I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan bank dalam sebuah negara akan memberikan dukungan. ekonomi dan hingga kondisi perbankan pada saat sekarang ini..

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. baik ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. /atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada akhir tahun 2008 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk menilai kesehatan suatu bank, di mana bank dengan kinerja yang

BAB I PENDAHULUAN. dan giro yang merupakan kewajiban bank sebab harus dikembalikan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan keuangan.perekonomian suatu negara sudah sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaaan lembaga perantara keuangan (financial intermediatery institution)

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ekonomi di Indonesia saat ini yang penuh persaingan dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi di Indonesia. Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perekonomian selalu membutuhkan jasa perbankan. Perbankan merupakan salah satu institusi keuangan yang mempunyai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kegagalan usaha (Kemendag,2013). yang dianggap penting dan mampu menopang perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. ikut terpuruk. Demikian pula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi sektor

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dikenal dengan fungsi perantara (intemediary) keuangan. Karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. Suatu lembaga yang meningkatkan perkembangan ekonomi negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial intermediary. berharga serta penanaman dana lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ikhwan Al-Shafa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran inbal jasa penjaminan oleh Pemerintah. ini dapat tercermin dari eksistens UMKM yang cukup dominan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, hal ini desebabkan beberapa bank yang beroperasi di Timor-Leste baik

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan dunia usaha di Indonesia baik disektor pertanian, perindustrian, maupun disektor perdagangan yang secara umum tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan adanya kredit yang telah disalurkan oleh bank maka masyarakat yang membutuhkan dana dapat melakukan kegiatan investasinya khususnya pada usaha sektor riil yang merupakan sektor penggerak ekonomi rakyat. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor perbankan memiliki peran strategis dalam upaya akselerasi pembangunan dan stabilitas pertumbuhan ekonomi suatu negara. Keberadaan sektor perbankan di Indonesia dilindungi oleh payung hukum Undang-undang Perbankan, yang diatur dalam Undang undang No.10 tahun 1998, Pasal 1. Undang undang tersebut memberikan pengertian bank sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Pengertian tersebut memberikan gambaran mengenai kegiatan utama bank dalam melakukan usahanya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana utama. Kemudian dana yang berhasil dihimpun tadi oleh bank disalurkan kembali dalam bentuk aktiva produktif kepada masyarakat, diantaranya berupa kredit yang bertujuan memberikan profit

bagi bank itu sendiri, sekaligus untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang pada akhirnya juga turut meningkatkan gerak roda perekonomian nasional. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu tumpuan perekonomian Indonesia. Hingga tahun 2012, tercatat sekitar 99,99 persen usaha di Indonesia adalah UMKM, sedangkan 0,01 persen lainnya tergolong sebagai usaha besar (Kementerian Koperasi dan UKM, 2012). Kontribusi UMKM terhadap perekonomian negara tidak perlu diragukan lagi. Hal ini dapat dilihat baik dalam hal penyerapan tenaga kerja maupun kontribusi secara langsung terhadap PDB nasional dimana UMKM dapat menjadi penggerak perekonomian negara. Namun faktanya UMKM masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan antara lain masalah berkaitan dengan keterbatasan modal, bahan baku, pemasaran (marketing), manajemen dan produksi, serta persaingan usaha. Hal klasik yang selalu menjadi permasalahan paling mendasar yang dihadapi UMKM adalah kendala permodalan. Untuk mengatasi permasalahan mendasar yang dihadapi UMKM tersebut diharapkan adanya peningkatan peran perbankan dalam membantu mengatasi masalah pembiayaan tersebut. Perkembangan potensi UMKM di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada UMKM. Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha mikro, kecil dan menengah yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. Berdasarkan UU tersebut, UMKM adalah usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan. Pada tahun 2012 Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan pihak perbankan untuk menyalurkan kredit UMKM 2

sebesar minimal 20% secara bertahap dari total kreditnya guna mendorong pertumbuhan sektor tersebut. Tabel.1 menyajikan perkembangan penyaluran kredit UMKM dan kredit perbankan tahun 2011-2013. Tabel 1. Perkembangan Penyaluran Kredit UMKM dan Kredit Perbankan Tahun 2011-2013 (dalam miliar rupiah) Outstanding 2011 Share 2012 Share 2013 Share Kredit UMKM 479,886.5 21,2% 552,226.1 19,9% 640,034.5 18,9% Kredit Non UMKM 1,779,975.9 78,8% 1,226,731.2 80,1% 2,742,838.4 81,1% Kredit Perbankan 2,259,862.4 100% 2,778,957.3 100% 3,382,873.4 100% Sumber: www.bi.go.id-data-kredit-umkm-desember-2013 (Data diolah) Tabel. 1 menunjukkan bahwa persentase jumlah kredit UMKM yang disalurkan perbankan secara keseluruhan selama 3 tahun terakhir belum maksimal dalam pencapaian target yang ditetapkan BI dengan tren yang menunjukkan penurunan porsi kredit UMKM dibandingkan total penyaluran kredit perbankan secara keseluruhan. Kondisi ini mencerminkan bahwa sektor UMKM belum menjadi primadona bagi kalangan perbankan untuk ditindaklanjuti dengan lebih serius. Hal ini perlu mendapat perhatian mengingat pentingnya peran UMKM bagi perekonomian nasional Indonesia yang berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 57% (Badan Kebijakan Fiskal, 2012) Salah satu bentuk fasilitas kredit yang ditawarkan kepada pelaku UMKM adalah KUR (Kredit Usaha Rakyat). KUR merupakan kredit yang diberikan bank kepada UMKM dengan fasilitas penjaminan apabila terdapat nasabah UMKM yang gagal bayar. Penjaminan ini tidak menutup seluruh kredit macet karena sebagian juga ditanggung oleh perbankan meskipun porsinya lebih kecil. Dengan 3

adanya sharing resiko tersebut lembaga perbankan menjadi semakin selektif dan menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip tersebut kurang dapat menjamin percepatan pencapaian target sasaran penerima KUR. Pemerintah tidak memberikan jaminan secara langsung tetapi melalui perusahaan penjamin kredit, dan untuk itu pemerintah mengalokasikan tambahan modal dan pembayaran jasa penjaminan setiap tahunnya. Dengan skema KUR ini diharapkan bank akan lebih meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM yang memiliki usaha yang produktif dan layak tetapi tidak memenuhi persyaratan kredit yang ditetapkan oleh bank. Namun di sisi lain Bank Indonesia (BI) memperhatikan terjadinya tren peningkatan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada kredit sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Tren peningkatan NPL sektor UMKM tersebut patut diwaspadai karena kecenderungannya sudah mencapai kisaran 3%-4% (Tribunnews.com, 2014). Tabel 2. berikut menunjukkan perbandingan perkembangan rasio kredit bermasalah (NPL) kredit UMKM pada perbankan nasional pada tahun 2011-2013. Tabel 2. Perkembangan Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Kredit UMKM pada Perbankan Nasional Tahun 2011-2013 Tahun NPL gross Kredit UMKM NPL gross Kredit Non UMKM NPL gross Kredit Perbankan 2011 3,63 1,85 2,23 2012 3,40 1,64 1,99 2013 3,40 1,46 1,82 Sumber: Statistik Perkembangan NPL Kredit UMKM Bank Indoensia, 2013 4

Secara keseluruhan terlihat bahwa dari tahun 2011 hingga 2013 NPL kredit UMKM memang lebih tinggi dari pada kredit non UMKM dan kredit perbankan secara total. Hal ini mengindikasikan bahwa kredit UMKM lebih rentan sehingga pihak perbankan perlu mewaspadai dan bersikap prudent dalam melakukan penyaluran kredit terhadap sektor ini. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di dalam perekonomian nasional, yang bersama-sama dengan pelaku ekonomi lain yaitu swasta (besar-kecil, domestik-asing) dan koperasi, merupakan pengejawantahan dari bentuk bangun demokrasi ekonomi yang harus dikembangkan secara bertahap dan berkelanjutan. Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi, keberadaan BUMN memiliki peran yang tidak kecil guna ikut mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Sampai dengan tahun 2008, terdapat 5 Bank Persero (Bank BUMN) yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara dan Bank Ekspor Indonesia. Namun pada tahun 2009, Bank Ekspor Indonesia berubah bentuk badan hukumnya menjadi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2009, sehingga per akhir Desember 2011 terdapat 4 bank BUMN yang seluruhnya telah listed (Rencana Strategis Kementerian BUMN 2012-2014). Selama ini industri perbankan di Indonesia telah memainkan peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan industri perbankan yang sangat pesat serta tingkat persaingan yang ketat dalam sektor perbankan di Indonesia menuntut para pelaku dalam industri tersebut untuk melakukan berbagai strategi dan senantiasa meningkatkan kinerjanya. Berikut disajikan beberapa 5

indikator kinerja keuangan terpilih dari kelompok bank BUMN selama tahun 2011-2013. Tabel 3. Indikator Terpilih Kinerja Keuangan Kelompok Bank BUMN Tahun 2011-2013 Tahun ROA (%) NPL Kredit Total (%) NPL gross Kredit UMKM Bank BUMN (%) 2011 12.12 2,55 4,05 2012 15.2 2,21 3,74 2013 15.48 1,90 3,40 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan Perkembangan NPL Kredit UMKM 2011-2013 Tabel 3 memperlihatkan bahwa secara keseluruhan kelompok bank BUMN telah menunjukkan kinerja keuangan yang baik selama tahun 2011-2013. Tingkat keuntungan yang tercermin dalam Return on Asset (ROA) mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama periode tahuan tersebut. Sementara dari sisi tingkat kredit macet (NPL) secara keseluruhan juga mengalami penurunan. Namun bila dicermati terlihat rasio kredit bermasalah untuk kredit UMKM terlihat relatif lebih tinggi dari NPL kredit secara total. Peningkatan rasio NPL perlu diwaspadai karena dengan semakin besarnya kredit bermasalah yang dimiliki bank maka semakin kecil kemampuan bank untuk memperoleh laba. Hal ini disebabkan karena berkurangnya pendapatan bunga yang diterima oleh bank ditambah lagi dengan biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan bank untuk mengatasi kredit bermasalah. 6

Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS BANK BADAN USAHA MILIK NEGARA DI INDONESIA. 1.2 Permasalahan Sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari pihak yang kelebihan dana dan kekurangan dana, kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (input) dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana dalam bentuk kredit (output). Terkait dengan peran tersebut sektor UMKM perlu mendapat perhatian pihak perbankan dengan memperbesar porsi penyaluran kredit UMKM sehingga pertumbuhan kredit UMKM tidak tergerus pertumbuhan kredit sektor lainnya. Di lain pihak dengan adanya anggapan masyarakat yang berasumsi bahwa kredit yang diberikan bank kepada UMKM adalah kredit yang bersubsidi, maka hal tersebut dapat memicu terjadinya kredit bermasalah. Sementara pada prakteknya pemerintah tidaklah memberikan jaminan secara langsung tetapi melalui perusahaan penjamin kredit, dan untuk itu pemerintah mengalokasikan tambahan modal dan pembayaran jasa penjaminan setiap tahunnya. Fasilitas penjaminan diberikan apabila terdapat nasabah UMKM yang gagal bayar. Penjaminan ini tidak menutup seluruh kredit macet karena sebagian juga ditanggung oleh perbankan meskipun porsinya lebih kecil. Dengan adanya sharing resiko tersebut lembaga perbankan menjadi semakin selektif dan menerapkan prinsip kehati-hatian. 7

Menurut pendapat Shapiro (1991) kinerja profitabilitas sangat tepat digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dan pengevaluasian kinerja manajemen dalam menjalankan bisnis dan produktivitasnya dalam mengelola aset-aset perusahaan secara keseluruhan seperti yang nampak pada pengembalian yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi, serta untuk mengevaluasi kinerja ekonomi dari bisnis. Secara umum profitabilitas merupakan pengukuran dari keseluruhan produktivitas dan kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan menunjukkan efisiensi dan produktivitas perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hasil akhir dari kinerja profitabilitas adalah produktivitas perusahaan. Selanjutnya yang menjadi fokus penekanan dalam penelitian ini adalah bagaimana produktivitas aset bank dalam menghasilkan laba yang tercermin dari nilai ROA bank. Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Ukuran produktivitas bank tergambar dari nilai rasio ROA dimana rasio tersebut menjelaskan seberapa efisien aset bank dimanfaatkan dan dikelola hingga menghasilkan output yang produktif sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan bank. Terjadinya peningkatan kredit bermasalah pada kredit UMKM menyebabkan peningkatan kewaspadaan dari pihak perbankan untuk memberikan pembiayaan pada sektor ini. Sehubungan dengan hal tersebut maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 8

1. Bagaimana perkembangan penyaluran kredit UMKM di bank BUMN? 2. Bagaimana perkembangan kredit UMKM bermasalah di bank BUMN? 3. Bagaimana perkembangan produktivitas (ROA) bank BUMN? 4. Bagaimana pengaruh penyaluran kredit UMKM dan kredit bermasalah terhadap produktivitas bank BUMN? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Perkembangan penyaluran kredit UMKM pada bank BUMN. 2. Perkembangan kredit UMKM bermasalah pada bank BUMN. 3. Perkembangan produktivitas (ROA) pada bank BUMN. 4. Pengaruh penyaluran kredit UMKM dan kredit UMKM bermasalah terhadap produktivitas Bank BUMN. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan mandaat baik secara teoritis maupun praktis bagi pihak manajemen bank BUMN terbuka dan kalangan akademisi. Adapun kegunaan yang diharapkan dari penilitian ini adalah: 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pengembangan ilmu manajemen dan keuangan, khususnya dalam hal penyaluran kredit dan ukuran kinerja keuangan perbankan. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi bank BUMN terbuka dalam kebijakan penyaluran kredit dan pengukuran kinerja keuangannya sebagai bahan evaluasi dan solusi untuk perbaikan kinerja dan manajemen bank di masa yang akan datang. 9