PERENCANAAN TRANSMISI SABUK DAN PULI PADA MESIN SLITTER CAPSTRIP PEMBUAT BAN MOBIL DI PT. ELANG PERDANA TYRE INDUSTRY

dokumen-dokumen yang mirip
SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

TRANSMISI RANTAI ROL

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

PERANCANGAN MESIN PENGEPRES GENTENG DENGAN UKURAN CETAK 270x360 mm SKRIPSI

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

POROS dengan BEBAN PUNTIR

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (Ο„ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS

PERENCANAAN SERTA PEMBUATAN PELAMPUNG DAN SISTEM BELT PERUBAH PUTARAN PADA PROTOTIPE TURBIN AIR TERAPUNG

BAB II LADASAN TEORI

SABUK-V. Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

DESAIN SISTEM TRANSMISI SABUK GIGI DENGAN BANTUAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG

SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM

DISAIN ALAT PENGESUT DAUN NENAS DENGAN SISTEM MEKANIS UNTUK MENGHASILKAN SERAT

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

A. Tuntutan Alat/Mesin Dari Sisi Calon Pengguna

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMECAH KEDELAI

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KACANG TANAH DENGAN KAPASITAS 400 KG/JAM

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

MESIN PERAJANG TONGKOL JAGUNG (JANGGEL) SEBAGAI BAHAN TAMBAH PAKAN TERNAK GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PARA PETERNAK DENGAN KAPASITAS

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d

BAB VI POROS DAN PASAK

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar

BAB II LANDASAN TIORI

UNJUK KERJA MOBIL MSG 01 DENGAN SISTEM TENAGA UDARA

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

KINERJA MESIN ROLL PRESS UNTUK MENGOLAH BATANG RUMPUT PAYUNG MENJADI SERAT BAHAN BAKU KOMPOSIT

Mesin Pencacah Cengkeh

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN ROUGH MAKER DIAMETER INTERNAL PIPA POLYPROPYLENE Ø 600

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam

Hopper. Lempeng Panas. Pendisribusian Tenaga. Scrubber. Media Penampung Akhir

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

Perencanaan Roda Gigi

PERENCANAAN MESIN PERAJANG DAGING AYAM DAN IKAN DENGAN KAPASITAS 76 KG/JAM

Transkripsi:

PERENCANAAN TRANSMISI SABUK DAN PULI PADA MESIN SLITTER CAPSTRIP PEMBUAT BAN MOBIL DI PT. ELANG PERDANA TYRE INDUSTRY Nama NPM Jurusan Pembimbing : Sandya Gilang Samudra : A413509 : Teknik Mesin : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN PT. Elang Perdana Tyre Industry memiliki 4 buah mesin slitter untuk memproduksi capstrip (textile yang dilapisi compound karet). Satu dari empat mesin yang ada di PT. Elang Perdana Tyre Industry dibeli dari Taiwan dengan merk SAMSON dan tiga mesin slitter lainnya adalah mesin slitter yang dibuat dan dirakit sendiri oleh mekanik dan engineer di PT. Elang Perdana Tyre Industry dan tidak pernah di buku kan. Fungsi dari mesin slitter capstrip ini yaitu memotong mother capstrip menjadi beberapa bagian dengan ukuran lebar yang sama secara horizontal memanjang dan continue sehingga menghasilkan material capstrip.

TUJUAN PENULISAN Tujuan melakukan kerja praktek dan penulisan ilmiah di PT. Elang Perdana Tyre Industry adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan transmisi sabuk dan puli untuk sabuk gilir (timing belt) pada mesin slitter capstrip.. Perencanaan transmisi sabuk dan puli untuk sabuk-v (V-belt) pada mesin slitter capstrip

Perencanaan V-Belt dan Timing Belt Mesin Slitter Capstrip V-Belt dan Timing Belt digunakan pada mesin slitter capstrip, yaitu pada bagian wind up. V-Belt digunakan untuk mentransmisikan putaran dari motor dan memutar poros transvers pada bagian wind up mesin slitter capstrip. Timing Belt digunakan untuk mentransmisikan putaran dari motor untuk memutar poros box roll pada bagian wind up mesin slitter capstrip. Pada perencanaan V-Belt dan Timing Belt akan digunakan motor reducer listrik dengan daya 1 HP dan dengan perbandingan 1:10. Kecepatan putaran motor 00 Rpm. Kecepatan putaran puli yang digerakan direncanakan 100 Rpm. Direncanakan diameter poros 5 mm untuk puli penggerak dan 30 mm untuk puli yang digerakan. Mesin slitter capstrip bekerja 4 jam.

. Flowchart Untuk Pemilihan Sabuk-V (V-Belt)

.

.

Perhitungan Perencanaan Sabuk V (V- Belt) 1. Dari kegiatan penulis selama melakukan kerja praktek di PT. Elang Perdana Tyre Industry didapat data sebagai berikut : a. Daya yang ditransmisikan b. Putaran puli penggerak P = 1 HP atau 0,74 kw c. Perbandingan transmisi 𝑖= 0 100 =, 1 n1= 00 Rpm 10 = 0 Rpm d. Jarak sumbu poros yang direncanakan C = 350 mm. Faktor koreksi Faktor koreksi dapat dilihat pada Tabel.1 (Hal 5). Untuk V-Belt diambil nilai faktor koreksi : fc = 1,4 3. Daya rencana Untuk mendapatkan daya rencana pada perencanaan V-Belt di gunakan rumus : 𝑃𝑑 = 𝑓𝑐 𝑃, maka : 𝑃𝑑 = 1,4 0,74 kw = 1,04 kw 4. Momen rencana Untuk mendapatkan harga momen rencana digunakan rumus : 𝑇 = 9,74 105 (𝑃𝑑)/𝑛), maka : 𝑇1 = 9,74 105 (1,04)/0) = 4.604,36 (kg. mm) dan 𝑇 = 9,74 105 (1,04)/100) = 10.19,6 (kg. mm) 5. Bahan poros Bahan poros yang digunakan adalah S30.C-D, maka : a. σb = 58 (kg/mm) Sf1 = 6 (untuk bahan S-C) Sf = (dengan alur pasak) (Sf = 1,3 s/d 3,0)

b.tegangan geser yang diizinkan c. Faktor koreksi bahan poros πœπ‘Ž = 𝜎𝐡 𝑆𝑓1 𝑆𝑓 Kt = 1,5 ( untuk sedikit kejutan/tumbukan) (Kt =1,0 3,0) πœπ‘Ž = 58 6 Cb = 1,5 (beban lenturan) = 4,83 (kg/mm) (Cb = 1,,3) dan (Cb= 1,0 jika tidak terjadi beban lenturan) 6. Diameter poros Untuk mendapatkan ukuran diameter poros pada puli penggerak maupun poros puli yang digerakan digunakan rumus: 𝑑𝑠 = 𝑑𝑠 = 5,1 5,1 1/3, maka : 𝑑 1 = 𝐾 𝐢 𝑇 𝑑 𝑏 𝑠 πœπ‘Ž 4.83 5,1 1,5 1,5 10.19,6 1/3 = 8,7 mm 4.83 1,5 1,5 4.604,36 1/3 =,1 mm 5 mm (baik) 30 mm (baik) 7. Pemilihan penampang sabuk-v Karena putaran n1 diketahui 0 Rpm dan Daya rencana Pd = 1,04 kw maka pada Gambar.4 pada diagram pemilihan sabuk-v (Hal : 4) penampang sabuk yang cocok untuk digunakan adalah tipe B 8. Diameter minimum puli Untuk menentukan diameter minimum puli penggerak yang cocok untuk penampang tipe B dapat dilihat pada Tabel.4 (Hal : 33) adalah dengan ukuran 145 mm 9. Diameter lingkaran puli a. Diameter lingkar jarak bagi puli dp = 145 mm, didapat dari diameter minimum puli yang dianjurkan. Dan untuk mencari diameter lingkar jarak bagi puli besar digunakan rumus : 𝐷𝑝 = 𝑑𝑝 𝑖, maka : 𝐷𝑝 = 145, = 319,3 mm

b. Diameter luar puli didapat dengan rumus : d k = d p + ( K), nilai K didapat dari Tabel. (Hal : 7) maka: d k = 145 + ( 5,5) = 156 mm dan D k = 319,3 + ( 5,5) = 330,3 mm c. Diameter naf puli dapat dicari dengan rumus : d B = 5 3 d B = 5 3,1 + 10 = 46,8 60 (mm) dan D B = 5 3 8,7 + 10 = 57,8 70 (mm) ds + 10, maka : 10. Kecepatan sabuk Kecepatan sabuk didapat dengan rumus : v = π d pn 1 3,14 145 0, maka : v = = 1,6 (m/s) 60 1000 60 1000 11. 1,6 (m/s) < 30 (m/s) (baik) 1. Jarak antara puli penggerak dan puli yang digerakan Untuk menetukan jarak antara kedua puli digunakan rumus : C d k:d k, maka : 350 156:330,3 = 106,8 (mm) 13. Pemilihan sabuk-v Dipakai tipe standar, Selanjutnya kapasitas daya transmisi dari sutau sabuk dapat dicari dengan rumus : 50 50. data P 00 0 diapat dari Tabel.5 (Hal : 34) maka : P 0 = P 0 1 + P 0 P 0 1 + P 00 03 + P 0 4 P 0 3 P 0 = 0,67 + 1,18 0,67 P 0 = 0,88 (kw) 50 + 0,07 + 0,13 0,07 50 00 00

14. Panjang keliling sabuk untuk menentukan panjang keliling sabuk digunakan rumus : 𝐿 = 𝐢 + 𝐿 = 350 + 3,14 330,3 + 145 1 4 350 πœ‹ 𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 1 4𝐢 (𝐷𝑝 𝑑𝑝 ), maka : (330,3 145) = 1470,7 (mm) 15. Nomor nominal sabuk-v didapat dari Tabel.3 (Hal : 30), maka didapat sabuk-v standar dengan No = 58 dan L =1473 mm 16. Jarak antara sumbu poros Untuk menentukan jarak sumbu poros, dicari nilai b terlebih dulu, nilai b didapat dengan rumus : 𝑏 = 𝐿 3,14 (𝐷𝑝 + 𝑑𝑝 ), maka : 𝑏 = 1473 3,14 (330,3 + 1447,6) = 1453,6 (mm) C= 𝑏: 𝑏 ;8 𝐷𝑝 ;𝑑𝑝 8, maka : C= 1453,6: 1453,6 ;8 330,3;145 8 = 351,1 (mm) 17. Sudut kontak Untuk menentukan sudut kontak digunakan rumus: πœƒ = 180 πœƒ = 180 57 330,3;145 351 = 149,9 57 𝐷𝑝 ;𝑑𝑝 𝐢, Maka : 150 Kπœƒ = 0,93 (Tabel.6 Hal : 35) 18. Jumlah sabuk 𝑃𝑑 Untuk mencari banyaknya sabuk yang digunakan didapat dengan rumus: 𝑁 = 𝑃 0 πΎπœƒ 1,04, maka: 𝑁 = 0,88 0,93 =1,6 19. Daerah penyetelan jarak poros Daerah penyetelan jarak poros didapat dari Tabel.7 (Hal : 36),maka didapat Ci = 5 mmdan Ct = 40 mm buah

Flowchart Untuk Pemilihan Sabuk Gilir (Timing Belt).

.

.

Perhitungan Perencanaan Sabuk-Gilir (Timing Belt) 1. Dari kegiatan penulis selama melakukan kerja praktek di PT. Elang Perdana Tyre Industry didapat data sebagai berikut : a. Daya yang ditransmisikan b. Putaran puli penggerak P = 1 HP atau 0,74 kw c. Perbandingan transmisi 𝑖= 0 100 =, 1 n1= 00 Rpm = 0 Rpm 10 d. Jarak sumbu poros yang direncanakan C = 350 mm. Faktor koreksi Faktor koreksi dapat dilihat pada Tabel.1 (Hal 5). Untuk V-Belt diambil nilai faktor koreksi : fc = 1, 3. Daya rencana Untuk mendapatkan daya rencana pada perencanaan V-Belt di gunakan rumus : 𝑃𝑑 = 𝑓𝑐 𝑃, maka : 𝑃𝑑 = 1, 0,74 kw = 0,89 kw 4. Momen rencana Untuk mendapatkan harga momen rencana digunakan rumus : 𝑇 = 9,74 105 (𝑃𝑑)/𝑛), maka : 𝑇1 = 9,74 105 (0,89)/0) = 3.940,3 (kg. mm) dan 𝑇 = 9,74 105 (0,89)/100) = 8.668,6 (kg. mm) 5. Bahan poros Bahan poros yang digunakan adalah S30.C-D, maka : a. σb = 58 (kg/mm) Sf1 = 6 (untuk bahan S-C) Sf = (dengan alur pasak) (Sf = 1,3 s/d 3,0)

b.tegangan geser yang diizinkan 𝜎𝐡 πœπ‘Ž = c. Faktor koreksi bahan poros Kt = 1,5 ( untuk sedikit kejutan/tumbukan) (Kt =1,0 3,0) 𝑆𝑓1π‘₯𝑆𝑓 πœπ‘Ž = 58 6 = 4,83 (kg/mm) Cb = 1,5 (beban lenturan) (Cb = 1,,3) dan (Cb= 1,0 jika tidak terjadi beban lenturan) 6. Diameter poros Untuk mendapatkan ukuran diameter poros pada puli penggerak maupun poros puli yang digerakan digunakan rumus 𝑑𝑠 = 𝑑𝑠 1 = dan 5,1 𝐾𝑑 𝐢𝑏 πœπ‘Ž 5,1 1,5 4.83 5,1 4.83 𝑑𝑠 = 𝑇 1/3, maka : 1,5 3940,3 1/3 = 1,01 mm 5 mm (baik) 1,5 1,5 8668,6 1/3 = 7,3 mm 30 mm (baik) 7. Pemilihan penampang sabuk gilir Karena putaran n1 diketahui 0 Rpm dan Daya rencana Pd = 0,89 kw maka pada Gambar.7 (Hal : 37) pada diagram pemilihan sabuk gilir penampang sabuk yang cocok untuk digunakan adalah tipe H dan didapat jarak bagi penampang H sebesar p = 1,7 (mm) 8. Jumlah gigi Untuk menentukan jumlah gigi pada puli penggerak dapat dilihat pada Tabel.9 (Hal : 39) dan untuk menentukan jumlah 𝑛 gigi pada puli yang digerakan ditentukan dengan rumus : 𝑍 = 𝑍1 𝑛1, maka : 𝑍1 = 6 0 𝑍 = 6 100 = 57, 57 9. Diameter lingkaran puli a. Diameter lingkar jarak bagi puli penggerak didapat menggunakan rumus : 𝑑𝑝 = 𝑃 𝑍1 πœ‹

dan untuk mencari diameter jarak bagi puli yang digerakan didapat mengunakan rumus : 𝐷𝑝 = 𝑑𝑝 = 1,7 6 3,14 = 105,11 (mm) 1,7 57 3,14 = 30,54 (mm) p 𝑍 πœ‹ maka: Dan 𝐷𝑝 = b. Daerah diameter diameter poros penggerak ditentukan dengan range 15 38 (mm), maka diameter poros yang direncanakan 5 mm (baik). Daerah diameter diameter poros yang digerakan ditentukan dengan range 0 40 mm maka diameter poros yang direncanakan 30 mm (baik) 5 c. Diameter naf puli dapat dicari dengan rumus :𝑑𝐡 = 3 𝑑𝑠 + 10, maka : 5 𝑑𝐡 = 3 1,01 + 10 = 45 50 (mm) Dan 5 𝐷𝐡 = 3 7,3 + 10 = 56 60 (mm) 10. Panjang keliling (dalam jumlah jarak bagi) untuk menentukan panjang keliling sabuk digunakan rumus : 𝐿𝑝 = 𝐿𝑝 = 6:57 + 350 1,7 + 𝑍1 :𝑍 𝐢 +𝑝 + (𝑍 ;𝑍1 /6,8] 𝐢/𝑝 maka : (57;6 /6,8] 350/1,7 Lp = 41,5 + 55,1 + 0,89 = 97,5 (mm) 11. Nomor nominal timing belt didapat dari Tabel.9 (Hal : 39), maka didapat hasil dengan : No = 490H dan jumlah gigi sabuk adalah L = 98

1. Jarak antara sumbu poros Untuk menentukan jarak sumbu poros, dicari nilai Cp terlebih dulu, nilai Cp didapat dengan rumus : 𝐢𝑝 = 1 4 𝐿 𝑍1 :𝑍 𝐢𝑝 = 1 4 98 6:57 + + 𝐿 𝑍1 :𝑍 98 9,86 6:57 𝑍1 𝑍 9,86, maka : 57 6 = 7,8 dan 𝐢 = 𝐢𝑝. 𝑝 𝐢 = 7,8 1,7 = 353.18 (mm) 13. Daerah penyetelan jarak poros Daerah penyetelan jarak poros didapat dari Tabel.14 (Hal : 46), maka didapat data Ci = 7 mm dan Ct = 6 mm 14. Daya yang ditransmisikan 50 Daya yang ditransmisikan persatuan lebar dapat ditentukan menggunakan rumus : π‘ƒπ‘œ = π‘ƒπ‘œ 1 + π‘ƒπ‘œ π‘ƒπ‘œ 1 00. Dari Tabel.11(Hal : 41), sabuk gilir tipe H didapat data : Z1 = 6, Po1 = 0,67 (kw) untuk 00 rpm Po = 1,35 (kw) untuk 400 rpm Maka : 50 π‘ƒπ‘œ = 0,67 + 135 0,67 00 = 0,84 (kw) 15. Sudut kontak Untuk menentukan sudut kontak digunakan rumus: πœƒ = 180 57 𝐷𝑝 ;𝑑𝑝 𝐢 maka : πœƒ = 180 57 30,54;105,15 353,18 = 159,76

16. Faktor koreksi Jumlah Gigi Terkait Untuk menentukan faktor koreksi perlu diketahui nilai JGT terlebih dahulu, untuk menentukan JGT digunakan rumus : πœƒ, maka : 360 159,76 360 = 11,53 𝐽𝐺𝑇 = 𝑍1 𝐽𝐺𝑇 = 6 11,53 > 6 jadi ft = 1,00 (diambil dari Tabel.13 (Hal : 44) 17. Faktor lebar gigi 𝑃𝑑 π‘œ 𝑓𝑑 Untuk menentukan faktor lebar gigi digunakan rumus : 𝑓𝑀 = 𝑃 0,89, maka: 𝑓𝑀 = 0,84 1 = 1,05 1 inch 18. Lebar gigi sabuk dipasaran Untuk menentukan lebar gigi sabuk gilir di pasaran dapat dilihat pada Tabel.9 (Hal : 39), maka : Wb = 1 5,4 = 5,4 (mm) 19. Lebar gigi puli Untuk menentukan lebar gigi puli digunakan rumus : π‘Šπ‘€ = π‘Šπ‘ 1,3, maka π‘Šπ‘€ = 5,4 1,3 = 33,0 mm 0. Batas lebar gigi puli Batas lebar gig puli adalah Wwlim = 35 (mm) 1. 33,0 (mm) < 35 (mm), perancangan sabuk gilir dapat diterima

Kesimpulan Untuk Perencanaan Sabuk-V (V-Belt) 1. Perancanaan V-belt untuk menggerakan poros transvers meja wind up menggunakan motor reducer listrik dengan daya 1 HP dan dengan perbandingan 1:10.. Kecepatan putaran motor 00 Rpm dan kecepatan putaran puli yang digerakan dapat mencapai 100 Rpm. 3. Kerja mesin slitter capstrip dapat mencapai 4 jam. 4. Sabuk-V (V-Belt) : Tipe sabuk-v = B standar, No: 58 dengan panjang L = 1473 (mm), jumlah sabuk = buah dengan perbandingan transimisi i =, 5. Puli : bahan poros yang digunakan adalah S30.C-D, diameter luar puli penggerak d k = 156 (mm), diameter luar puli yang digerakan D k = 330,3 (mm), lubang poros puli penggerak d s 1 = 5(mm), lubang poros puli yang digerakan d s = 30 (mm) dan jarak sumbu poros C = 351 (mm)

Kesimpulan Untuk Perencanaan Sabuk Gilir (Timing Belt) 1. Perencanaan penggunaan timing belt untuk memutar poros box roll pada bagian wind up mesin slitter capstrip. Pada perencanaan timing belt menggunakan motor reducer listrik dengan daya 1 HP dan dengan perbandingan 1:10.. Kecepatan putaran motor 00 Rpm dan kecepatan putaran puli yang digerakan dapat mencapai 100 Rpm. 3. Kerja mesin slitter capstrip dapat mencapai 4 jam. 4. Sabuk gilir (timing Belt) : Tipe sabuk gilir = H, Nomor sabuk = 490 H dengan jumlah gigi L = 98 (mm) dengan perbandingan transmisi i =, 5. Nomor puli = 6 H dan 57 H, bahan poros yang digunakan adalah S30.C-D, lebar gigi puli di pasaran W w = 5,4 (mm), lubang poros puli penggerak d s 1 = 5(mm), lubang poros puli yang digerakan d s = 30 (mm), jarak sumbu poros C = 353,18 (mm)