dan pemanfaatan parameter kependudukan, mensosialisasikan kebijakan dan program kependudukan serta melakukan analisis dampak kependudukan. 2) Melakukan pembinaan dan peningkatan kesertaan keluarga berencana melalui pembinaan dan kemandirian ber KB. 3) Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pembinaan keluarga (BKB, BKR dan BKL), pembinaan remaja dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga dan peningkatan pendapatan keluarga melalui UPPKS. 4) Melaksanakan promosi dan penggerakan masyarakat guna meningkatkan komitmen stakeholder (pemangku kepentingan) dan meningkatkan peran serta mitra kerja. 5) Menyediakan dan menyebar luaskan data dan informasi kependudukan dan KB yang akurat dan terpercaya. 12

6) Meningkatkan kapasitas SDM serta penelitian dan pengembangan program Kependudukan dan KB. 7) Meningkatkan kualitas manajemen dan kapasitas kelembagaan serta meningkatkan pembiayaan dan pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien. d. Program dan Kegiatan Prioritas Berdasarkan pedoman penyusunan restrukturisasi program dan kegiatan dari Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Departemen Keuangan tahun 2009, BKKBN yang termasuk kategori lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) hanya diperbolehkan mempunyai satu program teknis. Sedangkan program generik berlaku sama dengan Kementerian/Lembaga lainnya. Berdasarkan ketentuan tersebut, BKKBN setelah diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 mempunyai satu program teknis yaitu Program Kependududukan dan KB; dan tiga program generik yaitu: (1) Program pelatihan dan pengembangan, (2) Program dukungan manjemen dan tugas teknis lainnya, serta (3) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur. 1) Program Kependudukan dan Keluarga Berencana terdiri dari kegiatan: a) Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk b) Perencanaan Pengendalian Kependudukan c) Kerjasama Pendidikan Kependudukan d) Analisis Dampak Kependudukan e) Peningkatan Pembinaan Kesertaan KB Jalur Pemerintah f) Peningkatan Kemandirian dan Pembinaan Kesertaan KB Jalur Swasta g) Peningkatan Kesertaan ber KB Galcitas, Wilayah Khusus dan Sasaran Khusus h) Peningkatan Kualitas Kesehatan Reproduksi i) Pembinaan Ketahanan Keluarga Balita dan Anak j) Pembinaan Ketahanan Remaja 13

k) Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan l) Pemberdayaan Ekonomi Keluarga m) Peningkatan Advokasi, KIE Program Kependudukan dan KBKS n) Peningkatan Kemitraan dengan Lintas Sektor dan Pemerintah Daerah o) Peningkatan Pembinaan Lini Lapangan p) Penyediaan Data dan Informasi Program Kependudukan dan KB q) Penyediaan Teknologi Informasi dan Dokumentasi program Kependudukan dan KB r) Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi 2) Program generik dan kegiatan prioritas yang ada di BKKBN adalah sebagai berikut: a) Program pelatihan dan pengembangan BKKBN, terdiri dari kegiatan: (1) Pengembangan Kerjasama Internasional Kependudukan dan Keluarga Berencana (2) Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana (3) Penelitian dan Pengembangan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (4) Penelitian dan Pengembangan Kependudukan b) Program dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya BKKBN terdiri dari kegiatan: (1) Perencanaan Program dan Anggaran (2) Pengelolaan Administrasi Pegawai (3) Pengelolaan Administrasi umum (4) Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara (5) Pengelolaan Hukum, Organisasi dan Humas c) Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BKKBN terdiri dari kegiatan: (1) Peningkatan Pengawasan Program (2) Peningkatan Pengawasan Keuangan dan Perbekalan 14

(3) Peningkatan Pengawasan Ketenagaan dan Administrasi Umum e. Sasaran Untuk mencapai sasaran strategis sebagaimana tertuang dalam Renstra 2010-2014 yang telah ditetapkan, maka dijabarkan sasaran strategis tahunan yang dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKP tahun 2012 yang ditetapkan sebagai berikut: 1) Sasaran RKP Tahun 2012 a) Menurunnya Unmet need menjadi 6,2 persen; b) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran total (TFR) yang ditandai dengan : (1) Tercapainya Contraceptive Prevelance Rate (CPR) sebesar 62,5 persen; (2) Terlayaninya peserta KB baru sebanyak 7,3 juta; (3) Meningkatnya jumlah peserta KB aktif menjadi sebanyak 28,2 juta; (4) Terlayaninya peserta KB baru mandiri sebanyak 3,4 juta; (5) Persentase peserta KB aktif mandiri sebesar 49,7%; (6) Terlayaninya peserta KB baru MKJP sebesar 12,9% (7) Peserta KB aktif MKJP sebesar 25,9%; (8) Terlayaninya peserta KB baru pria sebesar 4,3%; (9) Terlayaninya peserta KB baru miskin (KPS dan KS 1) dan rentan lainnya sebanyak 3,89 juta; (10) Terlayaninya peserta KB aktif miskin (KPS dan KS 1) dan rentan lainnya sebanyak 12,5 juta; 15

(11) Tersedianya Grand Design pengendalian penduduk dan kebijakan sektor pembangunan berwawasan kependudukan sebanyak dua dokumen; (12) Meningkatnya persentase PUS, WUS dan remaja keluarga yang mengetahui informasi KKB melalui media massa (cetak dan elektronik) dan media luar ruang menjadi 95%; (13) Meningkatnya persentase keluarga yang mempunyai balita, anak, remaja dan lansia memahami dan melaksanakan pembinaan dan pengasuhan tumbuh kembang balita, anak dan ketahanan keluarga remaja dan lansia menjadi 75%. 3. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Untuk mencapai sasaran tahunan yang telah dituangkan dalam RKP tahun 2012, maka ditetapkan Rencana Kinerja Tahun 2012 yang juga sekaligus merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) BKKBN sebagai berikut: 1) Jumlah peserta KB baru (PB) sebesar 7,3 juta; 2) Jumlah peserta KB aktif (PA) sebesar 28,2 juta; 3) Jumlah peserta KB baru mandiri sebesar 3.4 juta; 4) Persentase peserta KB aktif mandiri sebesar 49,7%; 5) Persentase peserta KB baru MKJP sebesar 12,9%; 6) Persentase peserta KB aktif MKJP sebesar 25,9%; 7) Persentase peserta KB baru Pria sebesar 4,3%; 8) Jumlah peserta KB baru/pb KPS dan KS I sebesar 3,89 juta; 9) Jumlah peserta KB aktif/pa KPS dan KS I sebesar 12,5 juta; 10) Persentase Keluarga yang mempunyai balita, anak, remaja dan lansia memahami dan melaksanakan pembinaan dan pengasuhan tumbuh kembang balita, anak dan ketahanan keluarga remaja dan lansia sebesar 75%; 11) Persentase PUS, WUS dan remaja keluarga yang mengetahui informasi KKB melalui media massa (cetak dan elektronik) dan media luar ruang sebesar 95%; 16

12) Jumlah grand desain pengendalian penduduk dan kebijakan sektor pembangunan berwawasan kependudukan sebanyak dua dokumen; Rencana Kinerja Tahunan tersebut disusun sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan anggaran. Selain itu, juga dimanfaatkan sebagai alat untuk mengendalikan kinerja dan memperbaiki kinerja melalui Rapat Pengendalian Program dan Anggaran (RADALGRAM) setiap bulanan, Pemantauan Evaluasi UKP4 setiap triwulanan, dan Telaah Program dan Anggaran (Review) setiap semesteran. B. PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran tahunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja (RENJA) atau Rencana Kerja Tahunan (RKT) BKKBN tahun 2012, maka ditetapkan Perjanjian Kinerja antara Kepala BKKBN dan Kepala Perwakilan BKKBN Propinsi sebagai berikut: 1. Jumlah peserta KB Baru (PB) sebesar 7,3 juta; 2. Jumlah peserta KB aktif (PA) sebesar 28,2 juta; 3. Jumlah peserta KB baru mandiri sebesar 3.4 juta; 4. Persentase peserta KB aktif mandiri sebesar 49,7%; 5. Persentase peserta KB baru MKJP sebesar 12,9%; 6. Persentase peserta KB aktif MKJP sebesar 25,9%; 7. Persentase peserta KB baru Pria sebesar 4,3%; 8. Jumlah peserta KB baru/pb KPS dan KS I sebesar 3,89 juta; 9. Jumlah peserta KB aktif/pa KPS dan KS I sebesar 12,5 juta; 10. Persentase Keluarga yang mempunyai balita, anak, remaja dan lansia memahami dan melaksanakan pembinaan dan pengasuhan tumbuh kembang balita, anak dan ketahanan keluarga remaja dan lansia sebesar 75%; 11. Persentase PUS, WUS dan remaja keluarga yang mengetahui informasi KKB melalui media massa (cetak dan elektronik) dan media luar ruang sebesar 95%; 12. Jumlah grand desain pengendalian penduduk dan kebijakan sektor pembangunan berwawasan kependudukan sebanyak dua dokumen. 17

Sedangkan untuk Unit Kerja Eselon II Pusat Kontrak Kinerja yang disepakati adalah Indikator Kinerja Utama atau Key performance (KPI) masing-masing Kedeputian/Sekretariat Utama/Inspektorat Utama dengan pejabat eselon II dibawahnya sebagaimanaterlampir. 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Analisis Pencapaian Indikator Kinerja Tahun 2012 1. Pemanfaatan Indikator Kinerja Utama dan Pengukuran Kinerja Untuk Pengendalian dan Pemantauan Kinerja BKKBN telah memanfaatkan indikator kinerja utama (IKU) dalam pengendalian dan pemantauan kinerja. IKU merupakan akumulasi kinerja dari pencapaian Key Performance Indicator (KPI) pada level unit eselon II kantor pusat BKKBN dan Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) tingkat Perwakilan BKKBN Provinsi dalam pengendalian dan pemantauan kinerja. Pengendalian dan pemantauan kinerja tersebut dilakukan melalui 3 tahap yaitu bulanan, semesteran dan tahunan. Evaluasi kinerja bulanan dilakukan melalui rapat pengendalian program dan anggaran (Radalgram), yang dilaksanakan rutin setiap bulan. Radalgram dipimpin langsung oleh Kepala BKKBN, dengan memanfaatkan Tekonologi Informasi, melalui Video Conference yang diikuti oleh komponen kantor pusat BKKBN dan Perwakilan BKKBN Provinsi seluruh Indonesia. Hal itu menunjukkan komitmen pimpinan dan anggota organisasi untuk mengendalikan pencapaian kinerja program dan organisasi. Dalam Radalgram selain dibahas permasalahan-permasalahan program juga dibicarakan strategi dan upaya pemecahan masalahnya serta rencana tindak lanjutnya. Disamping pemantauan secara nasional seperti telah disebutkan di atas, juga dilakukan pemantauan kinerja di level Eselon I (rapat kedeputian) dan Eselon II (rapat komponen) setiap bulan. Proses yang sama juga berlaku di tingkat provinsi dimana masing-masing provinsi melaksanakan rapat pengendalian program daerah (radalgramda) dan rapat kerja daerah (rakerda) serta review daerah (reviewda) yang antara lain dihadiri oleh SKPD-KB provinsi dan SKPD-KB kabupaten dan kota. 19

Pengendalian dan pemantauan kinerja semesteran (6 bulan) dilakukan melalui Review atau telaah Pembangunan KKB, yang diikuti oleh jajaran pimpinan Eselon I, II dan III kantor pusat BKKBN dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi seluruh Indonesia. Dalam pertemuan Review Pembangunan KKB tersebut dievaluasi pencapaian kinerja dan realisasi anggaran enam bulan terakhir, yang secara mendalam dianalisis dengan membandingkan pencapaian dalam periode yang sama tahun sebelumnya, serta perbandingan pencapaian antar provinsi. Selain itu, juga dibicarakan mengenai rencana strategi operasional program KKB enam bulan ke depan serta kebijakan, strategi, dan sasaran program tahun berikutnya. Selanjutnya pengendalian dan pemantauan kinerja tahunan dilaksanakan melalui penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan KKB yang dihadiri seluruh jajaran pimpinan BKKBN, pusat dan provinsi, para stakeholder dan mitra kerja terkait. Dalam Rakernas dibahas evaluasi tahunan, arah kebijakan dan strategi tahun berjalan serta penetapan kinerja melalui penandatangan kontrak kinerja provinsi dan unit kerja eselon II BKKBN. 2. Mekanisme pengumpulan data pencapaian kinerja Terdapat berbagai sumber data untuk mengukur pencapaian kinerja program KKB nasional tahun 2012. Sumber data tersebut adalah sistem pencatatan dan pelaporan program KKB nasional, survey intern BKKBN, sensus penduduk 2010, dan SDKI 2012. Sistem pencatatan dan pelaporan program KKB nasional (mekanisme dan alur pelaporan terlampir) terdiri dari pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi (F/II/KB), pencatatan dan pelaporan pengendalian lapangan (F/I/DALLAP), dan pendataan keluarga (R/I/KS dan F/I/MDK). Pencatatan dan pelaporan Pelayanan Kontrasepsi, melalui F/II/KB, dikumpulkan secara berjenjang setiap bulan mulai dari klinik KB yang berada di tingkat kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi dan pusat. Dalam formulir F/II/KB terekam data antara lainjumlah peserta KB baru (per metode kontrasepsi), data kegagalan dan komplikasi serta persediaan alat dan obat 20

kontrasepsi. F/II/KB merupakan sumber data untuk mengukur pencapaian kinerja indikator-indikator(a) Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru, (b) Jumlah Peserta KB Baru mandiri, (c) Persentase Jumlah Peserta KB Baru MKJP, (d) Persentase Peserta KB baru pria, (e) Jumlah Peserta KB baru KPS dan KS I. Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan, dengan menggunakan formulir F/I/Dallap dikumpulkan bulanan secara berjenjang, mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi dan pusat. Dalam formulir F/I/Dallap terekam data antara lain peserta KB aktif, ganti cara, kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL, UPPKS, dan KPS dan KS-I. F/I/Dallap merupakan sumber data untuk mengukur pencapaian kinerja indikator-indikator (a) Jumlah Peserta KB aktif, (b) Jumlah Peserta KB aktif KPS dan KS I, (c) Persentase Peserta aktif mandiri, dan (d) Persentase Peserta KB aktif MKJP. Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga, dengan menggunakan formulir R/I/KS, dikumpulkan dalam periode setahun sekali. Data yang dikumpulkan melalui pendataan keluarga meliputi data demografi, data kesertaan ber KB seperti unmet need dan peserta KB menurut jalur pelayanan, serta data tahapan Keluarga Sejahtera. Pendataan keluarga dilakukan oleh Kader Pendata terlatih yang mendapatkan pembinaan dan supervisi oleh PLKB/PKB maupun oleh jajaran di atasnya, kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi dan pusat. Survey intern BKKBN dalam hal ini Survey Indikator Kinerja RPJMN dilakukan setiap tahun untuk mengukur pencapaian kinerja indikator-indikator (a) Persentase keluarga yang mempunyai balita, anak, remaja dan lansia yang memahami dan melaksanakan pembinaan dan pengasuhan tumbuh kembang balita dan anak serta ketahanan keluarga remaja dan lansia; (b) Persentase PUS, WUS, remaja, dan keluarga yang mengetahui informasi KKB melalui media massa cetak, elektronik dan media luar ruang. Selanjutnya, pengumpulan data pencapaian kinerja indikator Jumlah Grand Design Pengendalian Penduduk dan Kebijakan Sektor Pembangunan Berwawasan Kependudukan, dikumpulkan melalui kedeputian Pengendalian Penduduk. 21

Sementara itu data hasil Sensus Penduduk 2010 digunakan untuk mengukur laju pertumbuhan penduduk, sedangkan data hasil SDKI 2012 digunakan untuk mengukur pencapaian kinerja indikator (a) Tingkat kesertaan ber-kb pasangan usia subur (CPR) dan (b) Unmet Need. 3. Hasil Pelaksanaan Program KKB Nasional Dengan berbagai upaya yang dilakukan selama tahun 2012 untuk mendukung keberhasilan pencapaian program, maka dilakukan analisis dan evaluasi untuk melihat seberapa jauh keberhasilan maupun ketidakberhasilan pencapaian program KKB selama kurun waktu tersebut dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan. Analisis dan evaluasi dilakukan terhadap indikator atau variabel yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat perkembangan pencapaian program, antara lain pencapaian PB dan PA Total; PB dan PA Mandiri; PB dan PA MKJP; PB Pria; PB dan PA KPS-KS I; serta PUS, WUS, keluarga dan remaja yang mendapatkan informasi melalui media massa. a. Laju Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) Indonesia tahun 2000, penduduk Indonesia berjumlah 205,8 juta jiwa, sedangkan jumlah penduduk Indonesia hasil SP 2010 menjadi 237,6 juta jiwa atau terdapat penambahan jumlah penduduk sekitar 32 juta jiwa. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 tercatat sekitar 1,49% per tahun. Angka laju pertumbuhan penduduk tersebut sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka laju pertumbuhan penduduk pada periode 1990-2000 yang berada pada angka 1,45%. Apabila dibandingkan dengan target RPJMN 2010-2014 sebesar 1,14%, maka laju pertumbuhan penduduk saat ini masih 0,35% lebih tinggi. Dengan sisa waktu dua tahun lagi, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh agar target laju pertumbuhan pendudukpada akhir tahun 2014 dapat tercapai. Gambar 3.1 menunjukkan perkembangan laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada dua dekade terakhir dan target RPJMN yang harus dicapai. Untuk melihat angka laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4. 22

Gambar 3.1 Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Terhadap Sasaran b. Tingkat Kesertaan Ber-KB (CPR) Bila dilihat persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi kontrasepsi modern, hasil SDKI 2012 (preliminary) menunjukkan tidak ada kenaikanyang signifikan dalam penggunaan kontrasepsi dibandingkan dengan hasil SDKI 2007. Pada tahun 2007, SDKI mencatat sebanyak 57,4% pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi modern, sedangkan SDKI 2012 mencatat angka 57,9% atau kenaikannya hanya sebesar 0,5%. Dengan sisa waktu dua tahun lagi sedangkan RPJMN mentargetkan bahwa pada akhir tahun 2014 tingkat kesertaan ber-kb PUS adalah sebesar 65%, maka berdasarkan hasil SDKI terakhir diperkirakan 23

targetrpjmnakan sulit tercapai (lihat Gambar 3.2) untuk perkembangan tingkat kesertaan ber-kb dan target yang harus dicapai. Untuk melihat sebaran CPR per provinsi lihat Lampiran 5. Gambar 3.2 Perkembangan Pencapaian CPR terhadap Sasaran c. Unmet Need Upaya memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB menjangkau pula kelompok yang selama ini kebutuhannya belum terpenuhi. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2012, persentase jumlah wanita yang sudah tidak ingin anak lagi dan atau masih ingin mempunyai anak tetapi ditunda dan tidak menggunakan salah satu cara kontrasepsi angkanya sebesar 8,5% atau 0,6% lebih rendah dari hasil SDKI 2007 sebesar 9,1%. Walaupun terjadi penurunan persentase unmet need, namun angka 24

tersebut masih jauh apabila dibandingkan target RPJM sebesar 5,0%. Diperlukan upaya-upaya yang mempunyai daya ungkit yang tinggi antara lain peningkatan akses informasi dan akses pelayanan KB sehingga unmet need dapat diturunkan paling sedikit 3,5% dalam waktu dua tahun ke depan (lihat Gambar 3.3). Untuk sebaran menurut provinsi Lihat lampiran 6. Gambar 3.3 Perkembangan Pencapaian Unmet Need Terhadap Sasaran d. Pencapaian Peserta KB Baru (PB) Pada tahun 2012 perkiraan permintaan masyarakat untuk menjadi peserta KB baru (PPM-PB) di seluruh Indonesia, yang juga merupakan sasaran RKP 2012, ditetapkan sebanyak 7,3 juta pasangan usia subur. Berdasarkan statistik rutin BKKBN, sampai dengan akhir tahun 2012, jumlah PB yang telah dilayani tercatat sebanyak 9,4 25

juta pasangan usia subur atau 127,1% dari PPM-PB. Apabila dilihat menurut provinsi, tidak ada satu provinsi pun yang pencapaiannya di bawah PPM. (lihat Lampiran 7). Sementara itu, apabila dilihat tren pencapaian PB tiga tahun terakhir (2010-2012) ternyata pencapaian PB baik absolut maupun persentasenya terhadap PPM-PB mengalami kenaikan secara konsisten kecuali tahun 2012, yaitu 8,6 juta peserta pada tahun 2010 (122,1%), lalu naik menjadi 9,6 juta peserta pada tahun 2011 (132%), dan turun menjadi 9,4 juta peserta (127,1%) pada tahun 2012 sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PB TERHADAP PPM-PB MENURUT JENIS KONTRASEPSI TAHUN 2010, 2011 DAN 2012 METODE KONTRASEPSI PPM 2010 2011 2012 PENC. % THD % THD PPM PENC. SASARAN SASARAN PPM PENC. % THD SASARAN IUD 572.920 516.279 90,1 500.000 627.980 125,6 537.520 706.106 131,4 MOW 55.093 91.040 165,2 75.000 115.018 153,4 58.770 131.053 223,0 IMPLANT 199.640 562.341 281,7 550.000 768.646 139,8 602.480 806.552 133,9 SUNTIK 3.118.336 4.240.179 136,0 3.387.240 4.618.051 136,3 2.969.370 4.406.960 148,4 PIL 2.885.942 2.524.025 87,5 2.291.430 2.677.839 116,9 2.900.950 2.543.658 87,7 MOP 21.098 22.995 109,0 20.000 25.619 128,1 27.440 27.680 100,9 KONDOM 231.055 690.165 298,7 436.330 748.316 171,5 290.900 766.469 263,5 TOTAL 7.084.084 8.647.024 122,1 7.260.000 9.581.469 132,0 7.387.430 9.388.478 127,1 MKJP 848.751 1.192.655 140,5 1.145.000 1.537.263 134,3 1.226.210 1.671.391 136,3 PRIA 252.153 713.160 282,8 456.330 773.935 169,6 318.340 794.149 249,5 Sumber : Laporan pengendalian program BKKBN 26

Apabila dilihat dari jenis alat/obat kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB baru Suntikan dan Pil masih menjadi alat/obat kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Walaupun begitu, ada kecenderungan menurun pemakaiannya pada tiga tahun terakhir, yaitu 49,0% pada tahun 2010 menjadi 48,2% pada tahun 2011 dan turun lagi menjadi 46,9% pada 2012 untuk PB Suntikan sedangkan untuk PB Pil mulai 29,2% pada tahun 2010 menjadi 27,9% pada tahun 2011 dan turun lagi menjadi 27,1% sampai akhir tahun 2012. Sebaliknya, pada periode sama terjadi kecenderungan peningkatan PB yang menggunakan metoda jangka panjang (PB MKJP), yaitu 13,8% pada tahun 2010, 16,0% pada tahun 2011, dan 17,8% sampai akhir tahun 2012, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.2. Untuk melihat sebaran per provinsi lihat Lampiran 8. Tabel 3.2 PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PB MENURUT JENIS KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL PB TAHUN 2010, 2011 DAN 2012 METODE KONTRASEPSI PENC. 2010 2011 2012 % THD TOTAL (MIX) PENC. % THD TOTAL (MIX) PENC. % THD TOTAL (MIX) IUD 516.279 6,0 627.980 6,6 706.106 7,5 MOW 91.040 1,1 115.018 1,2 131.053 1,4 IMPLANT 562.341 6,5 768.646 8,0 806.552 8,6 SUNTIK 4.240.179 49,0 4.618.051 48,2 4.406.960 46,9 PIL 2.524.025 29,2 2.677.839 27,9 2.543.658 27,1 MOP 22.995 0,3 25.619 0,3 27.680 0,3 KONDOM 690.165 8,0 748.316 7,8 766.469 8,2 TOTAL 8.647.024 100,0 9.581.469 100,0 9.388.478 100,0 MKJP 1.192.655 13,8 1.537.263 16,0 1.671.391 17,8 PRIA 713.160 8,2 773.935 8,1 794.149 8,5 Sumber : Laporan pengendalian program BKKBN 27

e. Pencapaian Peserta KB Aktif (PA) Hasil SDKI tahun 2012 tentang kesertaan ber-kb PUS yang menggunakan alat kontrasepsi modern secara nasional angkanya adalah 57,9%, sedangkan jumlah PUS proyeksi tahun 2012 sebesar 48,4 juta pasangan. Melalui hasil perhitungan tingkat prevalensi KB hasil SDKI dengan PUS proyeksi tersebut bisa didapat perkiraan jumlah PA pada akhir tahun 2012, yaitu sekitar 28 juta. Apabila dibandingkan dengan sasaran awal (tahun 2010) yang berjumlah 26,7 juta peserta, maka jumlah pencapaian PA dalam tiga tahun terakhir bertambah sebanyak 1,3 juta peserta. Apabila dibandingkan dengan target RPJMN sebesar 29,8 juta peserta, maka dalam 2 tahun kedepan harus ada penambahan jumlah PA sebanyak 1,8 juta pasangan (lihat Gambar 3.4). Untuk melihat sebaran pencapaian menurut provinsi lihat Lampiran 9. Gambar 3.4 Perkembangan Pencapaian PA Terhadap Sasaran 28

f. Pencapaian PB Mandiri PB Mandiri adalah peserta KB Baru yang mendapatkan pelayanan KB dari jalur swasta (Klinik KB Swasta, Dokter Praktek Swasta, dan Bidan Praktek Swasta).PB Mandiri bisa digunakan sebagai alat ukur tingkat kemandirian masyarakat dalam ber- KB. Berdasarkan RKP 2010, 2011, dan 2012, sasaran PB Mandiri yang harus dicapai setiap tahunnya adalah 3,4 juta peserta. Data statistik rutin BKKBN menunjukkan, walaupun sasaran tahun 2010 tidak tercapai, dimana jumlah PB mandiri pada tahun tersebut hanya sebesar 3,3 juta peserta, namun pencapaian pada tahun 2011 menunjukkan kenaikkan, yaitu sebesar 3,6 juta atau 0,2 juta peserta lebih banyak dari target tahun 2011. Sedangkan untuk pencapaian tahun 2012, jumlah PB yang mendapatkan pelayanan dari jalur swasta tercatat hanya sekitar 3,1 juta peserta atau 91,2% dari target sebesar 3,4 juta. Hal ini berarti sasaran PB Mandiri untuk tahun 2012 tidak tercapai. Secara total target selama tiga tahun adalah 10,2 juta PB Mandiri, namun pencapaian PB mandiri hanya 10 juta hal ini disebabkan karena pelayanan KB Mandiri yang terlaporkan hanya melalui tiga sumber yaitu klinik KB swasta, Dokter dan Bidan praktek swasta sementara data yang bersumber dari apotik, toko obat dan supermarket tidak diperoleh. Gambar 3.5 menunjukkan perkembangan pencapaian PB Mandiri tahun 2010-2012. Untuk melihat sebaran pencapaian menurut provinsi lihat Lampiran 10. 29

Gambar 3.5 Perkembangan pencapaian PB mandiri terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 g. Pencapaian PA Mandiri Selain PB mandiri, PA Mandiri juga digunakan sebagai alat ukur tingkat kemandirian masyarakat dalam ber-kb. Berdasarkan RKP 2010, 2011, dan 2012, sasaran PA Mandiri yang harus dicapai masing-masing sebanyak 48,4%, 49,6% dan 49,7% dari total PA. Berdasarkan statistik rutin BKKBN, untuk tahun 2010, jumlah PA yang mendapatkan pelayanan dari jalur swasta sebanyak 47,3% dari jumlah PA yang ada. Untuk tahun 2011, jumlah PA yang mendapatkan pelayanan dari jalur swasta turun menjadi 43,7%. Tahun 2012 terjadi sedikit peningkatan jumlah PA yang mendapatkan pelayanan dari jalur swasta, yaitu 43,8%. Apabila dibandingkan dengan sasaran RKP 30

masing-masing tahun, ternyata target di tiga tahun tersebuttidak dapat dipenuhi (lihat Gambar 3.6).Hal ini disebabkan karena pelayanan KB Mandiri yang terlaporkan hanya melalui tiga sumber yaitu klinik KB swasta, Dokter dan Bidan praktek swasta sementara data yang bersumber dari apotik, toko obat dan supermarket tidak diperoleh. Untuk melihat sebaran pencapaian menurut provinsi lihat Lampiran 11. Gambar 3.6 Perkembangan pencapaian PA mandiri terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 h. Pencapaian PB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) PB MKJP adalah peserta KB baru yang menggunakan salah satu metoda kontrasepsi jangka panjang, yaitu IUD, MOW, Implan, dan MOP.Berdasarkan sasaran RKP 2010, 2011, dan 2012, sasaran PB MKJP setiap tahunnya yang harus dicapai masing-masing adalah 12,1%, 12,5%, dan 12,9% dari total PB. 31

Berdasarkan data statistik rutin BKKBN dua tahun terakhir (2010 dan 2011) terlihat pencapaian PB MKJP senantiasa mengalami kenaikan, yaitu 13,8% pada tahun 2010 dan menjadi 16,0% pada tahun 2011, sementara pada tahun 2012 mencapai 17,8%. Lihat Gambar 3.7 untuk perkembangan pencapaian PB MKJP, sedangkan untuk melihat sebaran pencapaian menurut provinsi lihat Lampiran 12. Gambar 3.7 Perkembangan pencapaian PB MKJP terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 i. Pencapaian PA MKJP PA MKJP adalah peserta KB yang saat ini sedang menggunakan salah satu metoda kontrasepsi jangka panjang, yaitu IUD, MOW, Implan, dan MOP. Berdasarkan sasaran RKP 2010, 2011, dan 2012, sasaran PA MKJP yang harus dicapai setiap tahunnya adalah 24,2%, 25,1%, dan 25,9% dari Total PA. Data statistik rutin BKKBN tiga tahun terakhir (lihat Gambar 3.6) menunjukkan bahwa pencapaian PA MKJP masih di bawah target yang telah ditetapkan, yaitu 23,5%, 24,4%, dan 24,9%. Hal ini disebabkan kurangnya pembinaan terhadap peserta aktif MKJP, kurangnya konseling 32

dan banyaknya PA MKJP yang sudah mendekati akhir masa reproduksi. Lampiran 13 untuk sebaran pencapaian menurut provinsi. Lihat Gambar 3.8 Perkembangan pencapaian PA MKJP terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 j. Pencapaian PB Pria Berdasarkan data statistik rutin BKKBN untuk pencapaian PB Pria di tiga tahun pertama RPJMN (2010, 2011, dan 2012) ternyata sudah melewati sasaran yang telah ditetapkan. Tahun 2010, dari 3,6% PB pria yang ditargetkan tercapai 8,2%. Tahun 2011, walaupun terjadi penurunan pencapaian dari tahun sebelumnya, namun dari taget PB Pria sebesar 4% berhasil dicapai sebesar 8,1%. Sedangkan untuk tahun 2012 dari target sebesar 4,3% hasilnya adalah 8,5%. Gambar 3.9 memperlihatkan perkembangan pencapaian PB Pria terhadap sasaran selama tiga tahun perjalanan RPJMN. Untuk melihat sebaran pencapaian menurut provinsi lihat Lampiran 14. 33

Gambar 3.9 Perkembangan pencapaian PB Pria terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 k. Pencapaian PB Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KPS & KS I) Pada tahun 2010, dari 7,1 juta PUS yang menjadi sasaran peserta KB baru, 3,75 juta diantaranya berasal dari kelompok KPS dan KS-I. Data statistik rutin menunjukkan bahwa pencapaian PB KPS dan KS-I pada tahun tersebut sebesar 3,77 juta peserta. Sedikit berbeda dengan keadaan pada tahun 2011 dimana dari target PB KPS dan KS-I sebesar 3,9 juta peserta dicapai sebanyak 4,3 juta peserta. Sementara itu untuk tahun 2012, dari 7,3 juta PUS yang menjadi sasaran peserta KB baru, 3,89 juta diantaranya berasal dari keluarga KPS dan KS-I. Pencapaian PB KPS dan KS-I sampai akhir tahun 2012 telah mencapai sekitar 4,2 juta peserta (108%). Gambar 3.10 memperlihatkan 34

perkembangan pencapaian PB KPS dan KS-I dari tahun 2010 sampai 2012. Untuk melihat sebaran pencapaian menurut provinsi lihat Lampiran 15.. Gambar 3.10 Perkembangan pencapaian PB KPS dan KS I terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 l. Pencapaian PA KPS dan KS I Seperti halnya PB KPS dan KS-I, kelangsungan ber-kb golongan masyarakat yang kurang mampu (PA KPS dan KS-I) menjadi perhatian pemerintah. Berdasarkan RKP 2010, 2011, 2012 sasaran PA KPS dan KS-I yang harus dicapai masing-masing sebanyak 11,9 juta, 12,2 juta, dan 12,5 juta. Berdasarkan statistik rutin BKKBN, untuk tahun 2010, jumlah PA KPS dan KS-I tercatat sebanyak 14,3 juta peserta atau 120,2%. Untuk tahun 2011, jumlah PA KPS dan KS-I tercatat sebanyak 14,6 juta peserta atau 119,7%. Sedangkan untuk tahun 2012, dari target sebanyak 12,5 juta peserta diperoleh 14,6 juta PA KPS dan KS-I (116,8%). 35

Apabila dibandingkan dengan sasaran RKP masing-masing tahun, ternyata target di tigatahun tersebut telah dapat dipenuhi (lihat Gambar 3.11).Lihat juga Lampiran 16 untuk sebaran pencapaian menurut provinsi. Gambar 3.11 Perkembangan pencapaian PA KPS dan KS I terhadap sasaran Tahun 2010, 2011 dan 2012 m. Persentase PUS, WUS, Keluarga, dan Remaja yang mengetahui informasi program KKB melalui media massa. Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana informasi tentang program kependudukan dan keluarga berencana yang disampaikan melalui media massa maupun media luar ruang dapat menjangkau PUS, WUS, Keluarga, dan Remaja. Untuk mengetahui seberapa banyak pengetahuan, sikap, dan perilaku PUS, WUS, Keluarga, dan Remaja tentang masalah kependudukan dan keluarga berencana, 36

dapat dilihat dari data hasil Survei Indikator Kinerja RPJM yang dilakukan BKKBN sebagai sebagaimana terlihat pada tabel 3.3 berikut: Berdasarkan tabel 3 mengenai pengetahuan tentang informasi kependudukan dan KB melalui media massa dan luar ruang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Persentase keluarga yang pernah mendengar informasi tentang kependudukan dan KB melalui media massa dan luar ruang pada tahun 2012 semuanya meningkat dibandingkan dengan tahun 2011. 2) Persentase PUS yang pernah mendengar informasi tentang kependudukan dan KB melalui media massa dan luar ruangpada tahun 2012 semuanya meningkat dibandingkan dengan tahun 2011. 3) Persentase WUS yang pernah mendengar informasi tentang kependudukan dan KB melalui media massa dan luar ruang pada tahun 2012 semuanya meningkat dibandingkan dengan tahun 2011. 4) Persentase Remaja yang pernah mendengar informasi tentang kependudukan dan KB melalui media massa dan luar ruang pada tahun 2012 semuanya meningkat dibandingkan dengan tahun 2011. n. Persentase keluarga yang mempunyai balita, anak, remaja dan lansia memahami dan melaksanakan pembinaan dan pengasuhan tumbuh kembang balita, anak dan ketahanan keluarga remaja dan lansia. 37

o. Jumlah grand design pengendalian penduduk dan kebijakan sektor pembangunan berwawasan kependudukan. Indikator ini telah terpenuhi dengan tersusunnya: 1) Roadmap Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Indonesia 2010-2035; 2) Pengembangan Konsep Pembangunan Berwawasan Kependudukan; 3) Tersedianya parameter kependudukan dan proyeksi penduduk tahun 2010 2035; 4) Tersedianya berbagai kajian tentang dampak masalah kependudukan terhadap pembangunan; 5) Tercapainya target 100% dari target 20 % Perguruan tinggi/ sekolah/ organisasi pemuda yang melaksanakan pendidikan kependudukan. 4. Upaya dan Kegiatan Strategis Program KKB Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, upaya program dan kegiatan yang dilakukan sepanjang tahun 2012 secara umum adalah melakukan konsolidasi dan penyegaran kembali komitmen terhadap program KKB nasional kepada seluruh penyelenggara negara, stakeholder terkait, dan mitra kerja program. Secara khusus, upaya program yang dilakukan adalah dengan merancang, menyusun, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan strategis sebagaimana yang telah diamanatkan dalam RPJMN 2010-2014 dan Rencana Strategis Program KKB Nasional 2010-2014. Upaya pelaksanaan program dan kegiatan tersebut bertujuan untuk pemantapan kelangsungan program dan kelembagaan, peningkatan kinerja program di setiap tingkatan wilayah, serta pemenuhan permintaan masyarakat akan pelayanan keluarga berencana yang menyeluruh dan bermutu dalam rangka membantu terwujudnya keluarga kecil berkualitas. Gambaran pelaksanaan kinerja program KKB nasional yang 38

merupakan pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang tercantum dalam Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2011 meliputi empat program pokok, yaitu (1) Program Kependudukan dan KB; (2) Program Pelatihan dan Pengembangan; (3) Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya; serta (4) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur. Sebagai langkah awal dari pelaksanaan program KKB nasional, maka pada setiap awal tahun selalu dilakukan penyegaran kembali komitmen terhadap program KKB nasional dari para penyelenggara negara, stakeholder, dan mitra kerja program melalui forum-forum yang berskala nasional maupun regional, yaitu Rapat Kerja Nasional, Rapat Kerja Daerah, dan Rapat Koordinasi Teknis. Internal BKKBN juga mempunyai mekanisme dalam melakukan perencanaan, penggarapan dan pengendalian program KKB melalui berbagai forum: Rakernas dan Rakerda, Konsultasi Bidang, Konsultasi Seksi, Konsolidasi Perencanaan Program dan Anggaran I dan II, Rapat Pengendalian Program dan Anggaran, Rapat Telaah/Review Program KKB. Disamping itu untuk menguatkan dalam penggarapan program juga dilakukan rapat-rapat yang bersifat koordinasi antar komponen seperti rapat kedeputian dan rapat komponen yang dilakukan secara rutin setiap bulannya. Melalui forum-forum pertemuan tersebut dilakukan sosialisasi dan desiminasi visi, misi, kebijakan, strategi, dan pokok-pokok program serta kegiatan dalam Rencana Strategis Program KKB Nasional tahun 2010-2014 dan disinkronkan dengan rencana aksi dan operasionalisasi kegiatan prioritas manajemen masing-masing unit eselon II. Selain itu, secara internal, upaya yang rutin dilakukan adalah penataan dan pengisian struktur kelembagaan di pusat dan provinsi melalui penetapan, perubahan, dan pengisian jabatan yang ada, disamping juga penyusunan tata laksana, standar operasi prosedur, serta norma, standar, pelayanan, dan kriteria yang harus dirumuskan atau diperbarui secara lebih tepat. Secara eksternal, dilakukan pula upaya-upaya penguatan kembali komitmen dengan para stakeholder dan mitra kerja BKKBN serta melakukan evaluasi dan 39

memperbaharui MOU kerjasama dan kemitraan untuk mempercepat dan memperkuat pelaksanaan revitalisasi program KKB. Penguatan komitmen ini antara lain dilakukan: 1) Dalam penguatan supply side dilakukan kerjasama dengan Kementerian Kesehatan dalam memberikan dukungan sarana prasarana, alat obet kontrasepsi dan peningkatan provider pelayanan KB melalui 23.500 KKB pemerintah dan swasta serta mendorong seluruh peserta program jaminan persalinan (Jampersal) menjadi peserta KB MKJP (metode jangka panjang) bagi para ibu setelah melahirkan; 2) Dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Agama untuk program pendidikan kependudukan dan KB; 3) Dengan Kementerian Tenaga kerja dan Transmigrasi untuk meningkatkan penyuluhan dan pelayanan KB di daerah transmigrasi dan sebagainya; 4) Dalam upaya penguatan supply dan demand side kerjasama dengan TNI, POLRI, PKK, dan SIKKIB melakukan upaya memperkuat program revitalisasi program KB bersama dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam penggerakan lini lapangan serta pelayanan dan pembinaan KB Kesehatan melalui kegiatan Bhakti Sosial di daerah; 5) Dalam memperkuat peserta KB mandiri pelembagaan keluarga kecil berkualitas, kerjasama dengan Swasta, seperti Apindo, membuat kerjasama untuk memperluas partisisipasi jajaran pengusaha/perusahaan dalam memberikan dukungan bagi pelaksanaan program KKB di lingkungannya; 6) Dalam mensosialisasikan pendewasaan usia perkawinan dan mencegah kehamilan tidak diinginkan pada remaja dilakukan kerjasama dengan Organisasi Kepemudaan dan Mahasiswa seperti KNPI, Pramuka dan lain-lain melakukan program-program untuk meningkatkan partisipasi dan penyiapan generasi muda dalam berkeluarga melalui Generasi Berencana atau Genre; 40

7) Dengan LSOM (Kowani, Aisyiah, Muslimat NU, LKK-NU, BKMT), Lembaga Profesi (JNPK, IDI, IBI, HOGSI, POGI, PKMI, IDUI dsb), Perguruan Tinggi, dan Organisasi/Instansi lainnya meningkatkan upaya peningkatan kompetensi para provider pelayanan KB serta peningkatan akses dan kualitas pelayanan untuk menjangkau daerah tertinggal, terpencil, dan daerah perbatasan yang selama ini kurang terjangkau program; Selain melalui kemitraan dengan berbagai pihak, pencapaian sasaran kinerja program KKB telah dilakukan berbagai kegiatan strategis di BKKBN antara lain sebagai berikut: a. Program Kependudukan dan KB Program ini bertujuan untuk mengembangkan dan melakukan (1) Sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk guna mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dengan menyerasikan kebijakan pengendalian penduduk, menjamin ketersediaan dan pemanfaatan parameter kependudukan, serta mensosialisasikan kebijakan dan program kependudukan; (2) Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang berkualitas, termasuk di dalamnya upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas; (3) Meningkatkan ketahanan keluarga maupun pemberdayaan ekonomi keluarga melalui pembentukan dan penggerakan kelompok kegiatan tribina seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan pengikutsertaan Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I dalam kelompok Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), serta peningkatkan kualitas kesehatan reproduksi remaja melalui kelompok PIK Remaja dalam rangka menyiapkan kehidupan berkeluarga yang lebih baik, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan kualitas kesehatan reproduksi, serta pencegahan generasi muda dari seks bebas, penggunaan Napza dan HIV-AIDS;(4) Meningkatkan advokasi kepada pemangku kepentingan dan mitrakerja; KIE pengendalian penduduk dan pembangunan KB; pendayagunaan media komunikasi pengendalian penduduk dan pembangunan KB; kemitraan dengan LSM 41

dan Swasta; peran IMP dan lini lapangan; kemitraan lintas sektor; SIM Kependudukan dan KB; kualitas data dan informasi manajemen program; sosialisasi dan desiminasi SIM program kependudukan dan KB berbasis TI serta teknologi informasi komunikasi. Kegiatan yang telah dilakukan meliputi: 1) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai sektor terkait seperti Bappenas, BPS, Kemenkes, Kemendagri, Kemenakertrans, Kemensos, serta Lembaga Studi Perguruan Tinggi di daerah untuk mengidentifikasi dan mensinkronkan berbagai peraturan perundangan yang berkaitan dengan pembangunan kependudukan, penyediaan data parameter kependudukan, melalui exercise proyeksi penduduk provinsi tahun 2010 2035, Seminar eksekutif asumsi TFR dan Mortalitas untuk proyeksi penduduk 2010 2035; 2) Menyusun Road Map Grand Design Pengendalian Penduduk 2012-2015 dan berbagai policy brief tentang masalah kependudukan dan kebijakan MDG s, yang dilanjutkan dengan sosialisasi hal tersebut melalui berbagai seminar dan orientasi kepada para pengelola dan pelaksana program kependudukan di pusat dan seluruh daerah serta lintas sektor; 3) Bekerjasama dengan Lembaga Studi Kependudukan Perguruan Tinggi, menyelenggarakan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi dan memberikan pengetahuan bagi para petugas pengelola dan pelaksana program kependudukan baik di pusat maupun provinsi; 4) Mengembangkan Kerjasama Pendidikan Kependudukan dengan lintas sektor, terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) untuk mensosialisasikan kependudukan melalui jalur pendidikan formal, informal dan non formal; 5) Melakukan berbagai kajian dan optimalisasi pemanfaatan hasil analisis dampak kependudukan yang berkaitan dengan aspek sosial budaya, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan serta daya dukung dan daya tampung lingkungan, sebagai bahan untuk mendukung penyerasian kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan; 42

6) Pengembangan kebijakan, strategi dan materi informasi sebagai acuan dalam peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB di 23.500 klinik KB pemerintah dan swasta serta 70.000 dokter dan bidan praktek swasta; 7) Memperkuat pelayanan KB di fasilitas pelayanan kesehatan statis melalui penyediaan data basis potensi klinik KB, penyediaan sarana dan prasarana klinik KB, meningkatkan KIE dan promosi tempat pelayanan KB; 8) Peningkatan kualitas pelayanan KB melalui pembentukan tim jaga mutu, pelatihan teknis medis bagi dokter dan bidan, penggunaan informed choice dan informed consent bagi peserta KB terutama peserta MKJP. 9) Memberdayakan dan membina mitra kerja dalam penggerakan dan pelayanan KB, dengan cara memperkuat kapasitas mitra kerja baik dalam hal pemberian pelayanan KB dan melalui peningkatan intensitas kegiatan monitoring dan evaluasi; 10) Memperkuat jaminan ketersediaan kontrasepsi melalui peningkatan komitmen baik pemerintah maupun pemerintah kabupaten dan kota serta swasta; 11) Penguatan dukungan pembiayaan pelayanan KB bagi keluarga pra sejahtera dan sejahtera I melalui penyediaan alokon cuma-cuma yang terintegrasi dengan program jamkesmas, jamkesda dan jampersal; 12) Penyediaan biaya pra pelayanan khusus untuk pelayanan KB MKJP; 13) Peningkatan akses pelayanan KB bagi penduduk di wilayah galciltas melalui tim KB keliling dengan mitra kerja; 14) Promosi dan KIP Konseling KHIBA dan PMKR; 15) Menyusun dan merumuskan kebijakan dan strategi Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga yang holistik dan integratif. Program ini dimaksudkan untuk membuat suatu acuan yang dapat menjadi pedoman operasional Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga yang dilakukan oleh para stakeholder, mitra kerja, sektor terkait, pengelola program dan pelaksana untuk menyerasikan kebijakan dan strategi Program Pembangunan 43

Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga dengan situasi dan kondisi di lini lapangan sebagai konsekuensi otonomi daerah untuk tahun-tahun berikutnya; 16) Mengembangkan materi dan media Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga guna meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap kegiatan-kegiatan yang ada dalam Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga; 17) Meningkatkan advokasi dan KIE Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga kepada stakeholder, mitra kerja, keluarga dan masyarakat. Upaya untuk meningkatkan kepedulian serta membangun perhatian, pengertian, peran, kemauan, semangat dan komitmen para stakeholder, mitra kerja dan masyarakat dalam Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga; 18) Meningkatkan jejaring kerja dengan stakeholder dan mitra kerja dalam Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga.Program ini dilakukan untuk memperoleh hubungan-hubungan fungsional dengan stakeholder dan mitra kerja dalam pengembangan Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga; 19) Mengembangkan data dan informasi Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga. Data basis Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga tersebut memuat informasi mengenai kondisi dan potensi kelompok yang ada pada Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga di masing-masing wilayah; 20) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana berupa buku-buku pedoman, petunjuk teknis dan materi lainnya yang dibutuhkan oleh kelompok dan juga alat permainan edukatif, BKB Kit, ruang sekretariat PIK R/M beserta sarananya, alat bantu peraga bagi kelompok lansia, dan alat teknologi sederhana dalam usaha ekonomi produktif guna mendukung pelaksanaan Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga; 44

21) Menumbuhkembangkan Bina Ketahanan Keluarga. Menumbuhkan kelompokkelompok yang baru dan mengembangkan kelompok-kelompok yang ada agar menjadi kelompok yang paripurna dan mandiri dengan meningkatkan kualitas dan potensi jasmani, mental serta rohani yang dilaksanakan melalui kegiatan Tri Bina; 22) Menumbuhkembangkan program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja dengan tujuan memfasilitasi remaja belajar memahami dan mempraktikkan perilaku hidup sehat, terhindar dari Triad KRR (bebas dari sex pra nikah, HIV dan AIDS, serta NAPZA) untuk mencapai ketahanan remaja dan pendewasaan usia perkawinan sebagai dasar mewujudkan Generasi Berencana (GenRe); 23) Menumbuhkembangkan kelompok usaha ekonomi produktif bagi keluarga yang diwadahi dalam kelompok UPPKS dalam rangka meningkatkan pendapatan bagi keluarga dan kemandirian ber KB bagi anggota UPPKS terutama keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I. 24) Mengembangkan pendampingan sebagai model dalam meningkatkan usaha ekonomi produktif keluarga. Pendampingan tersebut diarahkan untuk memfasilitasi usaha ekonomi produiktif dalam memperoleh akses informasi dan pelayanan yang dibutuhkan, seperti peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam aspek pengelolaan usaha dan teknis produksi, pengembangan usaha baik produksi maupun pemasaran, serta pemanfaatan teknologi tepat guna; 25) Meningkatkan kompetensi SDM pengelola dan pelatih Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga. Kegiatan ini diharapkan para pengelola Program Pembagunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan BKB, BKR, PIK R/M, BKL dan UPPKS di segala tingkatan; 26) Mengembangkan Sistem Informasi Majamen (SIM) melalui berbagai media, agar stakeholder, mitra kerja dan masyarakat dapat mengakses dan memperoleh informasi tentang program-program yang ada dalam Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, sehingga dapat berperan aktif dalam Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga tersebut; 45

27) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan fasilitasi melalui berbagai instrumen untuk memantau perkembangan kegiatan pada Program Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga secara optimal, diperlukan suatu sistem monitoring, evaluasi dan fasilitasi yang dilakukan secara terus-menurus, terpadu dan menyeluruh melalui instrumen dan metode yang tepat. Instrumen tersebut hendaknya dapat mengukur perkembangan kegiatan yang sedang berlangsung dan dapat mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan; 28) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan Advokasi dan KIE ke berbagai segmentasi sasaran dengan menggunakan berbagai media; 29) Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan stakeholders dan mitra kerja di berbagai tingkatan wilayah (pusat, provinsi, kabupaten dan kota) dalam pengelolaan dan pelaksanaan program kependudukan dan keluarga berencana di lini lapangan (kabupaten dan kota, kecamatan, desa dan kelurahan); 30) Memantapkan sistem informasi kependudukan dan keluarga yang berbasis teknologi informasi, serta meningkatkan kualitas analisis dan evaluasi program kependudukan dan keluarga berencana; 31) Mengembangkan infrastruktur teknologi, informasi dan komunikasi serta meningkatkan kecepatan dan kualitas penyebarluasan data, informasi, dan dokumentasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). b. Program Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: 1) Penyusunan kurikulum dan media pembelajaran; 2) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur BKKBN melalui pendidikan jangka panjang dan jangka pendek baik dalam negeri maupun luar negeri; 3) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengelola program baik pusat provinsi, maupun kabupaten dan kota melalui pelatihan berjenjang, pelatihan 46

teknis medis, pelatihan sertifikasi, training of trainer, pelatihan fungsional, E- learning; 4) Workshop dan Pentaloka bagi pengelola program dari tingkat pusat sampai kabupaten dan kota; 5) Kerjasama dengan luar negeri dalam bidang KKB melalui pelaksanaan Observation Study Tour dan pengembangan materi informasi tentang KKB untuk di share dengan negara lain; 6) Penyusunan pedoman dan juklak bagi penelitian dan pengembangan kependudukan, KB dan KS; 7) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kependudukan, KB dan KS yang prioritas dalam rangka menunjang operasional program; 8) Mensosialisasikan hasil penelitian melalui berbagai forum seperti seminar, referat, fact sheet, policy brief; 9) Meningkatkan kemitraan dengan berbagai institusi seperti perguruan tinggi, LSM, organisasi profesi dan lain-lain dalam rangka pelaksanaan penelitian pengembangan kependudukan, KB dan KS; c. Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: 1) Menetapkan sasaran program pembangunan kependudukan dan keluarga berencana nasional untuk penyusunan dokumen Perencanaan Program dan Anggaran yang berkualitas; 2) Meningkatkan pengelolaan kepegawaian untuk mewujudkan SDM yang berkualitas dan mewujudkan administrasi kepegawaian yang tertib dan sesuai ketentuan yang berlaku; 3) Meningkatkan pengelolaan keuangan dan BMN yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel didukung oleh SDM yang professional serta terlaksananya 47

pengelolaan sarana program secara tepat waktu, jumlah, tempat, harga, mutu dan jenis; 4) Mengharmonisasikan peraturan perundang-undangan yang mendukung program kependudukan dan keluarga berencana, membangun kelembagaan yang efektif, dan mengembangkan jumlah dan peran jejaring kehumasan; 5) Meningkatkan kualitas pelayanan ketatausahaan serta sarana dan prasarana perkantoran modern dalam mendukung pelaksanaan Program KKB nasional; 6) Melaksanakan reformasi birokrasi di lingkungan BKKBN meliputi program manajemen perubahan, penataan peraturan perundang-undangan, penataan dan penguatan organisasi, penataan tatalaksana, sistem manajemen SDM aparatur, penguatan pengawasan, akuntabilitas kinerja, peningkatan kualitas pelayanan publik, monitoring dan evaluasi; 7) Meningkatkan pelaksanaan pengadaan DAK Bidang KB untuk memperkuat dan membantu penyediaan sarana fisik pemerintah kabupaten dan kota dalam pelaksanaan Program KKB di wilayahnya. d. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Beberapa kegiatan yang dilaksanakan antara lain: 1) Peningkatan pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) melalui Konsolidasi dalam rangka realisasi rencana aksi penyelenggaraan SPIP, Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan SPIP, Pembinaan SPIP; 2) Pelaksaanaan audit kinerja atas pengelolaan keuangan negara, pelaksanaan tugas dan fungsi, dan audit tujuan tertentu meliputi aspek Progam, keuangan dan Perbekalan, serta ketenagaan dan Administrasi Umum; 3) Melaksanakan review Laporan Keuangan; 4) Penelusuran pengaduan masyarakat; 5) Penyusunan kebijakan dan strategi pengawasan; 48

6) Membangun integritas dan peningkatan kualitas kinerja aparat pengawasan melalui Pelatihan teknis, substantif, workshop dan seminar; 7) Koordinasi dan konsultasi pengawasan dengan komponen terkait dan pengawasan ekstern; 8) Pelakasanaan upaya lanjut dan pemantuan tindak lanjut hasil pengawasan intern dan ekstern. B. Akuntabilitas Keuangan Dalam rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan, BKKBN melakukan penyusunan Laporan Keuangan BKKBN Tahun 2012 dengan menggunakan Standard Akuntansi Pemerintah (SAP), yang terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN). Selanjutnya, laporan keuangan itu direview oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebelum diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). Sebagaimana diketahui, hasil audit atas Laporan Keuangan BKKBN Tahun 2011 adalah Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan. Gambar 3.12 Sertifikat Opini BPK RI Atas Laporan Keuangan BKKBN Tahun 2011 49

Anggaran untuk pelaksanaan Pembangunan Kependudukan dan KB Nasional Tahun 2012 disusun berdasarkan azas berbasis kinerja. Secara Nasional dukungan anggaran semula sebesar Rp.2.593.734.243.000,-namun pada bulan Agustus 2012 terdapat pengurangan atau efisiensi sebesar Rp.483.624.365.000 dan penambahan reward sebesar Rp.11.129.056.000,- sehingga pagu menjadi Rp.2.121.238.934.000,-. Pada bulan Oktober untuk Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat mendapatkan Hibah Dalam Negeri (HDN) sebesar Rp. 9.500.000.000,- sedangkan pada bulan November mendapatkan tambahan Hibah Dalam Negeri (HDN) sebesar Rp.1.125.000.000,- sehingga pagu menjadi Rp.2.131.863.934.000,-.Pada bulan Desember mendapat tambahan tunjangan kinerja sebesar Rp.140.672.447.000,- sehingga pagu total menjadi Rp.2.272.536.381.000,-. Sedangkan realisasi total pagu s.d Desember 2012 adalah Rp.2,212,791,468,184,- (97,37%) dengan rincian: 1. Realisasi Anggaran per Satker yang bersumber dari RM, ADB DHS II dan UNFPA untuk Satker di Pusat adalah Rp 1,231,666,874,684,-. 2. Realisasi anggaran per output kegiatan Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi yang bersumber dari Rupiah Murni (RM) dan ADB DHS II (RK) adalah Rp 981,124,593,500,-. 50

Tabel 3.4 Realisasi Anggaran s.d Desember 2012 51

Gambar 3.13 Realisasi Anggaran per Jenis Belanja, Tahun 2012 Walaupun penyerapan anggaran relatif cukup tinggi, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa permasalahan yaitu: 1. Anggaran yang disediakan untuk program pengendalian penduduk realisasi penyerapan anggarannya hanya mencapai 81,09% dari pagu anggaran yang tersedia. Anggaran tersebut digunakan untuk kegiatan yang bersifat koordinasi, sinkronisasi, sosialisasi dan penyerasian kebijakan kependudukan antar sektor baik tingkat nasional dan regional. Disamping itu, dilakukan penyusunan parameter proyeksi penduduk, dan kerjasama pendidikan kependudukan. Kegiatan-kegiatan tersebut memerlukan analisis yang menyeluruh dari berbagai sumber data yang tersedia. Di sisi lain unit organisasi Deputi Bidang Pengendalian Penduduk baru melaksanakan fungsi secara efektif pertengahan 52

tahun 2011 sehingga kegiatan-kegiatan tahun 2012 belum dapat dilaksanakan secara optimal. 2. Anggaran yang tersedia pada program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis lainnya realisasi penyerapannya sudah mencapai 99,75%, namun besarnya realisasi tersebut dipengaruhi oleh realisasi penyerapan belanja pegawai yang mencapai 99,99%, bahkan belanja pegawai pusat mencapai 102%. Anggaran yang tersedia untuk mendukung sarana dan prasarana, terutama untuk sarana aparatur yang dituangkan kedalam belanja modal penyerapannya mencapai 97,5% dari pagu yang disediakan. Anggaran tersebut belum sepenuhnya mendukung sarana dan prasarana serta operasional kegiatan lini lapangan. Hal ini mengakibatkan kurang lancarnya proses pelaporan pencapaian program. 3. Dukungan anggaran untuk menunjang pelatihan Contraceptive Technology Update (CTU) realisasinya penyerapannya mencapai 97,11% yang digunakan sebagian besar untuk kegiatan pelatihan Dokter, Bidan, kontap (MOP dan MOW), pelatihan R/R bagi petugas klinik, serta pelatihan konseling dengan penggunaan ABPK bagi bidan. Dari realisasi anggaran yang dicapai, realisasi target capaian sasaran terutama untuk pelatihan dokter sampai dengan tahun 2012 sudah tercapai dokter 3.000 dokter dan bidan sebanyak 15.000 bidan yang dilatih. Namun demikian anggaran yang tersedia untuk pelatihan belum mencukupi untuk menyiapkan provider yang kompeten melakukan pelayanan KB. 4. Dukungan anggaran program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BKKBN realisasi penyerapan anggarannya mencapai 99,38% dari pagu yang tersedia. Namun anggaran yang tersedia tersebut masih terbatas jika dibandingkan dengan obyek pemeriksaan khususnya dana pemeriksaan untuk kasus-kasus pengaduan masyarakat. 5. Masih kurangnya pemahaman para pengelola anggaran dalam peraturan dan perundangan keuangan, sehingga mengakibatkan terlambatnya penyerapan anggaran. 53

6. Masih terdapat ketidaksinkronan antara indikator kinerja kegiatan dan anggaran dengan Renstra, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RPJMN yang telah ditetapkan, sehingga dalam pelaksanaannya sering dilakukan penyesuaian atau revisi anggaran. 54

BAB IV PENUTUP Mewujudkan pembangunan berwawasan Kependudukan dan keluarga kecil bahagia sejahtera merupakan tugas, pokok dan fungsi BKKBN. Kondisi tersebut dapat dicapai salah satunya melalui pengendalian dan peningkatkan kualitas penduduk, karena penduduk yang berkualitas adalah modal pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas yang rendah akan menjadi beban pembangunan. Oleh karena itu pengendalian penduduk perlu dilakukan melalui pelaksanaan program KKB nasional. Dengan berakhirnya tahun 2012, maka disamping keberhasilan pencapaian beberapa indikator kinerja program, terdapat pula beberapa indikator kinerja yang belum terpenuhi capaian kinerjanya. Walaupun begitu, secara umum dapat dikatakan tugas dan fungsi BKKBN telah dapat dilaksanakan dengan baik. Berbagai permasalahan dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan program KKB nasionalterus menerus diupayakan reformulasi arah kebijakan program sehingga percepatan pencapaian sasaran program dapat meningkat sesuai sasaran-sasaran yang tertuang dalam RPJMN 2010 2014. Berbagai upaya yang telah dilakukan, antara lain: 1. Era desentralisasi mempunyai pengaruh terhadap kepedulian dan dukungan di daerah. Oleh karena itu, dalam proses alih kelola program KKB ke kabupaten dan kota, masih perlu diberikan dukungan dalam beberapa hal, seperti konsultasi, fasilitasi, pendanaan, serta logistik (alat kontrasepsi). 2. Sudah dilakukan standarisasi dan acuan sebagai pedoman daerah dalam pengelolaan program KKB nasional, berupa Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) pengelolaan program KKB; Kewenangan Wajib dan Standar Pelayanan Minimum bagi Pemerintahan Kabupaten dan Kota. 55

3. Melakukan pemantapan kemitraan dengan instansi terkait, organisasi profesi, pihak swasta, LSOM, serta mitra kerja lainnya untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan penggarapan program KKB. 4. Mengembangkan model pendekatan pelayanan program KBKR dan pemberdayaan masyarakat, terutama bagi masyarakat miskin di wilayah tertinggal, terpencil, dan perbatasan, serta masyarakat rentan lainnya. 5. Penguatan supplyside, seperti pelayanan KB pasca persalinan dan Pasca keguguran serta fasilitas pelayanan kesehatan. 6. Penguatan demandside, antara lain melakukan KIE kesehatan reproduksi, kesehatan reproduksi remaja, dan pendewasaan usia kawin pertama. 7. Pengembangan kemampuan SDM, kelembagaan, serta managemen keuangan dan pengawasan. 8. Sebagai bagian dari upaya pembinaan dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan pelaporan untuk mendapatkan data rutin masih terus dilakukan dan dikembangkan sesuai dengan perubahan lingkungan strategis yang ada. 9. Pengembangan sistem informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi sangat diperlukan dalam upaya akselerasi informasi program KB dan perluasan jangkauannya. Dengan memberikan perhatian dan penanganan hal-hal tersebut di atas, diharapkan upaya percepatan pencapaian program KKB nasional dimasa yang akan datang dapat memberikan hasil sesuai dengan sasaran yang diharapkan. 56

LAMPIRAN.1 LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA BERDASARKAN HASIL SENSUS TAHUN 1990-2000 DAN 2000-2010 PER PROVINSI (PERSEN) NO PROVINSI 1990-2000 2000-2010 1 Aceh 1,46 1,35 2 SumateraUtara 1,32 1,11 3 SumateraBarat 0,63 1,34 4 Riau 3,84 3,59 5 Jambi 1,84 2,55 6 SumateraSelatan 1,28 1,85 7 Bengkulu 2,19 1,66 8 Lampung 1,17 1,23 9 BangkaBelitung 0,97 3,14 10 KepulauanRiau 6,54 4,99 11 DKIJakarta 0,17 1,39 12 JawaBarat 2,03 1,89 13 JawaTengah 0,94 0,37 14 DIYogyakarta 0,72 1,02 15 JawaTimur 0,7 0,76 16 Banten 3,21 2,79 17 Bali 1,31 2,15 18 NusaTenggaraBarat 1,82 1,17 19 NusaTenggaraTimur 1,63 2,06 20 KalimantanBarat 2,29 0,91 21 KalimantanTengah 2,99 1,74 22 KalimantanSelatan 1,45 1,98 23 KalimantanTimur 2,81 3,80 24 SulawesiUtara 1,33 1,26 25 SulawesiTengah 2,57 1,94 26 SulawesiSelatan 1,35 1,17 27 SulawesiTenggara 3,15 2,07 28 Gorontalo 1,59 2,24 29 SulawesiBarat 2,7 2,67 30 Maluku 0,11 2,78 31 MalukuUtara 1,6 2,44 32 PapuaBarat 2,55 3,72 33 Papua 3,44 5,46 I N D O N E S I A Sumber : Sensus Penduduk LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK (Persen) 1,45 1,49

LAMPIRAN 2 PERKEMBANGAN CPR TAHUN 2007-2012 NO PROVINSI 2007 2012 Selisih 2012 THD 2011 1 DKI Jakarta 56,4 53,4-3,0 2 Jawa Barat 60,3 60,3 0,0 3 Jawa Tengah 60,0 61,5 1,5 4 DI Yogyakarta 54,8 59,6 4,8 5 Jawa Timur 62,3 62,4 0,1 6 Bali 65,4 59,6-5,8 7 Banten 55,4 61,3 5,9 8 Aceh 45,4 44,4-1,0 9 Sumatra Utara 42,6 42,8 0,2 10 Sumatra Barat 52,8 50,2-2,6 11 Sumatra Selatan 62,6 64,4 1,8 12 Lampung 66,0 66,3 0,3 13 Nusa Tenggara. Barat 52,2 55,1 2,9 14 Kalimantan Barat 61,2 63,9 2,7 15 Kalimantan Selatan 63,2 66,4 3,2 16 Sulawesi Utara * 66,7 63,7-3,0 17 Sulawesi Selatan 42,9 47,5 4,6 18 Bangka Belitung 64,7 65,3 0,6 19 Gorontalo 58,8 61,5 2,7 20 Sulawesi Barat 44,5 48,0 3,5 21 Riau 52,8 54,0 1,2 22 Jambi 62,5 62,0-0,5 23 Bengkulu 70,4 61,2-9,2 24 Nusa Tenggara Timur 30,1 38,3 8,2 25 Kalimantan Tengah 65,2 64,8-0,4 26 Kalimantan Timur 55,4 54,1-1,3 27 Sulawesi Tengah 59,8 52,5-7,3 28 Sulawesi Tenggara 44,4 48,4 4,0 29 Maluku 29,4 40,4 11,0 30 Papua " 24,5 19,1-5,4 31 Maluku Utara 46,2 51,1 4,9 32 Papua Barat 37,5 41,0 3,5 33 Kepulauan Riau 54,0 48,0-6,0 NASIONAL Sumber data : SDKI Tahun 2007 dan 2012 CPR 57,4 57,9 0,5

LAMPIRAN 3 PERKEMBANGAN UNMET NEED TAHUN 2007-2012 NO PROVINSI 2007 2012 Selisih 2012 THD 2011 1 DKI Jakarta 9,4 6,9 2,5 2 Jawa Barat 8,9 10,0-1,1 3 Jawa Tengah 7,6 7,4 0,2 4 DI Yogyakarta 7,6 6,8 0,8 5 Jawa Timur 6,7 8,2-1,5 6 Bali 6,0 5,8 0,2 7 Banten 6,5 9,0-2,5 8 Aceh 9,9 12,0-2,1 9 Sumatra Utara 10,2 12,3-2,1 10 Sumatra Barat 10,0 11,2-1,2 11 Sumatra Selatan 6,2 7,4-1,2 12 Lampung 6,4 5,5 0,9 13 Nusa Tenggara. Barat 14,0 12,9 1,1 14 Kalimantan Barat 8,1 7,7 0,4 15 Kalimantan Selatan 6,2 6,2 0,0 16 Sulawesi Utara * 7,0 6,1 0,9 17 Sulawesi Selatan 11,1 13,9-2,8 18 Bangka Belitung 7,1 3,2 3,9 19 Gorontalo 9,6 6,6 3,0 20 Sulawesi Barat 12,4 17,4-5,0 21 Riau 9,3 9,1 0,2 22 Jambi 6,8 7,0-0,2 23 Bengkulu 7,5 6,1 1,4 24 Nusa Tenggara Timur 15,9 17,4-1,5 25 Kalimantan Tengah 5,4 5,7-0,3 26 Kalimantan Timur 8,6 7,7 0,9 27 Sulawesi Tengah 12,1 8,3 3,8 28 Sulawesi Tenggara 13,1 12,9 0,2 29 Maluku 14,5 22,4-7,9 30 Papua " 20,0 15,8 4,2 31 Maluku Utara 9,2 13,0-3,8 32 Papua Barat 16,0 16,6-0,6 33 Kepulauan Riau 11,5 12,3-0,8 NASIONAL Sumber data : SDKI Tahun 2007 dan 2012 9,1 8,5 0,6

LAMPIRAN 4 PERSENTASE PENCAPAIAN PESERTA KB BARU (PB) TERHADAP PPM-PB TAHUN 2010-2012 PESERTA KB BARU (PB) NO PROVINSI 2010 2011 2012 PPM PENC. % PPM PENC. % PPM PENC. % 1 2 3 4 5 = 4 / 3 6 7 8 = 7 / 6 9 10 11 = 10 / 9 1 DKI 344.029 439.797 127,8 203.090 545.353 268,5 357.290 536.576 150,2 2 JABAR 1.465.846 1.612.950 110,0 1.447.600 1.705.834 117,8 1.523.950 1.584.957 104,0 3 JATENG 888.107 997.425 112,3 958.230 1.087.108 113,4 910.670 1.028.976 113,0 4 DIY 47.622 53.376 112,1 51.420 55.781 108,5 54.470 61.413 112,7 5 JATIM 1.036.701 1.171.619 113,0 1.127.750 1.317.768 116,8 1.017.160 1.257.507 123,6 6 B A L I 61.126 71.075 116,3 52.970 78.967 149,1 61.880 77.665 125,5 7 BANTEN 269.317 374.253 139,0 300.170 434.575 144,8 270.340 464.132 171,7 JB 4.112.748 4.720.495 114,8 4.141.230 5.225.386 126,2 4.195.760 5.011.226 119,4 8 ACEH 137.818 197.755 143,5 143.110 182.617 127,6 147.810 186.758 126,4 9 SUMUT 294.226 405.961 138,0 352.320 406.638 115,4 333.440 424.583 127,3 10 SUMBAR 127.971 146.703 114,6 132.070 165.458 125,3 128.810 166.260 129,1 11 SUMSEL 359.527 459.294 127,7 303.820 488.769 160,9 370.630 504.780 136,2 12 LAMPUNG 347.274 501.819 144,5 340.310 583.851 171,6 343.080 561.061 163,5 13 NTB 147.230 182.691 124,1 161.270 221.405 137,3 155.090 232.120 149,7 14 KALBAR 118.705 163.184 137,5 125.220 178.227 142,3 130.720 178.896 136,9 15 KALSEL 129.195 152.608 118,1 132.720 164.884 124,2 146.630 164.196 112,0 16 SULUT 77.881 102.380 131,5 64.280 128.834 200,4 82.270 107.357 130,5 17 SULSEL 259.115 342.745 132,3 266.560 385.344 144,6 277.630 381.805 137,5 18 BABEL 38.892 51.971 133,6 38.500 58.902 153,0 41.430 52.762 127,4 19 GORONTALO 33.949 50.545 148,9 36.750 54.536 148,4 37.390 59.426 158,9 20 SULBAR 29.601 48.022 162,2 33.100 57.996 175,2 31.280 58.115 185,8 LJB I 2.101.384 2.805.678 133,5 2.130.030 3.077.461 144,5 2.226.210 3.078.119 138,3 21 RIAU 154.964 177.053 114,3 172.650 203.845 118,1 178.500 210.480 117,9 22 JAMBI 118.205 133.206 112,7 105.990 142.499 134,4 123.910 147.572 119,1 23 BENGKULU 81.301 106.515 131,0 59.340 123.737 208,5 80.680 122.881 152,3 24 NTT 86.507 107.497 124,3 108.540 110.193 101,5 97.000 109.592 113,0 25 KALTENG 69.007 79.577 115,3 83.890 92.674 110,5 91.200 98.642 108,2 26 KALTIM 79.913 99.580 124,6 102.000 111.284 109,1 94.710 113.773 120,1 27 SULTENG 71.602 98.211 137,2 83.760 119.350 142,5 76.520 124.073 162,1 28 SULTRA 56.913 75.191 132,1 73.010 86.354 118,3 61.720 89.940 145,7 29 MALUKU 46.272 66.870 144,5 51.820 73.690 142,2 45.100 67.824 150,4 30 PAPUA 27.457 50.480 183,9 60.940 63.409 104,1 27.980 52.891 189,0 31 MALUT 26.987 38.345 142,1 32.830 47.255 143,9 32.420 48.208 148,7 32 PAPBAR 14.604 26.565 181,9 13.940 32.791 235,2 15.640 29.461 188,4 33 KEPRI 36.220 61.761 170,5 40.030 71.541 178,7 40.080 83.796 209,1 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/II/KB 869.952 1.120.851 128,8 988.740 1.278.622 129,3 965.460 1.299.133 134,6 7.084.084 8.647.024 122,1 7.260.000 9.581.469 132,0 7.387.430 9.388.478 127,1

LAMPIRAN 5 PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PESERTA KB BARU PER METODA KONTRASEPSI DARI TAHUN 2010, 2011 DAN 2012 NO PROVINSI 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 1 2 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 1 DKI 61.044 55.849 47.504 5.445 4.841 3.112 22.811 18.504 14.306 253.452 273.164 221.235 148.845 152.714 124.362 2 JABAR 148.693 135.955 120.051 20.906 19.065 17.553 87.685 91.426 86.925 815.323 900.000 844.636 448.967 491.719 485.189 3 JATENG 94.782 80.140 59.702 24.722 22.114 18.290 128.539 126.377 89.436 555.352 594.283 579.761 170.974 193.884 194.083 4 DIY 15.527 11.583 9.261 1.973 1.620 1.342 5.543 4.970 4.525 28.189 26.891 27.001 4.614 4.890 5.288 5 JATIM 123.096 113.780 99.981 26.280 21.654 16.136 123.921 135.898 63.378 650.663 695.296 662.092 277.645 290.213 280.789 6 B A L I 22.487 22.663 17.664 2.888 2.397 2.150 2.835 3.003 2.621 34.945 35.688 34.595 7.366 7.697 7.772 7 BANTEN 27.716 23.607 17.110 2.572 2.057 2.137 36.573 33.486 23.562 221.855 222.665 190.647 131.697 127.206 119.025 JB 493.345 443.577 371.273 84.786 73.748 60.720 407.907 413.664 284.753 2.559.779 2.747.987 2.559.967 1.190.108 1.268.323 1.216.508 8 ACEH 6.629 5.547 2.438 1.497 1.247 644 6.325 6.168 3.496 80.874 80.578 83.222 68.036 68.175 74.242 9 SUMUT 31.193 26.726 23.674 10.646 9.952 8.612 47.135 32.712 30.279 142.783 137.499 124.377 131.054 135.263 136.889 10 SUMBAR 10.387 8.216 7.391 2.104 1.751 1.004 19.817 18.996 15.532 74.069 72.687 65.355 35.004 44.534 32.978 11 SUMSEL 12.690 10.441 8.164 2.402 2.019 1.797 50.417 46.673 39.733 221.065 216.256 206.860 163.566 164.631 160.375 12 LAMPUNG 37.476 35.292 25.581 2.766 2.239 1.252 39.917 41.153 24.913 219.072 227.003 200.615 201.829 209.943 190.141 13 NTB 21.986 19.068 15.368 1.515 1.550 1.336 41.242 29.297 16.955 109.937 110.847 99.658 36.465 42.540 38.051 14 KALBAR 8.950 6.857 5.533 2.070 1.452 1.068 10.694 9.464 8.145 69.500 77.020 71.143 59.133 59.086 53.158 15 KALSEL 2.127 2.369 2.041 804 917 806 9.335 9.406 8.110 69.628 68.242 63.054 73.582 75.178 70.904 16 SULUT 8.274 6.746 5.404 1.201 1.159 711 15.321 14.855 11.019 44.814 56.475 47.584 25.430 35.719 25.211 17 SULSEL 11.170 9.287 8.012 3.202 2.894 2.163 23.524 22.575 19.426 167.896 166.637 144.488 125.372 133.041 118.755 18 BABEL 2.378 2.175 1.301 337 238 182 3.553 3.744 2.705 23.295 27.110 24.941 15.833 18.776 16.626 19 GORONTALO 5.013 4.796 4.180 480 408 394 8.468 7.638 6.690 20.842 20.543 17.459 18.698 16.621 17.428 20 SULBAR 1.981 1.770 1.134 361 227 189 3.629 3.501 2.292 19.153 17.154 12.788 19.819 21.785 20.183 LJB I 160.254 139.290 110.221 29.385 26.053 20.158 279.377 246.182 189.295 1.262.928 1.278.051 1.161.544 973.821 1.025.292 954.941 21 RIAU 7.208 5.660 4.205 2.954 2.434 1.278 14.268 12.280 10.503 103.651 102.923 91.615 67.988 66.609 59.615 22 JAMBI 6.050 5.319 4.497 712 462 364 12.701 11.628 10.738 71.803 70.492 63.894 50.564 48.848 49.217 23 BENGKULU 5.852 4.814 3.529 927 875 698 12.065 11.282 9.902 56.060 56.798 50.336 37.019 39.530 33.134 24 NTT 9.221 8.980 6.990 4.489 5.012 3.190 20.540 17.577 15.525 53.800 56.360 59.582 14.067 15.076 15.127 25 KALTENG 1.883 1.755 1.248 759 486 389 8.587 8.001 5.866 42.892 43.040 34.899 36.842 33.356 31.818 26 KALTIM 5.320 4.751 3.803 2.248 1.633 1.130 3.406 4.717 3.508 54.619 54.647 49.904 29.410 31.444 28.280 27 SULTENG 6.392 5.013 3.898 833 752 702 10.116 9.666 6.626 46.214 47.208 39.597 42.107 43.734 37.257 28 SULTRA 1.577 1.557 1.254 681 610 432 8.994 8.291 6.952 35.809 34.469 29.229 33.352 30.365 27.737 29 MALUKU 2.231 2.034 1.727 653 571 475 6.677 5.377 4.649 29.015 30.454 26.534 17.703 23.642 21.952 30 PAPUA 1.748 1.217 971 1.093 1.197 849 3.996 4.041 2.856 24.529 31.799 22.729 11.549 13.373 11.452 31 MALUT 1.600 1.179 844 436 315 253 10.424 9.418 6.693 22.161 22.006 16.651 9.103 10.065 10.305 32 PAPBAR 496 361 144 326 236 144 3.801 2.911 2.003 10.917 12.817 10.165 8.237 8.864 7.302 33 KEPRI 2.929 2.473 1.675 771 634 258 3.693 3.611 2.472 32.783 29.000 23.533 21.788 19.318 19.380 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber : F/II/KB/11 JUMLAH PESERTA KB BARU WANITA PB IUD PB MOW PB IMPLANT PB SUNTIK PB PIL PENCAPAIAN PENCAPAIAN PENCAPAIAN PENCAPAIAN PENCAPAIAN 52.507 45.113 34.785 16.882 15.217 10.162 119.268 108.800 88.293 584.253 592.013 518.668 379.729 384.224 352.576 706.106 627.980 516.279 131.053 115.018 91.040 806.552 768.646 562.341 4.406.960 4.618.051 4.240.179 2.543.658 2.677.839 2.524.025

LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 5.(Lanjutan) PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PESERTA KB BARU PER METODA KONTRASEPSI DARI TAHUN 2010, 2011 DAN 2012 NO 1 2 1 DKI 2 JABAR 3 JATENG 4 DIY 5 JATIM 6 B A L I 7 BANTEN 8 ACEH 9 SUMUT 10 SUMBAR 11 SUMSEL 12 LAMPUNG 13 NTB 14 KALBAR 15 KALSEL 16 SULUT 17 SULSEL 18 BABEL 19 GORONTALO 20 SULBAR 21 RIAU 22 JAMBI 23 BENGKULU 24 NTT 25 KALTENG 26 KALTIM 27 SULTENG 28 SULTRA 29 MALUKU 30 PAPUA 31 MALUT 32 PAPBAR 33 KEPRI PROVINSI JB LJB I LJB II TOTAL NASIONAL Sumber : F/II/KB/11 JUMLAH PESERTA KB BARU PRIA PB MOP PB KONDOM PENCAPAIAN PENCAPAIAN JUMLAH SELURUH PESERTA KB BARU PENCAPAIAN 2012 2011 2010 2012 2011 2010 2012 2011 2010 23 25 27 29 43 44 1.580 968 785 43.399 39.313 28493,0 536.576 545.353 439.797 4.983 4.104 3.645 58.400 63.565 54951,0 1.584.957 1.705.834 1.612.950 2.227 3.207 3.925 52.380 67.103 52228,0 1.028.976 1.087.108 997.425 345 358 487 5.222 5.469 5472,0 61.413 55.781 53.376 3.064 4.619 4.131 52.838 56.308 45112,0 1.257.507 1.317.768 1.171.619 373 312 274 6.771 7.207 5999,0 77.665 78.967 71.075 1.178 1.021 696 42.541 24.533 21076,0 464.132 434.575 374.253 13.750 14.589 13.943 261.551 263.498 213.331 5.011.226 5.225.386 4.720.495 40 27 22 23.357 20.875 33691,0 186.758 182.617 197.755 4.871 2.813 2.088 56.901 61.673 80042,0 424.583 406.638 405.961 417 384 217 24.462 18.890 24226,0 166.260 165.458 146.703 963 896 805 53.677 47.853 41560,0 504.780 488.769 459.294 966 1.670 1.663 59.035 66.551 57654,0 561.061 583.851 501.819 900 478 320 20.075 17.625 11003,0 232.120 221.405 182.691 523 171 121 28.026 24.177 24016,0 178.896 178.227 163.184 1.299 344 223 7.421 8.428 7470,0 164.196 164.884 152.608 553 635 556 11.764 13.245 11895,0 107.357 128.834 102.380 459 470 432 50.182 50.440 49469,0 381.805 385.344 342.745 105 93 49 7.261 6.766 6167,0 52.762 58.902 51.971 145 190 224 5.780 4.340 4170,0 59.426 54.536 50.545 195 189 129 12.977 13.370 11307,0 58.115 57.996 48.022 11.436 8.360 6.849 360.918 354.233 362670,0 3.078.119 3.077.461 2.805.678 269 378 182 14.142 13.561 9655,0 210.480 203.845 177.053 150 141 132 5.592 5.609 4364,0 147.572 142.499 133.206 207 149 148 10.751 10.289 8768,0 122.881 123.737 106.515 265 461 414 7.210 6.727 6669,0 109.592 110.193 107.497 122 119 114 7.557 5.917 5243,0 98.642 92.674 79.577 176 189 178 18.594 13.903 12777,0 113.773 111.284 99.580 367 335 271 18.044 12.642 9860,0 124.073 119.350 98.211 261 283 282 9.266 10.779 9305,0 89.940 86.354 75.191 261 159 155 11.284 11.453 11378,0 67.824 73.690 66.870 53 52 47 9.923 11.730 11576,0 52.891 63.409 50.480 163 156 126 4.321 4.116 3473,0 48.208 47.255 38.345 104 157 75 5.580 7.445 6732,0 29.461 32.791 26.565 96 91 79 21.736 16.414 14364,0 83.796 71.541 61.761 2.494 2.670 2.203 144.000 130.585 114164,0 1.299.133 1.278.622 1.120.851 27.680 25.619 22.995 766.469 748.316 690165,0 9.388.478 9.581.469 8.647.024

LAMPIRAN 6 PENCAPAIAN PESERTA KB AKTIF (PA) TAHUN 2012 NO PROVINSI 2012 1 2 4 1 DKI 1.108.859 2 JABAR 5.262.291 3 JATENG 4.037.919 4 DIY 382.347 5 JATIM 4.833.341 6 B A L I 480.838 7 BANTEN 1.492.751 8 ACEH 434.131 9 SUMUT 1.106.700 10 SUMBAR 438.120 11 SUMSEL 964.937 12 LAMPUNG 1.039.099 13 NTB 499.758 14 KALBAR 554.929 15 KALSEL 524.380 16 SULUT 275.169 17 SULSEL 676.139 18 BABEL 170.417 19 GORONTALO 127.918 20 SULBAR 96.933 21 RIAU 639.405 22 JAMBI 425.342 23 BENGKULU 213.674 24 NTT 284.907 25 KALTENG 312.424 26 KALTIM 417.389 27 SULTENG 273.719 28 SULTRA 203.405 29 MALUKU 103.496 30 PAPUA 123.289 31 MALUT 101.870 32 PAPBAR 63.770 33 KEPRI 174.666 TOTAL NASIONAL Sumber data : SDKI Tahun 2012 & PUS Proyeksi Tahun 2012 28.006.544

LAMPIRAN 7 PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PESERTA KB BARU (PB) MANDIRI TAHUN 2010-2012 PESERTA KB BARU (PB) MANDIRI NO PROVINSI 2010 2011 2012 1 2 3 4 5 1 DKI 276.782 363.580 326.837 2 JABAR 687.823 715.211 547.579 3 JATENG 491.155 520.921 455.637 4 DIY 32.607 34.018 35.183 5 JATIM 491.438 542.325 411.261 6 B A L I 43.869 48.272 46.209 7 BANTEN 149.574 185.292 192.476 JB 2.173.248 2.409.619 2.015.182 8 ACEH 74.735 68.412 57.385 9 SUMUT 109.786 96.168 75.147 10 SUMBAR 46.872 54.255 57.859 11 SUMSEL 147.861 152.893 163.750 12 LAMPUNG 169.370 183.446 125.789 13 NTB 17.066 20.462 17.638 14 KALBAR 62.812 66.494 56.141 15 KALSEL 53.727 59.237 60.172 16 SULUT 30.227 43.888 39.658 17 SULSEL 57.447 65.116 49.875 18 BABEL 17.500 24.767 18.897 19 GORONTALO 15.055 15.863 10.233 20 SULBAR 3.621 7.182 6.608 LJB I 806.079 858.183 739.152 21 RIAU 74.714 99.580 79.722 22 JAMBI 43.780 50.464 44.547 23 BENGKULU 35.891 41.912 29.852 24 NTT 2.231 2.727 4.564 25 KALTENG 18.524 25.842 27.062 26 KALTIM 48.143 48.162 43.088 27 SULTENG 11.460 11.386 11.028 28 SULTRA 8.102 9.672 6.055 29 MALUKU 9.411 7.038 8.313 30 PAPUA 5.736 6.599 5.369 31 MALUT 4.096 4.418 5.133 32 PAPBAR 2.806 2.788 2.310 33 KEPRI 28.091 37.233 45.283 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/II/KB 292.985 347.821 312.326 3.272.312 3.615.623 3.066.660

LAMPIRAN 8 PERSENTASE PENCAPAIAN PESERTA KB AKTIF (PA) MANDIRI TERHADAP TOTAL PA TAHUN 2010-2012 NO PROVINSI PESERTA KB AKTIF (PA) MANDIRI 2010 2011 2012 1 2 3 4 5 1 DKI 60,0 58,9 57,7 2 JABAR 49,6 48,3 48,7 3 JATENG 56,9 55,8 54,9 4 DIY 61,8 60,7 59,3 5 JATIM 52,7 51,5 51,2 6 B A L I 67,9 66,6 65,8 7 BANTEN 52,5 46,6 47,7 JB 53,6 52,2 51,9 8 ACEH 37,3 28,7 29,1 9 SUMUT 35,9 32,1 30,2 10 SUMBAR 49,3 47,9 49,9 11 SUMSEL 37,8 31,3 31,3 12 LAMPUNG 38,1 34,3 35,2 13 NTB 35,2 11,7 19,2 14 KALBAR 34,8 31,3 31,7 15 KALSEL 53,3 49,9 49,3 16 SULUT 49,6 49,8 40,2 17 SULSEL 35,3 27,7 26,1 18 BABEL 42,0 37,4 33,8 19 GORONTALO 20,1 23,8 25,9 20 SULBAR 19,6 27,9 20,0 LJB I 38,6 32,4 32,5 21 RIAU 47,9 34,8 41,8 22 JAMBI 51,1 42,8 41,9 23 BENGKULU 26,8 26,8 22,5 24 NTT 20,2 7,3 3,2 25 KALTENG 18,3 25,8 28,5 26 KALTIM 33,8 15,1 44,3 27 SULTENG 30,2 12,5 8,0 28 SULTRA 6,4 10,8 15,7 29 MALUKU 20,6 9,6 12,7 30 PAPUA 21,2 16,8 13,7 31 MALUT 26,8 24,5 22,4 32 PAPBAR 2,2-5,9 33 KEPRI 70,6 52,0 45,1 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/I/DAL 32,0 23,3 26,3 47,3 43,7 43,8

Lampiran 9 PERSENTASE PENCAPAIAN PESERTA KB BARU (PB) MKJP TERHADAP TOTAL PB TAHUN 2010-2012 (S.D BULAN JUNI) PERSENTASE PESERTA KB BARU (PB) MKJP NO PROVINSI 2010 2011 2012 (s.d Juni) 1 2 3 4 5 1 DKI 14,9 14,7 16,9 2 JABAR 14,1 14,7 16,5 3 JATENG 17,2 21,3 24,3 4 DIY 29,3 33,2 38,1 5 JATIM 15,7 20,9 22,0 6 B A L I 32,0 35,9 36,8 7 BANTEN 11,6 13,8 14,7 JB 15,5 18,1 20,0 8 ACEH 3,3 7,1 7,8 9 SUMUT 15,9 17,8 22,1 10 SUMBAR 16,5 17,7 19,7 11 SUMSEL 11,0 12,3 13,2 12 LAMPUNG 10,6 13,8 14,5 13 NTB 18,6 22,8 28,3 14 KALBAR 9,1 10,1 12,4 15 KALSEL 7,3 7,9 8,3 16 SULUT 17,3 18,2 23,6 17 SULSEL 8,8 9,1 10,0 18 BABEL 8,2 10,6 12,1 19 GORONTALO 22,7 23,9 23,7 20 SULBAR 7,8 9,8 10,6 LJB I 11,6 13,6 15,6 21 RIAU 9,1 10,2 11,7 22 JAMBI 11,8 12,3 13,3 23 BENGKULU 13,4 13,8 15,5 24 NTT 24,3 29,1 31,5 25 KALTENG 9,6 11,2 11,5 26 KALTIM 8,7 10,1 9,8 27 SULTENG 11,7 13,2 14,3 28 SULTRA 11,9 12,4 12,8 29 MALUKU 10,5 11,0 14,5 30 PAPUA 9,4 10,3 13,0 31 MALUT 20,6 23,4 26,2 32 PAPBAR 8,9 11,2 16,0 33 KEPRI 7,3 9,5 8,9 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/II/KB 12,1 13,4 14,7 13,8 16,0 17,8

LAMPIRAN 10 PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PESERTA KB AKTIF (PA) MKJP TAHUN 2010-2011 (%) NO PROVINSI PESERTA KB AKTIF (PA) MKJP 2010 2011 2012 1 2 3 4 4 1 DKI 33,4 32,5 33,4 2 JABAR 19,3 19,7 20,7 3 JATENG 24,5 24,7 25,7 4 DIY 36,0 35,5 35,7 5 JATIM 27,6 28,4 29,2 6 B A L I 53,1 53,1 53,3 7 BANTEN 26,7 23,2 24,4 8 ACEH 4,8 5,9 6,8 9 SUMUT 27,2 27,8 28,9 10 SUMBAR 25,5 25,5 26,6 11 SUMSEL 24,8 25,1 26,4 12 LAMPUNG 27,9 29,3 30,2 13 NTB 27,2 44,8 31,1 14 KALBAR 14,0 14,6 16,8 15 KALSEL 12,3 10,1 10,6 16 SULUT 25,5 35,8 33,8 17 SULSEL 15,3 15,8 16,1 18 BABEL 15,0 16,6 15,8 19 GORONTALO 27,1 28,4 29,7 20 SULBAR 10,4 11,9 13,8 21 RIAU 17,5 17,9 15,4 22 JAMBI 20,3 21,8 22,1 23 BENGKULU 23,2 24,0 25,8 24 NTT 25,8 28,7 32,2 25 KALTENG 12,3 13,1 15,6 26 KALTIM 17,5 17,4 18,5 27 SULTENG 16,8 17,1 23,3 28 SULTRA 18,1 17,7 20,9 29 MALUKU 16,1 17,4 15,9 30 PAPUA 13,6 12,9 13,0 31 MALUT 17,6 23,6 18,2 32 PAPBAR 11,7 13,9 41,1 33 KEPRI 12,1 15,9 18,2 Sumber data : F/I/DAL TOTAL NASIONAL 23,5 24,4 24,9

LAMPIRAN 11 PERSEBARAN PENCAPAIAN PESERTA KB BARU (PB) PRIA TERHADAP TOTAL PB TAHUN 2010-2012 PESERTA KB BARU (PB) PRIA NO PROVINSI 2010 2011 2012 PB TOTAL PENC. % PB TOTAL PENC. % PB TOTAL PENC. % 1 2 3 4 5 = 4 / 3 6 7 8 = 7 / 6 9 10 11 = 10 / 9 1 DKI 439.797 29.278 6,7 545.353 40.281 7,4 536.576 44.979 8,4 2 JABAR 1.612.950 58.596 3,6 1.705.834 67.669 4,0 1.584.957 63.383 4,0 3 JATENG 997.425 56.153 5,6 1.087.108 70.310 6,5 1.028.976 54.607 5,3 4 DIY 53.376 5.959 11,2 55.781 5.827 10,4 61.413 5.567 9,1 5 JATIM 1.171.619 49.243 4,2 1.317.768 60.927 4,6 1.257.507 55.902 4,4 6 B A L I 71.075 6.273 8,8 78.967 7.519 9,5 77.665 7.144 9,2 7 BANTEN 374.253 21.772 5,8 434.575 25.554 5,9 464.132 43.719 9,4 JB 4.720.495 227.274 4,8 5.225.386 278.087 5,3 5.011.226 275.301 5,5 8 ACEH 197.755 33.713 17,0 182.617 20.902 11,4 186.758 23.397 12,5 9 SUMUT 405.961 82.130 20,2 406.638 64.486 15,9 424.583 61.772 14,5 10 SUMBAR 146.703 24.443 16,7 165.458 19.274 11,6 166.260 24.879 15,0 11 SUMSEL 459.294 42.365 9,2 488.769 48.749 10,0 504.780 54.640 10,8 12 LAMPUNG 501.819 59.317 11,8 583.851 68.221 11,7 561.061 60.001 10,7 13 NTB 182.691 11.323 6,2 221.405 18.103 8,2 232.120 20.975 9,0 14 KALBAR 163.184 24.137 14,8 178.227 24.348 13,7 178.896 28.549 16,0 15 KALSEL 152.608 7.693 5,0 164.884 8.772 5,3 164.196 8.720 5,3 16 SULUT 102.380 12.451 12,2 128.834 13.880 10,8 107.357 12.317 11,5 17 SULSEL 342.745 49.901 14,6 385.344 50.910 13,2 381.805 50.641 13,3 18 BABEL 51.971 6.216 12,0 58.902 6.859 11,6 52.762 7.366 14,0 19 GORONTALO 50.545 4.394 8,7 54.536 4.530 8,3 59.426 5.925 10,0 20 SULBAR 48.022 11.436 23,8 57.996 13.559 23,4 58.115 13.172 22,7 LJB I 2.805.678 369.519 13,2 3.077.461 362.593 11,8 3.078.119 372.354 12,1 21 RIAU 177.053 9.837 5,6 203.845 13.939 6,8 210.480 14.411 6,8 22 JAMBI 133.206 4.496 3,4 142.499 5.750 4,0 147.572 5.742 3,9 23 BENGKULU 106.515 8.916 8,4 123.737 10.438 8,4 122.881 10.958 8,9 24 NTT 107.497 7.083 6,6 110.193 7.188 6,5 109.592 7.475 6,8 25 KALTENG 79.577 5.357 6,7 92.674 6.036 6,5 98.642 7.679 7,8 26 KALTIM 99.580 12.955 13,0 111.284 14.092 12,7 113.773 18.770 16,5 27 SULTENG 98.211 10.131 10,3 119.350 12.977 10,9 124.073 18.411 14,8 28 SULTRA 75.191 9.587 12,8 86.354 11.062 12,8 89.940 9.527 10,6 29 MALUKU 66.870 11.533 17,2 73.690 11.612 15,8 67.824 11.545 17,0 30 PAPUA 50.480 11.623 23,0 63.409 11.782 18,6 52.891 9.976 18,9 31 MALUT 38.345 3.599 9,4 47.255 4.272 9,0 48.208 4.484 9,3 32 PAPBAR 26.565 6.807 25,6 32.791 7.602 23,2 29.461 5.684 19,3 33 KEPRI 61.761 14.443 23,4 71.541 16.505 23,1 83.796 21.832 26,1 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/II/KB 1.120.851 116.367 10,4 1.278.622 133.255 10,4 1.299.133 146.494 11,3 8.647.024 713.160 8,2 9.581.469 773.935 8,1 9.388.478 794.149 8,5

LAMPIRAN 12 NO PERSENTASE PENCAPAIAN PB KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN SEJAHTERA I (KPS & KS I) TERHADAP PB TOTAL TAHUN 2010-2012 PROVINSI PESERTA KB BARU KPS & KS I 2010 2011 2012 PB TOTAL PENC. % PB TOTAL PENC. % PB TOTAL PENC. % 1 2 3 4 5 = 4 / 3 6 7 8 = 7 / 6 9 10 11 = 10 / 9 1 DKI 439.797 53.901 12,3 545.353 71.045 13,0 536.576 142.456 26,5 2 JABAR 1.612.950 947.387 58,7 1.705.834 907.573 53,2 1.584.957 784.516 49,5 3 JATENG 997.425 373.627 37,5 1.087.108 414.210 38,1 1.028.976 442.205 43,0 4 DIY 53.376 16.456 30,8 55.781 15.722 28,2 61.413 18.160 29,6 5 JATIM 1.171.619 407.391 34,8 1.317.768 498.742 37,8 1.257.507 498.181 39,6 6 B A L I 71.075 9.980 14,0 78.967 14.480 18,3 77.665 22.013 28,3 7 BANTEN 374.253 179.090 47,9 434.575 197.891 45,5 464.132 204.831 44,1 JB 4.720.495 1.987.832 42,1 5.225.386 2.119.663 40,6 5.011.226 2.112.362 42,2 8 ACEH 197.755 81.114 41,0 182.617 78.471 43,0 186.758 88.184 47,2 9 SUMUT 405.961 196.606 48,4 406.638 215.210 52,9 424.583 198.538 46,8 10 SUMBAR 146.703 72.055 49,1 165.458 87.009 52,6 166.260 74.371 44,7 11 SUMSEL 459.294 233.546 50,8 488.769 256.275 52,4 504.780 255.171 50,6 12 LAMPUNG 501.819 259.734 51,8 583.851 307.004 52,6 561.061 333.380 59,4 13 NTB 182.691 133.145 72,9 221.405 159.018 71,8 232.120 151.556 65,3 14 KALBAR 163.184 54.694 33,5 178.227 61.890 34,7 178.896 61.078 34,1 15 KALSEL 152.608 67.225 44,1 164.884 70.556 42,8 164.196 65.091 39,6 16 SULUT 102.380 30.532 29,8 128.834 47.809 37,1 107.357 44.746 41,7 17 SULSEL 342.745 103.058 30,1 385.344 151.328 39,3 381.805 151.128 39,6 18 BABEL 51.971 10.439 20,1 58.902 8.166 13,9 52.762 21.399 40,6 19 GORONTALO 50.545 22.623 44,8 54.536 33.532 61,5 59.426 28.818 48,5 20 SULBAR 48.022 33.535 69,8 57.996 38.712 66,7 58.115 44.931 77,3 LJB I 2.805.678 1.298.306 46,3 3.077.461 1.514.980 49,2 3.078.119 1.518.391 49,3 21 RIAU 177.053 44.920 25,4 203.845 65.992 32,4 210.480 88.925 42,2 22 JAMBI 133.206 53.949 40,5 142.499 51.087 35,9 147.572 60.586 41,1 23 BENGKULU 106.515 33.970 31,9 123.737 49.023 39,6 122.881 44.334 36,1 24 NTT 107.497 67.005 62,3 110.193 106.728 96,9 109.592 89.014 81,2 25 KALTENG 79.577 27.601 34,7 92.674 53.178 57,4 98.642 37.515 38,0 26 KALTIM 99.580 17.400 17,5 111.284 34.324 30,8 113.773 38.561 33,9 27 SULTENG 98.211 48.596 49,5 119.350 78.466 65,7 124.073 63.640 51,3 28 SULTRA 75.191 51.134 68,0 86.354 60.567 70,1 89.940 50.874 56,6 29 MALUKU 66.870 46.803 70,0 73.690 46.463 63,1 67.824 36.159 53,3 30 PAPUA 50.480 38.464 76,2 63.409 46.063 72,6 52.891 44.706 84,5 31 MALUT 38.345 6.631 17,3 47.255 22.677 48,0 48.208 25.822 53,6 32 PAPBAR 26.565 11.430 43,0 32.791 15.348 46,8 29.461 20.177 68,5 33 KEPRI 61.761 32.713 53,0 71.541 25.194 35,2 83.796 17.338 20,7 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/II/KB 1.120.851 480.616 42,9 1.278.622 655.110 51,2 1.299.133 617.651 47,5 8.647.024 3.766.754 43,6 9.581.469 4.289.753 44,8 9.388.478 4.248.404 45,3

LAMPIRAN 13 PERKEMBANGAN PENCAPAIAN PESERTA KB AKTIF (PA) KPS DAN KS I TAHUN 2010-2012 NO PROVINSI PENCAPAIAN 2010 2011 2012 1 2 3 4 5 1 DKI 148.226 160.203 171.766 2 JABAR 3.162.171 3.277.104 3.244.390 3 JATENG 2.373.547 2.357.506 2.397.574 4 DIY 152.211 152.560 151.254 5 JATIM 2.481.933 2.501.053 2.495.718 6 B A L I 86.144 86.619 85.116 7 BANTEN 583.565 639.011 612.114 JB 8.987.797 9.174.056 9.157.932 8 ACEH 225.447 234.855 270.046 9 SUMUT 430.138 456.890 398.013 10 SUMBAR 217.830 209.282 199.112 11 SUMSEL 545.543 512.828 531.534 12 LAMPUNG 618.222 641.330 694.403 13 NTB 456.753 495.186 505.105 14 KALBAR 222.217 231.873 146.964 15 KALSEL 196.151 183.752 201.561 16 SULUT 132.960 154.010 122.796 17 SULSEL 353.438 363.368 352.396 18 BABEL 29.456 33.607 32.301 19 GORONTALO 50.551 73.933 118.796 20 SULBAR 85.622 87.364 85.197 LJB I 3.564.328 3.678.278 3.658.224 21 RIAU 80.850 99.695 157.900 22 JAMBI 144.552 155.573 167.410 23 BENGKULU 90.206 106.393 112.325 24 NTT 286.559 351.938 383.193 25 KALTENG 284.789 108.437 103.955 26 KALTIM 46.099 61.955 72.122 27 SULTENG 197.619 229.691 233.820 28 SULTRA 176.528 188.288 183.924 29 MALUKU 107.271 127.299 114.164 30 PAPUA 91.254 99.299 110.810 31 MALUT 29.507 45.867 41.488 32 PAPBAR 34.616 31.915 32.495 33 KEPRI 133.838 150.320 57.413 LJB II TOTAL NASIONAL Sumber data : F/I/DAL 1.703.688 1.756.670 1.771.019 14.255.813 14.609.004 14.587.175

KEY PERFORMANCE INDICATOR SEKRETARIAT UTAMA KOMPONEN BIRO PERENCANAAN 1. 2. 3. BIRO KEPEGAWAIAN 1. 2. BIRO KEUANGAN DAN PENGELOLAAN BMN BIRO HUKUM, ORGANISASI DAN HUMAS 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. BIRO UMUM 1. 2. KPI Indeks kepuasan stakeholders terhadap fasilitasi Perencanaan Program dan Anggaran Persentase Kegiatan dalam RKAKL tanpa bintang Indeks kepuasan stakeholders terhadap sasaran program KKB Indeks perilaku CUK Indeks kepuasan SH terhadap pengelolaan Kepegawaian Indeks kepuasan stakeholder terhadap Laporan Keuangan. (WAJAR) Pengelolaan sarana Alkon sesuai dengan 6 tepat Indeks kepuasan Ketersediaan Sarana Aparatur sesuai standard Reformasi Birokrasi BKKBN tepat waktu Indeks kepuasan unit kerja BKKBN dan perwakilan BKKBN dalam memperoleh fasilitasi penyelesaian tata laksana Meningkatnya fasilitasi pembentukan BKKBD Kab dan Kota Indeks persepsi masyarakat terhadap BKKBN Indeks kepuasan pegawai terhadap kenyamanan lingkungan kerja Indeks kepuasan pimpinan dan pegawai terhadap pelayanan administrasi dan perkantoran

KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENDUDUK KOMPONEN DIREKTORAT PEMADUAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENDUDUK DIREKTORAT PERENCANAAN PENGENDALIAN PENDUDUK 1. 2. 1. 2. 3. KPI Tersedianya Grand Design pengendalian kuantitas penduduk dan konsep pembangunan berwawasan kependudukan Jumlah stakeholders dan mitra kerja yang menerapkan Grand Design pengendalian kuantitas penduduk dan konsep pembangunan berwawasan kependudukan. Jumlah parameter kuantitas kependudukan yang disepakati stakeholder Jumlah parameter kuantitas kependudukan yang dapat digunakan dalam kebijakan pengendalian penduduk Persentase stakeholders yang mempunyai perencanaan pengendalian penduduk yang terintegrasi ke dalam kebijakan pembangunan di sektor DIREKTORAT KERJASAMA PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN 1. 2. 3. Persentase keluarga dan masyarakat yang memahami tentang pendidikan kependudukan Persentase stakeholders yang mempunyai kebijakan pembangunan terhadap pendidikan kependudukan Jumlah peran mitra kerja yang melaksanakan pembangunan pendidikan kependudukan DIREKTORAT ANALISIS DAMPAK KEPENDUDUKAN 1. Jumlah hasil analisis dampak kependudukan yang disepakati dan dimanfaatkan oleh stakeholders.

KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI KOMPONEN DIREKTORAT PEMBINAAN KESERTAAN BERKB JALUR PEMERINTAH DIREKTORAT PEMBINAAN KESERTAAN BERKB JALUR SWASTA 1. 2. 1. 2. KPI Jumlah peserta KB baru KPS dan KS 1 sebesar 3,89 juta Jumlah pembinaan peserta KB aktif KPS dan KS 1 sebesar 12,5 juta Jumlah peserta KB baru Mandiri sebesar 3,4 juta Prosentase peserta KB aktif Mandiri sebesar 49,7% DIREKTORAT PEMBINAAN KESERTAAN BERKB JALUR KHUSUS DIREKTORAT KESEHATAN REPRODUKSI 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. Prosentase Unmet Need menurun menjadi 6,2% Jumlah peserta KB Pria (MOP) sebesar 27.570 (PPM) Prosentase KB PP dan PK yang menggunakan MKJP sebesar 20% Persentase peserta KB PP dan PK yang menggunakan MKJP sebesar 20% berdasarkan Grand Strategi KB KR Prosentase peserta JAMPERSAL yang menggunakan KB 70% berdasarkan sambutan dan arahan Kepala BKKBN pada KOBID dan KOSI Tahun 2012 Prosentase kenaikan akseptor kondom Dual Proteksi 1,5% Prosentase PUS (Calon/peserta KB IUD) yang melaksanakan papsmear/iva sebesar 2% berdasarkan Grand Design KB KR

KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN KELUARGA SEJAHTERA DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA KOMPONEN DIREKTORAT BINA KELUARGA BALITA DAN ANAK DIREKTORAT BINA KETAHANAN REMAJA DIREKTORAT BINA KETAHANAN KELUARGA LANSIA DAN RENTAN DIREKTORAT PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. KPI Persentase keluarga yang mempunyai balita dan anak menggunakan KKA Jumlah keluarga yang mempunyai balita dan anak aktif dalam kelompok kegiatan BKB Persentase PUS anggota Poktan BKB yang menjadi peserta KB Meningkatnya median Usia Kawin Pertama perempuan Jumlah keluarga yang mempunyai remaja yang memahami dan aktif dalam pembinaan ketahanan remaja Jumlah PIK Remaja/Mahasiswa yang ditumbuhkan, Jumlah PIK Remaja/Mahasiswa yang dikembangkan menjadi Tegak dan Tegar Persentase keluarga yang mempunyai lansia dan keluarga lansia yang menjadi anggota kelompok BKL Jumlah kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) yang aktif melaksanakan pembinaan lansia dan rentan Jumlah anggota kelompok yang hadir dalam pertemuan kelompok kegiatan BKL Persentase PUS anggota Kelompok UPPKS yang menjadi peserta KB mandiri Persentase PUS KPS dan KS I anggota Kelompok UPPKS yang menjadi peserta KB Jumlah Perkembangan Kelompok UPPKS

KEY PERFORMANCE INDICATOR INSPEKTORAT UTAMA komponen INSPEKTORAT KEUANGAN DAN PERBEKALAN INSPEKTORAT KETENAGAAAN DAN ADMINISTRASI UMUM INSPEKTORAT PROGRAM 1. 1. 2. 1. 2. 2. KPI Berjalannya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan baik Tidak ada temuan audit eksternal Bidang Keuangan dan Perbekalan Berjalannya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan baik Tidak ada temuan audit eksternal Bidang Ketenagaan dan Administrasi Umum Berjalannya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan baik Tidak ada temuan audit eksternal Bidang Program

KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN PELATIHAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN komponen PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEPENDUDUKAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KB DAN KS PUSAT PELATIHAN DAN KERJASAMA INTERNASIONAL KEPENDUDUKAN DAN KB 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. KPI Jumlah data dan Informasi hasil penelitian dan pengembangan Kependudukan yang selesai tepat waktu Persentase hasil litbang Kependudukan yang masuk dalam jurnal ilmiah/majalah ilmiah/prosiding/policy brief/web site Indeks Kepuasan terhadap hasil litbang Kependudukan Jumlah data dan informasi hasil penelitian dan pengembangan KB dan KS yang selesai tepat waktu Persentase hasil litbang KB dan KS yang masuk dalam jurnal ilmiah/majalah ilmiah/prosiding/policy brief/web site Indeks kepuasan terhadap hasil Penelitian dan Pengembangan KB dan KS Persentase peserta yang mengikuti pendidikan jangka panjang ke LN dengan IP >3 Jumlah pejabat/staf BKKBN yang menjadi pembicara di forum internasional Indeks Kepuasan Pimpinan Terhadap Peserta yg mengikuti Pelatihan jangka pendek & OST LN Jumlah kerjasama Internasional yg diimplementasikan dalam bentuk proyek Indeks Kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan OST Internasional di Indonesia

KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN PELATIHAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN komponen PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA 1. 2. 3. 4. 5. KPI Persentase SDM yang dilatih meningkat kompetensinya Persentase Widyaiswara yang kompeten untuk memfasilitasi Diklat Persentase Balatbang dan Balai Diklat yang memenuhi standar kediklatan Jumlah diklat dari mitra kerja yang mengintegrasikan materi program KKB Jumlah kab/kota yang memiliki kemampuan melaksanakan pelatihan program KKB

KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN ADVOKASI, PENGGERAKAN DAN INFORMASI KOMPONEN KPI DIREKTORAT ADVOKASI DAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI 1. 2. 3. 4. 5. Persentase penduduk yang pernah mendengar kampanye Program KKB dalam 3 Bulan Terakhir Jumlah Kab/Kota yang mendayagunakan media KIE Program KKB Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan Program KKB Jumlah Kecamatan yang dijangkau oleh Mupen Kab/Kota Jumlah institusi Pusat yang melaksanakan Program KKB (KIE, Pelayanan Dan Sinergitas Kebijakan KKB) DIREKTORAT BINA HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DIREKTORAT BINA LINI LAPANGAN 1. 1. 2. 3. 4. 2. 3. 4. 5. Jumlah laporan perkembangan hasil kerja sama dengan Stakeholder dan mitra kerja ( Analisis Per kuartal) Persentase MOU yang dilaksanakan Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan NSPK dan SPM Laporan RDP pada 1 minggu sebelum dan permintaan tindak lanjut pada 1 minggu sesudahnya Terlaksananya mekanisme operasional Program KKB Di tingkat lini lapangan Persentase meningkatnya PPLKB/UPTD Di Kecamatan Dan PKB/PLKB di Desa Persentase PLKB/PKB yang memenuhi Standard Kompetensi Keluarnya Perpres tentang perbaikan tunjangan fungsional penyuluh KB Persentase Meningkatnya IMP Yang Aktif Melaksanakan Program KKB

KEY PERFORMANCE INDICATOR KEDEPUTIAN ADVOKASI, PENGGERAKAN DAN INFORMASI KOMPONEN DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK 1. 2. 3. 4. KPI Ketepatan Waktu Penyediaan Data dan Informasi Ketepatan Waktu Terlaksananya RADALGRAM (Setiap Tanggal 28 ± 2 Hari) Tersedianya Laporan Kepada Eksekutif dan Legislatif (Tepat Waktu) Indeks Kepuasan Stakeholders dan Mitra Kerja terhadap Kualitas Data dan Informasi Program KKB DIREKTORAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN DOKUMENTASI 1. 2. 3. 4. Persentase berkurangnya keluhan layanan helpdesk Kecepatan pemenuhan pengembangan sistem yang telah diputuskan pimpinan Indeks kepuasan layanan TIK Indeks kepuasan pengguna layanan informasi dan dokumentasi

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PROGRAM K-KB NASIONAL 1 Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan 2 Pendataan Keluarga 3 (R/I/KS) PENGUMPULAN DATA 1. POTENSI SASARAN PROGRAM KB NASIONAL (R/I/KS & FORM MDK -Tahunan) Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi (KLINIK KB) PENGUMPULAN DATA 1. POTENSI SARANA PELKON (K/0/KB-Tahunan) 2. KEGIATAN PELKON (F/II/KB Bulanan) SUMBER DATA Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan (DALLAP) PENGUMPULAN DATA 1. POTENSI SARANA & TENAGA (K/0/Dallap Tahunan) 2. KEGIATAN DALLAP (F/I/Dallap Bulanan) 12-Apr-13

R/I/KS/05 (Foto Copy) ARUS PENCATATAN DAN PELAPORAN PENDATAAN KELUARGA BKKBN PUSAT UB MITRA KERJA DI TINGKAT PUSAT 12 Nop Rek.Prov.R/I/KS/05 BKKBN PROVINSI UB MITRA KERJA DI TK. PROPINSI 5 Nop Rek.Kab.R/I/KS/05 BUPATI/WAKO SKPD-KB KAB/KOTA UB MITRA KERJA DI TK. KAB/KOTA KETERANGAN Laporan Umpan Balik (UB) Pengumpulan Data dengan R/I/KS/05 Pengiriman R/I/KS/05 Untuk unit pengolahan Pengiriman R/I/KS/05 Hasil pengolahan R/I/KS/05 28 Okt 21 Okt PLKB/PKB 14 Okt 1 Juli 30 Sept P P K B D SUB PPKBD R T KADER KELUARGA Rek.Kec.R/I/KS/05 CAMAT Ka-UPT KB/ P-PLKB Rek.Des.R/I/KS/05 Rek.Dus.R/I/KS/05 R/I/KS/05 (Hasil Pengolahan) 16

Pelaksanaan Pendataan Keluarga dan Program Dukungan PERSIAPAN PENDATAAN PEMETAAN PELAPORAN SARASEHAN EVALUASI ANALISIS PROGRAM DUKUNGAN

INSTITUSI DI LAPANGAN INSTRUMEN SUB SISTEM R/R YANG DIGUNAKAN DATA BASIS L A P O R A N KADER PENDATA R/I/KS F/I/MDK SUB PPKBD/PPKBD REK.DUS-R/I/KS REK.DUS-R/I/KEL.PRA S-KS I Laptop (DAK) Laptop (DAK) DATABASE KELUARGA (MDK) Program Aplikasi & Server PLKB/PKB KA. UPT-KB/ P-PLKB KA. SKPD -KB/ KAB/KOTA REK.DES-R/I/KS REK.DES -R/I/KEL. PRA S-KS I REK.KEC.R/I/KS REK.KEC-R/I/KEL.PRA S-KS I REK.KAB.R/I/KS REK.KAB-R/I/KEL.PRA S-KS I

MEKANISME & INSTRUMEN PENDATAAN KELUARGA (MDK) DI TINGKAT DESA/KELURAHAN PLKB/PKB PERTEMUAN SARASEHAN PLKB/PKB KOMPILASI F/I/MDK PPKBD (Rek.Des/R/I/KS)/ (Rek.Des.R/I/Kel.Pra.S-KS.I) PPKBD (Kompilasi F/I/MDK Di Tingkat Desa/Kelurahan SUB PPKBD (Rek.Dus/R/I/KS)/ (Rek.Dus.R/I/Kel.Pra.S-KS.I) SUB PPKBD (Rek.Dus/R/I/KS)/ (Rek.Dus.R/I/Kel.Pra.S-KS.I) SUB PPKBD (Kompilasi F/I/MDK Di tingkat Dusun/RW) KADER PENDATA KADER PENDATA R/I/KS KADER (F/I/MDK) PENDATA R/I/KS (F/I/MDK) R/I/KS KADER PENDATA F/I/MDK (Formulir Pemutakhiran Data Keluarga)

SUB SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN KONTRASPSI DI TEMPAT PELAYANAN KLINIK KB 1. PUSKESMAS 2. RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAN SWASTA 3. RUMAH BERSALIN 4. DOKTER PRAKTEK SWASTA 5. BIDAN PRAKTEK SWASTA 6. APOTIK 7. POSYANDU/PUSTU/PPKBD/SUB-PPKBD

INSTITUSI DI LAPANGAAN INSTRUMEN SUB SISTEM R/R YANG DIGUNAKAN DATA BASIS KEGIATAN LAPORAN KLINIK KB SWASTA KLINIK KB PEMERINTAH K/O/KB K/I/KB K/IV/KB R/I/KB R/II/KB F/II/KB PETUGAS PENGHUBUNG F/I/PH/DBS DOKTER PRAKTEK SWASTA (B/I/DBS) BIDAN PRAKTEK SWASTA (B/I/DBS) B/I/DBS K/I/KB K/IV/KB

MEKANISME DAN INSTRUMEN PENCATATAN & PELAPORAN DI TINGKAT KECAMATAN P-PLKB/Ka-UPT-KB PERTEMUAN MINI LOKAKARYA PUSKESMAS/ KLINIK KB (F/II/KB) DOKTER PRAKTEK SWASTA (B/I/DBS) Petugas Penghubung F/I/PH/DBS BIDAN PRAKTEK SWASTA (B/I/DBS) PLKB/PKB DI DESA/ KELURAHAN (F/I/DES-DAL)

SUB SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN PENGENDALIAN LAPANGAN

INSTITUSI DI LAPANGAN INSTRUMEN R/R YANG DIGUNAKAN DATABASIS KEGIATAN LAPORAN K E C KA-UPT/P-PLKB DI KECAMATAN PIK-REMAJA K/0/KEC/DAL K/0/P-PLKB K/0/PIK-REMAJA Rakor Kec/ Buku Catatan REK.KEC.F/I/DAL STAF MEETING D PLKB/PKB DI DESA/KELURAHAN TOMA/TOGA K/0/PLKB Rakor Desa/ Buku Catatan R/I/TOMA/TOGA F/I/DAL C/I/DES/DAL E S A PPKBD SUB-PPKBD KELOMPOK KB K/0/PPKBD K/0/Sub- PPKBD K/0/Pok-KB R/I/PUS R/I/PUS R/I/PUS MEK-OPS Pertemuan Kader BKB K/0/BKB R/I/BKB C/I/BKB BKR K/0/BKR R/I/BKR C/I/BKR BKL K/0/BKL R/I/BKL C/I/BKL UPPKS K/0/UPPKS R/I/UPPKS C/I/UPPKS

MEKANISME & INSTRUMEN PELAPORAN DI TINGKAT DESA/KELURAHAN PLKB/PKB Pertemuan Kader BKB (C/1/BKB) BKR (C/1/BKR) BKL (C/1/BKL) PPKBD (R/I/PUS) UPPKS (C/1/UPPKS) SUB PPKBD (R/I/PUS) SUB PPKBD (R/I/PUS)

MEKANISME & INSTRUMEN PELAPORAN DI TINGKAT KECAMATAN PIK-Remaja K/O/PIK-Remaja P-PLKB/ KA UPT/ PETUGAS KB KECAMATAN STAF MEETING PLKB/PKB K/O/PKB R/I/Toma-Toga-Toda C/I/Des-Dal F/I/Dal PLKB/PKB K/O/PKB R/I/Toma-Toga-Toda C/I/Des-Dal F/I/Dal PLKB/PKB K/O/PKB R/I/Toma-Toga-Toda C/I/Des-Dal F/I/Dal

MEKANISME & INSTRUMEN PELAPORAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA SKPD- KB (REK.KAB.F/I/DAL) (REK-KAB.K/0/KEC-DAL) STAF MEETING P-PLKB P-PLKB (Rek.Kec.F/I/Dal) (K/0/Kec-Dal) (Rek.Kec.F/I/Dal) (K/0/Kec-Dal) P-PLKB P-PLKB (Rek.Kec.F/I/Dal) (K/0/Kec-Dal) (Rek.Kec.F/I/Dal) (K/0/Kec-Dal) P-PLKB P-PLKB (Rek.Kec.F/I/Dal) (K/0/Kec-Dal) (Rek.Kec.F/I/Dal) (K/0/Kec-Dal)

ARUS PELAPORAN F/II/KB DAN F/I/DALLAP PRA RAPAT KERJA NASIONAL BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL TAHUN 2013